Pengguna anonim
Muslim bin Aqil: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Smnazem Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>E.amini Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Muslim bin Aqil''' | '''Muslim bin Aqil bin Abi Thalib''' (Bahasa Arab: {{ia|مسلم بن عقیل بن ابی طالب}} ) adalah keponakan dari [[Imam Husain As]] dan termasuk salah satu tokoh [[Islam]] yang berperan penting dalam kebangkitan melawan [[Yazid bin Muawiyah]]. Ia syahid di [[Kufah]] beberapa hari sebelum terjadinya [[Peristiwa Asyura|peristiwa Asyura]] di Karbala.<ref>Abu al-Faraj Isfahani, Maqātil al-Thālinbin, hlm. 52. </ref> | ||
Muslim adalah utusan [[Imam Husain As]] yang lebih dulu menuju [[Kufah]] untuk memastikan bahwa undangan dan ajakan penduduk Kufah untuk [[Imam Husain As]] adalah benar adanya setelah itu akan melaporkan kepada Imam Husain As kondisi dan situasi terakhir dari kota Kufah. Ia menulis surat yang melaporkan kondisi Kufah kepada Imam Husain As 27 hari sebelum wafatnya, <ref>Al-Thabari, Muhammad bin Jarir, Tarikh al-Thabari, jld. 4, hlm. 297. </ref> dan menceritakan akan persiapan penduduk Kufah untuk menyambut kedatangan [[Imam Husain As]] bersama kafilahnya. Namun melalui intervensi dan teror dari penguasa Kufah saat itu, [[Ubaidillah bin Ziyad]], membuat penduduk Kufah berada dalam ketakutan sehingga mencabut dukungan mereka kepada Muslim bin Aqil. Tidak lama, Muslim bin Aqil berhasil ditangkap dan akhirnya dibunuh pada [[hari Arafah]]<ref>1. hlm. 593. </ref> tahun 60 H oleh kaki tangan [[Ibn Ziyad]]. | Muslim adalah utusan [[Imam Husain As]] yang lebih dulu menuju [[Kufah]] untuk memastikan bahwa undangan dan ajakan penduduk Kufah untuk [[Imam Husain As]] adalah benar adanya setelah itu akan melaporkan kepada Imam Husain As kondisi dan situasi terakhir dari kota Kufah. Ia menulis surat yang melaporkan kondisi Kufah kepada Imam Husain As 27 hari sebelum wafatnya, <ref>Al-Thabari, Muhammad bin Jarir, Tarikh al-Thabari, jld. 4, hlm. 297. </ref> dan menceritakan akan persiapan penduduk Kufah untuk menyambut kedatangan [[Imam Husain As]] bersama kafilahnya. Namun melalui intervensi dan teror dari penguasa Kufah saat itu, [[Ubaidillah bin Ziyad]], membuat penduduk Kufah berada dalam ketakutan sehingga mencabut dukungan mereka kepada Muslim bin Aqil. Tidak lama, Muslim bin Aqil berhasil ditangkap dan akhirnya dibunuh pada [[hari Arafah]]<ref>1. hlm. 593. </ref> tahun 60 H oleh kaki tangan [[Ibn Ziyad]]. | ||
Baris 5: | Baris 5: | ||
==Nasab, Hari Kelahiran dan Kesyahidannya== | ==Nasab, Hari Kelahiran dan Kesyahidannya== | ||
Hari kelahiran Muslim bin Aqil tidak dapat dipastikan, namun sebagian sejarahwan menyebutkan ketika ia mencapai syahadahnya pada hari kesembilan [[Dzulhijjah]] tahun 60 H di [[Kufah]], usianya sekitar 28 tahun. <ref>Syahidi, Sayid | Hari kelahiran Muslim bin Aqil tidak dapat dipastikan, namun sebagian sejarahwan menyebutkan ketika ia mencapai syahadahnya pada hari kesembilan [[Dzulhijjah]] tahun 60 H di [[Kufah]], usianya sekitar 28 tahun. <ref>Syahidi, Sayid Ja'far, Qiyām Husain As, Teheran, Daftar Nasyr Farhanggi Islami, 1380, hlm. 122. </ref> Ayahnya adalah [[Aqil]], putera dari [[Abu Thalib]] <ref>Ibn Abdul Bar, al-Isti'āb, jld. 3, hlm. 1079. </ref> yang dikenal sebagai paling fasihnya orang Arab <ref>Ibn Abdul Bar, all-Istidzkār, jld. 8, hlm. 249. </ref> dari suku [[Qurasy]]. | ||
Ibunya adalah seorang budak yang dibeli oleh Aqil di kota [[Syam]]. <ref>Abu al-Faraj Isfahani, Maqātil al-Thālibin, hlm. 52. </ref> Baladzuri menyebutkan namanya adalah Haliyah. <ref>Al-Balādzuri, Insāb al-Asyrāf, jld. 3, hlm. 224. </ref> | Ibunya adalah seorang budak yang dibeli oleh Aqil di kota [[Syam]]. <ref>Abu al-Faraj Isfahani, Maqātil al-Thālibin, hlm. 52. </ref> Baladzuri menyebutkan namanya adalah Haliyah. <ref>Al-Balādzuri, Insāb al-Asyrāf, jld. 3, hlm. 224. </ref> | ||
Baris 18: | Baris 18: | ||
Thabari pada tempat yang lain menyebutkan, pembunuh Abdullah adalah Zaid bin Raqad, yang kemudian hari dibunuh atas perintah [[Mukhtar]]. <ref>Thabari, jld. 4, hlm. 534. </ref> | Thabari pada tempat yang lain menyebutkan, pembunuh Abdullah adalah Zaid bin Raqad, yang kemudian hari dibunuh atas perintah [[Mukhtar]]. <ref>Thabari, jld. 4, hlm. 534. </ref> | ||
Qadhi | Qadhi Nu'man al-Maghribi juga meyakini keberadaan Abdullah bin Muslim, dan menyebut ibunya bernama Ruqayyah binti Ali. Ia juga menegaskan bahwa Abdullah syahid di [[Karbala]] dan pembunuhnya bernama Amru bin Shabih <ref>Al-Qadhi al-Nu'man al-Maghribi, Syarah al-Akbhār, jld. 3, hlm. 195. </ref> Syaikh Thusi juga membenarkan pendapat tersebut.<ref>Rijāl al-Thusi, hlm. 103. </ref> | ||
Sementara Baladzuri meyakini bahwa pembunuh Abdullah bin Muslim bernama Zaid bin Raqad al-Junubi yang memanah tepat dijidatnya yang menyebabkan kesyahidannya di Karbala. <ref>Al-Baladzuri, Insāb al-Asyrāf, jld. 6, hlm. 407-408. </ref> Meski demikian di tempat yang lain, Baladzuri menyebutkan kemungkinan pembunuhnya bernama Amru bin Shabih al-Shaidawi, dengan proses kesyahidan yang sama. <ref>Al-Baladzuri, Insāb al-Asyrāf, jld. 3, hlm. 200. </ref> | Sementara Baladzuri meyakini bahwa pembunuh Abdullah bin Muslim bernama Zaid bin Raqad al-Junubi yang memanah tepat dijidatnya yang menyebabkan kesyahidannya di Karbala. <ref>Al-Baladzuri, Insāb al-Asyrāf, jld. 6, hlm. 407-408. </ref> Meski demikian di tempat yang lain, Baladzuri menyebutkan kemungkinan pembunuhnya bernama Amru bin Shabih al-Shaidawi, dengan proses kesyahidan yang sama. <ref>Al-Baladzuri, Insāb al-Asyrāf, jld. 3, hlm. 200. </ref> | ||
Dzahabi menuliskan, Muslim bin Aqil memiliki dua putera, Abdullah dan Abdurrahman. Keduanya turut gugur bersama para syuhada lainnya di padang Karbala. <ref>Al-Dzahabi, Siyar | Dzahabi menuliskan, Muslim bin Aqil memiliki dua putera, Abdullah dan Abdurrahman. Keduanya turut gugur bersama para syuhada lainnya di padang Karbala. <ref>Al-Dzahabi, Siyar A'lām al-Nubalā, jld. 3, hlm. 320. </ref> | ||
Ibn Makula memberikan catatan bahwa Muslim bin Aqil juga memiliki puteri bernama Ummu Hamidah, yang kemudian menikah dengan Abdullah bin Muhammad bin Aqil bin Abi Thalib, dan melahirkan seorang putera bernama Muhammad. <ref>Ibnu Makula, Ikmāl al-Kamāl, jld. 6, hlm. 235. </ref> Pada sebagian literature lainnya menyebutkan puteri Muslim bin Aqil tersebut bernama Hamidah. <ref>Ibnu ‘Anabah, ‘Umdah al-Thālib, hlm. 32. </ref> | Ibn Makula memberikan catatan bahwa Muslim bin Aqil juga memiliki puteri bernama Ummu Hamidah, yang kemudian menikah dengan Abdullah bin Muhammad bin Aqil bin Abi Thalib, dan melahirkan seorang putera bernama Muhammad. <ref>Ibnu Makula, Ikmāl al-Kamāl, jld. 6, hlm. 235. </ref> Pada sebagian literature lainnya menyebutkan puteri Muslim bin Aqil tersebut bernama Hamidah. <ref>Ibnu ‘Anabah, ‘Umdah al-Thālib, hlm. 32. </ref> | ||
[[Thabarsi]] menulis, “Ruqayyah binti Ali bin Abi Thalib As adalah istri Muslim bin Aqil yang melahirkan putera-putera bernama Abdullah, yang syahid di Karbala, Ali dan Muhammad.<ref>Al-Thabarsi, | [[Thabarsi]] menulis, “Ruqayyah binti Ali bin Abi Thalib As adalah istri Muslim bin Aqil yang melahirkan putera-putera bernama Abdullah, yang syahid di Karbala, Ali dan Muhammad.<ref>Al-Thabarsi, I'lām al-Wara bi ‘Alām al-Huda, jld. 1, hlm. 397. </ref> | ||
[[Ibnu Qutaibah]] berkenaan dengan keturunan Muslim bin Aqil menulis, “Abdulllah dan Ali –yang ibunya bernama Ruqayyah binti Ali bin Abi Thalib-, Muslim bin Muslim dan Abdul Aziz.<ref>Ibnu Qutaibah, al- | [[Ibnu Qutaibah]] berkenaan dengan keturunan Muslim bin Aqil menulis, “Abdulllah dan Ali –yang ibunya bernama Ruqayyah binti Ali bin Abi Thalib-, Muslim bin Muslim dan Abdul Aziz.<ref>Ibnu Qutaibah, al-Ma'ārif, hlm. 204. </ref> Untuk kedua puteranya yang terakhir ini, Ibnu Qutaibah tidak menuliskan mengenai ibunya. | ||
Baladzuri menulis bahwa keturunan Muslim bin Aqil adalah, “Abdullah dan Ali yang ibunya adalah Ruqayyah binti Ali bin Abi Thalib As. Muslim bin Muslim yang ibunya berasal dari Thaifah bani ‘Amir bin | Baladzuri menulis bahwa keturunan Muslim bin Aqil adalah, “Abdullah dan Ali yang ibunya adalah Ruqayyah binti Ali bin Abi Thalib As. Muslim bin Muslim yang ibunya berasal dari Thaifah bani ‘Amir bin Sha'sha'a, Abdullah yang ibunya seorang mantan budak dan Muhammad.” Yang terakhir ini, Baladzuri tidak menuliskan apa-apa mengenai ibunya. <ref>Al-Baladzuri, Insāb al-Asyrāf, jld. 2, hlm. 70-71. </ref> | ||
Baladzuri berpendapat nama ibu dari Ruqayya adalah Shahba. Ia menulis, “Dia adalah Ummu Habiba binti Habib bin Bajuiz Taghlabi yang berasal dari daerah ‘Ain al Tamr.” Baladzuri menambahkan, “Ruqayya menikah dengan Muslim bin Aqil bin Abi Thalib.” <ref>Al-Baladzuri, Insāb al-Asyrāf, jld. 2, hlm. 192. </ref> | Baladzuri berpendapat nama ibu dari Ruqayya adalah Shahba. Ia menulis, “Dia adalah Ummu Habiba binti Habib bin Bajuiz Taghlabi yang berasal dari daerah ‘Ain al Tamr.” Baladzuri menambahkan, “Ruqayya menikah dengan Muslim bin Aqil bin Abi Thalib.” <ref>Al-Baladzuri, Insāb al-Asyrāf, jld. 2, hlm. 192. </ref> | ||
Baris 38: | Baris 38: | ||
Sewaktu [[Imam Husain]] keluar dari [[Madinah]] menuju [[Mekah]], Muslim bin Aqil adalah salah seorang yang menemaninya. Dengan banyaknya surat dari warga Kufah yang sampai kepada Imam Husain As sebagai bentuk dukungannya kepada Imam, ia mengutus Muslim bin Aqil ke Kufah untuk melihat situasinya dan memastikan dukungan tersebut adalah sesuatu yang benar adanya. Muslim bin Aqilpun bergerak menuju Kufah atas perintah sang Imam. <ref>Ibnu Qutaibah al-Dainuri, al-Akhbār al-Thawāl, hlm. 230. </ref> Dalam literatur sejarah disebutkan, bersama Muslim ikut Qais bin Mashar, Shaidawi, Ammarah bin Abdul Saluli dan Abdurrahman bin Abdullah Arhabi. Mereka diminta jika melihat bahwa warga Kufah konsisten terhadap pilihan mereka mendukung Imam Husain As dan akan memberikan pembelaan, sebagaimana yang mereka tuliskan dalam surat-surat mereka, agar segera menyampaikan kabarnya kepada Imam Husain As. <ref>Al-Mufid, al-Arsyād, hlm. 295-297; terjemahan Arsyād, hlm. 339-342. </ref> | Sewaktu [[Imam Husain]] keluar dari [[Madinah]] menuju [[Mekah]], Muslim bin Aqil adalah salah seorang yang menemaninya. Dengan banyaknya surat dari warga Kufah yang sampai kepada Imam Husain As sebagai bentuk dukungannya kepada Imam, ia mengutus Muslim bin Aqil ke Kufah untuk melihat situasinya dan memastikan dukungan tersebut adalah sesuatu yang benar adanya. Muslim bin Aqilpun bergerak menuju Kufah atas perintah sang Imam. <ref>Ibnu Qutaibah al-Dainuri, al-Akhbār al-Thawāl, hlm. 230. </ref> Dalam literatur sejarah disebutkan, bersama Muslim ikut Qais bin Mashar, Shaidawi, Ammarah bin Abdul Saluli dan Abdurrahman bin Abdullah Arhabi. Mereka diminta jika melihat bahwa warga Kufah konsisten terhadap pilihan mereka mendukung Imam Husain As dan akan memberikan pembelaan, sebagaimana yang mereka tuliskan dalam surat-surat mereka, agar segera menyampaikan kabarnya kepada Imam Husain As. <ref>Al-Mufid, al-Arsyād, hlm. 295-297; terjemahan Arsyād, hlm. 339-342. </ref> | ||
Setiba Muslim bin Aqil di Kufah, ia menetap di kediaman Mukhtar bin Abi Ubaidah. Warga Kufah yang mengetahui keberadaannya di rumah tersebut, berdatangan untuk mendengarkan surat Imam Husain As dibacakan oleh Muslim bin Aqil. <ref>Ibnu Qutaibah al-Dainuri, al-Akhbār al-Thawāl, hlm. 231. </ref> Catatan lain menyebutkan, bahwa rumah yang ditempati Muslim bin Aqil di Kufah adalah kediaman ‘Ausajah, sebagaimana yang ditulis oleh | Setiba Muslim bin Aqil di Kufah, ia menetap di kediaman Mukhtar bin Abi Ubaidah. Warga Kufah yang mengetahui keberadaannya di rumah tersebut, berdatangan untuk mendengarkan surat Imam Husain As dibacakan oleh Muslim bin Aqil. <ref>Ibnu Qutaibah al-Dainuri, al-Akhbār al-Thawāl, hlm. 231. </ref> Catatan lain menyebutkan, bahwa rumah yang ditempati Muslim bin Aqil di Kufah adalah kediaman ‘Ausajah, sebagaimana yang ditulis oleh Mas'udi <ref>Al-Mas'udi, Marwaj al-Dzahab wa Ma'ādin al-Jauhar, jld. 3, hlm. 54. </ref> dan Ibnu Jauzi juga meyakini hal yang sama dengan menulis, Muslim bin Aqil tinggal dirumah seseorang yang bernama Ibn ‘Ausajah selama menetap sementara di Kufah. <ref>Ibnu al-Jauzi, al-Muntadzam fi Tarikh al-Umum wa al-Muluk, jld. 5, hlm. 325. </ref> | ||
Ibnu ‘Asakir menulis, “Di Kufah 12 ribu orang menyatakan baiatnya kepada Imam Husain As melalui kesaksian Muslim bin Aqil.” <ref>Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damsyik, jld. 14, hlm. 213. </ref> Sebagian sejarahwan lainnya menyebutkan jumlah total warga Kufah yang berbaiat sebanyak 18 ribu orang <ref>Ibnu Qutaibah al-Dainuri, al-Akhbār al-Thawāl, hlm. 235. </ref> dan sebagian lagi menyebutkan lebih dari 30 ribu orang. <ref>Ibnu Qutaibah al-Dainuri, al-Imamāh wa Siyāsah, jld. 2, hlm. 8. </ref> | Ibnu ‘Asakir menulis, “Di Kufah 12 ribu orang menyatakan baiatnya kepada Imam Husain As melalui kesaksian Muslim bin Aqil.” <ref>Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damsyik, jld. 14, hlm. 213. </ref> Sebagian sejarahwan lainnya menyebutkan jumlah total warga Kufah yang berbaiat sebanyak 18 ribu orang <ref>Ibnu Qutaibah al-Dainuri, al-Akhbār al-Thawāl, hlm. 235. </ref> dan sebagian lagi menyebutkan lebih dari 30 ribu orang. <ref>Ibnu Qutaibah al-Dainuri, al-Imamāh wa Siyāsah, jld. 2, hlm. 8. </ref> | ||
Dengan banyaknya dari warga Kufah yang menyatakan baiatnya kepada Imam Husain As dan menyambut kedatangan Muslim bin Aqil dengan antusias, membuat mata-mata kerajaan menyampaikan hal tersebut kepada Yazid bin Muawiyah sambil menyebutkan bahwa | Dengan banyaknya dari warga Kufah yang menyatakan baiatnya kepada Imam Husain As dan menyambut kedatangan Muslim bin Aqil dengan antusias, membuat mata-mata kerajaan menyampaikan hal tersebut kepada Yazid bin Muawiyah sambil menyebutkan bahwa Nu'man bin Basyir lemah sebagai penguasa Kufah, sehingga harus diganti dengan yang lain yang lebih mampu meredam suasana yang mengkhawatirkan bagi kekuasaan Yazid. Atas laporan tersebut, Yazid menurunkan Nu'man bin Basyir sebagai gubernur Kufah dan mengangkat [[Ubaidillah bin Ziyad]], gubernur [[Basrah]] saat itu, sekaligus sebagai penguasa di Kufah.<ref>Ibnu Qutaibah al-Dainuri, ''al-Akhbār al-Thiwāl'', hlm. 231. </ref> | ||
Dengan datangnya Ubaidillah bin Ziyad di Kufah, Muslim bin Aqil meninggalkan rumah Mukhtar dan menetap di rumah [[Hani bin ‘Urwah]], salah seorang pembesar Kufah. Seberapapun usaha Muslim bin Aqil tetap melakukan kontak dengan Syiah meski dalam keadaan sembunyi-sembunyi, namun mata-mata [[Ubaidillah bin Ziyad]] mampu mengetahuinya, termasuk tempat persembunyian Muslim bin Aqil. Tidak lama, Hani bin ‘Urwah ditangkap dan dipaksa untuk menyerahkan Muslim bin Aqil. | Dengan datangnya Ubaidillah bin Ziyad di Kufah, Muslim bin Aqil meninggalkan rumah Mukhtar dan menetap di rumah [[Hani bin ‘Urwah]], salah seorang pembesar Kufah. Seberapapun usaha Muslim bin Aqil tetap melakukan kontak dengan Syiah meski dalam keadaan sembunyi-sembunyi, namun mata-mata [[Ubaidillah bin Ziyad]] mampu mengetahuinya, termasuk tempat persembunyian Muslim bin Aqil. Tidak lama, Hani bin ‘Urwah ditangkap dan dipaksa untuk menyerahkan Muslim bin Aqil. | ||
Baris 50: | Baris 50: | ||
Melihat keadaan tersbeut, Ubadillah mengumpulkan para pembesar Kufah dan menghendaki masing-masing mereka mengingatkan kabilahnya, bahwa jika kondisi tersebut dibiarkan, pasukan Yazid bin Muawiyah akan menyerang Kufah dan akan membawa bencana bagi seluruh warga kota tersebut. | Melihat keadaan tersbeut, Ubadillah mengumpulkan para pembesar Kufah dan menghendaki masing-masing mereka mengingatkan kabilahnya, bahwa jika kondisi tersebut dibiarkan, pasukan Yazid bin Muawiyah akan menyerang Kufah dan akan membawa bencana bagi seluruh warga kota tersebut. | ||
Para pembesar tersebut pun mengingatkan kabilahnya masing-masing. Taktik tersebut berhasil sebab menyebabkan pendukung Muslim bin Aqil mulai berpecah belah, sampai jumlahnya berkurang drastis. Pada akhirnya, Muslim bin Aqil benar-benar sendiri bahkan rumah untuk tempat dia menginappun tidak ada. Suatu malam, seorang perempuan bernama | Para pembesar tersebut pun mengingatkan kabilahnya masing-masing. Taktik tersebut berhasil sebab menyebabkan pendukung Muslim bin Aqil mulai berpecah belah, sampai jumlahnya berkurang drastis. Pada akhirnya, Muslim bin Aqil benar-benar sendiri bahkan rumah untuk tempat dia menginappun tidak ada. Suatu malam, seorang perempuan bernama Thau'ah, melihat seorang pria beristrahat di depan rumahnya. Iapun membawakan air minum untuk pria malang itu. Thau'ah kemudian mengenalinya sebagai Muslim bin Aqil, dan memintanya beristrahat di dalam rumah. Anak laki-laki perempuan tersebut melihat kejadian tersebut, dan keesokan harinya, ia melaporkan kepada Abdurrahman bin Muhammad bin Asy'ab akan keberadaan Muslim bin Aqil dirumahnya. Atas perintah Ibnu Ziyad, Muhammad bin Asy'ab bersama 70 orang lainnya berhasil menangkap Muslim bin Aqil dan bermaksud membawanya ke istana. | ||
Pasca penangkapan, Muhammad bin | Pasca penangkapan, Muhammad bin Asy'ab berkata kepada Muslim, jika Muslim menyerah dan bersedia bekerjasama untuk dihadapkan dengan Ibnu Ziyad maka keselamatan nyawanya akan dijaminnya. Muslim bin Aqil pun bersedia dipertemukan dengan Ibnu Ziyad. Namun atas perintah Ibnu Ziyad, Muslim bin Aqil diminta dibawa ke atas istana, dan dihukum mati ditempat tersebut. <ref>Al-Mufid, al-Arsyād, hlm. 53-63. </ref> | ||
Pasca kesyahidan Muslim bin Aqil, Ibnu Ziyad juga memerintahkan untuk membunuh [[Hani bin ‘Urwah]]. Kepala kedua orang tersebut yang telah dipisahkan dari tubuhnya, kemudian dibawa ke Syam untuk diperlihatkan kepada [[Yazid bin Muawiyah]].<ref>Ibnu | Pasca kesyahidan Muslim bin Aqil, Ibnu Ziyad juga memerintahkan untuk membunuh [[Hani bin ‘Urwah]]. Kepala kedua orang tersebut yang telah dipisahkan dari tubuhnya, kemudian dibawa ke Syam untuk diperlihatkan kepada [[Yazid bin Muawiyah]].<ref>Ibnu A'tzam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 62. </ref> | ||
==Catatan Kaki== | ==Catatan Kaki== | ||
{{Catatan Kaki}} | |||
==Daftar Pustaka== | ==Daftar Pustaka== | ||
{{referensi}} | |||
*Ibnu | *Ibnu A'dzham al-Kufi, al-Futuh, jld. 5, riset: Ali Syiri, Beirut: Dar al-Adhwa, 1411 H. | ||
*Al-Amin, al-Sayid Muhsin, A'yān al- | *Al-Amin, al-Sayid Muhsin, A'yān al-Syi'ah, jld 1, riset: Hasan al-Amin, Beirut, Dar al-Ta'rif lil Mathbuat. | ||
*Al-Baladzuri, Ahmad bin Yahya bin Jabi, Insāb al-Asyrāf, jld. 2, riset: al-Syaikh Muhammad Baqir *Mahmudin, Muassasah al-‘Ilmi lil | *Al-Baladzuri, Ahmad bin Yahya bin Jabi, Insāb al-Asyrāf, jld. 2, riset: al-Syaikh Muhammad Baqir *Mahmudin, Muassasah al-‘Ilmi lil Mathbu'at, 1394 H/1974 M. | ||
*Ibnu Habban, al-Tsiqāt, jld. 5, Muassasah al-Kutub al-Tsaqāfiyah, 1393 H. | *Ibnu Habban, al-Tsiqāt, jld. 5, Muassasah al-Kutub al-Tsaqāfiyah, 1393 H. | ||
*Ibnu al-Jauzi, al-Muntazham fi Tārikh al-Umum wa al-Muluk, jld. 5, riset: Muhammad Abdul Qadir ‘Atha dan Musthafa Abdul Qadir ‘Atha, Beirut, Dar al-Kutub al-‘Ilmiah, 1412 H/1992 M. | *Ibnu al-Jauzi, al-Muntazham fi Tārikh al-Umum wa al-Muluk, jld. 5, riset: Muhammad Abdul Qadir ‘Atha dan Musthafa Abdul Qadir ‘Atha, Beirut, Dar al-Kutub al-‘Ilmiah, 1412 H/1992 M. | ||
*Ibnu Abd al-Bar, al-Istidzkār, jld. 8, riset: Salim Muhammad ‘Atha, Muhammad Ali | *Ibnu Abd al-Bar, al-Istidzkār, jld. 8, riset: Salim Muhammad ‘Atha, Muhammad Ali Ma'udh, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2000 M. | ||
*Ibnu Abd al-Bar, al- | *Ibnu Abd al-Bar, al-Isti'āb, jld. 3, riset: Ali Muhammad al-Bajawi, Beirut: Dar al-Jabal, 1412 H/1992 M. | ||
*Ibnu Asakir, Tārikh Madinah Dimasyq, jld. 14, riset: Ali Syiri, Beirut: Dar al-Fikr lil | *Ibnu Asakir, Tārikh Madinah Dimasyq, jld. 14, riset: Ali Syiri, Beirut: Dar al-Fikr lil Thabz'a wa al-Nasyr wa al-Tauzi', 1415 H. | ||
*Ibnu ‘Anabah Husna Daudi, Jamāl al-Din Ahmad bin Ali, ‘Umdah al-Thālib fi Insāb Al Abi Thalib, Anshariyan, Qom, 1417 H. | *Ibnu ‘Anabah Husna Daudi, Jamāl al-Din Ahmad bin Ali, ‘Umdah al-Thālib fi Insāb Al Abi Thalib, Anshariyan, Qom, 1417 H. | ||
*Ibnu Qutaibah al-Dainuri, al-Akhbār al-Thiwāl, riset: Abdul | *Ibnu Qutaibah al-Dainuri, al-Akhbār al-Thiwāl, riset: Abdul Man'am ‘Amir, Kairo: Dar Ahya al-Kutub al-Arabi. | ||
*Ibnu Qutaibah al-Dainuri, al-Imāmah wa al-Siyasah, riset: Ali Syiri, Qom, Intisyarat Syarif al-Radhi, 1413 H. | *Ibnu Qutaibah al-Dainuri, al-Imāmah wa al-Siyasah, riset: Ali Syiri, Qom, Intisyarat Syarif al-Radhi, 1413 H. | ||
*Ibnu Qutaibah al-Dainuri, al- | *Ibnu Qutaibah al-Dainuri, al-Ma'ārif, riset: Dr. Tsarwat ‘Akasya, Kairo: Dar al-Ma'arif Mishri, 1969 M. | ||
*Ibnu Makula, Ikmāl al-Kamāl, jld. 6, Dar Ihya al-Turats al-Arabi. | *Ibnu Makula, Ikmāl al-Kamāl, jld. 6, Dar Ihya al-Turats al-Arabi. | ||
*Abu al-Faraj Isfahani, Maqātil al-Thālibin, riset: Kadzhim al-Mudzaffar, Najaf, Mansyurat al-Maktabah al-Haidariyah, 1385 H/1965 M. | *Abu al-Faraj Isfahani, Maqātil al-Thālibin, riset: Kadzhim al-Mudzaffar, Najaf, Mansyurat al-Maktabah al-Haidariyah, 1385 H/1965 M. | ||
*Isfahani, Abu al-Faraj Ali bin Husain, Farshand_e Abu Thalib, terj. Jawad Fadhil, Teheran, Kitab Furusyi Ali Akbat ‘Ilmi, 1339 S. | *Isfahani, Abu al-Faraj Ali bin Husain, Farshand_e Abu Thalib, terj. Jawad Fadhil, Teheran, Kitab Furusyi Ali Akbat ‘Ilmi, 1339 S. | ||
*Al-Dzahabi, Siyar al-Nubalā, jld. 3, riset: Muhammad | *Al-Dzahabi, Siyar al-Nubalā, jld. 3, riset: Muhammad Na'im al-‘Arqaswasi, Mamun Shagerci, Beirut: Muassasah al-Risalah, 1413 H. | ||
*Al-Sayid al-Baraqi, Tārikh al-Kufah, riset: Majid Ahmad al-‘Athiyah, Intisyarat al-Maktabah al-Haidariyah, 14124 H, tanpa kota. | *Al-Sayid al-Baraqi, Tārikh al-Kufah, riset: Majid Ahmad al-‘Athiyah, Intisyarat al-Maktabah al-Haidariyah, 14124 H, tanpa kota. | ||
*Al-Shaduq, al-Amali, Qom: Markaz al- | *Al-Shaduq, al-Amali, Qom: Markaz al-Thaba'at wa al-Nasyr fi Muassasah al-Bitsah, 1417 H. | ||
*Al-Thabarsi, | *Al-Thabarsi, A'lām al-Wara bi ‘Alām al-Huda, jld. 1, Qom: Muassasah Ali al-Bait As li Ahya al-Turats, 1417 H. | ||
*Rijāl al-Thusi, riset: Jawad al-Qayyumi al-Isfahani, Qom: Muassasah al-Nasyr al-Islami, 1415 H. | *Rijāl al-Thusi, riset: Jawad al-Qayyumi al-Isfahani, Qom: Muassasah al-Nasyr al-Islami, 1415 H. | ||
*Al-Qadhi al- | *Al-Qadhi al-Nu'man al-Maghribi, Syarah al-Akhbār, jld. 3, riset: al-Sayid Muhammad al-Husaini al-Jalali, Qom: Muassasah al-Nasyr al-Islami, tanpa tahun. | ||
*Al-Mufid, al-Irsyād, riset: Muassasah Ali Al-Bait As li Tahqiq al-Turats, Beirut: Dar al-Mufid, 1414 H/1993 M. | *Al-Mufid, al-Irsyād, riset: Muassasah Ali Al-Bait As li Tahqiq al-Turats, Beirut: Dar al-Mufid, 1414 H/1993 M. | ||
*Al- | *Al-Mas'udi, Muruj al-Dzahab wa Ma'ādin al-Jawahir, jld. 3, Qom: Mansyurat Dar al-Hijrah, 1404 H/1363 S/1984 M. | ||
{{akhir}} | |||