Pengguna anonim
Madinah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Diding Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Diding Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 7: | Baris 7: | ||
==Penduduk Madinah | ==Penduduk Madinah Pra Islam== | ||
Sebelum munculnya Islam, dua etnis Arab dan Yahudi hidup di kota Yatsrib. Etnis Yahudi terdiri dari Bani Qainuqa’, Bani Nadhir dan Bani Quraizhah yang pernah tinggal di bagian selatan dan tenggara.<ref>Al-Anshari, ''Atsar al-Madinah al-Munawwarah'', hlm. 210.</ref> Etnis Arab terdiri dari dua suku, Khazraj dan Aus. Dahulu suku Khazraj tiga kali lebih banyak dari suku Aus dan hidup di wilayah pusat kota Madinah. | Sebelum munculnya Islam, dua etnis Arab dan Yahudi hidup di kota Yatsrib. Etnis Yahudi terdiri dari Bani Qainuqa’, Bani Nadhir dan Bani Quraizhah yang pernah tinggal di bagian selatan dan tenggara.<ref>Al-Anshari, ''Atsar al-Madinah al-Munawwarah'', hlm. 210.</ref> Etnis Arab terdiri dari dua suku, Khazraj dan Aus. Dahulu suku Khazraj tiga kali lebih banyak dari suku Aus dan hidup di wilayah pusat kota Madinah. | ||
Etnis Arab kota Madinah lebih banyak dari etnis Yahudi. Di antara suku Khazraj dan Aus terjadi banyak pertikaian, dimana pertikaian ini menyebar sampai di kalangan etnis Yahudi. | Etnis Arab kota Madinah lebih banyak dari etnis Yahudi. Di antara suku Khazraj dan Aus terjadi banyak pertikaian, dimana pertikaian ini menyebar sampai di kalangan etnis Yahudi. | ||
Baris 100: | Baris 100: | ||
===Masjid al-‘Umrah=== | ===Masjid al-‘Umrah=== | ||
Terdapat sebuah masjid dengan nama Masjid al-‘Arafat atau Masjid al-‘Umrah di arah kiblat Masjid Quba. Disebut demikian karena pada suatu hari di hari Arafah, Rasululah berdiri di tempat ini dan tanahnya begitu datar, sehingga Nabi Saw bisa melihat semua orang yang berdiri di Arafah. | Terdapat sebuah masjid dengan nama Masjid al-‘Arafat atau Masjid al-‘Umrah di arah kiblat Masjid Quba. Disebut demikian karena pada suatu hari di hari Arafah, Rasululah berdiri di tempat ini dan tanahnya begitu datar, sehingga Nabi Saw bisa melihat semua orang yang berdiri di Arafah.<ref>''Tarikh al-Ma’alim al-Madinah al-Munawwarah'', hlm. 125-126.</ref> | ||
===Masjid ‘Utban bin Malik=== | ===Masjid ‘Utban bin Malik=== | ||
Masjid ‘Utban bin Malik salah satu masjid di daerah Quba. ‘Utban adalah seorang pemimpin kaum Anshar. Ia meminta kepada Nabi Saw untuk datang ke rumahnya supaya bisa membuat tempat shalat untuk Nabi. Keinginannya ini karena kadang-kadang banjir menjadi penghalang baginya dan masjid di daerahnya. Rasulullah pergi ke rumahnya dan shalat di suatu tempat di rumahnya dan tempat itu kemudian di kenal sebagai masjid. | Masjid ‘Utban bin Malik salah satu masjid di daerah Quba. ‘Utban adalah seorang pemimpin kaum Anshar. Ia meminta kepada Nabi Saw untuk datang ke rumahnya supaya bisa membuat tempat shalat untuk Nabi. Keinginannya ini karena kadang-kadang banjir menjadi penghalang baginya dan masjid di daerahnya. Rasulullah pergi ke rumahnya dan shalat di suatu tempat di rumahnya dan tempat itu kemudian di kenal sebagai masjid.<ref>''Ibid'', hlm. 155.</ref> | ||
===Masjid Ali As=== | ===Masjid Ali As=== | ||
Masjid ini terletak di selatan Masjid Fath dan lebih tinggi dari lembah Buthhan. Disebut Masjid Ali karena pada saat pengepungan kota Madinah dalam perang Ahzab, Amirul Mukminin Ali as beribadah di sana. | Masjid ini terletak di selatan Masjid Fath dan lebih tinggi dari lembah Buthhan. Disebut Masjid Ali karena pada saat pengepungan kota Madinah dalam perang Ahzab, Amirul Mukminin Ali as beribadah di sana.<ref>''Khalashat al-Wafa’ bi Akhbari Dar al-Musthafa''; Al-Dar al-Tsamin, hlm. 233; ''Al-Masajid wa al-Amakin al-Atsariyyah'', hlm. 24.</ref> | ||
===Masjid Fadhikh=== | ===Masjid Fadhikh=== | ||
Pada perang Bani Nadhir, Rasulullah Saw mempunyai sebuah tenda di tempat ini dan karena berkah kehadiran Nabi di tempat itu maka dibangunlah sebuah masjid. Nama masjid ini karena di tempat tersebut terdapat sebuah pohon Fadhikh, nama pohon kurma—Fadhikh semacam minuman keras yang diambil dari pohon kurma. Tempat ini dikenal juga sebagai Masjid Radd al-Syams. Dalam beberapa riwayat, para Imam As mengingatkan supaya menziarahi masjid tersebut. | Pada perang Bani Nadhir, Rasulullah Saw mempunyai sebuah tenda di tempat ini dan karena berkah kehadiran Nabi di tempat itu maka dibangunlah sebuah masjid. Nama masjid ini karena di tempat tersebut terdapat sebuah pohon Fadhikh, nama pohon kurma—Fadhikh semacam minuman keras yang diambil dari pohon kurma. Tempat ini dikenal juga sebagai Masjid Radd al-Syams. Dalam beberapa riwayat, para Imam As mengingatkan supaya menziarahi masjid tersebut.<ref>''Bihar al-Anwar'', jld. 63, hlm. 487; Jld. 81, hlm. 82; Jld. 96, hlm. 335; Jld. 97, hlm. 213, 214, 216, 224.</ref> | ||
===Masjid Tujuh=== | ===Masjid Tujuh=== | ||
Sebelah barat laut kota Madinah dan di kaki gunung Sal’ terdapat tujuh masjid yang berdekatan dan di sebut Masjid Tujuh, yaitu: Masjid Ali, Masjid Salman, Masjid Fathimah, Masjid Abu Dzar, Masjid Dzu Qiblatain, Masjid Abu Bakr, Masjid Umar. | Sebelah barat laut kota Madinah dan di kaki gunung Sal’ terdapat tujuh masjid yang berdekatan dan di sebut Masjid Tujuh, yaitu: Masjid Ali, Masjid Salman, Masjid Fathimah, Masjid Abu Dzar, Masjid Dzu Qiblatain, Masjid Abu Bakr, Masjid Umar.<ref>''Opcit.''</ref> | ||
Di Madinah juga terdapat masji-masjid yang lain, yaitu: | Di Madinah juga terdapat masji-masjid yang lain, yaitu: | ||
Baris 125: | Baris 125: | ||
* Masjid Tsaniyatul Wida’ | * Masjid Tsaniyatul Wida’ | ||
* Masjid Saqiya | * Masjid Saqiya | ||
* Masjid | * Masjid dan Masyrubah Ummu Ibrahim<ref>''Makah wa Madinah'', Markaz-e Tahqiqat-e Haj, hlm. 28.</ref> | ||
[[Berkas:Pemakaman baqi 2.jpg |400 px|thumbnail|<center>Komplek Pemakaman Baqi'</center>]] | [[Berkas:Pemakaman baqi 2.jpg |400 px|thumbnail|<center>Komplek Pemakaman Baqi'</center>]] | ||
Baris 134: | Baris 134: | ||
Nabi Saw sangat menghormati orang-orang yang di kubur di Baqi’. Nabi bersabda, “Aku diperintahkan untuk meminta ampunan bagi orang yang di kubur di Baqi’.” Setiap kali melewati pemakaman Baqi’, Nabi Saw berkata: | Nabi Saw sangat menghormati orang-orang yang di kubur di Baqi’. Nabi bersabda, “Aku diperintahkan untuk meminta ampunan bagi orang yang di kubur di Baqi’.” Setiap kali melewati pemakaman Baqi’, Nabi Saw berkata: | ||
<ref>''Baqi’'', Markaz-e Tahqiqat-e Haj, hlm. 3.</ref>السَّلامُ عَلَيْكُمْ مِنْ دِيَارِ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَ إِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحِقُونَ | |||
===Gunung Uhud=== | ===Gunung Uhud=== | ||
Gunung Uhud terletak di timur laut kota dan 5 km dari Maasjid Nabi. Karena gunung ini sendiri dan terpisah dari gunung-gunung sekitar Madinah, maka ia dinamakan Uhud. Gunung yang panjangnya 7 km—dari timur ke barat—ini merupakan gunung terpanjang di jazirah Arab dan berukuran besar dengan diameter antara satu sampai tiga km. | Gunung Uhud terletak di timur laut kota dan 5 km dari Maasjid Nabi.<ref>''Atsar-e Islami Makah wa Madinah'', hlm. 354.</ref> Karena gunung ini sendiri dan terpisah dari gunung-gunung sekitar Madinah, maka ia dinamakan Uhud.<ref>Fath al-Bari, jld. 7, hlm. 289-290; Wafa’ al-Wafa’, jld. 3, hlm. 108.</ref> Gunung yang panjangnya 7 km—dari timur ke barat—ini merupakan gunung terpanjang di jazirah Arab dan berukuran besar dengan diameter antara satu sampai tiga km.<ref>''Tarikh wa Atsar-e Islami Makah'', hlm.307.</ref> | ||
Pegunungan Uhud pada awal Islam menjadi saksi perlawanan kebenaran dan kebatilan. Perang Uhud terjadi pada hari Sabtu, tanggal 7 Syawal tahun 3 Hijriyah. Para syuhada Uhud dikuburkan di gunung ini. | Pegunungan Uhud pada awal Islam menjadi saksi perlawanan kebenaran dan kebatilan. Perang Uhud terjadi pada hari Sabtu, tanggal 7 Syawal tahun 3 Hijriyah. Para syuhada Uhud dikuburkan di gunung ini.<ref>Waqidi, ''Maghazi'', hlm. 145; ''Al-Masajid wa al-Amakin al-Atsariyyah'', hlm. 31; ''Tarikh al-Madin al-Munawwarah'', jld. 1, hlm. 130.</ref> | ||
[[Berkas:Uhud1.jpg |400 px|thumbnail|<center>Komplek Pegunungan Uhud'</center>]] | [[Berkas:Uhud1.jpg |400 px|thumbnail|<center>Komplek Pegunungan Uhud'</center>]] | ||
Baris 148: | Baris 149: | ||
Rumah Fathimah dan Imam Ali As terletak di samping Masjid Nabi. Rumah ini mempunyai dua pintu, pintu pertama terbuka ke masjid yang digunkana sebagai pintu masuk masjid ketika waktu shalat, dan pintu lainnya digunakan untuk keluar masuk kegiatan sehari-hari. Rumah ini menjadi pengecualian pada peristiwa penutupan pintu-pintu rumah yang mengarah ke Masjid Nabi (peristiwa Sadd al-Abwab). | Rumah Fathimah dan Imam Ali As terletak di samping Masjid Nabi. Rumah ini mempunyai dua pintu, pintu pertama terbuka ke masjid yang digunkana sebagai pintu masuk masjid ketika waktu shalat, dan pintu lainnya digunakan untuk keluar masuk kegiatan sehari-hari. Rumah ini menjadi pengecualian pada peristiwa penutupan pintu-pintu rumah yang mengarah ke Masjid Nabi (peristiwa Sadd al-Abwab). | ||
Riwayat-riwayat Syi’ah dan Sunni menyebut rumah ini sebagai Bait Fathimah atau Hujrah Fathimah. Di kemudian hari, ketika perluasan Masjid Nabi, rumah ini dirusak dan kini terletak di sekitar makam Nabi Saw. | Riwayat-riwayat Syi’ah dan Sunni menyebut rumah ini sebagai Bait Fathimah atau Hujrah Fathimah.<ref>UID=10484&http://www.pajoohe.com/fa/index.php?Page=definition.</ref> Di kemudian hari, ketika perluasan Masjid Nabi, rumah ini dirusak dan kini terletak di sekitar makam Nabi Saw. | ||
===Rumah Kultsum bin Hadm dan Sa’ad bin Khaitsimah=== | ===Rumah Kultsum bin Hadm dan Sa’ad bin Khaitsimah=== | ||
Di daerah Quba banyak tempat yang sudah sirna, seperti rumah Kultsum bin Hadm dan Sa’ad bin Khaitsimah. Rumah tersebut adalah tempat singgahnya Nabi setelah hijrah dan tempat tinggal bagi kebanyakan muhajirin pertama. | Di daerah Quba banyak tempat yang sudah sirna, seperti rumah Kultsum bin Hadm dan Sa’ad bin Khaitsimah. Rumah tersebut adalah tempat singgahnya Nabi setelah hijrah dan tempat tinggal bagi kebanyakan muhajirin pertama.<ref>''Al-Tuhfah al-Lathifah'', hlm. 70.</ref> | ||
===Sumur Urais=== | ===Sumur Urais=== | ||
Urais dalam bahasa penduduk Syam bermakna Fallah (keberuntungan). Sumur ini dinamakan sumur Urais, sumur Khatam dan sumur Nabi. Sumur ini sering disebut dalam sumber-sumber sejarah dan hadis karena peristiwa jatuhnya cincin Nabi di sumur tersebut oleh Utsman pada zamannya. | Urais dalam bahasa penduduk Syam bermakna Fallah (keberuntungan). Sumur ini dinamakan sumur Urais, sumur Khatam dan sumur Nabi. Sumur ini sering disebut dalam sumber-sumber sejarah dan hadis karena peristiwa jatuhnya cincin Nabi di sumur tersebut oleh Utsman pada zamannya.<ref>Ja’fariyan, ''Atsar-e Islami Makah wa Madinah'', Masy’ar, hlm. 253; Asghar Qaidan, ''Tarikh wa Atsar-e Islami Makah Mukarramah wa Madinah Munawwarah'', hlm. 385.</ref> | ||
===Kuburan Muhammad Nafs Zakiyah=== | ===Kuburan Muhammad Nafs Zakiyah=== | ||
Kuburan Muhammad bin Abdullah bin Hasan bin Imam Hasan As terletak di bagian barat laut kota dekat gunung Sal’. | Kuburan Muhammad bin Abdullah bin Hasan bin Imam Hasan As terletak di bagian barat laut kota dekat gunung Sal’.<ref>''Hujjat al-Tafasir wa Balagh al-Iksir'', jld. 2, Mukaddimah, hlm. 1071.</ref> | ||
==Peristiwa Penting Dalam Sejarah Madinah== | ==Peristiwa Penting Dalam Sejarah Madinah== | ||
===Perang Bani Qainaqa’=== | ===Perang Bani Qainaqa’=== | ||
Setelah perang Badar, suku Yahudi ini memutus perjanjian dengan Nabi. Nabi Saw menasehati mereka supaya mengambil pelajaran dari kejadian Bani Quraisy, tetapi mereka tidak mempedulikannya. Pada suatu hari seorang lelaki Yahudi menghina seorang muslimah, sehingga seorang muslim yang melihat kejadian itu marah kemudian membunuh lelaki Yahudi tersebut. Orang-orang Yahudi Bani Qainaqa’ membunuh orang muslim tersebut dan mengumumkan perang, kemudian berlindung di benteng mereka dan bersiap untuk perang. Nabi mengepungnya dan setelah beberapa waktu mereka diusir dari Madinah dengan diperbolehkan membawa bekal. | Setelah perang Badar, suku Yahudi ini memutus perjanjian dengan Nabi. Nabi Saw menasehati mereka supaya mengambil pelajaran dari kejadian Bani Quraisy, tetapi mereka tidak mempedulikannya. Pada suatu hari seorang lelaki Yahudi menghina seorang muslimah, sehingga seorang muslim yang melihat kejadian itu marah kemudian membunuh lelaki Yahudi tersebut. Orang-orang Yahudi Bani Qainaqa’ membunuh orang muslim tersebut dan mengumumkan perang, kemudian berlindung di benteng mereka dan bersiap untuk perang. Nabi mengepungnya dan setelah beberapa waktu mereka diusir dari Madinah dengan diperbolehkan membawa bekal.<ref>Waqidi, ''Maghazi'', hlm. 127-128; Dengan penjelasan sedikit berbeda di sirah Ibnu Hisyam, hlm. 314-315; ''Thabari'', jld. 3, hlm. 997; ''Al-Kamil Ibn Atsir'', jld. 3, hlm. 970-971.</ref> | ||
===Perang Bani Nadhir=== | ===Perang Bani Nadhir=== | ||
Pada suatu hari Nabi pergi ke benteng Bani Nadhir dan orang-orang Yahudi berniat membunuh Nabi. Mereka naik ke atap rumah dan hendak menjatuhkan batu besar ke kepala Nabi. Tetapi, Nabi mengetahui hal tersebut berdasarkan wahyu dan beliau langsung pergi dari benteng. Kemudian Nabi memerintahkan Bani Nadhir keluar dari Madinah karena telah mengkhianati perjanjian. | Pada suatu hari Nabi pergi ke benteng Bani Nadhir dan orang-orang Yahudi berniat membunuh Nabi. Mereka naik ke atap rumah dan hendak menjatuhkan batu besar ke kepala Nabi. Tetapi, Nabi mengetahui hal tersebut berdasarkan wahyu dan beliau langsung pergi dari benteng. Kemudian Nabi memerintahkan Bani Nadhir keluar dari Madinah karena telah mengkhianati perjanjian.<ref>''Al-Maghazi'', hlm. 269-270; ''Al-Thabaqat Ibn Sa’ad'', jld. 2, hlm. 55-56; ''Sirah Ibnu Hisyam'', hlm. 354-355; ''Al-Kamil Ibn Atsir'', jld. 3, hlm. 1010-1011; ''Thabari'', jld. 3, hlm. 1054-1056.</ref> | ||
[[Berkas:Pintu_rumah_fathimah_zahra.jpg|400 px|thumbnail|<center>Pintu Rumah Fathimah Zahra. Sumber: Fars News Agency</center>]] | [[Berkas:Pintu_rumah_fathimah_zahra.jpg|400 px|thumbnail|<center>Pintu Rumah Fathimah Zahra. Sumber: Fars News Agency</center>]] | ||
Baris 175: | Baris 176: | ||
===Perang Bani Quraizhah=== | ===Perang Bani Quraizhah=== | ||
Setelah Bani Nadhir dikeluarkan dari Madinah, orang-orang Yahudi Bani Quraizhah memutuskan perjanjian. Kemudian mereka bersekutu dengan suku Quraisy dan orang-orang kafir dalam peristiwa perang Ahzab dan serentak melakukan serangan pada malam hari. Namun, akhirnya atas kerjasama seorang mualaf, perjanjian mereka dengan orang-orang kafir menjadi berantakan dan mereka menghentikan persekutuannya dengan kelompok Arab. | Setelah Bani Nadhir dikeluarkan dari Madinah, orang-orang Yahudi Bani Quraizhah memutuskan perjanjian. Kemudian mereka bersekutu dengan suku Quraisy dan orang-orang kafir dalam peristiwa perang Ahzab dan serentak melakukan serangan pada malam hari.<ref>Waqidi, ''Maghazi'', hlm. 345-346.</ref> Namun, akhirnya atas kerjasama seorang mualaf, perjanjian mereka dengan orang-orang kafir menjadi berantakan dan mereka menghentikan persekutuannya dengan kelompok Arab.<ref>''Sirah Ibnu Hisyam'', hlm. 371-374; ''Al-Thabaqat Ibn Sa’ad'', jld. 2, hlm. 67; ''Maghazi'', hlm. 361-363; ''Thabari'', jld. 3, hlm. 1078-1079; ''Al-Kamil Ibn Atsir'', jld. 3, hlm. 1022.</ref> | ||
Setelah berakhirnya perang Ahzab, Nabi Saw mengepung Bani Quraizhah. Kira-kira setelah satu bulan pengepungan, akhirnya Bani Quraidzah menyerah. Kemudian kaum laki-laki mereka dihukum mati, sementara kaum perempuan dan anak-anak ditawan. | Setelah berakhirnya perang Ahzab, Nabi Saw mengepung Bani Quraizhah. Kira-kira setelah satu bulan pengepungan, akhirnya Bani Quraidzah menyerah.<ref>''Thabari''''Teks miring'', jld. 3, hlm. 1084; ''Ya’kubi'', jld. 1, hlm. 411.</ref> Kemudian kaum laki-laki mereka dihukum mati, sementara kaum perempuan dan anak-anak ditawan. | ||
Baris 183: | Baris 184: | ||
Peristiwa Harrah adalah salah satu kejahatan besar Bani Umayyah setelah membunuh Imam Husain As. Peristiwa ini merupakan perlawanan penduduk Madinah yang dipimpin oleh Abdullah bin Hanzhalah bin Abi ‘Amir terhadap pemerintahan Yazid bin Muawiyah pada tahun 63 Hijriah. | Peristiwa Harrah adalah salah satu kejahatan besar Bani Umayyah setelah membunuh Imam Husain As. Peristiwa ini merupakan perlawanan penduduk Madinah yang dipimpin oleh Abdullah bin Hanzhalah bin Abi ‘Amir terhadap pemerintahan Yazid bin Muawiyah pada tahun 63 Hijriah. | ||
Yazid mengutus lima ribu pasukan ke Madinah dipimpin Muslim bin Uqbah. Pasukan ini berhasil memadamkan perlawanan penduduk Madinah dengan kekerasan yang keji. Pada peristiwa ini banyak penduduk Madinah yang dibunuh, termasuk 80 sahabat Nabi dan 700 orang penghafal Al-Quran. Harta dan kehormatan penduduk dihalalkan selama tiga hari bagi pasukan Syam dan selama itu mereka melakukan semua kejahatan. | Yazid mengutus lima ribu pasukan ke Madinah dipimpin Muslim bin Uqbah. Pasukan ini berhasil memadamkan perlawanan penduduk Madinah dengan kekerasan yang keji. Pada peristiwa ini banyak penduduk Madinah yang dibunuh, termasuk 80 sahabat Nabi dan 700 orang penghafal Al-Quran. Harta dan kehormatan penduduk dihalalkan selama tiga hari bagi pasukan Syam dan selama itu mereka melakukan semua kejahatan.<ref>Mas’udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 2, hlm. 73-75.</ref> | ||
Baris 191: | Baris 192: | ||
Penduduk Madinah, khususnya ahli hadis seperti Malik bin Anas berpihak kepada Nafs Zakiyah dan menganggap baiat kepada Manshur tidak sah karena dipaksa. | Penduduk Madinah, khususnya ahli hadis seperti Malik bin Anas berpihak kepada Nafs Zakiyah dan menganggap baiat kepada Manshur tidak sah karena dipaksa. | ||
Pada saat peperangan di Madinah, pasukan Nafs Zakiyah kalah dan ia sendiri terbunuh dan jasadnya dikuburkan di Baqi’. | Pada saat peperangan di Madinah, pasukan Nafs Zakiyah kalah dan ia sendiri terbunuh dan jasadnya dikuburkan di Baqi’.<ref>''Ibid''''Teks miring'', jld. 2, hlm. 298-299.</ref> | ||