Pengguna anonim
Syiah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Hindr Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 26: | Baris 26: | ||
Pada abad pertama hijriyah, kata ‘Syiah' digunakan hanya secara bahasa saja dan kepada para pecinta dan pengikut dikatakan Syiah. sebagian meyakini bahwa orang-orang yang mengedepankan Ali as atas Utsman, mereka itu dikatakan Syiah. Sejatinya bagi kelompok ini dikenal sebagai Syiah politis di hadapan Syiah ideologi (orang-orang yang meyakini bahwa suksesi tanpa jarak Nabi adalah Ali as)<ref> Ja'fariyan, ''Tarikh Tasyayyu dar Iran''', hlm.19, 30.</ref> kemudian Syiah, dikhususkan kepada orang-orang yang meyakini bahwa suksesi atau penganti Ali as dari sisi Allah dan hanya terbatas pada anak keturunannya saja. <ref> Syahristani, al-Milal wa an-nihal, jld.1, hlm.169.</ref> | Pada abad pertama hijriyah, kata ‘Syiah' digunakan hanya secara bahasa saja dan kepada para pecinta dan pengikut dikatakan Syiah. sebagian meyakini bahwa orang-orang yang mengedepankan Ali as atas Utsman, mereka itu dikatakan Syiah. Sejatinya bagi kelompok ini dikenal sebagai Syiah politis di hadapan Syiah ideologi (orang-orang yang meyakini bahwa suksesi tanpa jarak Nabi adalah Ali as)<ref> Ja'fariyan, ''Tarikh Tasyayyu dar Iran''', hlm.19, 30.</ref> kemudian Syiah, dikhususkan kepada orang-orang yang meyakini bahwa suksesi atau penganti Ali as dari sisi Allah dan hanya terbatas pada anak keturunannya saja. <ref> Syahristani, al-Milal wa an-nihal, jld.1, hlm.169.</ref> | ||
==Kemunculan== | |||
Mengenai sejarah kemunculan Syiah, terdapat perspektif yang berbeda-beda, sebagian di antaranya mengatakan bahwa Syiah muncul: Pada masa hidup Nabi Muhammad saw{{enote|menurut penukilan Suyuthi yang dimuat dalam ''al-Durr al-Mantsur'',Kata Syiah pertama kali digunakan oleh Nabi saw mengenai sebagian dari sahabat khusus Imam Ali as. (Suyuthi, ''al-Durr al-Mantsur'', jld.6, hlm.379). Sebagian lagi dengan menggunakan riwayat ini dan riwayat-riwayat yang lainnya mengatakan bahwa Syiah sudah muncul dan ada sejak zaman Rasulullah saw.(Halim, ''Tasyayyu''', hlm.73-76).}} Setelah [[peristiwa Saqifah]], setelah pembunuhan {{Utsman}}, <ref>Abu Zahrah, ''Tarikh al-Madzahib al-Islamiyah'', hlm.33.</ref> setelah peristiwa [[hakamiyat]]. <ref>Muharrami, ''Tarikh Tasyayu''', hlm.43-44; Fayyadh, Peidayesye wa Ghustarisye Tasyayyu''', hlm.49-53.</ref> Yang pasti, pada zaman Nabi, sebagian dari para pembesar [[Sahabat]], seperti [[Salman]], [[Abu Dzar]], [[Miqdad]] dan [[Ammar Yasir|Ammar]], percaya bahwa Tuhan telah menunjuk dan melantik Ali as untuk memegang tampuk kepemimpinan dan juga suksesi Nabi saw, dan mereka dikenang sebagai orang-orang Syiah pertama dan merupakan pondasi-pondasi tasyayu'. <ref>Al-Nubkhti, Firaq al-Syiah, hlm. 17-18. </ref> | |||
==Aliran-aliran== | |||
==Aliran-aliran | |||
Sepanjang sejarah, mazhab Syiah terpecah ke dalam beberapa kelompok. Saat ini sebagian diantaranya telah musnah. Kelompok terpenting Syiah adalah sebagai berikut: | Sepanjang sejarah, mazhab Syiah terpecah ke dalam beberapa kelompok. Saat ini sebagian diantaranya telah musnah. Kelompok terpenting Syiah adalah sebagai berikut: | ||
#Setelah peristiwa kesyahidan [[Imam Husain as]] di [[Karbala]], mayoritas kaum Syiah meyakini kepemimpinan [[Imam Ali Zainal Abidin al-Sajjad As]]. Adapun sebagian kecil lainnya menganggap bahwa Muhammad Bin Hanafiah, salah satu putra Ali Bin Abi Thalib As, adalah imam keempat setelah Imam Husain as. Mereka meyakininya sebagai al-Mahdi yang dijanjikan. Kelompok ini dikenal dengan sebutan Kisaniah. <ref>Thabathabai, Syiah Dar Islam, hlm. 64. </ref> | #Setelah peristiwa kesyahidan [[Imam Husain as]] di [[Karbala]], mayoritas kaum Syiah meyakini kepemimpinan [[Imam Ali Zainal Abidin al-Sajjad As]]. Adapun sebagian kecil lainnya menganggap bahwa Muhammad Bin Hanafiah, salah satu putra Ali Bin Abi Thalib As, adalah imam keempat setelah Imam Husain as. Mereka meyakininya sebagai al-Mahdi yang dijanjikan. Kelompok ini dikenal dengan sebutan Kisaniah. <ref>Thabathabai, Syiah Dar Islam, hlm. 64. </ref> | ||
Baris 102: | Baris 88: | ||
==Akidah== | ==Akidah== | ||
Menurut mazhab Syiah, keyakinan terhadap ushuluddin (rukun iman) harus berdasarkan pemikiran dan pengkajian, bukan karena mengikuti orang lain. Berbeda dalam furu'uddin (masalah-masalah cabang dalam agama), kita diperbolehkan taqlid (mengikuti) kepada pihak yang ahli dalam bidang tersebut. <ref>Muzhaffar, Masael-e Eteghadi az Didgah-e Tasyayu', terj. Muhammad Muhammadi Ishtihardi, hlm. 30-31. </ref> | Menurut mazhab Syiah, keyakinan terhadap ushuluddin (rukun iman) harus berdasarkan pemikiran dan pengkajian, bukan karena mengikuti orang lain. Berbeda dalam furu'uddin (masalah-masalah cabang dalam agama), kita diperbolehkan taqlid (mengikuti) kepada pihak yang ahli dalam bidang tersebut. <ref>Muzhaffar, Masael-e Eteghadi az Didgah-e Tasyayu', terj. Muhammad Muhammadi Ishtihardi, hlm. 30-31. </ref> | ||
===Ushuluddin=== | ===Ushuluddin=== | ||
====Tauhid==== | ====Tauhid==== |