Pengguna anonim
Imam-Imam Syiah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Ismail Dg naba Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 37: | Baris 37: | ||
====Di Masa Rasulullah==== | ====Di Masa Rasulullah==== | ||
[[Amirul Mukminin Ali as]] (berdasarkan penukilan masyhur) lahir 10 tahun sebelum [[Bi'tsah]]. Setelah 6 tahun akibat kekeringan yang melanda kota [[ | [[Amirul Mukminin Ali as]] (berdasarkan penukilan masyhur) lahir 10 tahun sebelum [[Bi'tsah]]. Setelah 6 tahun akibat kekeringan yang melanda kota [[Makkah]] dan sekitarnya, sesuai dengan permintaan Nabi Muhammad saw, Imam Ali as pindah dari ruamhnya ke kediaman saudara sepupunya yaitu Nabi saw dan berada di bawah bimbingan dan gemblengan langsung Nabi Muhammad saw. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 199. </ref> | ||
Pada permulaan masa risalah, tatkala Nabi Muhammad saw kembali dari [[goa Hira]] dan pulang ke kediamannya, Ali as disertai [[Khadijah sa]] istri Rasulullah saw adalah orang yang pertama beriman kepadanya. Pada awal masa penyampaian risalah secara terbuka yaitu pada peristiwa Yaum al-Dar juga Imam Ali as adalah satu-satunya yang menyatakan iman kepada Nabi Muhammad saw secara terang-terangan. Sepanjang hidupnya Imam Ali as sekali pun tidak pernah menyembah selain [[Allah swt]]. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 199-200. </ref> | Pada permulaan masa risalah, tatkala Nabi Muhammad saw kembali dari [[goa Hira]] dan pulang ke kediamannya, Ali as disertai [[Khadijah sa]] istri Rasulullah saw adalah orang yang pertama beriman kepadanya. Pada awal masa penyampaian risalah secara terbuka yaitu pada peristiwa Yaum al-Dar juga Imam Ali as adalah satu-satunya yang menyatakan iman kepada Nabi Muhammad saw secara terang-terangan. Sepanjang hidupnya Imam Ali as sekali pun tidak pernah menyembah selain [[Allah swt]]. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 199-200. </ref> | ||
Imam Ali as senantiasa berada di samping Rasulullah saw hingga Sang Nabi melakukan [[hijrah ke Madinah]]. Pada malam hijrah juga dimana ketika itu orang-orang kafir mengepung rumah Nabi Muhammad saw dan memutuskan untuk mencabik-cabik Rasulullah saw di atas pembaringan, Ali tidur di atas pembaringan Rasulullah saw demi menjaga keselamatan Rasulullah saw supaya ia dalam keadaan aman bertolak menuju [[Madinah]]. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 200. </ref>Sebab turun (asbabun nuzul) [[ayat Isytira]] juga sehubungan dengan pengorbanan Imam Ali as ini. | Imam Ali as senantiasa berada di samping Rasulullah saw hingga Sang Nabi melakukan [[hijrah ke Madinah]]. Pada malam hijrah juga dimana ketika itu orang-orang kafir mengepung rumah Nabi Muhammad saw dan memutuskan untuk mencabik-cabik Rasulullah saw di atas pembaringan, Ali tidur di atas pembaringan Rasulullah saw demi menjaga keselamatan Rasulullah saw supaya ia dalam keadaan aman bertolak menuju [[Madinah]]. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 200. </ref>Sebab turun (asbabun nuzul) [[ayat Isytira]] juga sehubungan dengan pengorbanan Imam Ali as ini. | ||
Baris 65: | Baris 65: | ||
[[Imam Husain as]] (Sayid al-Syuhada) putra kedua [[Imam Ali as]] dari Fatimah Zahra binti Rasulullah saw lahir pada tahun [[4 H]]/625. Setelah kesyahidan saudara tuanya, [[Imam Hasan as]], berdasarkan perintah Allah swt dan wasiat saudaranya, Imam Husain as menjabat sebagai imam. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 207. </ref> | [[Imam Husain as]] (Sayid al-Syuhada) putra kedua [[Imam Ali as]] dari Fatimah Zahra binti Rasulullah saw lahir pada tahun [[4 H]]/625. Setelah kesyahidan saudara tuanya, [[Imam Hasan as]], berdasarkan perintah Allah swt dan wasiat saudaranya, Imam Husain as menjabat sebagai imam. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 207. </ref> | ||
Periode keimamahan Imam Husain as berlangsung selama 10 tahun kecuali 6 bulan terakhir semasa dengan khilafah Muawiyah. Pada masa itu, Imam Husain as hidup di bawah tekanan. Muawiyah berusaha mengukuhkan fondasi khilafahnya dengan mengangkat putranya yaitu [[Yazid]] sebagai khalifah, dimana ia adalah orang yang tidak mengenal etika dan agama . <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 207-208. </ref> Pada pertengahan tahun 60 H/679, [[Muawiyah]] meninggal dunia dan putranya Yazid yang menggantikannya sebagai khalifah. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 208. </ref> | Periode keimamahan Imam Husain as berlangsung selama 10 tahun kecuali 6 bulan terakhir semasa dengan khilafah Muawiyah. Pada masa itu, Imam Husain as hidup di bawah tekanan. Muawiyah berusaha mengukuhkan fondasi khilafahnya dengan mengangkat putranya yaitu [[Yazid]] sebagai khalifah, dimana ia adalah orang yang tidak mengenal etika dan agama . <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 207-208. </ref> Pada pertengahan tahun 60 H/679, [[Muawiyah]] meninggal dunia dan putranya Yazid yang menggantikannya sebagai khalifah. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 208. </ref> | ||
Segera setelah ayahnya wafat, Yazid menginstruksikan kepada gubernur [[Madinah]] untuk mengambil [[baiat]] dari Imam Husain as dan kalau ia menolak untuk memberikan baiat, maka kepalanya harus dikirim ke Syam (Suriah)!! Setelah gubernur Madinah menyampaikan permintaan Yazid kepada Imam Husain as untuk berbaiat, Imam Husain meminta waktu untuk memikirkan permintaan itu dan pada malam harinya Imam Husain bertolak ke [[ | Segera setelah ayahnya wafat, Yazid menginstruksikan kepada gubernur [[Madinah]] untuk mengambil [[baiat]] dari Imam Husain as dan kalau ia menolak untuk memberikan baiat, maka kepalanya harus dikirim ke Syam (Suriah)!! Setelah gubernur Madinah menyampaikan permintaan Yazid kepada Imam Husain as untuk berbaiat, Imam Husain meminta waktu untuk memikirkan permintaan itu dan pada malam harinya Imam Husain bertolak ke [[Makkah]] bersama keluarganya. Imam Husain as mencari perlindungan di [[Kakbah]] yang merupakan Rumah Tuhan tempat aman secara resmi dalam [[Islam]]. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 209. </ref> | ||
Gelombang surat berdatangan dari Irak khususnya dari kota [[Kufah]] ke kota | Gelombang surat berdatangan dari Irak khususnya dari kota [[Kufah]] ke kota Makkah memanggil Imam Husain as untuk datang ke Irak guna menjadi pemimpin dan pengatur urusan umat serta untuk memimpin gerakan perlawanan melawan pemeritahan dzalim. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 209-210. </ref> | ||
Pada musim [[haji]], Imam Husain as memperoleh informasi bahwa sekelompok orang bayaran Yazid dengan pakaian haji masuk ke kota | Pada musim [[haji]], Imam Husain as memperoleh informasi bahwa sekelompok orang bayaran Yazid dengan pakaian haji masuk ke kota [[Makkkah]]. Mereka datang dengan satu misi yaitu untuk membunuh Imam Husain as. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 210. </ref> | ||
Imam Husain menyampaikan pidato singkat di hadapan jamaah haji yang berjumlah sangat banyak dan mengabarkan kepada mereka tentang keinginan Imam Husain untuk pergi ke Irak dan demikian juga kesyahidan yang akan dijumpainya dalam perjalanan ini. Imam Husain as meminta pertolongan kepada umat Muslim untuk membantunya dan mempersembahkan diri mereka di jalan Allah swt. Keesokan harinya Imam Husain as disertai dengan keluarga dan sekelompok sahabatnya bertolak menuju Irak. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 210. </ref> | Imam Husain menyampaikan pidato singkat di hadapan jamaah haji yang berjumlah sangat banyak dan mengabarkan kepada mereka tentang keinginan Imam Husain untuk pergi ke Irak dan demikian juga kesyahidan yang akan dijumpainya dalam perjalanan ini. Imam Husain as meminta pertolongan kepada umat Muslim untuk membantunya dan mempersembahkan diri mereka di jalan Allah swt. Keesokan harinya Imam Husain as disertai dengan keluarga dan sekelompok sahabatnya bertolak menuju Irak. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 210. </ref> | ||
Sekelompok orang terkemuka mengingatkan akan bahaya yang akan menimpa Imam Husain as dan keluarganya dalam perjalanan dan perjuangan ini. Mereka menyampaikan itu demi kebaikan Imam Husain as sendiri. Namun Imam Husain menyatakan bahwa ia tidak akan berbaiat dan tidak akan menyetujui pemerintahan dzalim dan tiran. Imam Husain as menyadari bahwa kemanapun ia pergi dan dimanapun ia berada, mereka akan membunuhnya. Dan kini ia meninggalkan kota | Sekelompok orang terkemuka mengingatkan akan bahaya yang akan menimpa Imam Husain as dan keluarganya dalam perjalanan dan perjuangan ini. Mereka menyampaikan itu demi kebaikan Imam Husain as sendiri. Namun Imam Husain menyatakan bahwa ia tidak akan berbaiat dan tidak akan menyetujui pemerintahan dzalim dan tiran. Imam Husain as menyadari bahwa kemanapun ia pergi dan dimanapun ia berada, mereka akan membunuhnya. Dan kini ia meninggalkan kota Makkah demi untuk menjaga kehormatan [[Baitullah]] supaya tidak ternodai dengan pertumpahan darah. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 211. </ref> | ||
====Karbala==== | ====Karbala==== | ||
Baris 113: | Baris 113: | ||
{{main|Imam Musa bin Ja'far as}} | {{main|Imam Musa bin Ja'far as}} | ||
Imam Ketujuh Musa bin Ja'far al-Kazhim as putra Imam Keenam lahir pada tahun 128 H/745 dan gugur [[Mati Syahid|syahid]] tahun 183 H/799 dalam penjara karena diracun. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 221. </ref> | Imam Ketujuh Musa bin Ja'far al-Kazhim as putra Imam Keenam lahir pada tahun 128 H/745 dan gugur [[Mati Syahid|syahid]] tahun 183 H/799 dalam penjara karena diracun. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 221. </ref> | ||
Imam Ketujuh semasa dengan Khalifah Abbasiyah seperti Manshur, Hadi, Mahdi dan Harun. Ia hidup pada masa yang sangat mencekik dan pelik serta banyak mempraktikkan [[taqiyah]]. Tatkala dalam perjalanan [[haji]] ke Madinah, Khalifah Abbasiyah pada waktu itu memerintahkan untuk menangkap [[Imam Kazhim as]] ketika sedang [[salat]] di [[Masjid Nabawi]]. Imam Kazhim as ditangkap dengan rantai dan dijebloskan ke dalam penjara. Ia dibawa dari [[Madinah]] ke Basrah dan dari Basrah ke Baghdad. Beberapa tahun lamanya ia dipindahkan dari satu penjara ke penjara lainnya hingga akhirnya gugur syahid di penjara Baghdad akibat diracun oleh Sindi bin Syahik. | Imam Ketujuh semasa dengan Khalifah Abbasiyah seperti Manshur, Hadi, Mahdi dan Harun. Ia hidup pada masa yang sangat mencekik dan pelik serta banyak mempraktikkan [[taqiyah]]. Tatkala dalam perjalanan [[haji]] ke [[Madinah]], Khalifah Abbasiyah pada waktu itu memerintahkan untuk menangkap [[Imam Kazhim as]] ketika sedang [[salat]] di [[Masjid Nabawi]]. Imam Kazhim as ditangkap dengan rantai dan dijebloskan ke dalam penjara. Ia dibawa dari [[Madinah]] ke Basrah dan dari Basrah ke Baghdad. Beberapa tahun lamanya ia dipindahkan dari satu penjara ke penjara lainnya hingga akhirnya gugur syahid di penjara Baghdad akibat diracun oleh Sindi bin Syahik. | ||
Imam Musa Kazhim dimakamkan di sebuah tempat bernama Maqabir [[Quraisy]] yang kini bernama kota [[Kazhimain]], Baghdad, Irak. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 221. </ref> | Imam Musa Kazhim dimakamkan di sebuah tempat bernama Maqabir [[Quraisy]] yang kini bernama kota [[Kazhimain]], Baghdad, Irak. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 221. </ref> | ||
[[berkas:ضریح امام رضا.jpg|250px|thumbnail|Haram [[Imam Ridha as]] di [[Masyhad]]]] | [[berkas:ضریح امام رضا.jpg|250px|thumbnail|Haram [[Imam Ridha as]] di [[Masyhad]]]] |