Pengguna anonim
Imam-Imam Syiah: Perbedaan antara revisi
→10. Imam Ali al-Hadi as
imported>Ismail Dg naba |
imported>Ismail Dg naba |
||
Baris 137: | Baris 137: | ||
===10. Imam Ali al-Hadi as=== | ===10. Imam Ali al-Hadi as=== | ||
{{main|Imam Ali bin Muhammad Al-Hadi as}} | {{main|Imam Ali bin Muhammad Al-Hadi as}} | ||
Imam Ali as bin Muhammad as (bergelar Naqi atau Hadi) adalah putra Imam Kesembilan lahir pada tahun | Imam Ali as bin Muhammad as (bergelar Naqi atau Hadi) adalah putra Imam Kesembilan lahir pada tahun 212 H/827 di kota Madinah. [[Imam Hadi as]] syahid pada tahun 254 H/868 akibat diracun oleh Khalifah Abbasiyah, Mu'taz (menurut riwayat-riwayat [[Syiah]]). <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 225-226. </ref> | ||
Imam Hadi as pada masa hidupnya semasa dengan 7 Khalifah Abbasiyah yaitu Makmun, Mu'tashim, Watsiq, Mutawakkil, Muntashir, Musta'in, Mu'taz. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 226. </ref> | Imam Hadi as pada masa hidupnya semasa dengan 7 Khalifah Abbasiyah yaitu Makmun, Mu'tashim, Watsiq, Mutawakkil, Muntashir, Musta'in, Mu'taz. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 226. </ref> | ||
Mutawakkil pada tahun 243 H/857 memanggil Imam Hadi as dari [[Madinah]] ke [[Samarra]] (Irak) – yang menjadi ibukota pemerintahan - karena omongan-omongan yang tidak senonoh tentang Imam Hadi as. Setelah Imam Hadi as memasuki kota Samarra, secara lahiriah Mutawakkil tidak melakukan tindakan apa-apa kepadanya namun di balik panggung, Mutawakkil sama sekali tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan sedikit pun untuk tidak mengganggu dan mengusik Imam Hadi as. Berulang kali Mutawakkil memanggil Imam Hadi as dengan maksud untuk membunuhnya dan terkadang memerintahkan kepada orang-orangnya untuk menggeledah rumah Imam Hadi as. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 226. </ref> | Mutawakkil pada tahun 243 H/857 memanggil Imam Hadi as dari [[Madinah]] ke [[Samarra]] (Irak) – yang menjadi ibukota pemerintahan - karena omongan-omongan yang tidak senonoh tentang Imam Hadi as. Setelah Imam Hadi as memasuki kota Samarra, secara lahiriah Mutawakkil tidak melakukan tindakan apa-apa kepadanya namun di balik panggung, Mutawakkil sama sekali tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan sedikit pun untuk tidak mengganggu dan mengusik Imam Hadi as. Berulang kali Mutawakkil memanggil Imam Hadi as dengan maksud untuk membunuhnya dan terkadang memerintahkan kepada orang-orangnya untuk menggeledah rumah Imam Hadi as. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 226. </ref> |