Pengguna anonim
Imam-Imam Syiah: Perbedaan antara revisi
→11. Imam Hasan al-Askari as
imported>Ismail Dg naba |
imported>Ismail Dg naba |
||
Baris 148: | Baris 148: | ||
===11. Imam Hasan al-Askari as=== | ===11. Imam Hasan al-Askari as=== | ||
{{main|Imam Hasan al-Askari as}} | {{main|Imam Hasan al-Askari as}} | ||
Hasan bin Ali (digelari Askari) putra Imam Kesepuluh lahir pada tahun | Hasan bin Ali (digelari Askari) putra Imam Kesepuluh lahir pada tahun 232 H/846 dan syahid pada tahun 260 H/874 (menurut sebagian riwayat [[Syiah]]) akibat diracun oleh Khalifah Abbasiyah, Mu'tamid. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 227-228. </ref> | ||
Setelah ayahandanya wafat, Imam Askari as menduduki posisi imamah berdasarkan perintah [[Allah swt]] dan setelah diperkenalkan oleh pendahulunya. Imam Kesebelas menjalani periode imamah selama 7 tahun. Selama masa imamah ini, Imam Askari as sangat banyak mempraktikkan ''[[taqiyyah]]'' karena perlakuan yang berlebihan pemerintahan Abbasiyah. | Setelah ayahandanya wafat, Imam Askari as menduduki posisi [[imamah]] berdasarkan perintah [[Allah swt]] dan setelah diperkenalkan oleh pendahulunya. Imam Kesebelas menjalani periode imamah selama 7 tahun. Selama masa imamah ini, Imam Askari as sangat banyak mempraktikkan ''[[taqiyyah]]'' karena perlakuan yang berlebihan pemerintahan Abbasiyah. | ||
Imam Askari as tidak banyak berhubungan dengan masyarakat bahkan orang-orang Syiah secara umum kecuali orang-orang tertentu. Masa hidup Imam Askari as lebih banyak dihabiskan dalam penjara. Alasan banyaknya tekanan ini disebabkan oleh beberapa hal di antaranya: pertama, pada masa itu populasi masyarakat Syiah semakin banyak dan kekuataannya sudah diperhitungkan. Semua orang tahu bahwa komunitas Syiah meyakini imamah dan mereka juga telah mengenal para Imam. Karena itu, pihak pemerintah Abbasiyah mengawasi secara ketat gerak-gerik para Imam dan dengan segala cara berupaya untuk melenyapkan mereka. Kedua, pihak pemerintah Abbasiyah tahu bahwa orang-orang khusus Syiah meyakini putra Imam Kesebelas dan menganggapnya sebagai [[Imam Mahdi | Imam Askari as tidak banyak berhubungan dengan masyarakat bahkan orang-orang Syiah secara umum kecuali orang-orang tertentu. Masa hidup Imam Askari as lebih banyak dihabiskan dalam penjara. Alasan banyaknya tekanan ini disebabkan oleh beberapa hal di antaranya: pertama, pada masa itu populasi masyarakat Syiah semakin banyak dan kekuataannya sudah diperhitungkan. Semua orang tahu bahwa komunitas Syiah meyakini imamah dan mereka juga telah mengenal para Imam. Karena itu, pihak pemerintah Abbasiyah mengawasi secara ketat gerak-gerik para Imam dan dengan segala cara berupaya untuk melenyapkan mereka. Kedua, pihak pemerintah Abbasiyah tahu bahwa orang-orang khusus Syiah meyakini putra Imam Kesebelas dan menganggapnya sebagai [[Imam Mahdi as|Mahdi]] yang dijanjikan karena adanya riwayat-riwayat mutawatir Syiah dan [[Sunni]] bahwa [[Rasulullah saw]] telah mengabarkan tentang keberadaannya semenjak dulu. <ref>Thabathabai, Syi'ah dar Islām, hlm, 228. </ref> | ||
Karena itu, Imam Kesebelas lebih banyak diawasi ketimbang para Imam sebelumnya dan khalifah yang berkuasa pada masa itu memutuskan dengan segala cara supaya silsilah imamah Syiah berakhir. Tatkala diberitakan kepada khalifah yang berkuasa pada waktu itu bahwa Imam Askari as jatuh sakit, ia mengirim tabib (dokter) disertai beberapa orang kepercayaannya dan beberapa hakim ke rumahnya guna mengawasi kondisi Imam Askari as dan segala sesuatu yang terjadi di dalam rumahnya. | Karena itu, Imam Kesebelas lebih banyak diawasi ketimbang para Imam sebelumnya dan khalifah yang berkuasa pada masa itu memutuskan dengan segala cara supaya silsilah imamah Syiah berakhir. Tatkala diberitakan kepada khalifah yang berkuasa pada waktu itu bahwa Imam Askari as jatuh sakit, ia mengirim tabib (dokter) disertai beberapa orang kepercayaannya dan beberapa hakim ke rumahnya guna mengawasi kondisi Imam Askari as dan segala sesuatu yang terjadi di dalam rumahnya. | ||
Setelah kesyahidan Imam Askari as, khalifah Abbasiyah yang memerintah saat itu tetap saja mengawasi rumah Imam Kesebelas dan memeriksa istri dan para budak perempuan Imam Askari as untuk memastikan kehamilannya. Pemeriksaan ini berlangsung selama dua tahun semenjak kesyahidan Imam Askari hingga benar-benar mereka putus asa. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 229. </ref> | Setelah kesyahidan Imam Askari as, khalifah Abbasiyah yang memerintah saat itu tetap saja mengawasi rumah Imam Kesebelas dan memeriksa istri dan para budak perempuan Imam Askari as untuk memastikan kehamilannya. Pemeriksaan ini berlangsung selama dua tahun semenjak kesyahidan Imam Askari hingga benar-benar mereka putus asa. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 229. </ref> |