Lompat ke isi

Imam-Imam Syiah: Perbedaan antara revisi

19 bita ditambahkan ,  5 Desember 2017
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Imam-imam Syiah''' (bahasa Arab:{{ia|أئمة الشيعة}}) adalah para pemimpin yang terdiri dari dua belas orang dan berasal dari keluarga [[Rasulullah saw]]. Dalam pandangan [[Syiah]], para Imam ini adalah para khalifah setelah Nabi Muhammad saw dan pemimpin-pemimpin umat [[Islam]]. Imam Pertama adalah Imam Ali as dan para Imam setelahnya adalah anak-anak dan cucu-cucu dari pasangan [[Imam Ali as]] dan [[Sayidah Fatimah sa]].
'''Imam-imam Syiah''' (bahasa Arab:{{ia|أئمة الشيعة}}) adalah para pemimpin yang terdiri dari dua belas orang dan berasal dari keluarga [[Rasulullah saw]]. Dalam pandangan [[Syiah]], para Imam ini adalah para khalifah setelah Nabi Muhammad saw dan pemimpin-pemimpin umat [[Islam]]. Imam Pertama adalah Imam Ali as dan para Imam setelahnya adalah anak-anak dan cucu-cucu dari pasangan [[Imam Ali as]] dan [[Sayidah Fatimah sa]].


Imam-imam ini diangkat oleh [[Allah swt]] dan memiliki ilmu Ilahi, ''maqam [[ishmah]]'' (maksum) dan wewenang untuk memberi [[syafaat]]. Umat Islam dengan ber-''tawassul'' (berperantara) kepada mereka dapat ber-''taqarrub'' kepada Allah swt. Para Imam as di samping berposisi sebagai pusat rujukan ilmu, mereka juga adalah pemimpin politik umat Islam. Terdapat banyak ayat yang membahas tentang masalah kepemimpinan ([[imamah]]) para Imam tanpa menyebut langsung nama mereka. Ayat-ayat seperti [[Ayat Ulil Amri]], [[Ayat Tathir]], [[Ayat Wilayah|ayat wilāyah]], [[Ayat Ikmāl]], [[Ayat Tabligh]] dan [[Ayat Shadiqin]] adalah beberapa contoh ayat yang menyinggung tentang kepemimpinan mereka.
Imam-imam ini diangkat oleh [[Allah swt]] dan memiliki ilmu Ilahi, ''maqam [[ishmah]]'' (maksum) dan wewenang untuk memberi [[syafaat]]. Umat Islam dengan ber-''tawassul'' (berperantara) kepada mereka dapat ber-''taqarrub'' (mendekatkan diri) kepada Allah swt. Para Imam as di samping berposisi sebagai pusat rujukan ilmu, mereka juga adalah pemimpin politik umat Islam. Terdapat banyak ayat yang membahas tentang masalah kepemimpinan ([[imamah]]) para Imam tanpa menyebut langsung nama mereka. Ayat-ayat seperti [[Ayat Ulil Amri]], [[Ayat Tathir]], [[Ayat Wilayah|ayat wilāyah]], [[Ayat Ikmāl]], [[Ayat Tabligh]] dan [[Ayat Shadiqin]] adalah beberapa contoh ayat yang menyinggung tentang kepemimpinan mereka.


Dalam beberapa riwayat dari Rasululah saw  disebutkan tentang ciri-ciri, nama-nama dan jumlah para Imam as. Di antara hadis yang paling terkenal yang dapat disebutkan di sini adalah [[Hadis Tsaqalain]], [[Hadis Manzilah]], [[Hadis Safinah]], [[Hadis Yaumuddar]], [[Hadis Madinatul 'Ilmi]], hadis thair masywi, hadis rayat, [[Hadis Kisa']], hadis Jabir, dan [[Hadis Dua Belas Khalifah|hadis dua belas khalifah]]. Berdasarkan riwayat-riwayat ini, para imam seluruhnya berasal dari [[Quraisy]] dan [[Ahlulbait]] Nabi Muhammad saw dan [[Imam Mahdi afs]] yang dijanjikan adalah Imam Pamungkas dari silsilah imamah dalam mazhab ini.
Dalam beberapa riwayat dari Rasululah saw  disebutkan tentang ciri-ciri, nama-nama dan jumlah para Imam as. Di antara hadis yang paling terkenal yang dapat disebutkan di sini adalah [[Hadis Tsaqalain]], [[Hadis Manzilah]], [[Hadis Safinah]], [[Hadis Yaumuddar]], [[Hadis Madinatul 'Ilmi]], hadis thair masywi, hadis rayat, [[Hadis Kisa']], hadis Jabir, dan [[Hadis Dua Belas Khalifah|hadis dua belas khalifah]]. Berdasarkan riwayat-riwayat ini, para imam seluruhnya berasal dari [[Quraisy]] dan [[Ahlulbait]] Nabi Muhammad saw dan [[Imam Mahdi afs]] yang dijanjikan adalah Imam Pamungkas dari silsilah imamah dalam mazhab ini.