Lompat ke isi

Imam Muhammad al-Jawad as: Perbedaan antara revisi

imported>Hinduwan
imported>Hinduwan
Baris 85: Baris 85:


==Periode Keimamahan==
==Periode Keimamahan==
Muhammad bin Ali as sampai kepada kedudukan imamah setelah kesyahidan [[Imam Ridha as]] tahun 203 H/818 M. Periode [[keimamahan]] beliau sezaman dengan kekhalifahan dua orang khalifah Abbasiah. Sekitar 15 tahun dari keimamahannya berlangsung pada masa kekhalifahan Ma'mun (193-218 H) dan 2 tahun pada masa kekhalifahan Mu'tashim (218-227 H).<ref>Pisywai, ''Sire-e Pisywayan'', hlm. 520</ref>{{enote|Ibnu Syahrasyub mengatakan bahwa beliau semasa dengan tiga orang dari khalifah Abbasiah dan mati syahid pada periode pemerintahan Wastsiq. (Lihat: Ibnu Syahrasyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 380)}} Masa keimamahan Imam Jawad as selama 17 tahun<ref>Mufid, ''al-Irsyad'', hlm.273</ref>, dan dengan kesyahidannya pada tahun 220 H/835 M, maka keimamahan itu berpindah kepada putranya, [[Imam Hadi as]].<ref>Mufid, ''al-Irsyad'', hlm.295</ref>
Muhammad bin Ali as menerima kedudukan imamah setelah kesyahidan [[Imam Ridha as]] tahun 203 H/818 M. Periode [[keimamahan]] beliau sezaman dengan kekhalifahan dua khalifah Abbasiah. Sekitar 15 tahun dari keimamahannya berlangsung pada masa kekhalifahan Ma'mun (193-218 H) dan 2 tahun pada masa kekhalifahan Mu'tashim (218-227 H).<ref>Pisywai, ''Sire-e Pisywayan'', hlm. 520</ref>{{enote|Ibnu Syahrasyub mengatakan bahwa beliau semasa dengan tiga orang dari khalifah Abbasiah dan syahid pada periode pemerintahan Watsiq. (Lihat: Ibnu Syahrasyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 380)}} Masa keimamahan Imam Jawad as selama 17 tahun<ref>Mufid, ''al-Irsyad'', hlm.273</ref>, dan dengan kesyahidannya pada tahun 220 H/835 M, maka keimamahan itu berpindah kepada putranya, [[Imam Hadi as]].<ref>Mufid, ''al-Irsyad'', hlm.295</ref>


===Nas Keimamahan===
===Nas Keimamahan===
Baris 91: Baris 91:


===Keimamahan di Masa Kecil dan Kebingungan Syiah===
===Keimamahan di Masa Kecil dan Kebingungan Syiah===
Imam Jawad mencapai keimamahannya di usia belia, yakni pada umur delapan tahun,<ref>Nubakhti, ''Firaq al-Syiah'', hlm. 88</ref> dan masalah ini menyebabkan munculnya perbedaan pendapat dikalangan Syiah mengenai imam setelah Imam Ridha as. Sebagian mereka mengikuti Abdullah bin Musa, saudara Imam Ridha as, namun tidak lama kemudian mereka memandangnya tidak layak menjadi imam dan meninggalkannya.<ref>Ibnu Syahrasyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 383</ref> Sebagian lagi mengikuti Ahmad bin Musa, saudara lain dari Imam Ridha as, dan sejumlah dari mereka juga bergabung dengan Waqifiyah.<ref>Nubakhti, ''Firaq al-Syiah'', hlm. 77-78</ref> Dengan semua ini, mayoritas sahabat Ali bin Musa al-Ridha as meyakini keimamahan putranya, Imam Jawad as.<ref>Jasim, ''Tarikh Siyasi-e Ghaibate Imam Dawozdahum, hlm. 78</ref> Sumber-sumber menyebutkan usia kecil Imam Jawad as sebagai penyebab dari perbedaan pendapat. Menurut pernyataan Nubakhti, penyebab munculnya perbedaan ini adalah mereka menjadikan usia balig sebagai syarat keimamahan.<ref>Nubakhti, ''Fira al-Syiah'', hlm. 88</ref> Tentu, masalah ini juga pernah dilontarkan pada masa [[Imam Ridha as]]. Imam Ridha as dalam merespon mereka yang melontarkan kekanakan Imam Jawad as, berdalil dengan [[kenabian]]nya nabi Isa as di masa usia kecil seraya berkata: "Usia Isa tatkala kenabian diberikan kepadanya kurang dari usia putraku".<ref>Kulaini, ''al-Kafi'', jld. 1, hlm.322</ref>
Imam Jawad mencapai keimamahannya di usia belia, yakni pada umur delapan tahun,<ref>Nubakhti, ''Firaq al-Syiah'', hlm. 88</ref> dan masalah ini menyebabkan munculnya perbedaan pendapat dikalangan [[Syiah]] mengenai imam setelah Imam Ridha as. Sebagian mereka mengikuti Abdullah bin Musa, saudara Imam Ridha as, namun tidak lama kemudian mereka memandangnya tidak layak menjadi imam dan meninggalkannya.<ref>Ibnu Syahrasyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 383</ref> Sebagian lagi mengikuti Ahmad bin Musa, saudara lain dari Imam Ridha as, dan sejumlah dari mereka juga bergabung dengan Waqifiyah.<ref>Nubakhti, ''Firaq al-Syiah'', hlm. 77-78</ref> Dengan semua ini, mayoritas sahabat Ali bin Musa al-Ridha as meyakini keimamahan putranya, Imam Jawad as.<ref>Jasim, ''Tarikh Siyasi-e Ghaibate Imam Dawozdahum, hlm. 78</ref> Sumber-sumber menyebutkan usia kecil Imam Jawad as sebagai penyebab dari perbedaan pendapat. Menurut pernyataan Nubakhti, penyebab munculnya perbedaan ini adalah mereka menjadikan usia balig sebagai syarat keimamahan.<ref>Nubakhti, ''Fira al-Syiah'', hlm. 88</ref> Tentu, masalah ini juga pernah dilontarkan pada masa [[Imam Ridha as]]. Imam Ridha as dalam merespon mereka yang melontarkan kekanakan Imam Jawad as, berdalil dengan [[kenabian]]nya nabi Isa as di masa usia kecil seraya berkata: "Usia Isa tatkala kenabian diberikan kepadanya kurang dari usia putraku".<ref>Kulaini, ''al-Kafi'', jld. 1, hlm.322</ref>
   
   
Salah satu jawaban ini adalah pengisyaratan tentang [[kenabian]] [[Nabi Yahya as|Yahya]], dimana [[Allah swt]] berfirman dalam Alquran,"Dan kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) selagi ia masih kanak-kanak". <ref> Q.S. Maryam: 12.</ref>
Salah satu jawaban ini adalah pengisyaratan tentang [[kenabian]] [[Nabi Yahya as|Yahya]], dimana [[Allah swt]] berfirman dalam Alquran,"Dan kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) selagi ia masih kanak-kanak". <ref> Q.S. Maryam: 12.</ref>
Pengguna anonim