Pengguna anonim
Imam Muhammad al-Jawad as: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>M.hazer |
imported>M.hazer Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 104: | Baris 104: | ||
Salah satu jawaban ini adalah pengisyaratan tentang [[kenabian]] [[Nabi Yahya as|Yahya]], dimana [[Allah swt]] berfirman dalam Alquran,"Dan kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) selagi ia masih kanak-kanak". <ref> Q.S. Maryam: 12.</ref> | Salah satu jawaban ini adalah pengisyaratan tentang [[kenabian]] [[Nabi Yahya as|Yahya]], dimana [[Allah swt]] berfirman dalam Alquran,"Dan kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) selagi ia masih kanak-kanak". <ref> Q.S. Maryam: 12.</ref> | ||
Jawaban lain adalah ucapan Nabi Isa as pada hari pertama kelahirannnya <ref> Kulaini, ''Ushul al-Kāfi'', | Jawaban lain adalah ucapan Nabi Isa as pada hari pertama kelahirannnya <ref> Kulaini, ''Ushul al-Kāfi'', jld. 1, hlm. 382.</ref>, [[surah Maryam]] ayat 30-32 dari lisan Al-Masih mengisyaratkan akan masalah ini, "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) [[salat]] dan (menunaikan) [[zakat]] selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” | ||
Beliau sendiri dalam menjawab orang-orang yang melontarkan masalah umurnya, mengisyaratkan kepenggantian Sulaiman di usia belia dari Daud, dan mengatakan: Nabi Sulaiman saat masih anak-anak dan masih mengembala kambing, [[Nabi Daud as]] mengangkatnya sebagai penggantinya, namun para ulama bani Israel mengingkarinya.<ref>Kulaini, ''al-Kafi'', jld. 1, hlm. 383</ref> | Beliau sendiri dalam menjawab orang-orang yang melontarkan masalah umurnya, mengisyaratkan kepenggantian Sulaiman di usia belia dari Daud, dan mengatakan: Nabi Sulaiman saat masih anak-anak dan masih mengembala kambing, [[Nabi Daud as]] mengangkatnya sebagai penggantinya, namun para ulama bani Israel mengingkarinya.<ref>Kulaini, ''al-Kafi'', jld. 1, hlm. 383</ref> | ||
Dalam riwayat lain, Abul Hasan bin Muhammad (sahabat Imam Ridha as) mengatakan, aku mendengar bahwa beliau berkata, "Abu Ja'far adalah penggantiku di antara keluargaku."<ref> Syaikh Shaduq, '''Uyun Akhbār al-Ridhā'', | Dalam riwayat lain, Abul Hasan bin Muhammad (sahabat Imam Ridha as) mengatakan, aku mendengar bahwa beliau berkata, "Abu Ja'far adalah penggantiku di antara keluargaku."<ref> Syaikh Shaduq, '''Uyun Akhbār al-Ridhā'', jld. 2, hlm. 586.</ref> | ||
===Komunikasi dengan Kaum Syiah=== | ===Komunikasi dengan Kaum Syiah=== | ||
Baris 114: | Baris 114: | ||
Imam memiliki wakil atau para wakil secara terpisah di kawasan-kawasan Islam, seperti di Baghdad, [[Kufah]], Ahwaz, Bashrah, Hamedan, [[Qom]], Rey, Sistan dan Lashkar Gah.<ref> Jasim, Husein, ''Tarikh Siyasi Ghaibat Imame Dawozdahum'', hlm. 79.</ref> | Imam memiliki wakil atau para wakil secara terpisah di kawasan-kawasan Islam, seperti di Baghdad, [[Kufah]], Ahwaz, Bashrah, Hamedan, [[Qom]], Rey, Sistan dan Lashkar Gah.<ref> Jasim, Husein, ''Tarikh Siyasi Ghaibat Imame Dawozdahum'', hlm. 79.</ref> | ||
Demikian pula, komunikasi Syiah dengan Imam juga melalui surat menyurat (lihatlah Tauqi'). Banyak sekali pengetahuan dan permasalahan-permasalahan yang tersimpan dari beliau, dalam sebuah surat-surat yang ditulis kepada para Syiahnya.<ref> Rujuklah, Ja'fariyan, hlm. 489.</ref> Orang-orang [[Syiah]] mengutarakan banyak pertanyaan-pertanyaannya seputar [[fikih]] dan Imam menjawabnya. Dalam banyak tempat, nama dan tanda-tanda orang yang menulis surat kepada Imam diketahui <ref>Lihat: Kulaini, | Demikian pula, komunikasi Syiah dengan Imam juga melalui surat menyurat (lihatlah Tauqi'). Banyak sekali pengetahuan dan permasalahan-permasalahan yang tersimpan dari beliau, dalam sebuah surat-surat yang ditulis kepada para Syiahnya.<ref> Rujuklah, Ja'fariyan, hlm. 489.</ref> Orang-orang [[Syiah]] mengutarakan banyak pertanyaan-pertanyaannya seputar [[fikih]] dan Imam menjawabnya. Dalam banyak tempat, nama dan tanda-tanda orang yang menulis surat kepada Imam diketahui <ref>Lihat: Kulaini, jld. 3, hlm. 399, jld. 4, hlm. 275, 534, jld. 5, hlm. 347; Kasysyi, hlm. 610-611.</ref> dan dalam beberapa hal juga nama penulis surat tidaklah diketahui. <ref> Mausu'ah al-Imam al-Jawad, jld. 2, hlm. 515-521.</ref> | ||
Dalam buku ''Mausu'ah al-Imam al-Jawad'', selain ayah dan anak Imam, dikumpulkan nama 63 orang yang mana Imam melakukan korespondensi dengan mereka. <ref>Khaz Ali, ''Mausu'ah al-Imam al-Jawad'', Jld. 2, hlm. 416-508.</ref> Tentu saja, sebagian dari surat-surat itu ditulis dalam menjawab sekelompok orang-orang Syiah.<ref> Sebagai contoh, rujuklah: Kulaini, ''al-Kafi'', jld. 3, hlm. 331, 398, | Dalam buku ''Mausu'ah al-Imam al-Jawad'', selain ayah dan anak Imam, dikumpulkan nama 63 orang yang mana Imam melakukan korespondensi dengan mereka. <ref>Khaz Ali, ''Mausu'ah al-Imam al-Jawad'', Jld. 2, hlm. 416-508.</ref> Tentu saja, sebagian dari surat-surat itu ditulis dalam menjawab sekelompok orang-orang Syiah.<ref> Sebagai contoh, rujuklah: Kulaini, ''al-Kafi'', jld. 3, hlm. 331, 398, jld. 5, hlm. 394, jld. 7, hlm. 163; Kasysyi, ''Ikhtiyar Ma'rifat al-Rijal'', hlm. 783, 869; Miyanaji, ''Makatib al-Aimmah'',jld. 5</ref> | ||
Imam Jawad beberapa kali menulis surat kepada para perantaranya di pelbagai kota, seperti Hamedan dan Lashkar Gah serta sebagian orang-orang Syiah Iran juga mengunjungi Imam, dengan pergi ke [[Madinah]], ini semua adalah pertemuan-pertemuan antara Imam dan para Syiahnya, selain pertemuan-pertemuan yang berlangsung pada hari-hari haji.<ref> Ja'fariyan, Rasul, ''Hayate Fikri wa Siyasi Imamane Syiah'', hlm. 492 dan 493.</ref> | Imam Jawad beberapa kali menulis surat kepada para perantaranya di pelbagai kota, seperti Hamedan dan Lashkar Gah serta sebagian orang-orang Syiah Iran juga mengunjungi Imam, dengan pergi ke [[Madinah]], ini semua adalah pertemuan-pertemuan antara Imam dan para Syiahnya, selain pertemuan-pertemuan yang berlangsung pada hari-hari haji.<ref> Ja'fariyan, Rasul, ''Hayate Fikri wa Siyasi Imamane Syiah'', hlm. 492 dan 493.</ref> | ||
Baris 124: | Baris 124: | ||
'''Waqifiyyah''' | '''Waqifiyyah''' | ||
Waqifiyyah termasuk sekte yang aktif pada masa Imam Jawad, mereka adalah kelompok yang berdiri dan berhenti dengan keimamahan [[Imam Musa bin Ja'far as]] dan tidak menerima keimamahan [[Imam Ridha as]]. Sewaktu Imam Jawad ditanya tentang salat di belakang sekte Waqifiyyah, beliau menjawab, laranglah orang-orang [[Syiah]] jangan sampai mereka melakukannya.<ref> Syaikh Thusi, Man La Yahdhur al-Faqih, | Waqifiyyah termasuk sekte yang aktif pada masa Imam Jawad, mereka adalah kelompok yang berdiri dan berhenti dengan keimamahan [[Imam Musa bin Ja'far as]] dan tidak menerima keimamahan [[Imam Ridha as]]. Sewaktu Imam Jawad ditanya tentang salat di belakang sekte Waqifiyyah, beliau menjawab, laranglah orang-orang [[Syiah]] jangan sampai mereka melakukannya.<ref> Syaikh Thusi, Man La Yahdhur al-Faqih, jld. 1, hlm. 379 dinukil dari Hayate Fikri wa Siyasi Imamane Syiah, hlm. 490.</ref> | ||
'''Zaidiyah''' | '''Zaidiyah''' | ||
Baris 136: | Baris 136: | ||
===Dialog tentang Khalifah=== | ===Dialog tentang Khalifah=== | ||
Imam Jawad berdialog dengan Yahya bin Aktsam tentang keutamaan-keutamaan para khalifah ([[Abu Bakar]] dan [[Umar]]) dalam sebuah [[masjid]] yang diselenggarakan di hadapan Ma'mun dan sejumlah para [[fakih]] istana kerajaan. Yahya berkata kepada Imam, Jibril as dari sisi [[Allah swt]] telah berkata kepada Rasul-Nya: Tanyalah kepada Abu Bakar, apakah dia sudah ridha kepadaKu? Aku sudah meridhainya. Imam menjawab: Aku tidak memungkiri keutamaan-keutamaan Abu Bakar, namun orang yang menukilkan riwayat ini harus memperhatikan hadis-hadis lain yang telah disampaikan oleh Rasulullah (saw) dan itu adalah ketika Rasulullah saw bersabda, "Jika ada hadis yang sampai ke kalian, maka sandingkanlah dengan [[Alquran]] dan [[Sunah|sunahku]]. Terimalah jika hal itu sesuai dengannya dan jika tidak, maka janganlah kalian terima karena akan banyak para pendusta dan para pembuat hadis." Kemudian, Imam melanjutkan, hadis ini tidak sesuai dengan Alquran, karena Allah berfirman, "Kami lebih dekat dari urat nadi kalian", apakah Allah tidak mengetahui tentang keridhaan ataupun tidak ridhanya Abu Bakar, sehingga harus menanyakan hal itu kepadanya? dengan demikian, masalah kalian tidaklah tepat.<ref> Thabarsi, Al-Ihtijaj, | Imam Jawad berdialog dengan Yahya bin Aktsam tentang keutamaan-keutamaan para khalifah ([[Abu Bakar]] dan [[Umar]]) dalam sebuah [[masjid]] yang diselenggarakan di hadapan Ma'mun dan sejumlah para [[fakih]] istana kerajaan. Yahya berkata kepada Imam, Jibril as dari sisi [[Allah swt]] telah berkata kepada Rasul-Nya: Tanyalah kepada Abu Bakar, apakah dia sudah ridha kepadaKu? Aku sudah meridhainya. Imam menjawab: Aku tidak memungkiri keutamaan-keutamaan Abu Bakar, namun orang yang menukilkan riwayat ini harus memperhatikan hadis-hadis lain yang telah disampaikan oleh Rasulullah (saw) dan itu adalah ketika Rasulullah saw bersabda, "Jika ada hadis yang sampai ke kalian, maka sandingkanlah dengan [[Alquran]] dan [[Sunah|sunahku]]. Terimalah jika hal itu sesuai dengannya dan jika tidak, maka janganlah kalian terima karena akan banyak para pendusta dan para pembuat hadis." Kemudian, Imam melanjutkan, hadis ini tidak sesuai dengan Alquran, karena Allah berfirman, "Kami lebih dekat dari urat nadi kalian", apakah Allah tidak mengetahui tentang keridhaan ataupun tidak ridhanya Abu Bakar, sehingga harus menanyakan hal itu kepadanya? dengan demikian, masalah kalian tidaklah tepat.<ref> Thabarsi, Al-Ihtijaj, jld. 2, hlm. 478.</ref> | ||
Setelah itu, Yahya bertanya tentang riwayat ini, "Perumpamaan Abu bakar dan Umar di bumi laksana Jibril dan Mikail di langit", Imam menjawab: kandungan riwayat sangatlah benar, karena Jibril dan Mikail senantiasa menghamba kepada Allah dan tidak pernah melakukan maksiat sesaatpun, sementara Abu Bakar dan Umar, bertahun-tahun melakukan kemusyrikan sebelum masuk [[Islam]].<ref> Ibid.,</ref> | Setelah itu, Yahya bertanya tentang riwayat ini, "Perumpamaan Abu bakar dan Umar di bumi laksana Jibril dan Mikail di langit", Imam menjawab: kandungan riwayat sangatlah benar, karena Jibril dan Mikail senantiasa menghamba kepada Allah dan tidak pernah melakukan maksiat sesaatpun, sementara Abu Bakar dan Umar, bertahun-tahun melakukan kemusyrikan sebelum masuk [[Islam]].<ref> Ibid.,</ref> | ||
===Pemotongan Tangan Pencuri=== | ===Pemotongan Tangan Pencuri=== | ||
Pada masa Imam tinggal di Baghdad, terjadi beberapa peristiwa yang menyebabkan kedudukan imamahnya tersebar di kalangan masyarakat, contoh yang dapat diisyaratkan adalah [[fatwa]] Imam tentang seorang pencuri. Terdapat perselisihan di kalangan para fakih istana mengenai batas pemotongan tangan seorang pencuri, dari batasan tangan mana yang harus dipotong; sebagian mengatakan dipotong dari pergelangan tangan dan sebagian lagi mengatakan dipotong dari siku. Mu'tashim Abbasiah meminta Imam supaya menjelaskan pendapatnya. Setelah pemaksaan khalifah, Imam berkata, hanya jari-jari pencuri saja yang dipotong dan seluruh anggota tangan lainnya masih tetap utuh. Beliau menuturkan dalilnya dengan ayat,<center>{{hadis|﴾ وَ أَنَّ الْمَساجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَداً﴿}}</center> <center>“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah hanya milik Allah, maka janganlah kamu beribadah (menyembah) seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah” (QS. Al-Jin: 18).</center> | Pada masa Imam tinggal di Baghdad, terjadi beberapa peristiwa yang menyebabkan kedudukan imamahnya tersebar di kalangan masyarakat, contoh yang dapat diisyaratkan adalah [[fatwa]] Imam tentang seorang pencuri. Terdapat perselisihan di kalangan para fakih istana mengenai batas pemotongan tangan seorang pencuri, dari batasan tangan mana yang harus dipotong; sebagian mengatakan dipotong dari pergelangan tangan dan sebagian lagi mengatakan dipotong dari siku. Mu'tashim Abbasiah meminta Imam supaya menjelaskan pendapatnya. Setelah pemaksaan khalifah, Imam berkata, hanya jari-jari pencuri saja yang dipotong dan seluruh anggota tangan lainnya masih tetap utuh. Beliau menuturkan dalilnya dengan ayat,<center>{{hadis|﴾ وَ أَنَّ الْمَساجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَداً﴿}}</center> <center>“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah hanya milik Allah, maka janganlah kamu beribadah (menyembah) seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah” (QS. Al-Jin: 18).</center> | ||
Mu'tashim sangat memuji jawaban Imam dan memerintahkan supaya memotong jari-jari sang pencuri.<ref> Ayasyi, Kitab al-Tafsir, | Mu'tashim sangat memuji jawaban Imam dan memerintahkan supaya memotong jari-jari sang pencuri.<ref> Ayasyi, Kitab al-Tafsir, jld. 1, hlm. 319 dan 320; Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 50, hlm. 5 dan 6.</ref> | ||
==Hadis-hadis Imam== | ==Hadis-hadis Imam== | ||
Baris 149: | Baris 149: | ||
{{Keyakinan-keyakinan Syiah}} | {{Keyakinan-keyakinan Syiah}} | ||
===Terijabahnya Doa Imam as=== | ===Terijabahnya Doa Imam as=== | ||
Daud bin Qasim mengatakan, suatu hari kami pergi ke kebun bersama Imam Jawad as. Aku berkata kepadanya, aku menjadi tebusanmu! Aku sangat gemar memakan tanah. Tolong doakan untukku! (supaya menjauhkan kebiasaan buruk ini). Imam tidak memberikan jawaban dan setelah beberapa hari, dengan tanpa pendahuluan beliau berkata: Wahai Abu Hasyim! Allah telah menjauhkanmu dari memakan tanah. Abu Hasyim berkata: Setelah itu tidak ada sesuatu yang lebih buruk dan lebih aku benci ketimbang tanah.<ref> Syaikh Mufid, Al-Irsyad, | Daud bin Qasim mengatakan, suatu hari kami pergi ke kebun bersama Imam Jawad as. Aku berkata kepadanya, aku menjadi tebusanmu! Aku sangat gemar memakan tanah. Tolong doakan untukku! (supaya menjauhkan kebiasaan buruk ini). Imam tidak memberikan jawaban dan setelah beberapa hari, dengan tanpa pendahuluan beliau berkata: Wahai Abu Hasyim! Allah telah menjauhkanmu dari memakan tanah. Abu Hasyim berkata: Setelah itu tidak ada sesuatu yang lebih buruk dan lebih aku benci ketimbang tanah.<ref> Syaikh Mufid, Al-Irsyad, jld. 2, hlm. 586.</ref> | ||
===Berbuahnya Pohon=== | ===Berbuahnya Pohon=== | ||
Imam dalam perjalanan pulangnya dari Baghdad menuju [[Madinah]], sekelompok masyarakat menemani Imam sampai ke luar kota untuk berpamitan, saat salat Maghrib mereka sampai ke sebuah tempat yang memilki masjid kuno, Imam pergi ke [[masjid]] tersebut guna menunaikan [[salat]], di halaman masjid terdapat pohon bidara, yang mana sampai pada waktu itu belum pernah berbuah. Imam meminta air dan [[Wudhu|berwudhu]] di samping pohon tersebut dan melakukan [[Salat Jamaah|salat berjamaah]] dan setelah salat, beliau melakukan [[sujud]] syukur. Setelah itu beliau berpamitan dengan masyarakat dan beliaupun pergi. Keesokan malamnya, pohon tersebut berbuah dan banyak memberikan buah, masyarakat sangat merasa takjub dengan masalah ini. Syaikh Mufid mengutip bahwa di tahun-tahun setelahnya Imam sendiri melihat pohon itu dan memakan buah pohon tersebut.<ref> Ibn Syahr Asyub, Manaqib Ali bin Abi Thalib, | Imam dalam perjalanan pulangnya dari Baghdad menuju [[Madinah]], sekelompok masyarakat menemani Imam sampai ke luar kota untuk berpamitan, saat salat Maghrib mereka sampai ke sebuah tempat yang memilki masjid kuno, Imam pergi ke [[masjid]] tersebut guna menunaikan [[salat]], di halaman masjid terdapat pohon bidara, yang mana sampai pada waktu itu belum pernah berbuah. Imam meminta air dan [[Wudhu|berwudhu]] di samping pohon tersebut dan melakukan [[Salat Jamaah|salat berjamaah]] dan setelah salat, beliau melakukan [[sujud]] syukur. Setelah itu beliau berpamitan dengan masyarakat dan beliaupun pergi. Keesokan malamnya, pohon tersebut berbuah dan banyak memberikan buah, masyarakat sangat merasa takjub dengan masalah ini. Syaikh Mufid mengutip bahwa di tahun-tahun setelahnya Imam sendiri melihat pohon itu dan memakan buah pohon tersebut.<ref> Ibn Syahr Asyub, Manaqib Ali bin Abi Thalib, jld. 4, hlm. 390; Syaikh Mufir, Al-Irsyad, jld. 2, hlm. 278; Fattal Nisyaburi, hlm. 241 dan 242.</ref> | ||
==Para Sahabat== | ==Para Sahabat== | ||
Baris 179: | Baris 179: | ||
==Tawassul kepada Imam Jawad as== | ==Tawassul kepada Imam Jawad as== | ||
Sebagian orang-orang [[Syiah]] dengan memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan sebagian para ulama Syiah hendaknya [[Tawassul|bertawassul]] kepada Imam Jawad as guna meminta kelapangan rezeki dan kelapangan dalam urusan materi dan dalam maaslah ini mereka menyebutnya dengan Bab al-Hawaij (pintu hajat). Contoh dari pesan ini adalah penukilan Majlisi Tsani (kedua) dari Abul Wafa Syirazi, yang mengklaim bahwa dalam mimpinya [[Rasulullah saw]] menganjurkannya supaya bertawassul kepada Imam Jawad as dalam urusan materi.<ref> Ucapan Abu Lufa yang dinukil oleh Allamah Majlisi adalah sebagai berikut: saat (putra Ilyas) penguasa kawasan Kirman tertawan, tidak lama kemudian, dibawa dengan tali dan rantai ke penjara. Dengan berlalunya masa, aku memahami bahwa mereka telah melakukan rencana konspirasi pembunuhanku, aku sangat gelisah, apa yang harus aku perbuat supaya dapat selamat dan lolos dari konspirasi ini? Suatu malam aku menangis di keharibaan [[Allah swt]], aku bertawassul kepada [[Imam Ali Zainal Abidin as]] dan aku meminta keselamatanku, pada saat itu juga mataku terpejam dan aku melihat Rasulullah saw di alam mimpi, dimana beliau bersabda, janganlah bertawassul kepadaku dan putriku [[Sayidah Fatimah az-Zahra sa|Fatimah]] serta [[Imam Hasan as|Hasan as]] dan [[Imam Husain as|Husein as]], namun bertawassullah kepada Imam Jawad, putraku untuk meminta rezeki dan penghasilan serta penyelesaian muskilah, dimana Allah karenanya akan mengijabahkan hajat-hajatmu. Da'wat Rawandi, 191, hadis, 530; Bihar al-Anwar, | Sebagian orang-orang [[Syiah]] dengan memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan sebagian para ulama Syiah hendaknya [[Tawassul|bertawassul]] kepada Imam Jawad as guna meminta kelapangan rezeki dan kelapangan dalam urusan materi dan dalam maaslah ini mereka menyebutnya dengan Bab al-Hawaij (pintu hajat). Contoh dari pesan ini adalah penukilan Majlisi Tsani (kedua) dari Abul Wafa Syirazi, yang mengklaim bahwa dalam mimpinya [[Rasulullah saw]] menganjurkannya supaya bertawassul kepada Imam Jawad as dalam urusan materi.<ref> Ucapan Abu Lufa yang dinukil oleh Allamah Majlisi adalah sebagai berikut: saat (putra Ilyas) penguasa kawasan Kirman tertawan, tidak lama kemudian, dibawa dengan tali dan rantai ke penjara. Dengan berlalunya masa, aku memahami bahwa mereka telah melakukan rencana konspirasi pembunuhanku, aku sangat gelisah, apa yang harus aku perbuat supaya dapat selamat dan lolos dari konspirasi ini? Suatu malam aku menangis di keharibaan [[Allah swt]], aku bertawassul kepada [[Imam Ali Zainal Abidin as]] dan aku meminta keselamatanku, pada saat itu juga mataku terpejam dan aku melihat Rasulullah saw di alam mimpi, dimana beliau bersabda, janganlah bertawassul kepadaku dan putriku [[Sayidah Fatimah az-Zahra sa|Fatimah]] serta [[Imam Hasan as|Hasan as]] dan [[Imam Husain as|Husein as]], namun bertawassullah kepada Imam Jawad, putraku untuk meminta rezeki dan penghasilan serta penyelesaian muskilah, dimana Allah karenanya akan mengijabahkan hajat-hajatmu. Da'wat Rawandi, 191, hadis, 530; Bihar al-Anwar, jld. 91, hlm. 35 dan jld. 99, hlm. 249.</ref> | ||
==Telaah lebih lanjut== | ==Telaah lebih lanjut== | ||
Baris 240: | Baris 240: | ||
{{akhir}} | {{akhir}} | ||
{{Imamah}} | {{Imamah}} | ||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Category:Ahlulbait]] | |||
[[Category:Imam Syiah]] | |||
[[Category:Bani Hasyim]] | |||
[[Category:14 Manusia Suci]] | |||
[[Category:Para Maksum]] | |||
[[Category:Dimakamkan di Kazhimain]] | |||
[[Kategori:Ahlulbait]] | [[Kategori:Ahlulbait]] |