Lompat ke isi

Al-Qur'an al-Karim: Perbedaan antara revisi

12 bita ditambahkan ,  4 Juli 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1.014: Baris 1.014:


Mesir menerbitkan Alquran pada tahun 1342 H/1924 di bawah pengawasan para dosen Al-Azhar dan berdasarkan riwayat Hafsh dari Ashim dan diterima oleh dunia Islam. Alquran yang dikenal hari ini dengan nama Usman Thaha ditulis dengan khat yang indah oleh seorang penulis kaligrafi Suriah dan diterbitkan di Mesir. Alquran ini diterbitkan di pelbagai Negara-negara Islam. Ciri khas terbitan ini adalah susunan [[ayat-ayat]] pada halamana-halaman dan urutan hizb-hizb dan 30 juz Alquran. <ref>''Ma'rifat Pisyine Cāb Quran Karim'', Site Danesynameh Maudhu'i Qur'an</ref>
Mesir menerbitkan Alquran pada tahun 1342 H/1924 di bawah pengawasan para dosen Al-Azhar dan berdasarkan riwayat Hafsh dari Ashim dan diterima oleh dunia Islam. Alquran yang dikenal hari ini dengan nama Usman Thaha ditulis dengan khat yang indah oleh seorang penulis kaligrafi Suriah dan diterbitkan di Mesir. Alquran ini diterbitkan di pelbagai Negara-negara Islam. Ciri khas terbitan ini adalah susunan [[ayat-ayat]] pada halamana-halaman dan urutan hizb-hizb dan 30 juz Alquran. <ref>''Ma'rifat Pisyine Cāb Quran Karim'', Site Danesynameh Maudhu'i Qur'an</ref>


Dewasa ini terbitan Alquran dilakukan di bawah pengawasan lembaga-lembaga terkait dan memiliki aturan-aturan tersendiri. <ref>''Nadzarat wa Wadzāyif wa Ahdāf'',  Site Telawat. </ref> Di Iran lembaga Dar Alquran al-Karim memiliki tugas untuk mengoreksi dan mengawasi terbitan Alquran. <ref>''Tarikhche wa Wadzāyif wa Ahdāf'', Site Telawat. </ref>
Dewasa ini terbitan Alquran dilakukan di bawah pengawasan lembaga-lembaga terkait dan memiliki aturan-aturan tersendiri. <ref>''Nadzarat wa Wadzāyif wa Ahdāf'',  Site Telawat. </ref> Di Iran lembaga Dar Alquran al-Karim memiliki tugas untuk mengoreksi dan mengawasi terbitan Alquran. <ref>''Tarikhche wa Wadzāyif wa Ahdāf'', Site Telawat. </ref>


===Struktur Alquran===
===Struktur Alquran===
Alquran terdiri dari 114 [[surah]] dan enam ribu ayat. Terdapat perbedaan pendapat terkait dengan jumlah akurat ayat-ayat Alquran. Sebagian mengutip dari Imam Ali as menyebutkan bahwa Alquran terdiri dari 6236 ayat. <ref>Yusufi, Gharawi, ''Ulum Qur'āni'', 1393 S, hlm. 32. </ref> Alquran terbagi menjadi 30 juz dan 120 hizb. Al-Quran terbagi menjadi 30 juz dan 120 hizb. <ref>'' Mustafid'', juz, hlm. 229 dan 230. </ref>
Alquran terdiri dari 114 [[surah]] dan enam ribu [[ayat]]. Terdapat perbedaan pendapat terkait dengan jumlah akurat ayat-ayat Alquran. Sebagian mengutip dari Imam Ali as menyebutkan bahwa Alquran terdiri dari 6236 ayat. <ref>Yusufi, Gharawi, ''Ulum Qur'āni'', 1393 S, hlm. 32. </ref> Alquran terbagi menjadi 30 juz dan 120 hizb. Al-Quran terbagi menjadi 30 juz dan 120 hizb. <ref>'' Mustafid'', juz, hlm. 229 dan 230. </ref>
   
   
===Surah===
===Surah===
Bagian-bagian Alquran yang memiliki kandungan yang teratur disebut sebagai surah. <ref>Jawadi Amuli, 1389 S, jld. 2, hlm. 411. </ref> Surah-surah Alquran dimulai dengan [[bismillahi al-rahman al-rahim]] selain surah Al-Taubah. <ref>Kumpulan penulis, ''Ayat Bismillah'', hlm. 120. </ref> Berdasarkan pada masa pewahyuannya terbagi menjadi dua, [[Makkiyah]] dan [[Madaniyah]]; surah-surah yang turun sebelum Nabi Muhammad saw [[hijrah]] ke [[Madinah]] disebut sebagai Makkiyah; surah-surah yang turun pasca hijrah ke Madinah disebut sebagai Madaniyah. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 130. </ref>
Bagian-bagian Alquran yang memiliki kandungan yang teratur disebut sebagai surah. <ref>Jawadi Amuli, 1389 S, jld. 2, hlm. 411. </ref> Surah-surah Alquran dimulai dengan [[Basmalah|bismillahi al-rahman al-rahim]] selain surah Al-Taubah. <ref>Kumpulan penulis, ''Ayat Bismillah'', hlm. 120. </ref> Berdasarkan pada masa pewahyuannya terbagi menjadi dua, [[Makkiyah dan Madaniyah]]; surah-surah yang turun sebelum Nabi Muhammad saw [[hijrah]] ke [[Madinah]] disebut sebagai Makkiyah; surah-surah yang turun pasca hijrah ke Madinah disebut sebagai Madaniyah. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 130. </ref>
 
===Ayat===
===Ayat===
Ayat adalah kata-kata, ungkapan atau kalimat Alquran yang membentuk surah. <ref>Mujtahid Syabistari, ''Ayat'', 1370 H, 276. </ref> Setiap [[surah]] terdiri dari beberapa ayat tertentu. <ref>Mujtahid Syabastari, ''Ayat '', 1370 H, 276. </ref> Ayat-ayat Alquran dari sudut pandang isi berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Ayat 282 surah [[Al-Baqarah]] merupakan ayat terpanjang dalam Alquran. Ayat yang paling pendek seperti ayat-ayat “«مُدهامَّتان» (QS Al-Rahman:64), «والضُّحی» (QS Al-Dhuha:1), «والفَجر» (QS Al-Fajr:1) atau pembuka-pembuka surah lainnya. <ref>Mujtahid Syabastari, ''Ayat'', 1370 H, 276. </ref>
Ayat adalah kata-kata, ungkapan atau kalimat Alquran yang membentuk surah. <ref>Mujtahid Syabistari, ''Ayat'', 1370 H, 276. </ref> Setiap [[surah]] terdiri dari beberapa ayat tertentu. <ref>Mujtahid Syabastari, ''Ayat '', 1370 H, 276. </ref> Ayat-ayat Alquran dari sudut pandang isi berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Ayat 282 surah [[Al-Baqarah]] merupakan ayat terpanjang dalam Alquran. Ayat yang paling pendek seperti ayat-ayat “«مُدهامَّتان» (QS Al-Rahman:64), «والضُّحی» (QS Al-Dhuha:1), «والفَجر» (QS Al-Fajr:1) atau pembuka-pembuka surah lainnya. <ref>Mujtahid Syabastari, ''Ayat'', 1370 H, 276. </ref>


Ayat-ayat Alquran berdasarkan kriteria kejelasan makna terbagi menjadi [[ muhkam dan mutasyabih]]. Yang dimaksud dengan ayat-ayat muhkam adalah ayat-ayat yang maknanya sedemikian jelas sehingga tidak menyisakan keraguan padanya. Ayat-ayat yang terdapat kemungkinan beberapa makna di dalamnya disebut sebagai mutsyabihat. <ref>Thabathabai, '' al-Mizan'', 1417 H, jld. 3, hlm. 21; Makarim Syirazi, ''Tafsir Nemuneh'', 1374 S, jld. 2, hlm. 433. </ref> Alquran sendiri yang melakukan pembagian dan klasifikasi ini. <ref>Qs. Ali Imran:7. </ref>
Ayat-ayat Alquran berdasarkan kriteria kejelasan makna terbagi menjadi [[Muhkam dan Mutasyabih]]. Yang dimaksud dengan ayat-ayat muhkam adalah ayat-ayat yang maknanya sedemikian jelas sehingga tidak menyisakan keraguan padanya. Ayat-ayat yang terdapat kemungkinan beberapa makna di dalamnya disebut sebagai mutsyabihat. <ref>Thabathabai, '' al-Mizan'', 1417 H, jld. 3, hlm. 21; Makarim Syirazi, ''Tafsir Nemuneh'', 1374 S, jld. 2, hlm. 433. </ref> Alquran sendiri yang melakukan pembagian dan klasifikasi ini. <ref>Qs. Ali Imran:7. </ref>


Pembagian lain yang dijelaskan terkait dengan ayat-ayat Alquran: ayat-ayat yang menasakh hukum yang ada pada ayat lain disebut sebagai ayat [[nasikh]] dan ayat-ayat yang telah dinasakh disebut sebagai [[mansukh]]. <ref>Ma'rifat,'' al-Tamhid'', 1411 H, hlm. 294. </ref>
Pembagian lain yang dijelaskan terkait dengan ayat-ayat Alquran: ayat-ayat yang menasakh hukum yang ada pada ayat lain disebut sebagai ayat nasikh dan ayat-ayat yang telah dinasakh disebut sebagai mansukh. <ref>Ma'rifat,'' al-Tamhid'', 1411 H, hlm. 294. </ref>


===Juz dan Hizb===
===Juz dan Hizb===
Hizb dan juz adalah pembagian Alquran yang diinisiasi penggunaannya oleh kaum Muslimin. Diduga bahwa umat Muslim melakukan hal ini untuk memudahkan program bacaan atau penghafalan setiap hari Alquran. Pembagian seperti ini memiliki beragam dan ada keterlibatan personal; <ref>Mustafid, ''Juz'', hlm. 228, 229. </ref> Dikatakan pada masa Rasulullah saw, Alquran terbagi menjadi beberapa hizb dan setiap hizb mencakup beberapa surah; demikian juga pada masa-masa selanjutnya, terdapat pembagian-pembagian dua juz hingga sepuluh juz. Dewasa ini pembagian Alquran terdiri dari 30 juz dan pembagian setiap juz menjadi 4 hizb. <ref>Mustafid, ''Juz'', hlm. 228, 229, 230. </ref>
Hizb dan juz adalah pembagian Alquran yang diinisiasi penggunaannya oleh kaum Muslimin. Diduga bahwa umat Muslim melakukan hal ini untuk memudahkan program bacaan atau penghafalan Alquran setiap hari. Pembagian seperti ini memiliki beragam dan ada keterlibatan personal; <ref>Mustafid, ''Juz'', hlm. 228, 229. </ref> Dikatakan pada masa [[Rasulullah saw]], Alquran terbagi menjadi beberapa hizb dan setiap hizb mencakup beberapa surah; demikian juga pada masa-masa selanjutnya, terdapat pembagian-pembagian dua juz hingga sepuluh juz. Dewasa ini pembagian Alquran terdiri dari 30 juz dan pembagian setiap juz menjadi 4 hizb. <ref>Mustafid, ''Juz'', hlm. 228, 229, 230. </ref>


===Kandungan===
===Kandungan===
Dalam Alquran disebutkan beragam tema seperti [[masalah-masalah akidah]], [[akhlak]], [[hukum-hukum syariat]], kisah-kisah orang-orang terdahulu, perang melawan orang-orang munafik dan orang-orang musyrik. Sebagian kandungan penting Alquran seperti: [[Tauhid]], [[ma'ad]], beberapa peristiwa pada awal kedatangan Islam seperti [[peperangan]] yang diikuti Rasulullah saw, [[kisah-kisah Alquran]], hukum-hukum ibadah, peradilan, keutamaan dan ketercelaan akhlak, larangan terhadap kemusyrikan dan kemunafikan. <ref>Khuramsyahi, '' Qur'ān Majid'', hlm. 1631, hlm. 200. </ref>
Dalam Alquran disebutkan beragam tema seperti [[Ushuluddin]], akhlak, hukum-hukum syariat, kisah-kisah orang-orang terdahulu, perang melawan orang-orang munafik dan orang-orang musyrik. Sebagian kandungan penting Alquran seperti: [[Tauhid]], [[ma'ad]], beberapa peristiwa pada awal kedatangan Islam seperti [[Ghazwah]] yang diikuti Rasulullah saw, kisah-kisah Alquran, hukum-hukum ibadah, peradilan, keutamaan dan ketercelaan akhlak, larangan terhadap kemusyrikan dan kemunafikan. <ref>Khuramsyahi, '' Qur'ān Majid'', hlm. 1631, hlm. 200. </ref>


===Alquran Tidak Mungkin Mengalami Penyimpangan===
===Alquran Tidak Mungkin Mengalami Penyimpangan===
Tulisan asli: [[Tahrif Alquran]]
{{Main|Keterjagaan Alquran dari Penyimpangan}}


Tahrif yang umumnya dibahas artinya adanya penambahan terhadap kata-kata atau kalimat-kalimat Alquran atau pengurangan terhadap kata-kata atau kalimat-kalimatnya. [[Abul Qasim Khui]] menulis kaum Muslimin bersepakat bahwa tahrif dalam artian pertama tidak terjadi pada Alquran (penambahan); namun pada pengurangan kata-kata atau kalimat-kalimat Alquran terdapat perbedaan pendapat. <ref>Khui, ''al-Bayān fi Tafsir al-Qur'ān'', 1430 H, hlm. 200. </ref>
Tahrif yang umumnya dibahas artinya adanya penambahan terhadap kata-kata atau kalimat-kalimat Alquran atau pengurangan terhadap kata-kata atau kalimat-kalimatnya. [[Sayid Abu al-Qasim al-Musawi al-Khui|Abul Qasim Khui]] menulis kaum Muslimin bersepakat bahwa tahrif dalam artian pertama tidak terjadi pada Alquran (penambahan); namun pada pengurangan kata-kata atau kalimat-kalimat Alquran terdapat perbedaan pendapat. <ref>Khui, ''al-Bayān fi Tafsir al-Qur'ān'', 1430 H, hlm. 200. </ref>


Menurutnya, pandangan masyhur di kalangan ulama Syiah menekankan bahwa tahrif dalam artian ini juga tidak terjadi pada Alquran. <ref>Khui, ''al-Bayān fi Tafsir al-Qur'ān''', 1430 H, hlm. 201. </ref>
Menurutnya, pandangan masyhur di kalangan ulama Syiah menekankan bahwa tahrif dalam artian ini juga tidak terjadi pada Alquran. <ref>Khui, ''al-Bayān fi Tafsir al-Qur'ān''', 1430 H, hlm. 201. </ref>


===Tantangan dan Kemukjizatan Alquran===
===Tantangan dan Kemukjizatan Alquran===
Tulisan-tulisan Asli: [[Tahadi]] dan [[I'jaz Alquran]]
Pada ayat-ayat Alquran disebutkan bahwa sekiranya para penentang diminta untuk mendatangkan sebuah kitab seperti Alquran apabila mereka tidak menerima [[Nabi Muhammad saw]] sebagai utusan Allah swt. <ref>Qs Isra, ayat 88, Qs. Hud: 13, Qs Yunus: 38. </ref> Kaum Muslimin menyebut hal ini sebagai tahaddi. Tahaddi bermakna permintaan untuk mendatangkan hal yang sama dan lontaran tantangan. Kata ini pertama kali digunakan pada buku-buku teologis dasawarsa kesepuluh yang bermakna permintaan untuk mendatangkan hal yang sama dengan Alquran. <ref>Ma'muri, ''Tahadi '', 1385 S, hlm. 599. </ref>  
Pada ayat-ayat Alquran disebutkan bahwa sekiranya para penentang diminta untuk mendatangkan sebuah kitab seperti Alquran apabila mereka tidak menerima [[Nabi Muhammad saw]] sebagai utusan Allah swt. <ref>Qs Isra, ayat 88, Qs. Hud: 13, Qs Yunus: 38. </ref> Kaum Muslimin menyebut hal ini sebagai tahaddi. Tahaddi bermakna permintaan untuk mendatangkan hal yang sama dan lontaran tantangan. Kata ini pertama kali digunakan pada buku-buku teologis dasawarsa kesepuluh yang bermakna permintaan untuk mendatangkan hal yang sama dengan Alquran. <ref>Ma'muri, ''Tahadi '', 1385 S, hlm. 599. </ref>  


Sesuai dengan keyakinan umat Islam, tiada seorang pun yang dapat mendatangkan sebuah kitab seperti Alquran dan hal ini merupakan symbol bahwa Alquran dan kenabian Nabi Muhammad saw itu adalah mukjizat. Alquran sendiri menegaskan sisi ketuhanan Alquran (bahwa Alquran itu diturunkan dari sisi Allah swt) dan menilai mustahil ada seseorang yang mampu mendatangkan sebuah kitab seperti Alquran. <ref>Qs Thur: 34. </ref> Kemukjizatan Alquran adalah salah satu tema yang dikaji dan dipelajari dalam Ulumul Quran. <ref>Ma'rifat, ''I'jāz al-Qur'ān'', 1379 S, jld. 9, hlm. 363. </ref>
Sesuai dengan keyakinan umat Islam, tiada seorang pun yang dapat mendatangkan sebuah kitab seperti Alquran dan hal ini merupakan symbol bahwa Alquran dan kenabian Nabi Muhammad saw itu adalah [[mukjizat]]. Alquran sendiri menegaskan sisi ketuhanan Alquran (bahwa Alquran itu diturunkan dari sisi Allah swt) dan menilai mustahil ada seseorang yang mampu mendatangkan sebuah kitab seperti Alquran. <ref>Qs Thur: 34. </ref> Kemukjizatan Alquran adalah salah satu tema yang dikaji dan dipelajari dalam Ulumul Quran. <ref>Ma'rifat, ''I'jāz al-Qur'ān'', 1379 S, jld. 9, hlm. 363. </ref>


==Ilmu-ilmu yang Berkaitan dengan Alquran==
==Ilmu-ilmu yang Berkaitan dengan Alquran==
Baris 1.057: Baris 1.052:
   
   
===Tafsir===
===Tafsir===
Tulisan Asli: [[Tafsir]]
{{Main|Tafsir}}
Tafsir adalah pengetahuan tentang ulasan dan penjelasan ayat-ayat Alquran. <ref>Abasi, ''Tafsir'', 1382, jld. 7, hlm. 619. </ref> Tafsir Alquran dimulai pada masa Rasulullah saw dan dilakukan oleh Rasulullah saw sendiri. <ref>Ma'rifat, '' al-Tafsir wa al-Mufasirun'', 1418 H, jld. 1, hlm. 174. </ref> [[ Imam Ali as]], [[Ibnu Abbas]], [[Abdullah bin Mas'ud]], Ubay bin Ka'ab adalah para penafsir pertama Alquran pasca Rasulullah saw.<ref>Ma'rifat, ''al-Tafsir wa al-Mufasirun'', 1418 H, jld. 1, hlm. 210 dan 211.</ref> Alquran telah ditafsirkan dengan menggunakan ragam metode. Sebagian dari metode tafsir Alquran ini adalah tafsir maudhu'ui (tematis), tafsir tartibi (sistematis), tafsir Alquran bi Alquran, tafsir riwayat, tafsir ilmiah, tafsir fikih, tafsir filosofis, dan tafsir irfani. <ref>Ma'rifat,''al-Tafsir wa al-Mufasirun'', 1418 H, jld. 1, hlm. 14-20, 22, 25, 343, 526. </ref>
Tafsir adalah pengetahuan tentang ulasan dan penjelasan ayat-ayat Alquran. <ref>Abasi, ''Tafsir'', 1382, jld. 7, hlm. 619. </ref> Tafsir Alquran dimulai pada masa Rasulullah saw dan dilakukan oleh Rasulullah saw sendiri. <ref>Ma'rifat, '' al-Tafsir wa al-Mufasirun'', 1418 H, jld. 1, hlm. 174. </ref> [[Imam Ali as]], [[Ibnu Abbas]], [[Abdullah bin Mas'ud]], Ubay bin Ka'ab adalah para penafsir pertama Alquran pasca Rasulullah saw.<ref>Ma'rifat, ''al-Tafsir wa al-Mufasirun'', 1418 H, jld. 1, hlm. 210 dan 211.</ref> Alquran telah ditafsirkan dengan menggunakan ragam metode. Sebagian dari metode tafsir Alquran ini adalah tafsir maudhu'ui (tematis), tafsir tartibi (sistematis), tafsir Alquran bi Alquran, tafsir riwayat, tafsir ilmiah, tafsir fikih, tafsir filosofis, dan tafsir irfani. <ref>Ma'rifat,''al-Tafsir wa al-Mufasirun'', 1418 H, jld. 1, hlm. 14-20, 22, 25, 343, 526. </ref>


===Ulumul Quran===
===Ulumul Quran===
Sekumpulan ilmu yang membahas tentang Alquran disebut sebagai Ulumul Qur'an. Sejarah Alquran, ayat-ayat ahkam, ilmu bahasa Alquran, ilmu tanda baca dan balaghah, [[asbab al-nuzul]], [[qishash Alquran]], [[ilmu Qira'ah]], ilmu Makki dan Madani, ilmu [[muhkam dan mutasyabih]], ilmu [[nasikh]] dan [[mansukh]] merupakan pembahasan-pembahasan yang dikaji dalam Ulumul Qur'an. <ref>Iskandarlu, '' Ulumul Qur'ān'', 1379 S, hlm. 12. </ref>  
Sekumpulan ilmu yang membahas tentang Alquran disebut sebagai Ulumul Qur'an. Sejarah Alquran, ayat-ayat ahkam, ilmu bahasa Alquran, ilmu tanda baca dan balaghah, [[Asbab al-Nuzul|asbab al-nuzul]], qishash Alquran, ilmu Qira'ah, ilmu [[Makki dan Madani]], ilmu [[Muhkam dan Mutasyabih|muhkam dan mutasyabih]], ilmu nasikh dan mansukh merupakan pembahasan-pembahasan yang dikaji dalam Ulumul Qur'an. <ref>Iskandarlu, '' Ulumul Qur'ān'', 1379 S, hlm. 12. </ref>  
Sebagian sumber penting Ulumul Qur'an adalah:
Sebagian sumber penting Ulumul Qur'an adalah:
*''Al-Tibyan'' (mukaddimah) [[Syaikh Thusi]] (456 H)
*''Al-Tibyan'' (mukaddimah) [[Syaikh Thusi]] (456 H)
*'' Majma' al-Bayan'' (mukaddimah) ''Allamah Thabrisi'' (548)
*''[[Majma' al-Bayan]]'' (mukaddimah) ''Fadhl bin Hasan al-Thabrisi'' (548)
*''Imla ma Min al-Rahman'', Abu al-Baqa Akbari (616 H/1219)
*''Imla ma Min al-Rahman'', Abu al-Baqa Akbari (616 H/1219)
*''Al-Burhan fi Ulum al-Qur'an Zarkasyi'' (794 H/1392)
*''Al-Burhan fi Ulum al-Qur'an Zarkasyi'' (794 H/1392)
*''Al-Itqan fi Ulum al-Qur'an Jalaluddin Suyuthi'' (911 H/1506)
*''Al-Itqan fi Ulum al-Qur'an Jalaluddin Suyuthi'' (911 H/1506)
*''Ala-Rahman'' (mukaddimah kitab) Muhammad Jawad Balaghi (1352 H/1934)
*''Ala-Rahman'' (mukaddimah kitab) Muhammad Jawad Balaghi (1352 H/1934)
*''Al-Bayan fi Tafsir al-Qur'an'', Sayid Abul Qasim Khui (1371 HS)
*''[[Al-Bayan fi Tafsir al-Qur'an]]'', [[Sayid Abu al-Qasim al-Musawi al-Khui]] (1371 HS)
*''Qur'an dar Islam'', Sayid Muhammad Husain Thabathabai'' (1360 HS)
*''Qur'an dar Islam'', [[Sayid Muhammad Husain Thabathabai]] (1360 HS)
*''[[Al-Tamhid fi 'Ulum al-Qur'an]]'', [[Muhammad Hadi Ma'rifat]] (1385 HS) <ref>Hasyim Zadeh, '' Ketāb Syenāsi Ulumul Qur'an'', hlm. 395-397, 401, 408; Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, ha. 11-19. </ref>
*''[[Al-Tamhid fi 'Ulum Al-Qur'an]]'', Muhammad Hadi Ma'rifat (1385 HS) <ref>Hasyim Zadeh, '' Ketāb Syenāsi Ulumul Qur'an'', hlm. 395-397, 401, 408; Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, ha. 11-19. </ref>


===Ajaran-ajaran Alquran===
===Ajaran-ajaran Alquran===
Alquran tampil mencolok dalam kehidupan sosial kaum Muslimin. Pertemuan-pertemuan [[khatam Alquran]] di [[masjid-masjid]], tempat-tempat suci ([[haram-haram]]) para imam dan [keturunan imam]], dan pertemuan-pertemuan keluarga. <ref>''Marasim Qur'an be Sar Giriftan'', Gulistān Qur'ān, hlm. 36. </ref> Meletakkan Alquran di atas kepala pada malam-malam Qadar sebagaimana yang dilakukan oleh umat Muslim Syiah. Dalam pelaksanaan peletakkan Alquran di atas kepala mereka bersumpah atas nama Allah swt, Alquran yang diturunkan dan [[para maksum]] supaya dosa-dosanya diampunkan. <ref>Bersumpah dengan meletakkan al-Quran di kepala, Site Hauzah. </ref>
Alquran tampil mencolok dalam kehidupan sosial kaum Muslimin. Pertemuan-pertemuan [[khataman Alquran]] di [[masjid-masjid]], [[Haram (tempat suci)]] para imam dan [keturunan imam]], dan pertemuan-pertemuan keluarga. <ref>''Marasim Qur'an be Sar Giriftan'', Gulistān Qur'ān, hlm. 36. </ref> Meletakkan Alquran di atas kepala pada malam-malam Qadar sebagaimana yang dilakukan oleh umat Muslim Syiah. Dalam pelaksanaan peletakkan Alquran di atas kepala mereka bersumpah atas nama Allah swt, Alquran yang diturunkan dan [[para maksum]] supaya dosa-dosanya diampunkan. <ref>Bersumpah dengan meletakkan al-Quran di kepala, Site Hauzah. </ref>


Pada kebanyakan pertemuan resmi kaum Muslimin seperti ceramah-ceramah dan ritual-ritual sosial seperti pernikahan, pembacaan ayat-ayat Alquran. <ref>Musawi Amuli, ''Qur'ān dar Rusume Irān'', 1384; hlm. 47. </ref>  Salah satu budaya yang berkembang di Iran adalah memasuki rumah baru dengan Alquran. Orang-orang [[Iran]] ketika memasuki rumah baru dan hendak memindahkan perabotan rumah maka pertama kali yang mereka bawa adalah Alquran dan kemudian barulah perabotan-perabotan rumah yang diangkat. <ref>''Adāb Raftan be Khāne Jadid'', Site Markaz Meli Pasukhdu be Soalat Syar'i''. </ref>
Pada kebanyakan pertemuan resmi kaum Muslimin seperti ceramah-ceramah dan ritual-ritual sosial seperti pernikahan, pembacaan ayat-ayat Alquran. <ref>Musawi Amuli, ''Qur'ān dar Rusume Irān'', 1384; hlm. 47. </ref>  Salah satu budaya yang berkembang di Iran adalah memasuki rumah baru dengan Alquran. Orang-orang [[Iran]] ketika memasuki rumah baru dan hendak memindahkan perabotan rumah maka pertama kali yang mereka bawa adalah Alquran dan kemudian barulah perabotan-perabotan rumah yang diangkat. <ref>''Adāb Raftan be Khāne Jadid'', Site Markaz Meli Pasukhdu be Soalat Syar'i''. </ref>