Pengguna anonim
Bismillahi Rahmanir Rahim: Perbedaan antara revisi
→Perlunya Zikir Bismillah dalam Permulaan Bacaan
imported>Hindr |
imported>Hindr |
||
Baris 95: | Baris 95: | ||
Dengan memperhatikan perbedaan makna, ia menulis bahwa ungkapan bismillah bukan ungkapan pengulangan, karena setiap surah mempunyai makna dan arti yang berbeda. Oleh karena itu, dalam hukum [[fikih]], seseorang sebelum membaca bismillah harus menentukan surah apa yang akan ia baca pada dzikir basmalah dalam permulaan surah. [[Syiah]] Imamiyah berpendapat sama bahwa bismillah adalah bagian dari ayat pertama dari setiap surah kecuali surah al-Taubah (Baraah). Pendapat mereka bersandarkan atas tindakan [[Nabi saw]], [[para Imam as]] dan riwayat [[mutawatir]]. <ref> Thusi, 1377-1382, jld. 1, hlm. 112, Ibid, 1400, hlm. 76. </ref> | Dengan memperhatikan perbedaan makna, ia menulis bahwa ungkapan bismillah bukan ungkapan pengulangan, karena setiap surah mempunyai makna dan arti yang berbeda. Oleh karena itu, dalam hukum [[fikih]], seseorang sebelum membaca bismillah harus menentukan surah apa yang akan ia baca pada dzikir basmalah dalam permulaan surah. [[Syiah]] Imamiyah berpendapat sama bahwa bismillah adalah bagian dari ayat pertama dari setiap surah kecuali surah al-Taubah (Baraah). Pendapat mereka bersandarkan atas tindakan [[Nabi saw]], [[para Imam as]] dan riwayat [[mutawatir]]. <ref> Thusi, 1377-1382, jld. 1, hlm. 112, Ibid, 1400, hlm. 76. </ref> | ||
==Perlunya | ==Perlunya Membaca Bismillah dalam Permulaan Qiraat== | ||
Ulama ilmu qiraat, beberapa diantaranya, memandang perlu untuk membaca "bismillah" dalam setiap permulaan qiraat dalam setiap bagian dari surah-surah [[Alquran]] dan tidak ada satu ulama pun yang memperbolehkan dalam memulai bacaan qiraat tanpa membaca Bismillah. <ref> Ibnu Jazri, jld. 1, hlm. 263. </ref> | Ulama ilmu qiraat, beberapa diantaranya, memandang perlu untuk membaca "bismillah" dalam setiap permulaan qiraat dalam setiap bagian dari surah-surah [[Alquran]] dan tidak ada satu ulama pun yang memperbolehkan dalam memulai bacaan qiraat tanpa membaca Bismillah. <ref> Ibnu Jazri, jld. 1, hlm. 263. </ref> | ||
===Perbedaan membaca Bismillah jika lebih dari satu | ===Perbedaan membaca Bismillah jika lebih dari satu surah=== | ||
*Hanya satu bismillah; sebagian hanya satu kali | *Hanya satu bismillah; sebagian hanya memperbolehkan satu kali zikir bismillah dalam permulaan qiraat yang meliputi lebih dari satu surah. Adapun terkait dengan menyambungnya surah-surah dengan bismillah merupakan perbedaan pendapat. Sebagian berkeyakinan bahwa tidak semestinya bacaan bismillah dalam dua surah dipisahkan, namun kedua surah itu harus digabungkan tanpa membaca bismillah. | ||
* | *Kelaziman satu bismillah dalam permulaan setiap surah; namun Ibnu Katsir, Ashim, Kisai dan Qalun berkeyakinan bahwa keterpisahan surah dari surah yang lain dengan bismillah adalah sebuah keharusan kecuali [[Surah Al-Anfal|surah al-Anfal]] dan [[Surah Al-Taubah|surah Baraah]] dimana diantara kedua surah itu tidak ada bismillah. <ref> Ibid, jld. 1, hlm. 259. </ref> | ||
Perbedaan pendapat tentang "Bismillah" yang merupakan ayat terpisah dan berdiri sendiri, berdasarkan berbagai riwayat, seperti riwayat Ibnu Abbas, | Perbedaan pendapat tentang "Bismillah" yang merupakan ayat terpisah dan berdiri sendiri, berdasarkan berbagai riwayat, seperti riwayat [[Ibnu Abbas]], [[Nabi saw|Nabi]] mengetahui bahwa turunnya satu surah dan dimulainya surah berikutnya dengan perantara turunnya "Bismillah" yang baru. <ref> Suyuthi, ''Dur al-Mantsur'', jld. 1, hlm. 7. </ref> | ||
Menurut sebagian pendapat, dari riwayat ini dapat diambil kesimpulan bahwa bismillah bukan merupakan surah yang terpisah dan turun hanya sebagai bentuk dari tabarruk. | Menurut sebagian pendapat, dari riwayat ini dapat diambil kesimpulan bahwa bismillah bukan merupakan surah yang terpisah dan turun hanya sebagai bentuk dari [[tabarruk]]. | ||
Di hadapan pendapat tersebut, terdapat pendapat-pendapat lain yang menyatakan bahwa dalam semua mushaf-mushaf standar (Mushaf Imam), pada permulaan semua surah tertulis bismillah kecuali pada surah Baraah. Dengan memperhatikan bahwa ketika mengumpulkan Alquran demi untuk menjaga kalam Tuhan, mereka berupaya untuk membawa segala sesuatu yang tidak perlu, walaupun hanya sekedar nama dan nomer surah-surah, | Di hadapan pendapat tersebut, terdapat pendapat-pendapat lain yang menyatakan bahwa dalam semua mushaf-mushaf standar (Mushaf Imam), pada permulaan semua surah tertulis bismillah kecuali pada surah Baraah. Dengan memperhatikan bahwa ketika mengumpulkan Alquran demi untuk menjaga kalam Tuhan, mereka berupaya untuk membawa segala sesuatu yang tidak perlu, walaupun hanya sekedar nama dan nomer surah-surah, jika bismillah bukan merupakan bagian dari Alquran, berarti para sahabat telah menambahkan bismillah 113 padanya. Selain itu, | ||
ada sekelompok lainnya yang menukil sebuah riwayat dari Ibnu Abbas, yang berdasarkan riwayat tersebut barang siapa yang tidak membaca bismillah, maka ia telah mengalpakan 113 ayat Alquran. <ref> Zamakhsyari, ibid, jld. 1. Hlm. 207-208. </ref> | |||
===Membaca Bismillah dalam Salat dan Keras atau Pelannya=== | ===Membaca Bismillah dalam Salat dan Keras atau Pelannya=== |