Lompat ke isi

Ayat Shadiqin: Perbedaan antara revisi

18 bita ditambahkan ,  6 Februari 2015
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Maitsam
(←Membuat halaman berisi ''''Ayat Shadiqin''' (Bahasa Arab: '''آية الصادقين''') adalah ayat 119 surah Al-Taubah. Ayat ini adalah perintah bagi orang-orang ber...')
 
imported>Maitsam
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11: Baris 11:




==Mishdaq Shadiqin==
==Siapa Yang Dimaksud Shadiqin?==
Terdapat beberapa pendapat dari para mufassir tentang siapakah yang dimaksud dengan shadiqin. Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan shadiqin adalah orang-orang yang mempunyai 5 sifat-sifat yang disebutkan dalam surah al-Baqarah ayat 177 <ref> ''“Kebajikan itu bukanlah (hanya) kamu menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat (ketika salat). Akan tetapi, sesungguhnya kebajikan itu adalah orang yang beriman kepada Allah, hari kemudian, para malaikat, kitab-kitab, dan para nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya; mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila mereka berjanji; dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”''</ref> atau orang-orang <ref> Thabarsi, Majma’ al-Bayān, jld. 3, hlm. 81. </ref>  yang disebutkan dalam surah al-Ahzab<ref> Thusi, Al-Tibyān, jld.5 , hlm. 318. </ref> ayat 23<ref> Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu; dan mereka sedikit pun tidak merubah (janji merekanya) </ref>  atau kaum Muhajirin yang disebutkan dalam ayat 8 surah al-Hasyr. <ref> Qurthubi, Al-Jāmi’ li Ahkām al-Qurān, jld. 8, hlm. 288. </ref>atau Nabi Muhammad Saw dan Ahlulbaitnya.  
Terdapat beberapa pendapat dari para mufassir tentang siapakah yang dimaksud dengan shadiqin. Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan shadiqin adalah orang-orang yang mempunyai 5 sifat-sifat yang disebutkan dalam surah al-Baqarah ayat 177 <ref> ''“Kebajikan itu bukanlah (hanya) kamu menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat (ketika salat). Akan tetapi, sesungguhnya kebajikan itu adalah orang yang beriman kepada Allah, hari kemudian, para malaikat, kitab-kitab, dan para nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya; mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila mereka berjanji; dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”''</ref> atau orang-orang <ref> Thabarsi, Majma’ al-Bayān, jld. 3, hlm. 81. </ref>  yang disebutkan dalam surah al-Ahzab<ref> Thusi, Al-Tibyān, jld.5 , hlm. 318. </ref> ayat 23<ref> Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu; dan mereka sedikit pun tidak merubah (janji merekanya) </ref>  atau kaum Muhajirin yang disebutkan dalam ayat 8 surah al-Hasyr. <ref> Qurthubi, Al-Jāmi’ li Ahkām al-Qurān, jld. 8, hlm. 288. </ref>atau Nabi Muhammad Saw dan Ahlulbaitnya.
Sebagian mufassir berdasarkan qiraah Abdullah bin Mas’ud, kata ''“ma’a”'' (dengan) dalam ayat ini mengandung arti “min/dari” yaitu bahwa kaum Mukmin harus bertakwa dan berkata benar.  <ref> Rasyid Ridha, Al-Manar, jld. 11, hlm. 72; Thusi, Al-Tebyan, jld. 5, hlm. 318. </ref>
Sebagian mufassir berdasarkan qiraah Abdullah bin Mas’ud, kata ''“ma’a”'' (dengan) dalam ayat ini mengandung arti “min/dari” yaitu bahwa kaum Mukmin harus bertakwa dan berkata benar.  <ref> Rasyid Ridha, Al-Manar, jld. 11, hlm. 72; Thusi, Al-Tebyan, jld. 5, hlm. 318. </ref>
Dalam literatur hadis yang berasal dari Ahlusunah maupun Syiah, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan shadiqin adalah Ali As atau Ali As dan sahabatnya atau Ali atau Ali As dan Ahlulbaitnya. <ref> Suyuthi, Al-Dur al-Mantsur, jld. 4, hlm. 278; Amadi , Ghāyah al-Murām. Jld. 3, hlm. 50-51; Amini, Al-Ghadir, jld. 2, hlm. 306. </ref>  Walhasil, banyak sekali riwayat Syiah yang menafsirkan Shadiqin sebagai para Imam Ahlulbait As. <ref> Kulaini, Ushul al-Kāfi, jld. 1, hlm. 208, Amadi, Ghāyah al-Marām, jld. 3, hlm. 52 </ref>
Dalam literatur hadis yang berasal dari Ahlusunah maupun Syiah, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan shadiqin adalah Ali As atau Ali As dan sahabatnya atau Ali atau Ali As dan Ahlulbaitnya. <ref> Suyuthi, Al-Dur al-Mantsur, jld. 4, hlm. 278; Amadi , Ghāyah al-Murām. Jld. 3, hlm. 50-51; Amini, Al-Ghadir, jld. 2, hlm. 306. </ref>  Walhasil, banyak sekali riwayat Syiah yang menafsirkan Shadiqin sebagai para Imam Ahlulbait As. <ref> Kulaini, Ushul al-Kāfi, jld. 1, hlm. 208, Amadi, Ghāyah al-Marām, jld. 3, hlm. 52 </ref>
Baris 31: Baris 31:




Perkataan Fahr al-Razi tentang maksud shadiqin yang merupakan orang-orang yang maksum adalah perkataan yang kuat. Namun misdaq (obyek) yang ia sampaikan, yaitu kesepakatan (ijmak) umat tidak benar karena: pertama, masalah-masalah yang merupakan kesepakatan umat Islam jumlahnya sedikit dan tidak bisa dijadikan jalan keluar dalam hukum agama; kedua, apabila kesepakatan umat itu tidak meliputi orang-orang maksum, tetap saja terdapat kemungkinan bahwa kesepakatan itu akan salah; ketiga, dengan melihat dan meneliti ayat-ayat seperti ayat tathir dalam Al-Quran dan riwayat-riwayat seperti hadis Tsaqalain, hadis Safinah dan…pada sunah nabawi menunjukkan dengan jelas tentang kemaksuman Ahlulbait Nabi Muhammad Saw.  
Perkataan Fahr al-Razi tentang maksud shadiqin yang merupakan orang-orang yang maksum adalah perkataan yang kuat. Namun misdaq (obyek) yang ia sampaikan, yaitu kesepakatan (ijmak) umat tidak benar karena: pertama, masalah-masalah yang merupakan kesepakatan umat Islam jumlahnya sedikit dan tidak bisa dijadikan jalan keluar dalam hukum agama; kedua, apabila kesepakatan umat itu tidak meliputi orang-orang maksum, tetap saja terdapat kemungkinan bahwa kesepakatan itu akan salah; ketiga, dengan melihat dan meneliti ayat-ayat seperti ayat tathir dalam Al-Quran dan riwayat-riwayat seperti hadis Tsaqalain, hadis Safinah dan…pada sunah nabawi menunjukkan dengan jelas tentang kemaksuman Ahlulbait Nabi Muhammad Saw.
Sesuatu yang menguatkan bahwa yang dimaksud dengan shadiqin itu adalah para maksum adalah perintah “كُونُوا مَعَ الصّادقين” karena ayat ini tidak mengandung qaid dan syarat sehingga terdapat dua persoalan yang darinya bisa ditarik 2 kesimpulan: Pertama bahwa shadiqin adalah orang-orang yang semua perilakunya entah itu akidah, akhlak, perkataan dan perbuatannya shadiq (ithlāq mauridi) dan yang lainnya adalah bahwa mereka dalam segala kondisi akan berlaku seperti itu (ithlāq ahwāli). Tak diragukan lagi bahwa orang-orang itu hanya ada pada orang-orang yang  maksum. Kesimpulannya, Sshadiqin adalah para Imam As yang maksum dan kaum mukminin harus mengikuti mereka.
Sesuatu yang menguatkan bahwa yang dimaksud dengan shadiqin itu adalah para maksum adalah perintah “كُونُوا مَعَ الصّادقين” karena ayat ini tidak mengandung qaid dan syarat sehingga terdapat dua persoalan yang darinya bisa ditarik 2 kesimpulan: Pertama bahwa shadiqin adalah orang-orang yang semua perilakunya entah itu akidah, akhlak, perkataan dan perbuatannya shadiq (''ithlāq mauridi'') dan yang lainnya adalah bahwa mereka dalam segala kondisi akan berlaku seperti itu (''ithlāq ahwāli''). Tak diragukan lagi bahwa orang-orang itu hanya ada pada orang-orang yang  maksum. Kesimpulannya, Sshadiqin adalah para Imam As yang maksum dan kaum mukminin harus mengikuti mereka.




Baris 39: Baris 39:


==Daftar Pustaka==
==Daftar Pustaka==
#Amadi, Saifuddin, ''Ghāyah al-Marām fi ‘Ilm al-Kalām'', Kairo, Al-A’la Lisyaun al-Islamiyah, 1391 Qf  
#Amadi, Saifuddin, ''Ghāyah al-Marām fi ‘Ilm al-Kalām'', Kairo, Al-A’la Lisyaun al-Islamiyah, 1391 Qf
#Amini, Abdul Husain, ''Al-Ghadir'', Qum, Markaz al-Ghadir lil Dirasat al-Islamiyah, 1421 Q.
#Amini, Abdul Husain, ''Al-Ghadir'', Qum, Markaz al-Ghadir lil Dirasat al-Islamiyah, 1421 Q.
#Jurjani, Sayid Syarif Ali bin Muhammad, ''Al-Ta’rifāt'', Beirut, Dar al-Fikr, 1419 Q.
#Jurjani, Sayid Syarif Ali bin Muhammad, ''Al-Ta’rifāt'', Beirut, Dar al-Fikr, 1419 Q.
Pengguna anonim