Penulisan Taqrir

Prioritas: b, Kualitas: b
Dari wikishia


Jangan keliru dengan Taqrir Maksum

Penulisan Taqrir (Menulis transkrip pelajaran) (bahasa Arab:كتابة التقرير) adalah metode khas dalam pendidikan Hauzah ilmiah, dan taqrir mengandung arti penulisan segala pembahasan yang disampaikan oleh guru besar dalam ruang pertemuan kuliah dan metode penerapan dari mereka, yang terkadang disertai dengan penelitian dan pandangan para transkriptor (penulis taqrir). Beberapa pihak meyakini bahwa penulisan taqrir untuk merekam materi pelajaran dapat membantu pemahaman lebih mendalam dan pertumbuhan ilmiah bagi para penulis taqrir. Menurut Sayid Muhsin Amin, Sayid Muhammad Jawad Amuli, penulis Miftah al-Karâmah adalah orang pertama yang membacakan taqrir pelajaran dari gurunya Sayid Muhammad Mahdi Bahrul Ulûm.

Ada perbedaan antara penulisan taqrir dan penulisan imlâ' (ejaan), dalam menulis imlâ’', seorang guru menyampaikan materi kepada siswa dari tulisan yang telah disiapkannya, dan siswa menyalin materi tersebut tanpa adanya tambahan dan pengurangan dari penulis terhadap materi tersebut; Sementara dalam penulisan taqrir, siswa dapat menambah dan mengurangkan materi pelajaran sang guru.

Seperti memasukkan catatan tahdhir (yang telah dipelajari sebelum dimulai pelajaran), menulis semua materi guru, mencari sumber literatur dari materi, menghapus materi yang dianggap mengulang atau sebab lainnya, mengoreksi dan mengubah metode penjelasan materi adalah beberapa prinsip dari penulisan taqrir yang paling penting.

Buku Danesy Taqrir Nevisi: ba Zamimeh Raweshe Halle Masaleh Fiqhi (Ilmu Penulisan Taqrir: Dilengkapi dengan Metode Pemecahan Masalah Fikih) yang ditulis oleh Muhammad Hasan Rabbani Birjandi, membahas tentang sejarah penulisan taqrir dan pengenalan beberapa taqrirât yang sudah ditulis oleh para ulama.

Definisi

Penulisan Taqrir adalah penulisan materi pengajaran dalam pertemuan ruang kuliah dan penerapan secara metodologis dari konsep mereka, yang terkadang disertai dengan hasil dari penelitian dan komentar dari penulis taqrir,[1] Hasil dari penulisan taqrir disebut sebagai taqrirât. Taqrirât adalah judul umum bagi beberapa kitab yang disusun dengan cara metode penulisan taqrir. Taqrirât sudah ada sejak akhir abad ke-12 M dan sesudahnya.[2]

Merupakan kebiasaan pelajar agama di hauzah ilmiah untuk mempresentasikan tulisan taqrirnya kepada guru-guru besar mereka, dan seringkali guru menuliskan komentar dan pendapatnya tentang taqrir tersebut dalam bentuk catatan.[catatan 1] Klarifikasi dan catatan guru bisa memberikan validitas terhadap taqrir yang ditulis pelajar tersebut.[3] Meskipun tradisi penulisan taqrir lebih umum dan lazim pada pelajaran-pelajaran dars kharij ushul fikih dan fikih; Tetapi juga dalam ilmu-ilmu lain seperti logika, filsafat, tafsir dan irfan, metode taqrir itu juga banyak digunakan, bahkan kitab-kitab taqrirât dalam pelajaran ini juga sudah ada.[4]

Bedanya dengan Tulisan Imlâ'

Beberapa perbedaan antara penulisan taqrir dan imlâ’ adalah sebagai berikut:

  • Dalam penulisan imlâ', guru menyampaikan materi dari tulisannya atau dari hafalannya kepada pelajar yang hadir dalam ruang kuliah, dan mereka menuliskan materinya tanpa lebih dan kurang.[5] Namun dalam penulisan taqrir,  pelajar dapat mengintervensi materi guru dalam pengembangan dan penerapannya.[6]
  • Imlâ adalah tulisan dari pelajaran yang disampaikan dari guru dan pada akhirnya buku yang disusun dari pelajaran tersebut adalah hasil karya sang guru; [7] Namun, dalam taqrirât, materi dan isi memang berasal dari guru, tetapi penjelasan, perluasan dan peringkasan, serta gaya penyajian materi tergantung pada selera dan otoritas penulis itu sendiri. Oleh karena itu, buku ini bisa diatas namakan penulis taqrir.[8]

Sejarah Singkat

Agha Buzurg Tehrâni dalam bukunya Adz-Dzari'ah ila Tashanif asy-Syiah (buku) menganggap bahwa akhir abad ke-12 sebagai awal periode pertama penulisan taqrir.[9] Sayyid Muhsin Amin dalam bukunya A’yân al-Syi'ah, menganggap Sayid Muhammad Javad Amuli, penulis Miftah al-Karamah (meninggal pada 1226 H) sebagai orang pertama yang melakukan penulisan taqrir, dimana ia berhasil menuliskan taqrir pelajaran gurunya, Sayid Mahdi Bahr al-Ulum,[10] tetapi salah satu peneliti lainnya percaya bahwa penulisan taqrir dimulai pada periode Shâhib Al-Fushûl.[11]

Sebagian peneliti - dengan merujuk pada riwayat dari Nabi saw yang memerintahkan salah satu dari kaum Anshar yang mendengar pidato Nabi saw, dan tidak dapat menghafalnya, untuk menuliskan kata-katanya -[12] menganggap sejarah penulisan taqrir berakar dari zaman Nabi saw.[13]

Ajwad al-Taqrirat, Taqrir Dars Ushul Mirza Muhammad Husain Naini, penulis Sayid Abul Qasim Khui

Penulisan Taqrir dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Ada beberapa pendapat mengenai masalah penulisan taqrir , diantaranya:

  • Beberapa Ulama dan guru besar fikih dan ushul fikih, seperti Ayatullah Burujerdi,[14] menganggap metode penulisan taqrir sebagai sumber pertumbuhan ilmu dan pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran. Beliau selalu mendorong para pelajar dan peneliti untuk melakukan metode penulisan ini.[15] Mirza Syirazi juga sangat memperhatikan penulisan taqrir dari murid-muridnya dan selalu memperkenalkan taqrirât terbaik dari muridnya di hadapan khalayak.[16]
  • Menurut Ayatullah Muntazheri, Sayid Muhammad Muhaqqiq Damâd menentang metode penulisan taqrir, oleh sebab itu para murid-muridnya hanya mengandalkan pelajaran yang ditulis olehnya. Ayatullah Muntazheri mengangap bahwa metode dari Muqaqqiq Damâd sebagai penyebab kemunduran budaya ilmiahnya.[17]

Metode Penulisan Taqrir

Penulisan Taqrir dilakukan dengan dua cara, tertulis dan lisan:

  • Taqrir lisan: Dalam taqrir secara lisan, segera setelah pelajaran guru berakhir, beberapa siswa senior dan berpengalaman, dengan mengandalkan daya ingatnya, akan mengulang pelajaran bagi siswa yang kurang pengalaman atau kurang memahami pelajaran dengan baik.[18] Dikisahkan bahwa Muhammad Hasan Ashtiyâni, salah seorang murid Syekh Ansâri, sudah terbiasa membacakan pelajaran Syekh kepada beberapa muridnya yang lain dengan cara demikian.[19]
  • Taqrir tertulis: taqrir ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  1. Penulisan taqrir dilakukan dengan mencatat seluruh materi guru dalam ruang kuliah secara detail dan membuat beberapa koreksi setelah pelajaran selesai.[20]
  2. Penulisan taqrir dilakukan dengan mendengarkan materi dan penjelasan guru dan menulis ringkasan materi setelah sesi pelajaran berakhir.[21]
  3. Sebelum pelajaran dari sang guru berlangsung, sangat dianjurkan untuk dilakukan mubahasah, yakni dengan mempelajari topik yang akan dibahas di kelas. Selama pelajaran berlangsung penulis hanya mencatat poin-poin tambahan yang disebutkan oleh sang guru.[22]
  4. Guru menyajikan pembahasan prinsip-prinsip pokok pelajaran, adapun pelajar menjelaskan dan mengembangkannya.[23]
  5. Penulisan taqrir yang dilakukan dengan hanya mencatat judul materi pada sesi pelajaran. Beberapa diantaranya dibarengi dengan penguraian dan penjelasan judul pelajaran yang dimaksud dan beberapa lainnya mencukupinya dengan penambahan materi penting dan kunci.[24]

Kriteria Penulisan Taqrir yang Baik

Untuk menulis taqrir yang dapat diterima dan baik, perlu memperhatikan hal-hal berikut:

  • Penulis taqrir harus terlebih dahulu mempelajari materi yang akan disampaikan di sesi kelas.[25]
  • Penulis taqrir harus menyertakan semua materi guru atau setidaknya materi penting dan tema inti pembahasan.[26]
  • Penulis taqrir harus mempelajari buku-buku yang digunakan atau buku rujukan yang digunakan oleh guru saat menyampaikan materi.[27]
  • Menambahkan referensi dan daftar pustaka dari materi yang telah disampaikan sang guru. Terkadang guru di tengah-tengah sesi kelas menjelaskan pendapat ulama, menyebutkan ayat atau riwayat tanpa menyebutkan sumber referensinya. Penting bagi penulis taqrir untuk menambahkan referensi dari pernyataan-pernyataan sang guru sehingga tulisan taqrir akan lebih baik.[28]
  • Penulis taqrir harus menulis ulang materi yang dia tulis di kuliah, dan jika perlu, ia harus membuat penambahan atau pengurangan yang tepat, atau menyusun ulang materi.[29]
  • Penulis taqrir harus mengartikulasikan materi dengan bahasa fasih yang jelas. Kata-katanya harus sedemikian rupa sehingga mudah dipahami, bahkan bagi orang yang tidak pernah menghadiri kuliah tersebut.[30]

Contoh Taqrirât Fiqih dan Ushul Fiqh

Berikut ini adalah beberapa taqrirât yang terkenal dalam bidang pelajaran fikih Syiah:

  • Al-Tanqih fi Syarh al-'Urwah al-Wutaqa, ditulis oleh Mirza 'Ali al-Gharawi. Ini adalah taqrir dari pelajaran Sayid Abul-Qasim al-Khui yang telah terbit dalam enam jilid. Taqrir ini mencakup tema pembahasan ijtihad, taqlid, thoharoh, najâsah, dan salat.[31]
  • Fiqh al-Syiah, ditulis oleh Muhammad Mahdi al-Musawi al-Khalkhali. Ini juga merupakan taqrir dari pelajaran Sayid Abul-Qasim al-Khui, yang disusun dalam tujuh jilid, dan mencakup tema pembahasan ijtihad dan taqlid, thoharoh, dan najâsah.[32]
  • Nihayat al-Taqrir fi Mabâhits al-Shalat, ditulis oleh Muhammad Fâdhil Lankarani. Ini adalah taqrir pelajaran Ayatullah Burujerdi tentang bab salat, dan taqriri ini disusun dalam tiga jilid.[33]

Beberapa taqrirât yang terkenal mengenai Ushul Fikih:

  • Ajwâd al-Taqrirât, ditulis oleh Sayyid Abul Qasim al-Khu'i. Ini adalah taqrir pelajaran Muhammad Husain Gharawi Na'ini tentang Ushul Fikih, yang disusun dalam dua jilid.[34] Al-Khu'i mulai menulis buku ini sejak 1345 H, ketika dimulainya periode terakhir pelajaran Mirza al-Naʾini tentang Ushul Fikih yang dimulai di Najaf, dan selesai pada 1352 H ketika periode pelajaran berakhir.[35]
  • Nihayat al-Afkâr, ditulis oleh Muhammad Taqi al-Burujerdi. Ini adalah tulisan taqrir lengkap pelajaran Aqa Dhiya' al-'Arâqi tentang ushul fiqih, dan telah disusun dalam empat jilid.[36]
  • Tahdzib al-Ushul, yang ditulis oleh Ayatullah Ja'far Subhani. Ini adalah tulisan taqrir dari pelajaran Imam Khomeini, yang disusun dalam dua jilid.[37]

Situs Web Taqrirât

Berikut ini adalah beberapa situs web taqrirât dari beberapa pelajaran guru besar:

  • Situs web Darsguftar: (https://darsgoftar.net) Situs web ini mencakup file audio dan matan tertulis dari pelajaran tingkat lanjutan di Hauzah Ilmiah Qom dan Masyhad. Di dalam situs web ini terdapat tautan antara matan taqrir dan file audionya. Selain itu, situs ini menawarkan paket dan alat studi untuk pelajaran pra-kuliah.[38]
  • Situs web Madrasah Faqâhat: (https://www.eshia.ir) Situs web ini menyajikan matan taqrir pelajaran hauzah ilmiah dengan akses ke sumber data pustaka di Madrasah Faqâhat. Selain itu, situs web ini menawarkan saluran langsung pelajaran ijtihad (dars khorij) dalam ilmu fiqih dan ushul fiqih dari Hauzah Ilmiah Qom, Masyhad, dan Najaf.[39]
  • Situs web taqrirât dars khorij: (https://taghrir.ismc.ir). Situs web ini memberikan akses taqrir pelajaran guru – guru besar hauzah ilmiah dan juga mempromosikan tradisi penulisan taqrir. Situs web ini adalah portal pendidikan, penelitian, dan informasi, yang bertugas untuk mengumpulkan, memperkaya, mengklasifikasikan, dan mengevaluasi materi, serta menyiapkan dasar untuk dialog melalui internet mengenai penulisan taqrir pelajaran agama di tingkat dars khorij.[40]

Monografi

Buku "Danish Taqrir Nevisi: Be Zamime raweshe halle mas'alah fiqhi" (Ilmu Penulisan Taqrir: dilengkapi dengan metode pemecahan masalah fikih) ditulis oleh Muhammad Hasan Rabbani Birjandi, seorang anggota peniliti Pusat Khusus Akhund Khurasani. Buku ini telah diterbitkan pada musim panas 2019 oleh Bainal Milal Publishing Company.[41]

catatan

  1. Tafrizhi dar Amad-e SetayesyAmiz bar Yek ketab, be Hamrah -e Ta'kid-e An, wa Setayesy Newisande. (Dad be va Sadat Syarifi, Taqrizh, hlm. 32)

Catatan Kaki

  1. Avvalin Duresh Majazi Amuzesh Sahih Taqrirnewisi Website Tsaqalain
  2. Agha Buzurg Tehrani, Al-dzari'ah, 1403 Q, jld. 4, hlm. 366
  3. Rabani, Danesh Taqrir Nevisi, hlm. 28, 1398 S
  4. Silakan rujuk Amin, A'yan al-Syiah, jld. 6, hlm. 132, 1403 H.
  5. Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari'ah, jld. 2, hlm. 305, 1403 H
  6. Rabani, Danesh Taqrir Nevisi, hlm. 13, 1398 S
  7. Silakan rujuk Ke Agha Buzurg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 2, hlm. 308, 1403 H
  8. Rabani, Danesh Taqrir Nevisi, hlm. 13, 1398 S.
  9. Agha Buzurg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 4, hlm. 366
  10. Amin, A'yan al-Syiah, jld. 5, hlm. 308, 1403 H
  11. Rabani, Danesh Taqrir Nevisi, hlm. 15, 1398.
  12. Syahid Tsani, Munyat al-Murid, hlm. 267-268, 1409 Q.
  13. Syirazi, Dzarurat va Mahiyat Syenasi-e Dars-e Kharij Va Taqrir Nevisi-e An, hlm. 93
  14. Khaterat-e Ayatullah Muntazheri az Duran-e Ayatullah al-Udhma Burujerdi Website Shafaqana
  15. Syirazi, Syirazi, Zharurat va Mahiyath Syenasi-e Dars-e Kharij va Taqir Nevisie An, hlm. 104
  16. Syirazi, Syirazi, Zarurat va Mahiyath Syenasiye Darse Kharij va Taqir Newisie An, hlm. 104
  17. Khaterat-e Ayatullah Muntazheri az Duran-e Ayatullah al-Udhma Berujerdi Website Shafaqna
  18. Musahebe ba Ayatullah Sayid Muhammad Ja'far Murawwij, Majale-e Hauzah, hlm. 28
  19. Ya'qubi va Saidi, Taqrirat, hlm. 776
  20. Rabani, Danesh Taqrir Nevisi, hlm. 16, 1398 S.
  21. Rabani, Danesh taqrir Nevisi, hlm. 16, 1398 S.
  22. Rabani, Danesh taqrir Nevisi, hlm. 16, 1398 S.
  23. Syirazi, Zharurat va Mahiyat Syenasi-e Dars-e Kharij va Taqrir Nevisi-e An, hlm. 107
  24. Behtarin Raveshha-e Taqrir Nevisi Website Mu'alem: Portal Jami' Ithila'at va Khadamat-e Amuzesyi-e Markaz Takhasushi-e Akhun Khurasani
  25. Jawadi Amuli, Kitab al-Haj, jld. 1, hlm. 16, 1401 H.
  26. Rabani, Danesh Taqrir Nevisi, hlm. 22, 1398 S.
  27. Rabani, Danesh Taqrir Nevisi, hlm. 23, 1398 S
  28. Rabani, Danesh Taqrir Nevisi, hlm. 24, 1398 S.
  29. Rabani, Danesh Taqrir Nevisi, hlm. 23, 1398 S.
  30. Avvalin Dureh Majazi Amuzesh Sahih Taqrirnewisi Website Tsaqalain
  31. Gurawi Tabrizi, al-Tanqih, jld. 1, hlm. 11, 1407 H.
  32. Khalkhali, Fiqh al-Syiah, jld. 1, hlm. 7, 1411 H.
  33. Fadhil Lankarani, Nihayat al-Taqrir fi Mabahis al-Shalawat, 1420 Q, hlm. jld. 1, hlm. 30
  34. Khu'i, Ajwad al-Taqrirat, jld. 1, hlm. 2, 1368 S.
  35. Ajwad al-Taqrirat Daneshnameh Takhasusiye Kitab Syenasi va Zendegi Nameh Wiki Noor
  36. Burujerdi, Nihayat al-Afkar, jld. 1, hlm. 3, 1417 H.
  37. Ja'far Subhani, Tahdzib al-Ushul, jld. 1, hlm. 4, 1405 H.
  38. Samaneh Amuzeshi Darsguftar Runemai Shud Website berita Ijtihad
  39. Pakhsye Zendeh Durus Kharij Website Madrasah Feqahat
  40. Taqrirat Durus Kharij Hawzah Ilmiah Qom Samaneh Taqrirat Durus Kharij
  41. Kitab Danesh Taqrir Nevisi Muntashir Shod Kantor berita Mehr

Daftar Pustaka

  • Avvalin Dureh Majazi Amuzesh Sahih Taqrir Nevisi. Site Tsaqalain. Diunggah 21 Murdad 1399 HS, dilihat 10 Urdibehest 1400 S
  • Samaneh Amuzeshi Darsguftar Runemai Shud. Site berita Ijtihad. Diunggah 29 Azar 1398 S, dilihat 11 Urdibehest 1400 S
  • Behtarin Raveshhaye Taqrir Nevisi Kudamand?. Site Maalem. Partal Jami' Ithila'at va Khadamat Amuzeshi Markaz Takhasusi Akhun Khurasani. Dilihat 10 Urdibehest 1400 S
  • Khaterate Ayatullah Muntadhiri az Duran-e Ayatullah al-Udhma Berujerdi. Site Shafaqana. Diunggah 29 Azar 1399 S, dilihat 10 Urdibehest 1400 S
  • Pakhsye Zendeh Durus Kharij. Site Madrasah Feqahat. Dilihat11 Urdibehest 1400 S
  • Taqrirat Durus Kharij HawzahIlmiah Qom Sistem Taqrirat Durus Kharij. Dilihat 12 Urdibehest 1400 S
  • Kitab Danesh Taqrir Newisi Muntashir Shod Situs berita Mehr. Diunggah 14 Mehr 1398 S, dilihat 12 Urdibehest, 1400 S
  • Musahebeh ba Ayatullah Sayid Muhammad Ja'far Murawwij. Hawzah. No. 98, bulan Kurdad dan Tir 1479 S
  • Agha Buzurg Tehrani, Muhammad Muhsini. Al-Dzari'ah Ila Tashanif al-Syiah. Beirut: Dar al-Adhwa, 1403 H
  • Amin, Sayid Muhsin. A'yan al-Syiah. Beirut: Dar al-Ta'arif Li al-Mathbu'at, 1403 H
  • Bahsudi, Muhammad Surur. Misbah al-Ushul. Qom: Perpustakaan al-Dawari, cet. 1, 1422 H
  • Burujerdi, Muhammad Taqi. Nihayat al-Afkar. Qom: Yayasan al-Nashr al-Islami, 1417 H
  • Dadbah, Ashgar dan Farshid Sadat Syarifi. Taqridz. Dairah al-Ma'arif Buzurge Islami, jld. 16, 1387 S
  • Fadhil Lankarani, Muhammad. Nihayah al-Taqrir fi Mabahis al-Shalah. Qom: Markaz-e Fiqh al-Aimmah al-Athar as. Cet. 3, 1402 H
  • Jawadi Amuli, Abdullah. Kitab al-Haj. Qom: Tanpa penerbit 1401 H
  • Khalkhali, Muhammad Mahdi. Fiqh al-Syiah. Tanpa tempat, tanpa penerbit, 1411 H
  • Khu'i, Sayid Abu al-Qasim. Ajwad al-Taqrirat. Qom: Toko buku Musthafawi, cet. 2, 1368 S
  • Rabani, Muhammad Hasan. Danesh Taqrir Newisi". Dengan lampiran metode menyelesaikan masalah Fiqih. Teheran: Perusahaan percetakan dan publikasi Internasional 1398 S
  • Subhani, Ja'far. Tahdzib al-Ushul. Qom: Yayasan al-Nashr al-Islami al-Thabi'ah Lijama'ah al-Mudarrisin 1405 H
  • Syahid Tsani, Zainuddin bin Ali. Muniyah al-Murid. Qom: Perpustakaan al-I'Lam al-Islami, cet 1, 1409
  • Syirazi, Sayid Ridha. Zarurat va Mahiyat Syenasi-e Dars-e Kharij va Taqrir Newis-ie An. Misbah al-Fiqahah. no. 1, musim Semi dan musim Panas 1397 S
  • Ya'qubi dan Saidi, Abu al-Qasim dan Faridah. Taqrirat’’ Jrnal Jahan-e Islami jld. 7. Teheran: Bunyad Dairah al-Ma'arif 1382 S
  • Yayasan Dairah al-Ma'arif al-Fiqh al-Islami. Farhang-e Fiqh Farsi. Qom: Yayasan Dairah al-Ma'arif al-Fiqh al-Islami, 1387 S