Lompat ke isi

Haji Perpisahan: Perbedaan antara revisi

52 bita ditambahkan ,  12 Juli 2022
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Makhtum
imported>Makhtum
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12: Baris 12:
  | Artikel pilihan =
  | Artikel pilihan =
}}}}</onlyinclude>
}}}}</onlyinclude>
'''Haji Wada'''' (bahasa Arab:{{ia| حجة الوداع}}) adalah satu-satunya haji yang dilakukan [[Nabi Muhammad saw]] setelah [[Islam]]. Setelah [[hijrah ke Madinah]], beliau pergi [[umrah]] ke [[Mekah]] sebanyak tiga kali, namun para sejarawan mengatakan bahwa beliau hanya sekali melakukan [[haji]], dan itu pun beberapa bulan sebelum wafat. Karena haji ini terjadi di tahun terakhir usianya dan beliau melakukan perpisahan dengan kaum muslimin, maka terkenal dengan Haji Wada' (haji perpisahan).  
'''Haji Wada'''' (bahasa Arab:{{ia| حجة الوداع}}) adalah satu-satunya haji yang dilakukan [[Nabi Muhammad saw]] setelah [[Islam]]. Setelah [[hijrah ke Madinah]], beliau pergi [[umrah]] ke [[Mekah]] sebanyak tiga kali, namun para sejarawan mengatakan bahwa beliau hanya sekali melakukan [[haji]], dan itu pun beberapa bulan sebelum wafat. Karena haji ini terjadi di tahun terakhir usianya dan beliau melakukan perpisahan dengan [[Muslimin|kaum muslimin]], maka terkenal dengan Haji Wada' (haji perpisahan).  


Dalam keyakinan umat muslim [[Syiah]], sepulangnya Nabi saw dari haji ini, di [[Ghadir Khum]] ia mengumumkan [[imamah]] dan kepemimpinan [[Imam Ali bin Abi Thalib as]] atas perintah Allah swt dan mengambil [[baiat]] dari khalayak. Oleh karenanya, haji ini sangat penting bagi Syiah.  
Dalam keyakinan umat muslim [[Syiah]], sepulangnya Nabi saw dari haji ini, di [[Ghadir Khum]] ia mengumumkan [[imamah]] dan kepemimpinan [[Imam Ali bin Abi Thalib as]] atas perintah [[Allah swt]] dan mengambil [[baiat]] dari khalayak. Oleh karenanya, haji ini sangat penting bagi Syiah.  


Nama lain dari Haji Wada' adalah '''Hijjatul Balāgh'''. Penamaan ini disebabkan [[Ayat Tabligh]] turun dalam perjalanan Nabi saw kembali dari Mekah menuju Madinah seusai melaksanakan Haji Wada'. Nama lainnya adalah '''Hijjatul Islam'''  karena satu-satunya penyelenggaran haji yang dikerjakan Nabi saw di masa daulah Islam dan sesuai dengan syariat haji sebagaimana ajaran [[Islam]].   
Nama lain dari Haji Wada' adalah '''Hijjatul Balāgh'''. Penamaan ini disebabkan [[Ayat Tabligh]] turun dalam perjalanan Nabi saw kembali dari Mekah menuju Madinah seusai melaksanakan Haji Wada'. Nama lainnya adalah '''Hijjatul Islam'''  karena satu-satunya penyelenggaran haji yang dikerjakan Nabi saw di masa daulah Islam dan sesuai dengan syariat haji sebagaimana ajaran [[Islam]].   
Baris 24: Baris 24:


==Pengajaran Manasik Haji==
==Pengajaran Manasik Haji==
Di Miqat, [[Nabi saw]] mengajarkan kepada kaum [[muslimin]] mengenai adab [[ihram]]. Beliau memulai dengan [[Mandi Wajib]] dan berihram (muhrim) untuk [[haji]] Qiran.<ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 245; al-Majlisi, jld. 17, hlm. 111. </ref> Pakaian ihramnya adalah dua lembar kain tanpa jahitan yang juga dikenakan pada jenazah. <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 339. </ref> setelah itu ia menunaikan salat Dhuhur di [[Masjid Syajarah]] <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 248-249. </ref> kemudian menandai  punuk unta yang bersama mereka dengan [[niat]] untuk menjadikannya sebagai hewan kurban. <ref>Waqidi, jld. 3, hlm. 1090; Fairuz Abadi, hlm. 70. </ref>
Di Miqat, [[Nabi saw]] mengajarkan kepada kaum [[muslimin]] mengenai adab [[ihram]]. Beliau memulai dengan [[Mandi Wajib|mandi wajib]] dan berihram (muhrim) untuk [[haji]] Qiran.<ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 245; al-Majlisi, jld. 17, hlm. 111. </ref> Pakaian ihramnya adalah dua lembar kain tanpa jahitan yang juga dikenakan pada jenazah. <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 339. </ref> setelah itu ia menunaikan salat Dhuhur di [[Masjid Syajarah]] <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 248-249. </ref> kemudian menandai  punuk unta yang bersama mereka dengan [[niat]] untuk menjadikannya sebagai hewan kurban. <ref>Waqidi, jld. 3, hlm. 1090; Fairuz Abadi, hlm. 70. </ref>


Di hari-hari kemudian, dalam perjalanan, di tempat-tempat dimana Nabi saw mendirikan [[salat]], atau di tempat ia beristirahat, kaum muslimin membangun beberapa [[masjid]] di tempat tersebut. <ref>Silahkan lihat: Marjani, hlm. 280-290; Samhudi, jld. 3, hlm. 1001-1020. </ref>Di dekat Mekah, yang dikenal dengan nama "Dzi Thuwa" Nabi Muhammad saw menetap semalam  <ref>Muslim bin Hajaj, jld 1, hlm. 919. </ref> dan kemudian di penghujung hari ke 4 [[Dzulhijjah]] ia tiba di kota [[Mekah]]. <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 245. </ref>
Di hari-hari kemudian, dalam perjalanan, di tempat-tempat dimana Nabi saw mendirikan [[salat]], atau di tempat ia beristirahat, kaum muslimin membangun beberapa [[masjid]] di tempat tersebut. <ref>Silahkan lihat: Marjani, hlm. 280-290; Samhudi, jld. 3, hlm. 1001-1020. </ref>Di dekat Mekah, yang dikenal dengan nama "Dzi Thuwa" Nabi Muhammad saw menetap semalam  <ref>Muslim bin Hajaj, jld 1, hlm. 919. </ref> dan kemudian di penghujung hari ke 4 [[Dzulhijjah]] ia tiba di kota [[Mekah]]. <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 245. </ref>
Baris 30: Baris 30:
==Pelaksanaan Manasik==
==Pelaksanaan Manasik==
===Tawaf dan Salat===
===Tawaf dan Salat===
Hari setelahnya, [[Nabi Muhammad saw]] dengan para sahabatnya memasuki [[Masjidil Haram]] <ref>Waqidi, jld. 3, hlm. 1097; Al-Kulaini, jld 4, hlm. 250. </ref> dan setelahnya menuju [[Kakbah]] dan mengusap [[Hajar Aswad]] (yang dikenal dengan istilah "[[Istilamul Hajar|Istilam al-Hajar al-Aswad]]"). Dan setelah itu iapun bertawaf mengelilingi Kakbah. <ref>Kulaini, jld. 4, hlm. 245. </ref>Disebutkan Nabi melakukan [[tawaf]] dengan menunggangi unta <ref>Watsiqi, hlm. 106-110. </ref>dan terakhir, ia kembali mengusap Hajar Aswad untuk yang terakhir kalinya <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 245. </ref> Nabi saw mengecup batu tersebut dan menangis lama. <ref>Ibnu Majah, jld. 2, hlm. 982. </ref>Dan setelah itu Nabi saw berdiri di belakang [[maqam nabi Ibrahim as]] dan mendirikan dua rakaat [[salat tawaf]]. <ref>Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 887; al-Kulaini, jld. 4, hlm. 245, 249-250. </ref>
Hari setelahnya, [[Nabi Muhammad saw]] dengan para sahabatnya memasuki [[Masjidil Haram]] <ref>Waqidi, jld. 3, hlm. 1097; Al-Kulaini, jld 4, hlm. 250. </ref> dan setelahnya menuju [[Kabah]] dan mengusap [[Hajar Aswad]] (yang dikenal dengan istilah "[[Istilamul Hajar|Istilam al-Hajar al-Aswad]]"). Dan setelah itu iapun bertawaf mengelilingi Kabah. <ref>Kulaini, jld. 4, hlm. 245. </ref>Disebutkan Nabi melakukan [[tawaf]] dengan menunggangi unta <ref>Watsiqi, hlm. 106-110. </ref>dan terakhir, ia kembali mengusap Hajar Aswad untuk yang terakhir kalinya <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 245. </ref> Nabi saw mengecup batu tersebut dan menangis lama. <ref>Ibnu Majah, jld. 2, hlm. 982. </ref>Dan setelah itu Nabi saw berdiri di belakang [[maqam nabi Ibrahim as]] dan mendirikan dua rakaat [[salat tawaf]]. <ref>Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 887; al-Kulaini, jld. 4, hlm. 245, 249-250. </ref>


===Sa'i===
===Sa'i===
Setelah salat, Nabi meminum air [[zamzam]] dan kemudian berdo'a. Setelah itu melangkah menuju bukit Shafa <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 250. </ref><ref>Ibnu Syahid Tsani, jld. 3, hlm. 260. </ref> dan bersabda, ''“Karena Allah swt lebih dulu menyebut nama bukit Shafa <ref>QS. Al-Baqarah ayat 157. </ref> maka [[sa'i antara Shafa dan Marwah]] kita mulai dari bukit Shafa.”'' <ref>Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 888; Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 245. </ref>
Setelah salat, Nabi meminum air [[zamzam]] dan kemudian berdo'a. Setelah itu melangkah menuju bukit Shafa <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 250. </ref><ref>Ibnu Syahid Tsani, jld. 3, hlm. 260. </ref> dan bersabda, ''“Karena Allah swt lebih dulu menyebut nama bukit Shafa <ref>QS. Al-Baqarah ayat 157. </ref> maka [[sa'i antara Shafa dan Marwah]] kita mulai dari bukit Shafa.”'' <ref>Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 888; Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 245. </ref>


Tatkala telah tiba di Shafa, Nabi saw menghadap rukun Yamani Kakbah dan beberapa lama larut dalam dzikir dan memuji [[Allah swt]].<ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 246. </ref> Kemudian setelah itu, ia berjalan menuju Marwah dan beberapa langkah berjalan seperti kuda atau unta.<ref>Silahkan lihat: Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 888. </ref> Tatkala tiba di Marwah, Nabi saw berhenti dan memanjatkan doa.<ref>Kulaini, jld. 4, hlm 246. </ref> Nampaknya Nabi saw melewati jalur ini dengan berkendara.<ref>Silahkan lihat: Waqidi, jld. 3, hlm. 1099; Watsiqi, hlm. 133-135. </ref>
Tatkala telah tiba di Shafa, Nabi saw menghadap ke rukun Yamani Kabah dan beberapa lama larut dalam dzikir dan memuji [[Allah swt]].<ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 246. </ref> Kemudian setelah itu, ia berjalan menuju Marwah dan beberapa langkah berjalan seperti kuda atau unta.<ref>Silahkan lihat: Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 888. </ref> Ketika tiba di Marwah, [[Nabi saw]] berhenti dan memanjatkan doa.<ref>Kulaini, jld. 4, hlm 246. </ref> Nampaknya Nabi saw melewati jalur ini dengan berkendara.<ref>Silahkan lihat: Waqidi, jld. 3, hlm. 1099; Watsiqi, hlm. 133-135. </ref>


===Bergerak ke Mina dan Arafah===
===Bergerak ke Mina dan Arafah===
Hari ke [[8 Dzulhijjah]] bersamaan dengan terbenamnya matahari, Nabi saw bersama dengan kaum muslimin bergerak menuju [[Mina]] dan tiba di tujuan pada malam hari. Kemudian pada pagi hari tanggal [[9 Dzulhijjah]] setelah terbitnya matahari, ia dan rombongan bergerak menuju [[Padang Arafah|Arafah]]. Setibanya di Arafah, Nabi Muhammad saw dan kaum Muslimin yang bersamanya mendirikan tenda dan di tempat inilah Nabi Muhammad saw menyampaikan khutbahnya yang bersejarah. Sewaktu berdiam di Arafah Nabi saw menyibukkan diri dengan doa dan dzikir sampai matahari terbenam. <ref>Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 889-890; juga rujuk ke al-Kulaini, jld. 4, hlm. 246-247; Qadhi Nu'man, jld. 1, hlm. 319; untuk mengenal pentingnya dan muatan dari khutbah ini, bisa merujuk ke Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 889-890; Watsiqi, hlm. 176-191. </ref>
Hari ke [[8 Dzulhijjah]] bersamaan dengan terbenamnya matahari, Nabi saw bersama dengan [[Muslimini|kaum muslimin]] bergerak menuju [[Mina]] dan tiba di tujuan pada malam hari. Kemudian pada pagi hari tanggal [[9 Dzulhijjah]] setelah terbitnya matahari, ia dan rombongan bergerak menuju [[Padang Arafah|Arafah]]. Setibanya di Arafah, Nabi Muhammad saw dan kaum Muslimin yang bersamanya mendirikan tenda dan di tempat inilah Nabi Muhammad saw menyampaikan khutbahnya yang bersejarah. Sewaktu berdiam di Arafah Nabi saw menyibukkan diri dengan doa dan dzikir sampai matahari terbenam. <ref>Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 889-890; juga rujuk ke al-Kulaini, jld. 4, hlm. 246-247; Qadhi Nu'man, jld. 1, hlm. 319; untuk mengenal pentingnya dan muatan dari khutbah ini, bisa merujuk ke Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 889-890; Watsiqi, hlm. 176-191. </ref>


Berdasarkan riwayat dari [[Imam Shadiq as]], [[Hari Raya Ghadir]] jatuh pada hari [[18 Dzulhijjah]], tepat pada hari Jum'at. <ref>Silahkan lihat: Ibnu Babawaih, jld. 2, hlm. 394. </ref> Jadi dari riwayat ini, bisa diketahui hari wukuf di Arafah adalah rabu 9 Dzulhijjah. Namun menurut pendapat Jalaluddin Suyuti, sejarahwan dari kalangan [[Ahlusunah]] dengan menukil dari [[Khalifah kedua]] menyebutkan, wukuf Arafah pada penyelenggaraan Haji Wada' terjadi pada hari Jumat.
Berdasarkan riwayat dari [[Imam Shadiq as]], [[Hari Raya Ghadir]] jatuh pada hari [[18 Dzulhijjah]], tepat pada hari Jum'at. <ref>Silahkan lihat: Ibnu Babawaih, jld. 2, hlm. 394. </ref> Jadi dari riwayat ini, bisa diketahui hari wukuf di Arafah adalah rabu 9 Dzulhijjah. Namun menurut pendapat Jalaluddin Suyuti, sejarahwan dari kalangan [[Ahlusunah]] dengan menukil dari [[Khalifah kedua]] menyebutkan, wukuf Arafah pada penyelenggaraan Haji Wada' terjadi pada hari Jumat.
Baris 44: Baris 44:


===Wukuf di Masy'ar===
===Wukuf di Masy'ar===
Sewaktu matahari terbenam, Nabi Muhammad saw dengan mengendarai seekor unta menuju [[Muzdalifah]] (Masy'aril Haram) <ref>Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 890-891; al-Kulaini, jld. 4, hlm. 247; al-Baihaqi, jld. 7, hlm. 260. </ref> dan meminta kepada kaum muslimin supaya menempuh perjalanan dengan tenang. <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 247; Thusi, jld. 5, hlm. 187. </ref> Setibanya, Nabi Muhammad saw mendirikan salat Maghrib dan Isya secara jamak di tempat yang layak di Masy'aril Haram <ref>Ath-Thusi, jld. 5, hlm. 188. </ref> kemudian beristirahat sejenak. Pada waktu sahur, Nabi kemudian menyibukkan diri dengan ibadah dan berzikir sebagaimana yang sangat dianjurkan selama dalam penyelenggaraan musim haji.<ref>Watsiqi, hlm. 211-216. </ref>
Sewaktu matahari terbenam, Nabi Muhammad saw dengan mengendarai seekor unta menuju [[Muzdalifah]] (Masy'aril Haram) <ref>Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 890-891; al-Kulaini, jld. 4, hlm. 247; al-Baihaqi, jld. 7, hlm. 260. </ref> dan meminta kepada kaum muslimin supaya menempuh perjalanan dengan tenang. <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 247; Thusi, jld. 5, hlm. 187. </ref> Setibanya, Nabi Muhammad saw mendirikan [[salat]] Maghrib dan Isya secara jamak di tempat yang layak di Masy'aril Haram <ref>Ath-Thusi, jld. 5, hlm. 188. </ref> kemudian beristirahat sejenak. Pada waktu sahur, Nabi kemudian menyibukkan diri dengan ibadah dan berzikir sebagaimana yang sangat dianjurkan selama dalam penyelenggaraan musim haji.<ref>Watsiqi, hlm. 211-216. </ref>


===Melontar Jumrah===
===Melontar Jumrah===
Baris 52: Baris 52:
Penyembelihan hewan dan berkurban sebanyak seratus ekor unta yang dibawa bersama rombongan dari [[Madinah]]. <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 248. </ref>Ia menyerahkan 30an ekor unta kepada [[Imam Ali as]] untuk dia sembelih dan 60an ekor unta yang Nabi sembelih sendiri. Dua manusia suci tersebut hanya memakan sedikit dari daging kurban tersebut dan sisanya mereka [[sedekah|sedekahkan]]. <ref>Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 892; al-Kulaini, jld. 4, hlm. 247; ath-Thusi, jld. 5, hlm. 227. </ref>
Penyembelihan hewan dan berkurban sebanyak seratus ekor unta yang dibawa bersama rombongan dari [[Madinah]]. <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 248. </ref>Ia menyerahkan 30an ekor unta kepada [[Imam Ali as]] untuk dia sembelih dan 60an ekor unta yang Nabi sembelih sendiri. Dua manusia suci tersebut hanya memakan sedikit dari daging kurban tersebut dan sisanya mereka [[sedekah|sedekahkan]]. <ref>Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 892; al-Kulaini, jld. 4, hlm. 247; ath-Thusi, jld. 5, hlm. 227. </ref>


Setelah rambutnya dicukur oleh Muammar bin Abdullah bin Haritsah sebagaimana yang diperintahkannya sendiri <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 250. </ref> <ref>Ath-Thusi, jld. 5, hlm. 458. </ref> dan melaksanakan semua kewajiban-kewajiban pribadinya, Nabi Muhammad saw menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagian kaum Muslimin mengenai manasik haji. <ref>Silahkan lihat: Qadhi Nu'man, jld. 1, hlm. 330. </ref> Kemudian iapun menuju [[Mekah]] dan melakukan thawaf mengelilingi Kakbah dan mendirikan salat Dhuhur di [[Masjidil Haram]]. <ref>Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 892; al-Kulaini, jld. 4, hlm. 248. </ref> Setelah itu Nabi kembali ke Mina dan menetap di sana sampai hari ketiga Tasyrik. Di sana ia [[melontar Jumrah]] dan kemudian setelahnya keluar meninggalkan Mina. <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 248. </ref>
Setelah rambutnya dicukur oleh Muammar bin Abdullah bin Haritsah sebagaimana yang diperintahkannya sendiri <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 250. </ref> <ref>Ath-Thusi, jld. 5, hlm. 458. </ref> dan melaksanakan semua kewajiban-kewajiban pribadinya, Nabi Muhammad saw menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagian kaum Muslimin mengenai manasik haji. <ref>Silahkan lihat: Qadhi Nu'man, jld. 1, hlm. 330. </ref> Kemudian iapun menuju [[Mekah]] dan melakukan [[thawaf]] mengelilingi Kabah dan mendirikan salat Dhuhur di [[Masjidil Haram]]. <ref>Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 892; al-Kulaini, jld. 4, hlm. 248. </ref> Setelah itu Nabi kembali ke Mina dan menetap di sana sampai hari ketiga Tasyrik. Di sana ia [[melontar Jumrah]] dan kemudian setelahnya keluar meninggalkan Mina. <ref>Al-Kulaini, jld. 4, hlm. 248. </ref>


Nabi Muhammad saw setelah pelaksanaan [[sa'i]], ia mengajarkan kepada kaum Muslimin cara mengerjakan [[haji Tamattu']] (yang meliputi umrah dan haji). Sampai waktu itu, pada musim haji, mereka hanya mengenal dua macam haji, yaitu haji Ifrad dan haji Qiran dan mereka tidak membolehkan pelaksanaan umrah selama musim haji berlangsung. Oleh karena itu, ketika Nabi saw menganjurkannya sebagian kaum Muslimin dengan berat hati menerima adanya hukum tersebut. <ref>Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 888-889; al-Kulaini, jld. 4, hlm. 246. </ref>
Nabi Muhammad saw setelah pelaksanaan [[sa'i]], ia mengajarkan kepada kaum Muslimin cara mengerjakan [[haji Tamattu']] (yang meliputi umrah dan haji). Sampai waktu itu, pada musim haji, mereka hanya mengenal dua macam haji, yaitu haji Ifrad dan haji Qiran dan mereka tidak membolehkan pelaksanaan umrah selama musim haji berlangsung. Oleh karena itu, ketika Nabi saw menganjurkannya sebagian kaum Muslimin dengan berat hati menerima adanya hukum tersebut. <ref>Muslim bin Hajaj, jld. 1, hlm. 888-889; al-Kulaini, jld. 4, hlm. 246. </ref>
Baris 59: Baris 59:
*[[Nabi Muhammad saw]] sejak memasuki kota [[Mekah]] sampai tanggal [[8 Dzulhijjah]] tidak menetap disebuah rumah, melainkan di dalam tenda di luar kota Mekah, yaitu di Abthah (Bathha). <ref>Waqidi, jld. 3, hlm. 1099; al-Kulaini, jld. 4, hlm. 246. </ref>
*[[Nabi Muhammad saw]] sejak memasuki kota [[Mekah]] sampai tanggal [[8 Dzulhijjah]] tidak menetap disebuah rumah, melainkan di dalam tenda di luar kota Mekah, yaitu di Abthah (Bathha). <ref>Waqidi, jld. 3, hlm. 1099; al-Kulaini, jld. 4, hlm. 246. </ref>


*Pada musim [[Haji]] ini, Nabi Muhammad saw menutupi [[Kakbah]] dengan menggunakan kain dari Yaman. <ref>Waqidi, jld. 3, hlm. 1100; Azraqi, jld. 1, hlm. 253; Mas'udi, hlm. 276; Fasi, jld. 1, hlm. 230. </ref>
*Pada musim [[Haji]] ini, Nabi Muhammad saw menutupi [[Kabah]] dengan menggunakan kain dari Yaman. <ref>Waqidi, jld. 3, hlm. 1100; Azraqi, jld. 1, hlm. 253; Mas'udi, hlm. 276; Fasi, jld. 1, hlm. 230. </ref>


*Nabi Muhammad saw berpesan kepada penduduk Mekah dan penduduk sekitarnya supaya mengkhususkan Mathaf (tempat tawaf), [[Hajar Aswad]], [[Maqam Ibrahim]] dan barisan pertama [[salat]] berjamaah dari [[10 Dzulkaidah]] sampai berakhir musim haji kepada para jemaah haji.<ref>Muttaqi, jld. 3, juz 5, hlm. 22. </ref>
*Nabi Muhammad saw berpesan kepada penduduk Mekah dan penduduk sekitarnya supaya mengkhususkan Mathaf (tempat tawaf), [[Hajar Aswad]], [[Maqam Ibrahim]] dan barisan pertama [[salat]] berjamaah dari [[10 Dzulkaidah]] sampai berakhir musim haji kepada para jemaah haji.<ref>Muttaqi, jld. 3, juz 5, hlm. 22. </ref>
Pengguna anonim