Lompat ke isi

Imam Ja'far al-Shadiq as: Perbedaan antara revisi

imported>M.hazer
imported>M.hazer
Baris 108: Baris 108:


==Kegiatan Ilmiah==
==Kegiatan Ilmiah==
Pada periode keimamahan Imam Shadiq as, karena kelemahan dinasti Umayyah, ada lebih banyak kebebasan untuk menonjolkan akidah dan banyak diskusi ilmiah digelar dalam berbagai tema .<ref>Syahidi, ''Zindigani Imam Shadiq'', hlm. 48-60</ref> Kebebasan ilmiah dan keagamaan ini, yang lebih jarang didapati oleh seorang Imam dari dua belas imam, membuat para murid Imam untuk berpartisipasi secara bebas dalam diskusi ilmiah. <ref>Ja'fariyan, ''Hayate Fikri-Siyasi Imamane Syiah'', hlm. 435, 436</ref> Ruang terbuka ilmiah menyebabkan banyak riwayat dari Imam Shadiq as di berbagai bidang ; [[fikih]], teologi, dll. dinukilkan<ref>Syahidi, ''Zindigani Imam Shadiq'', hlm. 61</ref> Menurut Ibnu Hajar Haitami, masyarakat banyak menukil ilmu dari Imam dan ketenarannya sampai ke berbagai penjuru kota.<ref>Lihat: Ibnu Hajar Haitami, ''al-Shawa'iq al-Mu'riqah'', hlm. 551</ref> Abu Bahr Jahiz juga menulis bahwa pengetahuan dan fikihnya memenuhi dunia. <ref>Jahiz, ''Rasail al-Jahizh'', hlm. 106</ref> Hasan bin Ali Wasysya' juga mengatakan bahwa ia telah melihat sembilan ratus orang di [[masjid Kufah]] yang menukil hadis dari Imam Shadiq as. <ref>Najasyi, ''Rijal Najasyi'', hlm. 39</ref>
Pada periode [[keimamahan]] Imam Shadiq as, karena kelemahan dinasti Umayyah, ada lebih banyak kebebasan untuk menonjolkan akidah dan banyak diskusi ilmiah digelar dalam berbagai tema .<ref>Syahidi, ''Zindigani Imam Shadiq'', hlm. 48-60</ref> Kebebasan ilmiah dan keagamaan ini, yang lebih jarang didapati oleh seorang Imam dari dua belas imam, membuat para murid Imam untuk berpartisipasi secara bebas dalam diskusi ilmiah. <ref>Ja'fariyan, ''Hayate Fikri-Siyasi Imamane Syiah'', hlm. 435, 436</ref> Ruang terbuka ilmiah menyebabkan banyak riwayat dari Imam Shadiq as di berbagai bidang ; [[fikih]], teologi, dll. dinukilkan<ref>Syahidi, ''Zindigani Imam Shadiq'', hlm. 61</ref> Menurut Ibnu Hajar Haitami, masyarakat banyak menukil ilmu dari Imam dan ketenarannya sampai ke berbagai penjuru kota.<ref>Lihat: Ibnu Hajar Haitami, ''al-Shawa'iq al-Mu'riqah'', hlm. 551</ref> Abu Bahr Jahiz juga menulis bahwa pengetahuan dan fikihnya memenuhi dunia. <ref>Jahiz, ''Rasail al-Jahizh'', hlm. 106</ref> Hasan bin Ali Wasysya' juga mengatakan bahwa ia telah melihat sembilan ratus orang di [[masjid Kufah]] yang menukil hadis dari Imam Shadiq as. <ref>Najasyi, ''Rijal Najasyi'', hlm. 39</ref>


===Mazhab Ja'fari===
===Mazhab Ja'fari===
Di antara para Imam Syiah, baik dalam [[ushuluddin]] dan [[furu'uddin]], riwayat terbanyak dikutip dari Imam Shadiq as.<ref>Paketchi, ''Ja'far Shadiq as, Imam'', hlm. 205</ref> Ia juga memiliki jumlah perawi terbesar. Arbili menyakini jumlah perawinya mencapai 4.000 orang. <ref>Lihat: Arbili, ''Kasyf al-Ghummah'', jld. 2, hlm. 701</ref> Menurut [[Aban bin Taghlib]], setiap kali orang-orang Syiah berbeda pendapat dalam perkataan [[Nabi saw]], mereka berpegang kepada kata-kata [[Imam Ali as]], dan ketika mereka berselisih dalam perkataan Imam Ali as, mereka merujuk pada kata-kata Imam Shadiq as. <ref>Najasyi, ''Rijal Najasyi'', hlm. 12</ref>
Di antara [[para Imam Syiah]], baik dalam [[ushuluddin]] dan [[furu'uddin]], riwayat terbanyak dikutip dari Imam Shadiq as.<ref>Paketchi, ''Ja'far Shadiq as, Imam'', hlm. 205</ref> Ia juga memiliki jumlah perawi terbesar. Arbili menyakini jumlah perawinya mencapai 4000 orang. <ref>Lihat: Arbili, ''Kasyf al-Ghummah'', jld. 2, hlm. 701</ref> Menurut [[Aban bin Taghlib]], setiap kali orang-orang Syiah berbeda pendapat dalam perkataan [[Nabi saw]], mereka berpegang kepada kata-kata [[Imam Ali as]], dan ketika mereka berselisih dalam perkataan Imam Ali as, mereka merujuk pada kata-kata Imam Shadiq as. <ref>Najasyi, ''Rijal Najasyi'', hlm. 12</ref>
Karena penukilan riwayat terkait masalah [[fikih]] dan teologi lebih banyak dari Imam Shadiq as, maka mazhab Syiah disebut dengan Mazhab Ja'fari. <ref>Syahidi, ''Zindigani Imam Shadiq'', hlm. 61</ref> Saat ini, Imam Shadiq as dikenal sebagai kepala Mazhab Ja'fari.<ref>[http://old.ido.ir/a.aspx?a=1392060904 ''Imam Shadiq kepala Mazhab Ja'fari'', situs Sazman Tablighati Islami, tanggal diakses 9 Syahriwar 1392 HS, tanggal dikunjungi 10 Aban 1396 HS]</ref>
Karena penukilan riwayat terkait masalah fikih dan teologi lebih banyak dari Imam Shadiq as, maka mazhab Syiah disebut dengan Mazhab Ja'fari. <ref>Syahidi, ''Zindigani Imam Shadiq'', hlm. 61</ref> Saat ini, Imam Shadiq as dikenal sebagai kepala Mazhab Ja'fari.<ref>[http://old.ido.ir/a.aspx?a=1392060904 ''Imam Shadiq kepala Mazhab Ja'fari'', situs Sazman Tablighati Islami, tanggal diakses 9 Syahriwar 1392 HS, tanggal dikunjungi 10 Aban 1396 HS]</ref>


Pada tahun 1378 H, Syaikh Mahmud Syaltot, kepala Universitas al-Azhar Mesir, dalam korespondensi dengan [[Ayatullah Burujerdi]] mengakui mazhab Ja'fari sebagai mazhab resmi dan secara syar'i membolehkan beramal dengannya. <ref>Bi Azar Syirazi, ''Hambastigi Madzahib Islami'', hlm. 344</ref><ref>[http://taghrib.org/farsi/pages/rowad.php?rid=43 ''Syaikh Syaltot'' Situs Majma' Jahani Taqrib Madzahib Islami]</ref> <ref>"Fatwa bersejarah Syaikh Syaltot mufti besar ulama sunni dan kepala Universitas Al Azhar Mesir", beberapa pelajaran dari mazhab Islam, no.3, 1338</ref>
Pada tahun 1378 H, Syaikh Mahmud Syaltot, kepala Universitas al-Azhar Mesir, dalam korespondensi dengan [[Ayatullah Burujerdi]] mengakui mazhab Ja'fari sebagai mazhab resmi dan secara syar'i membolehkan beramal dengannya. <ref>Bi Azar Syirazi, ''Hambastigi Madzahib Islami'', hlm. 344</ref><ref>[http://taghrib.org/farsi/pages/rowad.php?rid=43 ''Syaikh Syaltot'' Situs Majma' Jahani Taqrib Madzahib Islami]</ref> <ref>"Fatwa bersejarah Syaikh Syaltot mufti besar ulama sunni dan kepala Universitas Al Azhar Mesir", beberapa pelajaran dari mazhab Islam, no.3, 1338</ref>


===Dialog Ilmiah===
===Dialog Ilmiah===
Dalam teks-teks hadis [[Syiah]] telah disebutkan perdebatan dan dialog antara Imam Shadiq as dan para teolog dari agama lain, serta beberapa orang yang mengingkari keberadaan [[Tuhan]]. <ref>Misalnya, lihat: Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 1, hlm. 79, 80, 171-173; Syaikh Mufid, ''al-Ikhtishash'', hlm. 189-190</ref> Dalam beberapa perdebatan, murid-murid Imam Shadiq yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu, melakukan perdebatan dengan orang lain dengan dihadiri beliau.  Dalam pertemuan-pertemuan ini, Imam Shadiq as mengawasi perdebatan dan kadang-kadang ikut campur dalam perdebatan tersebut.<ref>Lihat: Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 1, hlm. 171-173</ref> Misalnya, dalam sebuah dialog dengan seorang alim dari Syam yang meminta debat dengan para murid Imam Shadiq as, Imam meminta Hisyam bin Salim untuk berdialog dengannya dalam masalah teologi. <ref>Lihat: Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 1, hlm. 171-173</ref> Imam juga meminta orang yang akan berdebat dengannya untuk berdiskusi dengan murid-muridnya dalam bidang apa saja yang dia mau, dan jika dia mengalahkan mereka, Imam sendiri akan berdiskusi dengannya. Orang itu mengadakan perdebatan di bidang [[Alquran]] dengan [[Humran bin A'yan]], di bidang sastra Arab dengan [[Aban bin Taghlib]] dan di bidang teologi dengan [[Mukmin al-Thaq]] dan Hisyam bin Salim, dan akhirnya ia terkalahkan.<ref>Kasyi, ''Rijal Kasyi'', hlm. 275-277</ref>
Dalam teks-teks hadis [[Syiah]] telah disebutkan perdebatan dan dialog antara Imam Shadiq as dan para teolog dari agama lain, serta beberapa orang yang mengingkari keberadaan [[Tuhan]]. <ref>Misalnya, lihat: Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 1, hlm. 79, 80, 171-173; Syaikh Mufid, ''al-Ikhtishash'', hlm. 189-190</ref> Dalam beberapa perdebatan, murid-murid Imam Shadiq yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu, melakukan perdebatan dengan orang lain dengan dihadiri beliau.  Dalam pertemuan-pertemuan ini, Imam Shadiq as mengawasi perdebatan dan kadang-kadang ikut campur dalam perdebatan tersebut.<ref>Lihat: Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 1, hlm. 171-173</ref> Misalnya, dalam sebuah dialog dengan seorang alim dari Syam yang meminta debat dengan para murid Imam Shadiq as, Imam meminta Hisyam bin Salim untuk berdialog dengannya dalam masalah teologi. <ref>Lihat: Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 1, hlm. 171-173</ref> Imam juga meminta orang yang akan berdebat dengannya untuk berdiskusi dahulu dengan murid-muridnya dalam bidang apa saja yang dia mau, dan jika dia mengalahkan mereka, Imam sendiri akan berdiskusi dengannya. Orang itu mengadakan perdebatan di bidang [[Alquran]] dengan [[Humran bin A'yan]], di bidang sastra Arab dengan [[Aban bin Taghlib]] dan di bidang teologi dengan [[Mukmin al-Thaq]] dan Hisyam bin Salim, dan akhirnya ia terkalahkan.<ref>Kasyi, ''Rijal Kasyi'', hlm. 275-277</ref>


Ahmad bin Ali Thabrisi dalam buku ''al-Ihtijaj'' telah mengumpulkan serangkaian perdebatan Imam Shadiq as, beberapa di antaranya adalah:
Ahmad bin Ali Thabrisi dalam buku ''al-Ihtijaj'' telah mengumpulkan serangkaian perdebatan Imam Shadiq as, beberapa di antaranya adalah:
Pengguna anonim