Lompat ke isi

Zuhhad Tsamaniyah

Prioritas: b, Kualitas: c
tanpa navbox
Dari wikishia

"Zuhhad Tsamaniyah" (bahasa Arab: سعید بن قیس الهمداني) atau "Delapan Orang Zuhud" adalah sebutan yang mengacu pada sebuah kelompok istimewa. Mereka adalah delapan orang asketis (zuhud) yang sangat termasyhur pada era awal perkembangan Islam, yang kisah hidupnya kerap menjadi teladan ketakwaan.

Kedelapan tokoh spiritual tersebut adalah Amir bin Abd al-Qais, Haram bin Hayyan, Rabi' bin Khutsaim, dan Uwais al-Qarni yang legendaris. Kemudian, menyusul Abu Muslim al-Khaulani, Masruq bin al-Ajda', Hasan al-Bashri yang pemikirannya banyak berpengaruh, serta Aswad bin Yazid.[1]

Dalam sebuah riwayat yang tercatat dalam kitab Rijal al-Kasyi, Fadhl bin Syadzan memberikan penilaian yang sangat selektif mengenai kelompok Zuhhad Tsamaniyah. Beliau secara tegas menyatakan bahwa hanya empat orang yang diakuinya sebagai zahid sejati, yaitu: Rabi' bin Khutsaim, Haram bin Hayyan, Uwais al-Qarni, Amir bin Abd Qais. Sementara itu, terhadap tiga tokoh lainnya -Abu Muslim al-Khaulani, Masruq bin Ajda', dan Hasan al-Bashri- Fadhl bin Syadzan menggunakan sebutan-sebutan yang kritis, seperti munafik (riyakar), pemungut pajak untuk Muawiyah, dan pencari kesempatan.[2] Di antara semua nama dalam kelompok itu, Uwais al-Qarni sering dianggap sebagai zahid teragung dari seluruh Zuhhad Tsamaniyah.[3]

Sebagian dari para zahid terkemuka ini tercatat termasuk dalam jajaran Sahabat Imam Ali as yang setia.[butuh rujukan] Bahkan, sebuah riwayat dari Imam Musa al-Kazhim as mengukuhkan kedudukan khusus mereka. Imam as menyebut nama Uwais al-Qarni dalam satu deretan yang sama dengan para pendamping setia Imam Ali as lainnya, seperti 'Amr bin Hamiq al-Khuza'i, Muhammad bin Abu Bakar, dan Maitsam at-Tammar. Dalam riwayat tersebut, Imam Kazhim as menyebut mereka sebagai "hawariyun" - sebutan khusus untuk para sahabat pilihan dan paling setia yang membela Imam Ali as dengan sepenuh jiwa.[4]

Beberapa sumber menyebut Jarir bin Abdullah al-Bajali sebagai bagian dari Zuhhad Tsamaniyah, menggantikan Aswad bin Yazid.[5]

Dalam berbagai sumber, nama-nama Zuhhad Tsamaniyah disebutkan dengan variasi yang berbeda; misalnya, Haram bin Hayyan disebut sebagai Haram bin Jaban,

Dalam berbagai referensi yang berbeda, nama-nama para Zuhhad Tsamaniyah disebutkan dalam beberapa versi. Salah satu contohnya adalah nama Haram bin Hayyan, yang dalam beberapa catatan disebut sebagai Haram bin Jaban.[6] Rabi' bin Hutsaim disebut sebagai Rabi' bin Khutsaim,[7] Murtadha Muthahhari juga menyebut Rabi' bin Khitsaim sebagai bagian dari Zuhhad Tsamaniyah.[8] Sementara itu, Masruq bin Ajda' disebut sebagai Masruq bin al-Ajdza'.[9] Selain itu, Aswad bin Yazid dalam beberapa versi disebut dengan nama Buraid atau Burair.[10]

Pranala Terkait

Catatan Kaki

  1. Ja'fariyan, Mirats Islami Iran, 1377 S, jld. 9, hlm. 310.
  2. Afandi, "Riyadh al-Ulama", 1390 S, jld. 2, hlm. 414.
  3. Afandi, Riyadh al-Ulama, 1390 S, jld. 2, hlm. 414.
  4. Syekh al-Mufid, "al-Ikhtishash", jld. 1, hlm. 61.
  5. Mudarris Tabrizi, "Rayhanah al-Adab, 1369 H, jld. 2, hlm. 395; Afandi, "Riyadh al-Ulama", 1390 H, jld. 2, hlm. 414.
  6. Ja'fariyan, "Miras Islami-e Iran", 1377 S, jld. 9, hlm. 310.
  7. Afandi, "Riyadh al-Ulama", 1390 S, jld. 2, hlm. 414.
  8. Muthahhari, "Yad-dasht-ha", jld. 6, hlm. 413, Majmu'ah Atsar, 1389 S, jld. 25, hlm. 196.
  9. Ja'fariyan, "Miras Islami-e Iran, 1377 S, jld. 9, hlm. 310.
  10. Masykur, "Farhang Firaq Islami", 1375 S, hlm. 213.

Daftar Pustaka

  • Afandi, Abdullah bin Isa Beg. "Riyadh al-Ulama wa Hiyadh al-Fudhala". Penerjemah: Sa'adi Khurasani. Masyhad: Astan Quds Razavi, 1390 S.
  • Ja'fariyan, Rasul. "Miras-e Islami-e Iran". Qom: Perpustakaan Umum Ayatullah al-Uzhma Mar'ashi Najafi (ra), 1377 S.
  • Mudarris Tabrizi, Muhammad Ali. "Rayhanah al-Adab fi Tarajim al-Ma'rufin bi al-Kunyah aw al-Laqab". Teheran: Khayyam, 1369 S.
  • Masykur, Muhammad Jawad. "Farhang-e Firaq-e Islami". Masyhad: Astan Quds Razavi, 1375 S.