Lompat ke isi

Asma' bin Kharijah al-Fazari: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7: Baris 7:
==Peran Asma' dalam Permulaan Islam==
==Peran Asma' dalam Permulaan Islam==


Asma' bin Kharijah adalah seorang tabi'in[1] dan pemimpin kabilah Bani Fazarah di Kufah.[2] Dia turut terlibat dalam berbagai peristiwa pada permulaan Islam.
Asma' bin Kharijah adalah seorang tabi'in<ref>Zariklī, ''al-A‘lām'', jld. 1, hlm. 305.</ref> dan pemimpin kabilah Bani Fazarah di Kufah.<ref>Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 13, hlm. 173; Ibn Hazm Andalusī, ''Jamharah Ansāb al-‘Arab'', hlm. 257.</ref> Dia turut terlibat dalam berbagai peristiwa pada permulaan Islam.


Putri Asma', Hind, menikah dengan tiga penguasa Kufah, yaitu Ubaidullah bin Ziyad,[3] Bisyr bin Marwan bin Hakam dan Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi.[4] Namun, Hajjaj menceraikan Hind karena ketertarikan Hind kepada Ibnu Ziyad (mantan suaminya).[5] Asma' dikenal dengan nama anak-anaknya, yaitu Abu al-Hassan,[6] Abu Muhammad[7] dan Abu Hind.[8]
Putri Asma', Hind, menikah dengan tiga penguasa Kufah, yaitu Ubaidullah bin Ziyad, <ref>Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 5, hlm. 380; Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 12, hlm. 23.</ref> Bisyr bin Marwan bin Hakam dan Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi.<ref>Ibn Habīb, ''al-Muhabbar'', hlm. 443.</ref> Namun, Hajjaj menceraikan Hind karena ketertarikan Hind kepada Ibnu Ziyad (mantan suaminya).<ref>Zariklī, ''al-A‘lām'', jld. 8, hlm. 96-97.</ref> Asma' dikenal dengan nama anak-anaknya, yaitu Abu al-Hassan,<ref>Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 13, hlm. 173.</ref> Abu Muhammad<ref>Dzahabī, ''Tārīkh al-Islām wa Wafayāt al-Masyāhīr wa al-A‘lām'', jld. 5, hlm. 72.</ref> dan Abu Hind.<ref>Dzahabī, ''Tārīkh al-Islām wa Wafayāt al-Masyāhīr wa al-A‘lām'', jld. 5, hlm. 72.</ref>


Asma' adalah salah seorang perawi hadis[9] dan orang-orang seperti putranya, Malik dan Ali bin Rabi'ah, meriwayatkan hadis darinya.[10]
Asma' adalah salah seorang perawi hadis<ref>Dzahabī, ''Tārīkh al-Islām wa Wafayāt al-Masyāhīr wa al-A‘lām'', jld. 5, hlm. 72.</ref> dan orang-orang seperti putranya, Malik dan Ali bin Rabi'ah, meriwayatkan hadis darinya.<ref>Dzahabī, ''Tārīkh al-Islām wa Wafayāt al-Masyāhīr wa al-A‘lām'', jld. 5, hlm. 72.</ref>


Terdapat berbagai catatan mengenai tanggal wafat Asma'. Mengenai tahun wafatnya, tahun 60,[11] 65,[12] 66,[13] dan 82 H[14] tercatat sebagai tahun wafatnya. Ibnu Hajar al-Asqalani, seorang penulis biografi sahabat (W. 852 H), menyatakan bahwa dia lahir sebelum bi'tsah berdasarkan wafatnya pada usia 80 tahun dan pada tahun 60 H.[15]
Terdapat berbagai catatan mengenai tanggal wafat Asma'. Mengenai tahun wafatnya, tahun 60,<ref>Ibn Hajar ‘Asqalānī, ''al-Ishābah'', jld. 1, hlm. 339.</ref> 65,<ref>Sam‘ānī, ''al-Ansāb'', jld. 10, hlm. 213; Dzahabī, ''Tārīkh al-Islām wa Wafayāt al-Masyāhīr wa al-A‘lām'', jld. 5, hlm. 50.</ref> 66,<ref>Zariklī, ''al-A‘lām'', jld. 1, hlm. 305; jld. 2, hlm. 293.</ref> dan 82 H<ref>Ibn Katsīr, ''al-Bidāyah wa al-Nihāyah'', jld. 9, hlm. 43.</ref> tercatat sebagai tahun wafatnya. Ibnu Hajar al-Asqalani, seorang penulis biografi sahabat (W. 852 H), menyatakan bahwa dia lahir sebelum bi'tsah berdasarkan wafatnya pada usia 80 tahun dan pada tahun 60 H.<ref>Ibn Hajar ‘Asqalānī, ''al-Ishābah'', jld. 1, hlm. 339.</ref>


==Kesyahidan Hujr bin Adi==
==Kesyahidan Hujr bin Adi==
Asma' berada di pihak Imam Ali as dalam Perang Shiffin.[16] Namun, dia kemudian menjadi salah satu orang yang bersaksi atas Hujr bin Adi (Syahid. 51 H) atas permintaan Ziyad bin Abihi,[17] di mana hal itu menyebabkan Hujr ditangkap dan dibunuh.[18] Dalam beberapa sumber, disebutkan bahwa dia kemudian menyesal atas tindakannya itu.[19]
Asma' berada di pihak Imam Ali as dalam Perang Shiffin.<ref>Madani, ''al-Darajāt al-Rafī‘ah fī Tabaqāt as-Syī‘ah'', hlm. 270.</ref> Namun, dia kemudian menjadi salah satu orang yang bersaksi atas Hujr bin Adi (Syahid. 51 H) atas permintaan Ziyad bin Abihi,<ref>Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 5, hlm. 254.</ref> di mana hal itu menyebabkan Hujr ditangkap dan dibunuh.<ref>Ya‘qūbī, ''Tārīkh Ya‘qūbī'', jld. 2, hlm. 231.</ref> Dalam beberapa sumber, disebutkan bahwa dia kemudian menyesal atas tindakannya itu.<ref>Thabarī, ''Tārīkh Thabarī'', jld. 5, hlm. 270.</ref>


==Peran Asma' dalam Peristiwa Karbala==
==Peran Asma' dalam Peristiwa Karbala==
Baris 23: Baris 23:
===Dia Menjauhkan Masyarakat dari Muslim bin Aqil===
===Dia Menjauhkan Masyarakat dari Muslim bin Aqil===


Pada tahun 60 H, ketika Ubaidullah bin Ziyad menjadi gubernur Kufah, Asma' menikahkan putrinya dengannya.[20] Dia hadir di Dar al-Khilafah dan bekerja sama dengan Ibnu Ziyad.[21] Ubaidullah melaksanakan rencananya untuk menciptakan ketakutan dan pengendalian kota melalui Asma' dan beberapa orang lainnya seperti, Katsir bin Syihab al-Haritsi, Muhammad bin Asy'ats bin Qais, dan Qa'qa' bin Suwaid bin Minqari.[22] Ubaidullah memerintahkan orang-orang ini untuk berbaur di antara warga Kufah, memanggil mereka untuk taat dan menakut-nakuti mereka agar tidak bergabung dengan Muslim bin Aqil, utusan Imam Husain as di Kufah dan berpartisipasi dalam pemberontakan.[23]
Pada tahun 60 H, ketika Ubaidullah bin Ziyad menjadi gubernur Kufah, Asma' menikahkan putrinya dengannya.<ref>Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 5, hlm. 380; Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 12, hlm. 23.</ref> Dia hadir di Dar al-Khilafah dan bekerja sama dengan Ibnu Ziyad.<ref>Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 178.</ref> Ubaidullah melaksanakan rencananya untuk menciptakan ketakutan dan pengendalian kota melalui Asma' dan beberapa orang lainnya seperti, Katsir bin Syihab al-Haritsi, Muhammad bin Asy'ats bin Qais, dan Qa'qa' bin Suwaid bin Minqari.<ref>Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 178.</ref> Ubaidullah memerintahkan orang-orang ini untuk berbaur di antara warga Kufah, memanggil mereka untuk taat dan menakut-nakuti mereka agar tidak bergabung dengan Muslim bin Aqil, utusan Imam Husain as di Kufah dan berpartisipasi dalam pemberontakan.<ref>Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 178.</ref>




===Kerjasama dalam Penangkapan Hani bin Urwah===
===Kerjasama dalam Penangkapan Hani bin Urwah===
Ketika Ubaidullah bin Ziyad berencana untuk memanggil Hani bin Urwah ke Dar al-Khilafah dan memintanya untuk menyerahkan Muslim bin Aqil serta mengancam akan membunuhnya jika menolak, Asma' bin Kharijah dan Muhammad bin Asy'ats dikirim untuk mencarinya.[24] Dalam beberapa sumber, juga disebutkan nama Amr bin Hajjaj al-Zubaidi dan Hassan bin Asma'.[25]
Ketika Ubaidullah bin Ziyad berencana untuk memanggil Hani bin Urwah ke Dar al-Khilafah dan memintanya untuk menyerahkan Muslim bin Aqil serta mengancam akan membunuhnya jika menolak, Asma' bin Kharijah dan Muhammad bin Asy'ats dikirim untuk mencarinya.<ref>Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 2, hlm. 80.</ref> Dalam beberapa sumber, juga disebutkan nama Amr bin Hajjaj al-Zubaidi dan Hassan bin Asma'.<ref>Ibn A‘tsam, ''al-Futūh'', jld. 5, hlm. 44, 46; Thabarī, ''Tārīkh Thabarī'', jld. 5, hlm. 365.</ref>


Ibn Qutaibah dan Thabari mencatat bahwa Asma' tidak mengetahui niat Ubaidullah bin Ziyad.[26] Dia awalnya berusaha untuk meminta perlindungan bagi Hani dari Ubaidullah,[27] tetapi setelah melihat Hani dipukuli dan dipenjara oleh Ubaidullah, dia mengajukan protes dan ditangkap.[28] Beberapa ulama' seperti, Namazi Syahrudi berpendapat bahwa orang yang tidak tahu dan mengajukan protes kepada Ubaidullah adalah Hassan bin Asma'.[29]
Ibn Qutaibah dan Thabari mencatat bahwa Asma' tidak mengetahui niat Ubaidullah bin Ziyad.<ref>Dainawarī, ''al-Akhbār al-Thiwāl'', hlm. 236-237; Thabarī, ''Tārīkh Thabarī'', jld. 5, hlm. 365.</ref> Dia awalnya berusaha untuk meminta perlindungan bagi Hani dari Ubaidullah,<ref>Thabarī, ''Tārīkh Thabarī'', jld. 5, hlm. 360.</ref> tetapi setelah melihat Hani dipukuli dan dipenjara oleh Ubaidullah, dia mengajukan protes dan ditangkap.<ref>Ibn A‘tsam, ''al-Futūh'', jld. 5, hlm. 48; Thabarī, ''Tārīkh Thabarī'', jld. 5, hlm. 367.</ref> Beberapa ulama' seperti, Namazi Syahrudi berpendapat bahwa orang yang tidak tahu dan mengajukan protes kepada Ubaidullah adalah Hassan bin Asma'.<ref>Namāzī Syāhrūdī, ''Mustadrakāt ‘Ilm Rijāl al-Hadīts'', haydarī, jld. 2, hlm. 329.</ref>


===Menyelamatkan Hasan Mutsanna dari Medan Peperangan di Hari Asyura===
===Menyelamatkan Hasan Mutsanna dari Medan Peperangan di Hari Asyura===


Menurut pendapat Syekh Mufid dan Muhammad Taqi Syusytari, Asma' bin Kharijah tidak ikut berperang di pihak Umar bin Sa'ad melawan Imam Husain as dan hanya hadir setelah pertempuran selesai pada hari Asyura. Ketika melihat Hasan Mutsanna yang terluka, dia menyelamatkan nyawanya karena hubungan kekerabatan dengan ibunya.[30]
Menurut pendapat Syekh Mufid dan Muhammad Taqi Syusytari, Asma' bin Kharijah tidak ikut berperang di pihak Umar bin Sa'ad melawan Imam Husain as dan hanya hadir setelah pertempuran selesai pada hari Asyura. Ketika melihat Hasan Mutsanna yang terluka, dia menyelamatkan nyawanya karena hubungan kekerabatan dengan ibunya. <ref>Mufīd, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 25; Tustarī, ''Qāmūs al-Rijāl'', jld. 11, hlm. 39.</ref>


===Asma' dalam Daftar Kebangkitan Mukhtar===
===Asma' dalam Daftar Kebangkitan Mukhtar===
Ketika Ubaidullah menangkap Mukhtar bin Abi Ubaidah al-Tsaqafi dan bersumpah akan membunuhnya, Asma' bin Kharijah dan Urwah bin Mughirah mengunjungi Mukhtar di penjara dan memperingatkannya tentang tindakan provokatif terhadap Ubaidullah.[31] Namun, setelah memperoleh kekuasaan di Kufah, ketika Mukhtar berbicara tentang membalas dendam terhadap pelaku peristiwa Karbala, dia menyebut nama Asma' dan mengancamnya. Oleh karena itu, Asma' melarikan diri dari Kufah[32] dan tidak kembali sampai Mukhtar kalah.[33] Mukhtar juga menghancurkan rumah Asma' dan sepupu-sepupunya.[34]
Ketika Ubaidullah menangkap Mukhtar bin Abi Ubaidah al-Tsaqafi dan bersumpah akan membunuhnya, Asma' bin Kharijah dan Urwah bin Mughirah mengunjungi Mukhtar di penjara dan memperingatkannya tentang tindakan provokatif terhadap Ubaidullah.<ref>Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 5, hlm. 385.</ref> Namun, setelah memperoleh kekuasaan di Kufah, ketika Mukhtar berbicara tentang membalas dendam terhadap pelaku peristiwa Karbala, dia menyebut nama Asma' dan mengancamnya. Oleh karena itu, Asma' melarikan diri dari Kufah<ref>Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 6, hlm. 410-411.</ref> dan tidak kembali sampai Mukhtar kalah.<ref>Dainawarī, ''al-Akhbār al-Thiwāl'', hlm. 303.</ref> Mukhtar juga menghancurkan rumah Asma' dan sepupu-sepupunya. <ref>Ibn A‘tsam, ''al-Futūh'', jld. 6, hlm. 254.</ref>


==Kerjasama dengan Penguasa Kufah dan Merekomendasikan Syiah==
==Kerjasama dengan Penguasa Kufah dan Merekomendasikan Syiah==


Setelah Hajjaj bin Yusuf al-Thaqafi mulai memerintah Kufah (75 H), Asma' menjadi ayah mertua penguasa baru tersebut[35] dan sering berkunjung ke Dar al-Khilafah.[36] Pada masa pemerintahan Abdullah bin Muthi' yang ditunjuk oleh Abdullah bin Zubair (W. 73 H), Asma' bin Kharijah juga hadir di Dar al-Khilafah dan menjadi penasihat penguasa saat itu.[37]
Setelah Hajjaj bin Yusuf al-Thaqafi mulai memerintah Kufah (75 H), Asma' menjadi ayah mertua penguasa baru tersebut<ref>Ibn Habīb, ''al-Muhabbar'', hlm. 443.</ref> dan sering berkunjung ke Dar al-Khilafah.<ref>Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 7, hlm. 82.</ref> Pada masa pemerintahan Abdullah bin Muthi' yang ditunjuk oleh Abdullah bin Zubair (W. 73 H), Asma' bin Kharijah juga hadir di Dar al-Khilafah dan menjadi penasihat penguasa saat itu.<ref>Thabarī, ''Tārīkh Thabarī'', jld. 6, hlm. 31.</ref>


Thabari mencatat bahwa ketika Hajjaj mencari, menangkap dan membunuh para pemberontak terhadap Utsman bin Affan dan Syiah Imam Ali as, Asma' merekomendasikan beberapa pemberontak dan beberapa Syiah terkemuka seperti Kumail bin Ziyad kepada Hajjaj.[38]
Thabari mencatat bahwa ketika Hajjaj mencari, menangkap dan membunuh para pemberontak terhadap Utsman bin Affan dan Syiah Imam Ali as, Asma' merekomendasikan beberapa pemberontak dan beberapa Syiah terkemuka seperti Kumail bin Ziyad kepada Hajjaj. <ref>Thabarī, ''Tārīkh Thabarī'', jld. 4, hlm. 404.</ref>


Selain itu, pada masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan (pemerintahan: 66-86 H) dan ketika saudaranya, Bisyr bin Marwan, menjadi penguasa di Kufah, dia menikahkan putrinya dengan Bisyr[39] dan menjadi penasihat dalam penunjukan Mahlab bin Abi Suffrah untuk berperang melawan Khawarij Azraqi.[40]
Selain itu, pada masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan (pemerintahan: 66-86 H) dan ketika saudaranya, Bisyr bin Marwan, menjadi penguasa di Kufah, dia menikahkan putrinya dengan Bisyr <ref>Ibn Habīb, ''al-Muhabbar'', hlm. 443.</ref> dan menjadi penasihat dalam penunjukan Mahlab bin Abi Suffrah untuk berperang melawan Khawarij Azraqi.<ref>Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 7, hlm. 421; Ibn A‘tsam, ''al-Futūh'', jld. 6, hlm. 366; Ibn Qutaybah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah'', jld. 2, hlm. 109.</ref>


==Keturunan Asma bin Kharejah==
==Keturunan Asma bin Kharejah==
Beberapa keturunan Asma' bin Kharijah termasuk dalam kelompok perawi hadis. Muhammad, putra Ummu Habib adalah putri Asma' bin Kharijah,[41] Ibrahim bin Muhammad bin Harits bin Asma' bin Kharijah yang dikenal sebagai Abu Ishaq al-Fazari[42] dan Abu Abdullah Marwan bin Muawiyah bin Harits bin Asma', sepupu Ibrahim,[43] adalah keturunan yang diakui sebagai perawi hadis oleh Ahlusunah.
Beberapa keturunan Asma' bin Kharijah termasuk dalam kelompok perawi hadis. Muhammad, putra Ummu Habib adalah putri Asma' bin Kharijah,<ref>Ibn Sa‘d, ''at-Thabaqāt al-Kubrā'', jld. 5, hlm. 125.</ref> Ibrahim bin Muhammad bin Harits bin Asma' bin Kharijah yang dikenal sebagai Abu Ishaq al-Fazari<ref>Syabistarī, ''al-Fā’iq fī Ruwāt wa Ashāb al-Imām as-Shādiq (as)'', jld. 1, hlm. 60.</ref> dan Abu Abdullah Marwan bin Muawiyah bin Harits bin Asma', sepupu Ibrahim,<ref>Ibn Sa‘d, ''at-Thabaqāt al-Kubrā'', jld. 7, hlm. 238; Ibn Hazm Andalusī, ''Jamharah Ansāb al-‘Arab'', hlm. 257-258.</ref> adalah keturunan yang diakui sebagai perawi hadis oleh Ahlusunah.


Selain itu, ibu Muhammad Dzulsyamah, di mana menjadi penguasa Kufah di bawah Khalifah Maslamah bin Abdul Malik (102 H), adalah salah satu putri Asma' bin Kharijah.[44]
Selain itu, ibu Muhammad Dzulsyamah, di mana menjadi penguasa Kufah di bawah Khalifah Maslamah bin Abdul Malik (102 H), adalah salah satu putri Asma' bin Kharijah.<ref>Balādzurī, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 9, hlm. 346.</ref>


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
{{ck}}
==Daftar Pustaka==
{{ref}}
{{akhir}}
confirmed
296

suntingan