Al-Qur'an al-Karim: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 77: | Baris 77: | ||
Pada abad ke-4 H, Ibnu Mujahid guru para qari di Baghdad, memilih 7 qiraah yang terdapat di antara firkah-firkah. Para qari bacaan-bacaan ini kemudian dikenal sebagai Qurra al-Sab'ah. Mengingat masing-masing dari bacaan ini diriwayatkan dengan dua riwayat, karena itu terdapat 14 qira'ah Al-Qur'an yang diterima oleh umat Islam. <ref>Nashihan, ''Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait'', 1389 S, hlm. 195-197. </ref> | Pada abad ke-4 H, Ibnu Mujahid guru para qari di Baghdad, memilih 7 qiraah yang terdapat di antara firkah-firkah. Para qari bacaan-bacaan ini kemudian dikenal sebagai Qurra al-Sab'ah. Mengingat masing-masing dari bacaan ini diriwayatkan dengan dua riwayat, karena itu terdapat 14 qira'ah Al-Qur'an yang diterima oleh umat Islam. <ref>Nashihan, ''Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait'', 1389 S, hlm. 195-197. </ref> | ||
[[ | [[Ahlusunah]] berpandangan bahwa Al-Qur'an memiliki banyak sisi pengucapan dan orang-orang dapat membaca masing-masing sisi pengucapan itu. <ref>Nashihan, ''Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait'', 1389 S, hlm. 198. </ref> Namun ulama [[Syiah]] berkata Al-Qur'an diturunkan dengan satu bacaan dan para Imam Syiah supaya memudahkan umat Muslim untuk membaca Al-Qur'an kemudian membolehkan adanya ragam bacaan Al-Qur'an. <ref>Nashihan, ''Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait'', 1389 S, hlm. 199. </ref> | ||
Bacaan yang tersebar di kalangan umat Islam adalah qira'ah Ashim berdasarkan riwayat Hafsh. Sebagian peneliti Al-Qur'an dari kalangan Syiah memandang bahwa qiraah Ashim berdasarkan riwayat Hafsh sebagai satu-satunya qiraah yang sahih dan mutawatir. Mereka berkata bahwa bacaan-bacaan lain yang diklaim berasal dari [[Rasulullah saw]] adalah bersumber dari selera pribadi para pembaca Al-Qur'an. <ref>Nashihan, ''Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait'', 1389 S, hlm. 199, 200. </ref> | Bacaan yang tersebar di kalangan umat Islam adalah qira'ah Ashim berdasarkan riwayat Hafsh. Sebagian peneliti Al-Qur'an dari kalangan Syiah memandang bahwa qiraah Ashim berdasarkan riwayat Hafsh sebagai satu-satunya qiraah yang sahih dan mutawatir. Mereka berkata bahwa bacaan-bacaan lain yang diklaim berasal dari [[Rasulullah saw]] adalah bersumber dari selera pribadi para pembaca Al-Qur'an. <ref>Nashihan, ''Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait'', 1389 S, hlm. 199, 200. </ref> |