Ma'ad: Perbedaan antara revisi
→Jawaban-jawaban terhadap beberapa Persoalan Ma'ad
Baris 143: | Baris 143: | ||
Tulisan Asli: Kembalinya Sesuatu yang telah Tiada | Tulisan Asli: Kembalinya Sesuatu yang telah Tiada | ||
Salah satu persoalan yang mengemuka dalam pembahasan maad adalah bahwa pada waktu manusia meninggal dunia, maka ruhnya akan pergi dari badannya dan jasadnya akan hancur. Jika ma'ad benar-benar terjadi, [[Allah]] harus menciptakan kembali makhluk-makhluk-Nya yang telah binasa dan dari sisi bahwa I'adeh ma'dum menurut perspektif Filosof adalah mustahil, maka ma'ad juga mustahil. <ref>Surah Ra'd ayat 5. </ref> Namun Allah swt dalam [[Alquran]] dalam menjawab kritikan yang disampaikan manusia bahwa setelah kematian, manusia akan hancur dan tiada, menjelaskan bahwa para [[malaikat]] akan mencabut ruh manusia dan akan membawa kembali ke sisi Tuhan. Oleh itu, ma'ad bukanlah I'adeh ma'dum (kembalinya sesuatu yang telah tiada) namun kembalinya ruh ke sisi [[Tuhan]]. | Salah satu persoalan yang mengemuka dalam pembahasan maad adalah bahwa pada waktu manusia meninggal dunia, maka ruhnya akan pergi dari badannya dan jasadnya akan hancur. Jika ma'ad benar-benar terjadi, [[Allah]] harus menciptakan kembali makhluk-makhluk-Nya yang telah binasa dan dari sisi bahwa I'adeh ma'dum menurut perspektif Filosof adalah mustahil, maka ma'ad juga mustahil. <ref>Surah Ra'd ayat 5. </ref> Namun Allah swt dalam [[Alquran]] dalam menjawab kritikan yang disampaikan manusia bahwa setelah kematian, manusia akan hancur dan tiada, menjelaskan bahwa para [[malaikat]] akan mencabut ruh manusia dan akan membawa kembali ke sisi Tuhan. Oleh itu, ma'ad bukanlah I'adeh ma'dum (kembalinya sesuatu yang telah tiada) namun kembalinya ruh ke sisi [[Tuhan]]. | ||
{{ | {{Arabic|وَقَالُوا أَئِذَا ضَلَلْنَا فِی الْأَرْضِ أَئِنَّا لَفِی خَلْقٍ جَدِیدٍ بَلْ هُم بِلِقَاء رَبِّهِمْ کافِرُونَ* قُلْ یتَوَفَّاکم مَّلَک الْمَوْتِ الَّذِی وُکلَ بِکمْ ثُمَّ إِلَی رَبِّکمْ تُرْجَعُونَ}} | ||
Dan mereka berkata, "Bila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, apakah kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?" Bahkan (sebenarnya) mereka ingkar terhadap perjumpaan dengan Tuhan mereka. Katakanlah, "[[Malaikat Maut|Malaikat maut]] yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhan-mulah kamu akan dikembalikan." (Qs Sajdah [32]: 10-11) | Dan mereka berkata, "Bila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, apakah kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?" Bahkan (sebenarnya) mereka ingkar terhadap perjumpaan dengan Tuhan mereka. Katakanlah, "[[Malaikat Maut|Malaikat maut]] yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhan-mulah kamu akan dikembalikan." (Qs Sajdah [32]: 10-11) | ||
*Pertanyaan mengenai Ilmu dan Kekuasaan Tuhan serta ketidakmampuan badan | *Pertanyaan mengenai Ilmu dan Kekuasaan Tuhan serta ketidakmampuan badan | ||
Pertanyaan lain yang timbul adalah bahwa segala sesuatu memerlukan fa'il (pelaku) untuk melakukan tindakan tertentu harus memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan tertentu tersebut. Ma'ad pun juga demikian. Dari satu sisi, harus ada seseorang yang mampu melakukan pekerjaan ini yaitu bahwa ruh akan kembali kepada orangnya masing-masing dan dari sisi lain, badan juga harus mampu untuk kembali menjadi bentuk badan setelah hancur. Padahal kehidupan itu berkaitan dengan kebutuhan-kebutahan dan syarat-syarat tertentu, misalnya sperma harus ada di rahim dan memerlukan kebutuhan-kebutuhan tertentu sehingga janin itu secara pelan akan berkembang dan akan menjadi manusia, namun badan yang sudah hancur, tidak lagi memiliki kapasitas untuk hidup. <ref>Misbah Yazdi, hlm. 380. </ref> | Pertanyaan lain yang timbul adalah bahwa segala sesuatu memerlukan fa'il (pelaku) untuk melakukan tindakan tertentu harus memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan tertentu tersebut. Ma'ad pun juga demikian. Dari satu sisi, harus ada seseorang yang mampu melakukan pekerjaan ini yaitu bahwa ruh akan kembali kepada orangnya masing-masing dan dari sisi lain, badan juga harus mampu untuk kembali menjadi bentuk badan setelah hancur. Padahal kehidupan itu berkaitan dengan kebutuhan-kebutahan dan syarat-syarat tertentu, misalnya sperma harus ada di rahim dan memerlukan kebutuhan-kebutuhan tertentu sehingga janin itu secara pelan akan berkembang dan akan menjadi manusia, namun badan yang sudah hancur, tidak lagi memiliki kapasitas untuk hidup. <ref>Misbah Yazdi, hlm. 380. </ref> | ||
Alquran memberikan jawaban dengan beberapa cara. Kadang-kadang dengan menyerupakan ma'ad dengan pertumbuhan kembali tanah dan kadang-kadang dengan membandingkan penciptaan awal manusia sembari mengingatkan kekuasaan Tuhan kepada manusia. Oleh itu, Alquran menjelaskan bahwa manusia yang terbungkus dari badan akan berubah menjadi tanah dan kemudian hidup kembali lalu akan memiliki kepala dan kaki kemudian siap untuk menghadapi ma'ad. | Alquran memberikan jawaban dengan beberapa cara. Kadang-kadang dengan menyerupakan ma'ad dengan pertumbuhan kembali tanah dan kadang-kadang dengan membandingkan penciptaan awal manusia sembari mengingatkan kekuasaan Tuhan kepada manusia. Oleh itu, Alquran menjelaskan bahwa manusia yang terbungkus dari badan akan berubah menjadi tanah dan kemudian hidup kembali lalu akan memiliki kepala dan kaki kemudian siap untuk menghadapi ma'ad. | ||
{{ | {{Arabic|یا أَیهَا النَّاسُ إِنْ کنْتُمْ فِی رَیبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاکمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَیرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَینَ لَکمْ... وَتَرَی الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَیهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ کلِّ زَوْجٍ بَهِیجٍ}} | ||
Hai manusia, jika kamu ragu tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes [[mani]], kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sebagiannya berbentuk dan sebagian yang lain tidak berbentuk, agar Kami jelaskan kepadamu (bahwa Kami Maha Kuasa atas segala sesuatu), dan Kami tetapkan dalam rahim (ibu) janin yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, supaya (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah ia ketahui. Dan (dari sisi lain) kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, bumi itu hidup dan tumbuh subur dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. ([[Surah Al-Hajj]] [22] :5) | Hai manusia, jika kamu ragu tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes [[mani]], kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sebagiannya berbentuk dan sebagian yang lain tidak berbentuk, agar Kami jelaskan kepadamu (bahwa Kami Maha Kuasa atas segala sesuatu), dan Kami tetapkan dalam rahim (ibu) janin yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, supaya (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah ia ketahui. Dan (dari sisi lain) kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, bumi itu hidup dan tumbuh subur dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. ([[Surah Al-Hajj]] [22] :5) | ||
Terkait dengan kemampuan badan yang sudah rusak untuk sekali lagi hidup, dapat dikatakan bahwa aturan dan sistem yang berlaku di dunia ini bukanlah satu-satunya sistem yang ada, dan aturan-aturan serta kausa-kausa yang dikenal di alam ini bukanlah satu-satunya aturan-aturan dan kausa-kausa yang dikenal berdasarkan pengalaman empirik. | Terkait dengan kemampuan badan yang sudah rusak untuk sekali lagi hidup, dapat dikatakan bahwa aturan dan sistem yang berlaku di dunia ini bukanlah satu-satunya sistem yang ada, dan aturan-aturan serta kausa-kausa yang dikenal di alam ini bukanlah satu-satunya aturan-aturan dan kausa-kausa yang dikenal berdasarkan pengalaman empirik. | ||
Bukti-bukti hal ini adalah bahwa di dunia ini juga terdapat fenomena-fenomena luar biasa seperti dihidupkannya kembali sebagian hewan-hewan dan manusia yang juga dijelaskan oleh Alquran. <ref>Misbah Yazdi, hlm. 380. </ref> | Bukti-bukti hal ini adalah bahwa di dunia ini juga terdapat fenomena-fenomena luar biasa seperti dihidupkannya kembali sebagian hewan-hewan dan manusia yang juga dijelaskan oleh Alquran. <ref>Misbah Yazdi, hlm. 380. </ref> | ||
Terkait dengan ilmu Ilahi yang juga diisyaratkan sebagai ilmu tiada terbatas yang dimiliki oleh Allah, Alquran menyebutkan: | Terkait dengan ilmu Ilahi yang juga diisyaratkan sebagai ilmu tiada terbatas yang dimiliki oleh Allah, Alquran menyebutkan: | ||
{{ | {{Arabic|قَالَ فَمَا بَالُ الْقُرُونِ الْأُولَی* قَالَ عِلْمُهَا عِندَ رَبِّی فِی کتَابٍ لَّا یضِلُّ رَبِّی وَلَا ینسَی}} | ||
Fira'un berkata, "Lalu bagaimanakah nasib umat-umat terdahulu (yang tidak beriman kepada semua itu)?" Musa menjawab, "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku di dalam sebuah kitab, Tuhanku tidak akan salah dan tidak (pula) lupa. ([[Surah Thaha]] [20]:51-52 ) | Fira'un berkata, "Lalu bagaimanakah nasib umat-umat terdahulu (yang tidak beriman kepada semua itu)?" Musa menjawab, "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku di dalam sebuah kitab, Tuhanku tidak akan salah dan tidak (pula) lupa. ([[Surah Thaha]] [20]:51-52 ) | ||