Pengguna anonim
Doa Nadi Ali: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono |
imported>Ali al-Hadadi Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
<onlyinclude>{{#ifeq:{{{section|editorial box}}}|editorial box|{{Editorial Box | |||
| prioritas =b | |||
| kualitas =b | |||
| link = Sudah | |||
| foto = sudah | |||
| kategori = Sudah | |||
| infobox = - | |||
| navbox = Sudah | |||
| alih= Sudah | |||
| referensi = Sudah | |||
| Artikel bagus = | |||
| Artikel pilihan = | |||
}}}}</onlyinclude> | |||
{{Munajat}} | |||
'''Doa Nadi Ali''' (bahasa Arab:{{ia|دعاء ناد عليّ}}) adalah dua doa yang dalam mendeskripsikan Imam Ali as dimulai dengan kalimat {{ia|نادِ عَلِیاً مَظهَرَ العَجائِب}} (Panggillah Ali yang merupakan manifestasi sifat-sifat sempurna yang luar biasa). Dikatakan bahwa doa ini terdengar di telinga Nabi saw dari alam gaib pada perang Uhud. | '''Doa Nadi Ali''' (bahasa Arab:{{ia|دعاء ناد عليّ}}) adalah dua doa yang dalam mendeskripsikan Imam Ali as dimulai dengan kalimat {{ia|نادِ عَلِیاً مَظهَرَ العَجائِب}} (Panggillah Ali yang merupakan manifestasi sifat-sifat sempurna yang luar biasa). Dikatakan bahwa doa ini terdengar di telinga Nabi saw dari alam gaib pada perang Uhud. | ||
Baris 50: | Baris 64: | ||
==Nadi Ali Kabir== | ==Nadi Ali Kabir== | ||
[[Berkas:ناد علی.jpg|thumbnail|300px|Kaligrafi Doa Nadi Ali]] | |||
Allamah Majlisi telah mengutipkan teks doa Nadi Ali Kabir dalam kitabnya Zad al-Maad<ref> Majlisi, ''Zad al-Maad, ''Muasasah al-A'lami'', jld. 1, hlm. 429-430 </ref> | Allamah Majlisi telah mengutipkan teks doa Nadi Ali Kabir dalam kitabnya Zad al-Maad<ref> Majlisi, ''Zad al-Maad, ''Muasasah al-A'lami'', jld. 1, hlm. 429-430 </ref> | ||
Panggillah Ali yang merupakan manifestasi sifat-sifat sempurna yang luar biasa. Kau akan mendapatinya sebagai pembantu dalam kesulitan dan kesusahanmu. Kepada Allah aku berharap untuk hajat-hajatku. Aku meminta pertolongan darimu untuk kesulitan-kesulitan dan kesusahanku. Aku menyeru kepadamu agar susah dan sedihku menjadi reda. Demi keagungan-Mu ya Allah. Demi kenabianmu wahai Muhammad. Demi kewalianmu Ya Ali, Ya Ali Ya Ali. Demi kasih dan karuniamu. Allahu Akbar. Aku berlindung dari-Mu akan bahaya musuh-musuh-Mu. Allah yang tak membutuhkan apapun, Engkau-lah yang menjadi pertolonganku. Dan kepada-Mu aku bersandar. Demi iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in (kepada-Mu kami menyembah dan dari-Mu kami meminta pertolongan). Wahai Abul Ghaits berilah aku pertolongan. Wahai Abul Hasanain tolong aku. Wahai pedang Allah tolong aku. Wahai pintu Allah tolong aku. Wahai hujjah Allah tolong aku. Wahai wali Allah tolong aku. Demi kasihmu yang tak terlihat. Wahai yang maha kuat dengan kekuatanmu. Kekuatan dan dalam keangkuhanmu. Wahai yang kokoh terhadap musuhmu. Wahai wali-nya para wali. Wahai manifestasi keajaiban. Wahai Murtadha Ali. Engkau melemparkan panah dan menghunuskan pedang Allah terhadap orang yang berbuat aniaya padaku. Kuserahkan perkaraku kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha mengetahui keadaan hambanya dan tuhan kalian adalah Tuhan yang Satu. Tiada tuhan selain-Nya, yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tolong aku. Wahai pertolongan orang-orang yang mencari pertolongan wahai petunjuk orang-orang yang kebingungan wahai pelindung orang-orang yang ketakutan. Wahai penolong orang-orang yang bertawakal wahai pengasih orang-orang miskin, wahai Tuhan semesta alam. Dengan rahmat-Mu. Sampaikanlah shalawat-Mu kepada junjungan kami Muhammad dan keluarganya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.<ref> Majlisi, ''Zad al-Ma'ad, ''Muasasah al-A'lami'', jld. 1, hlm. 429-430 </ref> | Panggillah Ali yang merupakan manifestasi sifat-sifat sempurna yang luar biasa. Kau akan mendapatinya sebagai pembantu dalam kesulitan dan kesusahanmu. Kepada Allah aku berharap untuk hajat-hajatku. Aku meminta pertolongan darimu untuk kesulitan-kesulitan dan kesusahanku. Aku menyeru kepadamu agar susah dan sedihku menjadi reda. Demi keagungan-Mu ya Allah. Demi kenabianmu wahai Muhammad. Demi kewalianmu Ya Ali, Ya Ali Ya Ali. Demi kasih dan karuniamu. Allahu Akbar. Aku berlindung dari-Mu akan bahaya musuh-musuh-Mu. Allah yang tak membutuhkan apapun, Engkau-lah yang menjadi pertolonganku. Dan kepada-Mu aku bersandar. Demi iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in (kepada-Mu kami menyembah dan dari-Mu kami meminta pertolongan). Wahai Abul Ghaits berilah aku pertolongan. Wahai Abul Hasanain tolong aku. Wahai pedang Allah tolong aku. Wahai pintu Allah tolong aku. Wahai hujjah Allah tolong aku. Wahai wali Allah tolong aku. Demi kasihmu yang tak terlihat. Wahai yang maha kuat dengan kekuatanmu. Kekuatan dan dalam keangkuhanmu. Wahai yang kokoh terhadap musuhmu. Wahai wali-nya para wali. Wahai manifestasi keajaiban. Wahai Murtadha Ali. Engkau melemparkan panah dan menghunuskan pedang Allah terhadap orang yang berbuat aniaya padaku. Kuserahkan perkaraku kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha mengetahui keadaan hambanya dan tuhan kalian adalah Tuhan yang Satu. Tiada tuhan selain-Nya, yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tolong aku. Wahai pertolongan orang-orang yang mencari pertolongan wahai petunjuk orang-orang yang kebingungan wahai pelindung orang-orang yang ketakutan. Wahai penolong orang-orang yang bertawakal wahai pengasih orang-orang miskin, wahai Tuhan semesta alam. Dengan rahmat-Mu. Sampaikanlah shalawat-Mu kepada junjungan kami Muhammad dan keluarganya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.<ref> Majlisi, ''Zad al-Ma'ad, ''Muasasah al-A'lami'', jld. 1, hlm. 429-430 </ref> |