'Alaihissalam: Perbedaan antara revisi
imported>Rezvani kTidak ada ringkasan suntingan |
imported>Esmail ←Mengalihkan ke Alaihissalam |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
#ALIH [[Alaihissalam]] | |||
'''‘Alaihissalam''' (bahasa Arab: {{ia|عَلَیهِالسَّلام}}) adalah ucapan doa dan ungkapan penghormatan yang artinya salam atasnya yang disebutkan setelah penyebutan nama [[Aimmah as|Aimmah Maksum as]], para nabi, dan sebagian dari keturunan [[Nabi Muhammad saw]] serta sebagian dari kalangan malaikat. | '''‘Alaihissalam''' (bahasa Arab: {{ia|عَلَیهِالسَّلام}}) adalah ucapan doa dan ungkapan penghormatan yang artinya salam atasnya yang disebutkan setelah penyebutan nama [[Aimmah as|Aimmah Maksum as]], para nabi, dan sebagian dari keturunan [[Nabi Muhammad saw]] serta sebagian dari kalangan malaikat. | ||
Revisi per 8 November 2022 15.59
Mengalihkan ke:
‘Alaihissalam (bahasa Arab: عَلَیهِالسَّلام) adalah ucapan doa dan ungkapan penghormatan yang artinya salam atasnya yang disebutkan setelah penyebutan nama Aimmah Maksum as, para nabi, dan sebagian dari keturunan Nabi Muhammad saw serta sebagian dari kalangan malaikat.
Dalil dari dianjurkannya mengirimkan salam kepada para imam dan kaum mukminin adalah surah al-Baqarah ayat 157, al-Ahzab ayat 42 dan al-An’am ayat 54. Dari kumpulan ayat ini disebutkan salam dan salawat dikirimkan untuk seluruh orang-orang yang beriman. Syahid Tsani merekomendasikan penulisan ‘alaihissalam setelah penulisan nama imam sebagai adab dan etika penulisan karya-karya ilmiah keilmuan Islam.
Ahlusunah setelah penyebutan nama-nama Imam Syiah mereka menuliskan رَضِی اَللهُ عَنْه yang artinya semoga Allah meridhainya. Namun secara khusus untuk Imam Ali as diantara mereka juga menuliskan ‘alaihissalam dan itu tidak digunakan untuk khalifah selainnya. Sementara Ibnu Katsir salah seorang murid Ibnu Taimiyah meyakini megkhususkan doa ‘alaihissalam untuk Imam Ali dan tidak menyebutkannya untuk khalifah yang lain adalah sesuatu yang tidak sepantasnya dilakukan.
Umat Islam Syiah sebagai bentuk pemuliaan dan penghormataan kepada sebagian perempuan Ahlulbait seperti Sayidah Fatimah, Zainab dan Khadijah penyebutan ‘alaihissalam diganti dengan سَلامُاللهْعَلَیها (salamullah ‘alaiha) dan secara khusus untuk Nabi Muhammad saw digunakan kalimat صَلَّی اللهُ عَلَیهِ وَ آلِه, salam Allah atasnya dan atas keluarganya.
Kalimat ‘alaihissalam dalam penulisannya biasa disingkat as dan salamullah ‘alaiha disingkat dengan sa.
Penggunaan dan Kalimat Serupa
‘Alaihissalam adalah kalimat yang merupakan doa yang artinya salam atau keselamatan untuknya, yang diucapkan atau dituliskan setelah penyebutan dan penulisan nama Imam, para nabi [1] dan sebagian dari keturunan Nabi yang memiliki kedudukan khusus dan istimewa seperi Sayid Abul Fadhl Abbas [2], Ali Akbar [3] dan Ali Asghar [4] dan juga sebagian dari malaikat seperi malaikat Jibril [5].
Sewaktu dua orang imam atau nabi yang nama-namanya disebut bersamaan maka yang digunakan adalah عَلَیهِمَاالسَّلام؛, salam atas keduanya, [6] dan jika lebih dari dua orang maka kalimat yang digunakan adalah عَلَیهِمُالسَّلام salam atas mereka. [7] Umat Islam Syiah setelah penyebutan nama Aimmah as selain ‘alaihissalam, juga menggunakan kalimat lain yang memiliki makna yang sama seperti salamullah ‘alaihi, salawatullah ‘alaihi, [8], ‘alaihishshalatu wassalam [9] dan juga menggunakan kalimat عَلَیهِ اَفْضَلُ الصَّلاةِ وَ السَّلام sebaik-baiknya salawat dan salam atasnya, dan سَلامُ الله عَلَیهِ آلافُ التَّحِیةِ وَ الثَّنا ribuan salam dan shalawat semoga dilimpahkan atasnya.
Setelah penyebut nama istri-istri dan anak-anak perempuan Ahlulbait as [11] seperti Sayidah Fatimah sa [12], Zainab sa [13], Ma’shumah sa [14] dan setelah nama Khadijah istri Nabi [5], Maryam ibu Nabi Isa as [16] dan Asiyah istri Fir’aun [17] menggunakan kalimat salamullah ‘alaiha atau ‘alaihassalam. Khusus Nabi Muhammad saw menggunakan kalimat صَلَّی اللهُ عَلَیهِ وَ آلِه salam Allah atasnya dan keluarganya sebagai pengganti penguaan ‘alaihissalam. [18]
Ahlusunah juga sebagai bentuk penghormatan kepada pada nabi [19] dan sebagian dari malaikat [20] menggunakan kalimat ‘alaihissalam. Namun untuk Aimmah Syiah penyebutan yang digunakan adalah رَضِی اَللهُ عَنْه sebagaimana juga digunakan untik sahabat-sahabat Nabi yang artinya semoga Allah meridhainya. [21] Secara khusus untuk Imam Ali as selain menggunakan radhiallahu ‘anhu juga menggunakan karramallahu wajha. [22] Pada sebagian kitab Ahlusunah ditemukan penggunaan ‘alaihissalam juga digunakan setelah penyebutan nama Imam Ali as. [23] Ibnu Katsir sejarawan dan mufassir Ahlusunah [24] dan Muhammad Shalih al-Munajjadi, salah seorang ulama Salafi [25] berpendapat penulisan ‘alaihissalam setelah penulisan nama Imam Ali as dalam kitab-kitab Ahlusunah ditulis oleh penulis ulang kitab bukan oleh penulis aslinya.
Ahlusunah setelah nama Nabi Muhammad saw terkadjang menggunakan doa صَلَّی اللهُ عَلَیهِ و سَلَّم [26], atau صَلَّی اللهُ عَلَیهِ و آله و سلم [27] dan kadang juga cukup dengan علیهالسلام. [28]
Sesuai dengan naskah asli kitab al-Irsyad yang ditulis tangan pada tahun 566 H, untuk para Maksumin as ditulis ‘alaihissalam. [29]
Hukum dan Falsafah
Syahid Tsani, seorang fakih Syiah abad 10 H dalam etika dan adab menulis karya-karya ilmiah ilmu keislaman mempersyaratkan penulisan ‘alahissalam setelah menuliska nama para Imam. [30]. Menurut Fakhrul Muhaqqiqin, seorang fakih Syiah abad 8 H menyebutkan para ulama Syiah membolehkan mengirimkan salam dan salawat untuk semua orang-orang mukmin. [31] Namun menurutnya, sebaiknya pengucapan doa salam untuk Nabi Muhammad saw dan para imam as digunakan yang berbeda dan berlaku khusus untuk mereka sementara untuk mukmin yang lain digunakan lafaz yang berbeda. [32]
Berbeda dengan Ibnu Katsir, salah seorang murid Ibnu Taimiyah [33] dan Abdul Aziz bin Baz seorang mufti Wahabi [34] memberikan pengkhususan lafaz ‘alaihissalam untuk Imam Ali as dan tidak memberikan ucapan ini untuk khalifah yang lain (sebagaimana yang ditulis dalam sebagian kitab Ahlusunah) adalah sesuatu yang tidak semestinya dilakukan.
Untuk penganjuran mengirimkan salam kepada para Imam as digunakan dalil dalam surah At-Taubah ayat 103 [35], surah Al-Baqarah ayat 157, surah Al-Ahzab ayat 42 dan surah Al-An’am ayat 54 yang dimana dalam ayat-ayat tersebut dianjurkan untuk mengirimkan salam dan salawat untuk orang-orang beriman. [36]. Demikian pula pada ayat سَلَامٌ عَلیٰ اِلْ یاسِینَ [37] berdasarkan kitab-kitab tafsir [38] dan riwayat-riwayat yang ada [39] yang dimaksud dengan Ali Yasin adalah keluarga Nabi Muhammad saw sehingga juga ayat ini dapat dijadikan dalil. [40]
Mengenai penganjuran mengirimkan salam untuk para nabi, para ulama mensandarkan dalilnya pada ayat-ayat Al-Qur’an yang menuliskan penyebutan salam untuk para nabi secara umum [41] dan untuk sebagian nabi yang namanya dituliskan dalam Al-Qur’an [42]. Namun dalam sebuah riwayat dalam kitab Amali Syaikh Shaduq [44] dan kitab Amali Syaik Thusi [45] dianjurkan setelah penyebutan salah satu nama nabi lebih dulu mengirimkan salam untuk Nabi Muhammad saw baru kemudian mengirimkan salam untuk nabi tersebut. Dalam riwayat yang mirip dengan itu, dalam kitab Wasail al-Syi’ah dianjurkan untuk lebih dulu mengirimkan salam untuk Nabi Muhammad saw dan keluarganya, baru kemudian mengirimkan salawat untuk nabi yang lain. [46] Sebagian dari ulama Syiah setelah penyebutan nama para nabi menggunakan lafaz عَلیٰ نَبِیِّنَا وَ آلِهِ وَ علیهالسلام yang artinya salam untuk nabi kita dan keluarganya dan untuk nabi (yang kemudian disebutkan namanya). [47]
Metode Penyingkatan
Lafaz ‘alahissalam dan salamullah ‘alaiha secara singkatnya ditulis dengan cara as dan sa. [49] Namun sebagian berpendapat penggunaan penulisan dengan cara disingkat adalah sebuah kesalahan dan bentuk ketidakhormatan kepada Ahlulbait as. [50]