Pengguna anonim
Akhirat: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Hinduwan Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 25: | Baris 25: | ||
Keyakinan pada akhirat adalah salah satu dari [[Ushuluddin|prinsip-prinsip agama]] dan syarat kemusliman seseorang; artinya, seseorang yang tidak mempercayai akhirat, ia tidak dianggap sebagai seorang [[Muslim]]. <ref> Muthahhari, ''Majmueh Atsar'', jld.2, hlm.501.</ref> Menurut penuturan [[Murtadha Muthahhari]], ajaran terpenting yang diserukan oleh seluruh nabi setelah mengesakan Tuhan atau [[Tauhid]] yaitu mengajak orang untuk [[Iman|beriman]] pada alam akhirat. <ref> Muthahhari, ''Majmueh Atsar'', jld.2, hlm.501.</ref> | Keyakinan pada akhirat adalah salah satu dari [[Ushuluddin|prinsip-prinsip agama]] dan syarat kemusliman seseorang; artinya, seseorang yang tidak mempercayai akhirat, ia tidak dianggap sebagai seorang [[Muslim]]. <ref> Muthahhari, ''Majmueh Atsar'', jld.2, hlm.501.</ref> Menurut penuturan [[Murtadha Muthahhari]], ajaran terpenting yang diserukan oleh seluruh nabi setelah mengesakan Tuhan atau [[Tauhid]] yaitu mengajak orang untuk [[Iman|beriman]] pada alam akhirat. <ref> Muthahhari, ''Majmueh Atsar'', jld.2, hlm.501.</ref> | ||
Menurut penuturan [[Muhammad Taqi Misbah Yazdi]], lebih dari sepertiga [[ayat-ayat]] [[Alquran]] berhubungan dengan akhirat. <ref> Misbah Yazdi, '' | Menurut penuturan [[Muhammad Taqi Misbah Yazdi]], lebih dari sepertiga [[ayat-ayat]] [[Alquran]] berhubungan dengan akhirat. <ref> Misbah Yazdi, ''Amuzesy Aqaid'', hlm.341.</ref> Dalam Alquran dijelaskan bahwa keyakinan pada akhirat merupakan salah satu rukun seruan dakwah para nabi. <ref> Mujtahid Syabestari, ''Akherat'', hlm.133.</ref> Menurut ayat-ayat Alquran, keyakinan pada akhirat berada di sisi [[Iman|keimanan]] pada [[Tuhan]] dan keimanan pada [[kenabian]] merupakan salah satu dari tiga rukun Islam. <ref> Mujtahid Syabestari, ''Akherat'', hlm.133.</ref> Sesuai dengan kepercayaan semua mazhab-mazhab [[Islam]], keyakinan pada akhirat adalah salah satu asas terpenting agama, dan orang yang tidak mempercayainya bukanlah seorang Muslim. <ref> Mujtahid Syabestari, ''Akherat'', hlm.133.</ref> | ||
Dalam kitab-kitab teologi umat Islam, alam akhirat disebut sebagai "prinsip kebangkitan". <ref> Muthahhari, ''Majmueh Atsar'', jld.2, hlm.501.</ref> [[Alam Barzah|Barzah]], [[kiamat]], [[shirath]], [[hisab|perhitungan]], [[syafa'at]], [[surga]] dan [[neraka]] adalah hal-hal yang berkaitan dengan akhirat yang dibahas dalam Alquran, [[hadis]] dan tulisan-tulisan para ulama Muslim, dan berdasarkan dengan Alquran, hal-hal tersebut harus dipercayai. <ref> Mujtahid Syabestari, ''Akherat'', hlm.133.</ref> | Dalam kitab-kitab teologi umat Islam, alam akhirat disebut sebagai "prinsip kebangkitan". <ref> Muthahhari, ''Majmueh Atsar'', jld.2, hlm.501.</ref> [[Alam Barzah|Barzah]], [[kiamat]], [[shirath]], [[hisab|perhitungan]], [[syafa'at]], [[surga]] dan [[neraka]] adalah hal-hal yang berkaitan dengan akhirat yang dibahas dalam Alquran, [[hadis]] dan tulisan-tulisan para ulama Muslim, dan berdasarkan dengan Alquran, hal-hal tersebut harus dipercayai. <ref> Mujtahid Syabestari, ''Akherat'', hlm.133.</ref> | ||