Lompat ke isi

Akhirat: Perbedaan antara revisi

5 bita dihapus ,  12 Juni 2022
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11: Baris 11:
  | Artikel bagus =
  | Artikel bagus =
  | Artikel pilihan =
  | Artikel pilihan =
}}}}</onlyinclude>
}}}}</onlyi
nclude>
{{Keyakinan-keyakinan Syiah}}
{{Keyakinan-keyakinan Syiah}}
'''Akhirat''' (bahasa Arab: {{ia|الآخرة}}) adalah alam setelah kematian dan suatu alam yang akan datang setelah alam dunia. Akhirat terletak berhadapan dengan kehidupan di dunia. Keyakinan pada akhirat diyakini sebagai salah satu dari [[Ushuluddin|prinsip-prinsip Islam]] dan barang siapa yang tidak percaya pada akhirat, ia tidak dianggap sebagai [[Muslim]]. Pentingnya akhirat sangat ditekankan dalam [[Alquran]]  dan [[Iman|beriman]] kepadanya menjadi salah satu dari prinsip-prinsip seruan seluruh nabi. Dikatakan bahwa lebih dari sepertiga [[ayat-ayat]] Alquran berhubungan dengan akhirat.
'''Akhirat''' (bahasa Arab: {{ia|الآخرة}}) adalah alam setelah kematian dan suatu alam yang akan datang setelah alam dunia. Akhirat terletak berhadapan dengan kehidupan di dunia. Keyakinan pada akhirat diyakini sebagai salah satu dari [[Ushuluddin|prinsip-prinsip Islam]] dan barang siapa yang tidak percaya pada akhirat, ia tidak dianggap sebagai [[Muslim]]. Pentingnya akhirat sangat ditekankan dalam [[Alquran]]  dan [[Iman|beriman]] kepadanya menjadi salah satu dari prinsip-prinsip seruan seluruh nabi. Dikatakan bahwa lebih dari sepertiga [[ayat-ayat]] Alquran berhubungan dengan akhirat.
Baris 23: Baris 24:


==Pentingnya Percaya pada Akhirat==
==Pentingnya Percaya pada Akhirat==
Keyakinan pada akhirat adalah salah satu dari [[Ushuluddin|prinsip-prinsip agama]] dan syarat kemusliman seseorang; artinya, seseorang yang tidak menerimanya, dia tidak dianggap sebagai seorang [[Muslim]]. <ref> Muthahhari, ''Majmueh Atsar'', jld.2, hlm.501.</ref> Menurut penuturan [[Murtadha Muthahhari]], ajaran terpenting yang diserukan oleh seluruh nabi setelah mengesakan Tuhan atau [[Tauhid]] yaitu mengajak orang untuk [[Iman|beriman]] pada alam akhirat. <ref> Muthahhari, ''Majmueh Atsar'', jld.2, hlm.501.</ref>  
Keyakinan pada akhirat adalah salah satu dari [[Ushuluddin|prinsip-prinsip agama]] dan syarat kemusliman seseorang; artinya, seseorang yang tidak menerima akhirat, ia tidak dianggap sebagai seorang [[Muslim]]. <ref> Muthahhari, ''Majmueh Atsar'', jld.2, hlm.501.</ref> Menurut penuturan [[Murtadha Muthahhari]], ajaran terpenting yang diserukan oleh seluruh nabi setelah mengesakan Tuhan atau [[Tauhid]] yaitu mengajak orang untuk [[Iman|beriman]] pada alam akhirat. <ref> Muthahhari, ''Majmueh Atsar'', jld.2, hlm.501.</ref>  


Menurut penuturan [[Muhammad Taqi Misbah Yazdi]], lebih dari sepertiga [[ayat-ayat]] [[Alquran]] berhubungan dengan akhirat. <ref> Misbah Yazdi, ''Amuzest Aqaid'', hlm.341.</ref> Dalam Alquran dijelaskan bahwa keyakinan pada akhirat merupakan salah satu rukun seruan dakwah para nabi. <ref> Mujtahid Syabestari, ''Akherat'', hlm.133.</ref> Menurut ayat-ayat Alquran, keyakinan pada akhirat berada di sisi [[Iman|keimanan]] pada [[Tuhan]] dan keimanan pada [[kenabian]] merupakan salah satu dari tiga rukun Islam. <ref> Mujtahid Syabestari, ''Akherat'', hlm.133.</ref> Sesuai dengan kepercayaan semua mazhab-mazhab [[Islam]], keyakinan pada akhirat adalah salah satu kebutuhan agama, dan orang yang tidak mempercayainya bukanlah seorang Muslim. <ref> Mujtahid Syabestari, ''Akherat'', hlm.133.</ref>  
Menurut penuturan [[Muhammad Taqi Misbah Yazdi]], lebih dari sepertiga [[ayat-ayat]] [[Alquran]] berhubungan dengan akhirat. <ref> Misbah Yazdi, ''Amuzest Aqaid'', hlm.341.</ref> Dalam Alquran dijelaskan bahwa keyakinan pada akhirat merupakan salah satu rukun seruan dakwah para nabi. <ref> Mujtahid Syabestari, ''Akherat'', hlm.133.</ref> Menurut ayat-ayat Alquran, keyakinan pada akhirat berada di sisi [[Iman|keimanan]] pada [[Tuhan]] dan keimanan pada [[kenabian]] merupakan salah satu dari tiga rukun Islam. <ref> Mujtahid Syabestari, ''Akherat'', hlm.133.</ref> Sesuai dengan kepercayaan semua mazhab-mazhab [[Islam]], keyakinan pada akhirat adalah salah satu asas terpenting agama, dan orang yang tidak mempercayainya bukanlah seorang Muslim. <ref> Mujtahid Syabestari, ''Akherat'', hlm.133.</ref>  
Dalam kitab-kitab teologi umat Islam, alam akhirat disebut sebagai "prinsip kebangkitan". <ref> Muthahhari, ''Majmueh Atsar'', jld.2, hlm.501.</ref> [[Alam Barzah|Barzah]], [[kiamat]], [[shirath]], [[hisab|perhitungan]], [[syafa'at]], [[surga]] dan [[neraka]] adalah hal-hal yang berkaitan dengan akhirat yang dibahas tentangnya dalam Alquran, [[hadis]] dan tulisan-tulisan para ulama Muslim, dan hal-hal tersebut harus dipercayai sesuai berdasarkan dengan Alquran. <ref> Mujtahid Syabestari, ''Akherat'', hlm.133.</ref>
Dalam kitab-kitab teologi umat Islam, alam akhirat disebut sebagai "prinsip kebangkitan". <ref> Muthahhari, ''Majmueh Atsar'', jld.2, hlm.501.</ref> [[Alam Barzah|Barzah]], [[kiamat]], [[shirath]], [[hisab|perhitungan]], [[syafa'at]], [[surga]] dan [[neraka]] adalah hal-hal yang berkaitan dengan akhirat yang dibahas dalam Alquran, [[hadis]] dan tulisan-tulisan para ulama Muslim, dan berdasarkan dengan Alquran,  hal-hal tersebut harus dipercayai. <ref> Mujtahid Syabestari, ''Akherat'', hlm.133.</ref>


==Dalil-Dalil Keberadaan Akhirat==
==Dalil-Dalil Keberadaan Akhirat==