Pengguna anonim
Syahrbanu: Perbedaan antara revisi
→Ulasan
imported>Esmail |
imported>Esmail (→Ulasan) |
||
Baris 56: | Baris 56: | ||
==Ulasan== | ==Ulasan== | ||
Sayid Jakfar Syahid secara kritis menyatakan pendapatnya:
"Al-Mansur al-Dawaniqi menggunakan istilah Umm Walad untuk melecehkan Muhammad bin Abdullah (dikenal dengan laqab al-Nafs al-Zakkiyah). Surat ini ditulis setengah abad setelah Imam Sajjad as wafat yang pada waktu itu sejumlah besar dari Bani Hasyim yang masih hidup. Jika kisah Syahrbanu itu benar, maka al-Mansur tidak menuliskan hal demikian namun jika itu salah, maka tentu Muhammad bin Abdullah akan membalas surat tersebut dengan keras dan menyatakan ibu Imam Sajjad as adalah putri raja, bukan seorang budak.<ref>Syahidi, ''Zendegani Ali bin al-Husain'', hlm. 24</ref> | Sayid Jakfar Syahid secara kritis menyatakan pendapatnya:
"Al-Mansur al-Dawaniqi menggunakan istilah Umm Walad untuk melecehkan Muhammad bin Abdullah (dikenal dengan laqab al-Nafs al-Zakkiyah). Surat ini ditulis setengah abad setelah Imam Sajjad as wafat yang pada waktu itu sejumlah besar dari [[Bani Hasyim]] yang masih hidup. Jika kisah Syahrbanu itu benar, maka al-Mansur tidak menuliskan hal demikian namun jika itu salah, maka tentu Muhammad bin Abdullah akan membalas surat tersebut dengan keras dan menyatakan ibu Imam Sajjad as adalah putri raja, bukan seorang budak.<ref>Syahidi, ''Zendegani Ali bin al-Husain'', hlm. 24</ref> | ||
Menurut Dehkhuda, hasil penelitian menyebutkan kisah tersebut tidak benar, karena Yazdgerd tidak memiliki putri yang bernama Syahrbanu. Syahrbanu adalah kisah dari Rabi' al-Abrar oleh Zamakhsari dan Qabusnameh.<ref>''Qabusnameh'', bab. 27, hlm. 144</ref> | Menurut Dehkhuda, hasil penelitian menyebutkan kisah tersebut tidak benar, karena Yazdgerd tidak memiliki putri yang bernama Syahrbanu. Syahrbanu adalah kisah dari Rabi' al-Abrar oleh Zamakhsari dan Qabusnameh.<ref>''Qabusnameh'', bab. 27, hlm. 144</ref> |