Lompat ke isi

Dosa: Perbedaan antara revisi

689 bita ditambahkan ,  6 Agustus 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr
(←Membuat halaman berisi ''''Dosa''' (bahasa Arab: {{ia|الاثم}}), ketidaktaatan kepada Allah. Mengerjakan apa yang telah dilarang oleh Allah atau meninggalkan apa yang telah diperintah...')
 
imported>Hindr
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Dosa''' (bahasa Arab: {{ia|الاثم}}), ketidaktaatan kepada [[Allah]]. Mengerjakan apa yang telah dilarang oleh Allah atau meninggalkan apa yang telah diperintahkan oleh-Nya, itu semua disebut dengan dosa. Dosa terbagi menjadi dua bagian; [[dosa besar]] (kabirah) dan dosa kecil (shaghirah). Dosa besar adalah dosa yang ditetapkan kebesarannya dalam [[Alquran]] dan riwayat atau pelakunya telah dijanjikan azab, seperti membunuh jiwa, melakukan zina, memakan harta anak yatim dan berbuat riba.
<onlyinclude>{{#ifeq:{{{section|editorial box}}}|editorial box|{{Editorial Box
| prioritas =
| kualitas =
| link =sudah
| foto =
| kategori =sudah
| infobox =
| navbox =
| alih=sudah
| referensi =sudah
| Artikel bagus =
| Artikel pilihan =
}}}}</onlyinclude>
'''Dosa''' (bahasa Arab: {{ia|الاثم}}), ketidaktaatan kepada [[Allah]]. Mengerjakan apa yang telah dilarang oleh Allah atau meninggalkan apa yang telah diperintahkan oleh-Nya, itu semua disebut dengan dosa. Dosa terbagi menjadi dua bagian; [[dosa besar]] ("kabirah") dan dosa kecil ("shaghirah"). Dosa besar adalah dosa yang ditetapkan kebesarannya dalam [[Alquran]] dan riwayat atau pelakunya telah dijanjikan azab, seperti membunuh jiwa, melakukan zina, memakan harta anak yatim dan berbuat riba.


Menurut ajaran-ajaran agama, sebagian dosa-dosa memiliki efek-efek khusus seperti lepasnya kenikmatan-kenikmatan, hilangnya kehormatan dan mempercepat kematian. Berdasarkan ayat-ayat Alquran, sebagian dari perbuatan-perbuatan baik menyebabkan pembersihan dan pensucian dosa. Hal ini disebut dengan "Takfir" (penutupan). Menurut beberapa riwayat, Allah menghapus dosa-dosa para hamba-Nya melalui hal-hal seperti, derita sakit dan kemiskinan. Demikian juga, telah disebutkan dalam Alquran bahwa jika seorang pendosa itu ber[[taubat]], maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
Menurut ajaran-ajaran [[Agama Islam|agama]], sebagian dosa-dosa memiliki efek-efek khusus seperti lepasnya kenikmatan-kenikmatan, hilangnya kehormatan dan mempercepat kematian. Berdasarkan ayat-ayat Alquran, sebagian dari perbuatan-perbuatan baik menyebabkan pembersihan dan pensucian dosa. Hal ini disebut dengan "Takfir" (penutupan). Menurut beberapa riwayat, Allah menghapus dosa-dosa para hamba-Nya melalui hal-hal seperti, derita sakit dan kemiskinan. Demikian juga, telah disebutkan dalam Alquran bahwa jika seorang pendosa itu ber[[taubat]], maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.


Menurut akidah kaum [[Syiah]], [[Empat Belas Maksum|empat belas maksum]] dan para nabi terjaga dari dosa.
Menurut akidah kaum [[Syiah]], [[Empat Belas Maksum|empat belas maksum]] dan para nabi terjaga dari dosa.


==Dosa, Ketidaktaatan kepada Tuhan==
==Dosa, Ketidaktaatan kepada Tuhan==
Dosa dalam budaya agama, berarti ketidaktaatan kepada Allah. <ref>Qaraati, Gonah Shenasi, hlm. 7. </ref> Dengan kata lain, melakukan suatu perbuatan yang telah dilarang oleh Allah atau meninggalkan perbuatan yang telah Dia perintahkan. <ref>Sajjadi, Farhang Ma’arif Islami, hlm. 429. </ref> Istilah ini dalam bahasa Arab setara dengan kata-kata seperti dosa, maksiat, itsm, sayyi’ah dan khathiah. <ref>Lihat: Qaraati, Gonah Shenasi, hlm 7. </ref>
Dosa dalam budaya agama, berarti ketidaktaatan kepada Allah. <ref>Qiraati, ''Gonah Shenasi'', hlm. 7. </ref> Dengan kata lain, melakukan suatu perbuatan yang telah dilarang oleh Allah atau meninggalkan perbuatan yang telah Dia perintahkan. <ref>Sajjadi, ''Farhang Ma’arif Islami'', hlm. 429. </ref> Istilah ini dalam bahasa Arab setara dengan kata-kata seperti dosa, maksiat, itsm, sayyi’ah dan khathiah. <ref>Lihat: Qaraati, ''Gonah Shenasi'', hlm 7. </ref>


==Dosa-Dosa Besar dan Kecil==
==Dosa-Dosa Besar dan Kecil==
Di sebagian buku-buku akhlak, dosa terbagi menjadi dua bagian; dosa kecil dan dosa besar. <ref>Lihat: Dastghaib, Gonahane Kabireh, jild. 1, hlm. 31; Qaraati, Gonah Shenasi, hlm. 13-15. </ref> Diyakini bahwa akar pembagian ini diambil dari Alquran dan hadis. <ref>Qaraati, Gonah Shenasi, hlm. 13. </ref> Sebagai contoh, dalam surah An-Nisa ayat 31, disebutkan {{ia|«إِن تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ‌ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ‌ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ»}} “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar yang kamu dilarang untuk mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu…”. Menurut apa yang ditulis oleh Sayid Muhammad Husain Thabathabai, maksud dari Sayyiatikum (kesalahan-kesalahan) adalah dosa-dosa kecil; karena berlawanan dengan dosa-dosa besar. Oleh karenanya, ayat ini menjelaskan bahwa dosa-dosa terbagi menjadi dua bagian; besar dan kecil. <ref>Lihat: Allamah Thabathabai, al-Mizan, jild. 4, hlm. 323. </ref>
Di sebagian buku-buku akhlak, dosa terbagi menjadi dua bagian; dosa kecil dan dosa besar. <ref>Lihat: Dastghaib, ''Gonahane Kabireh'', jld. 1, hlm. 31; Qaraati, ''Gonah Shenasi'', hlm. 13-15. </ref> Diyakini bahwa akar pembagian ini diambil dari [[Alquran]] dan hadis. <ref>Qaraati, ''Gonah Shenasi'', hlm. 13. </ref> Sebagai contoh, dalam [[surah An-Nisa]] ayat 31, disebutkan {{ia|«إِن تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ‌ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ‌ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ»}} “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar yang kamu dilarang untuk mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu…”. Menurut apa yang ditulis oleh [[Sayid Muhammad Husain Thabathabai]], maksud dari "Sayyiatikum" (kesalahan-kesalahan) adalah dosa-dosa kecil; karena berlawanan dengan [[dosa-dosa besar]]. Oleh karenanya, ayat ini menjelaskan bahwa dosa-dosa terbagi menjadi dua bagian; besar dan kecil. <ref>Lihat: Allamah Thabathabai, ''al-Mizan'', jld. 4, hlm. 323. </ref>


Dalam buku ‘Urwah al-Wutsqa, dosa besar adalah dosa yang sudah didefinisikan yang mana di dalam Alquran atau hadis telah dinyatakan kebesarannya atau bagi pelakunya telah menjanjikan azab dan hukuman, atau dalam Alquran dan riwayat termasuk salah satu dosa yang lebih besar atau dianggap besar oleh umat muslim. <ref>Yazdi, al-Urwah al-Wutsqa, jild. 1, hlm. 681. </ref>
Dalam buku '''Urwah al-Wutsqa'', dosa besar adalah dosa yang sudah didefinisikan yang mana di dalam Alquran atau hadis telah dinyatakan kebesarannya atau bagi pelakunya telah dijanjikan azab dan hukuman, atau dalam Alquran dan riwayat termasuk salah satu dosa yang lebih besar atau dianggap besar oleh umat muslim. <ref>Yazdi, ''al-Urwah al-Wutsqa'', jld. 1, hlm. 681. </ref>


Membunuh jiwa, perbuatan zina, memfitnah atau menuduh perempuan yang suci, makan harta anak yatim, berbuat riba, meninggalkan salat, melakukan pencurian dan putus asa dari rahmat Allah adalah salah satu dosa besar yang disebutkan dalam riwayat. <ref>Syaikh Kulaini, al-Kafi, jild. 2, hlm. 276-278. </ref>
Membunuh jiwa, perbuatan zina, memfitnah atau menuduh perempuan yang suci, makan harta anak yatim, berbuat riba, meninggalkan [[salat]], melakukan pencurian dan putus asa dari rahmat Allah adalah salah satu dosa besar yang disebutkan dalam riwayat. <ref>Syaikh Kulaini, ''al-Kafi'', jld. 2, hlm. 276-278. </ref>


==Dampak Materi dan Spiritual Dosa==
==Dampak Materi dan Spiritual Dosa==
Berdasarkan hadis dari Imam Shadiq as, ketika seseorang melakukan dosa, sebuah titik hitam muncul dan keluar di dalam hatinya. Jika dia bertaubat, maka titik hitam itu akan hilang; namun jika dia masih terus berbuat dosa maka titik hitam itu akan bertambah, maka akan semakin bertambah hitamnya sampai mencakup seluruh hatinya. Jika demikian, maka dia tidak akan pernah bahagia dan selamat. <ref>Allamah Majlisi, Bihar al-Anwar, jild. 70, hlm. 327. </ref>
Berdasarkan hadis dari [[Imam Shadiq as]], ketika seseorang melakukan dosa, sebuah titik hitam muncul dan keluar di dalam hatinya. Jika dia ber[[taubat]], maka titik hitam itu akan hilang; namun jika dia masih terus berbuat dosa maka titik hitam itu akan bertambah, maka akan semakin bertambah hitamnya sampai mencakup seluruh hatinya. Jika demikian, maka dia tidak akan pernah bahagia dan selamat. <ref>Allamah Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 70, hlm. 327. </ref>


Imam Ali as dalam satu hadis, dengan mengacu pada ayat Alquran ini, yang mengatakan: “Dan musibah apa saja yang menimpa kamu maka itu disebabkan oleh perbuatan kamu sendiri” <ref>QS. Asy-Syura: 30. </ref> menganggap bahwa dosa-dosa adalah penyebab dari segala musibah yang menimpa pada kehidupan manusia, walau hanya luka lecet dan jatuh tersandung. <ref>Allamah Majlisi, Bihar al-Anwar, jild. 70, hlm. 362. </ref>  
[[Imam Ali as]] dalam satu hadis, dengan mengacu pada ayat [[Alquran]] ini, yang mengatakan: “Dan musibah apa saja yang menimpa kamu maka itu disebabkan oleh perbuatan kamu sendiri” <ref>QS. Asy-Syura: 30. </ref> menganggap bahwa dosa-dosa adalah penyebab dari segala musibah yang menimpa pada kehidupan manusia, walau hanya luka lecet dan jatuh tersandung. <ref>Allamah Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 70, hlm. 362. </ref>  


==Pembagian Dosa dari Aspek Dampak dan Pengaruh==
==Pembagian Dosa dari Aspek Dampak dan Pengaruh==
Di sebagian riwayat, dosa-dosa dibagi menurut konsekuensinya. Sebagai contoh, misalnya dalam buku Ma’ani al-Akhbar dalam sebuah hadis dari Imam Sajjad as, dosa-dosa dibagi menjadi beberapa kategori, sebagian di antaranya adalah sebagai berikut:
Di sebagian riwayat, dosa-dosa dibagi menurut konsekuensinya. Sebagai contoh, misalnya dalam buku ''Ma'ani al-Akhbar'' dalam sebuah hadis dari [[Imam Sajjad as]], dosa-dosa dibagi menjadi beberapa kategori, sebagian di antaranya adalah sebagai berikut:
*Dosa yang dapat mencabut kenikmatan dari manusia: Tangan besi (bully), meninggalkan amar ma’ruf dan kufur nikmat.
*Dosa yang dapat mencabut kenikmatan dari manusia: Tangan besi (bully), meninggalkan amar ma’ruf dan kufur nikmat.
*Dosa yang menyebabkan penyesalan: Membunuh jiwa, meninggalkan silaturrahmi, meninggalkan salat dan tidak memberikan zakat.
*Dosa yang menyebabkan penyesalan: Membunuh jiwa, meninggalkan [[silaturrahmi]], meninggalkan [[salat]] dan tidak membayar [[zakat]].
*Dosa yang menyebabkan turunnya azab Allah: Mencemooh orang.
*Dosa yang menyebabkan turunnya azab Allah: Mencemooh orang.
*Dosa yang menghilangkan martabat manusia: Minum alkohol, berjudi, perbuatan sia-sia, mencari aib orang lain.
*Dosa yang menghilangkan martabat manusia: Minum alkohol, berjudi, perbuatan sia-sia, mencari aib orang lain.
*Dosa yang menurunkan bencana dan musibah: Tidak menolong orang yang tertindas dan meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar.
*Dosa yang menurunkan bencana dan musibah: Tidak menolong orang yang tertindas dan meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar.
*Dosa yang mempercepat kematian: Meninggalkan hubungan dengan kerabat, perzinahan dan sumpah dusta. <ref>Syaikh Shaduq, Ma’ani al-Akhbar, hlm. 270 dan 271. </ref>
*Dosa yang mempercepat kematian: Meninggalkan hubungan dengan kerabat, perzinahan dan sumpah dusta. <ref>Syaikh Shaduq, ''Ma'ani al-Akhbar'', hlm. 270 dan 271. </ref>


==Ihbat dan Takfir==
==Ihbat dan Takfir==
Gugurnya pahala perbuatan-perbuatan baik di masa lalu dikarenakan dosa disebut dengan "Ihbat" dan hilangnya hukuman dosa di masa lalu dikarenakan perbuatan baik disebut dengan "Takfir". <ref>Allamah Hilli, Kasyf al-Murad, hlm. 413.</ref>
Gugurnya pahala perbuatan-perbuatan baik di masa lalu dikarenakan dosa disebut dengan "Ihbat" dan hilangnya hukuman dosa di masa lalu dikarenakan perbuatan baik disebut dengan "Takfir". <ref>Allamah Hilli, ''Kasyf al-Murad'', hlm. 413.</ref>
Beberapa mazhab Islam, seperti Mu'tazilah, secara umum percaya pada ihbat dan takfir, yaitu, mereka mengatakan: Dosa-dosa menyebabkan sirnanya semua perbuatan baik di masa lalu dan perbuatan-perbuatan baik dapat menyebabkan penghapusan semua dosa di masa lalu. <ref>Allamah Hilli, Kasyf al-Murad, hlm. 413.</ref> Sebagian yang lain percaya pada takfir dan ihbat parsial; menurut mereka dosa dan perbuatan baik, masing-masing memiliki peringkat, yang memberikan pengaruh satu sama lainnya. <ref>Allamah Hilli, Kasyf al-Murad, hlm. 413.</ref>
Beberapa mazhab [[Islam]], seperti Mu'tazilah, secara umum percaya pada "ihbat" dan "takfir", yaitu, mereka mengatakan: Dosa-dosa menyebabkan sirnanya semua perbuatan baik di masa lalu dan perbuatan-perbuatan baik dapat menyebabkan penghapusan semua dosa di masa lalu. <ref>Allamah Hilli, ''Kasyf al-Murad'', hlm. 413.</ref> Sebagian yang lain percaya pada "takfir" dan "ihbat" parsial; menurut mereka dosa dan perbuatan baik, masing-masing memiliki peringkat, yang memberikan pengaruh satu sama lainnya. <ref>Allamah Hilli, ''Kasyf al-Murad'', hlm. 413.</ref>


Para teolog Syiah tidak menerima ihbat secara umum dan parsial. <ref>Semisalnya, lihat: Allamah Hilli, Kasyf al-Murad, hlm. 413.</ref> Menurut mereka, ihbat hanya terkait tiga dosa yang telah disebutkan dalam Alquran, yaitu kekufuran, kemurtadan, dan kemunafikan, <ref>Jawadi Amuli, Tasnim, jild. 10, hlm. 602 dan 603.</ref> namun mereka menerima takfir secara parsial. <ref>Jawadi Amuli, Tasnim, jild. 10, hlm. 602 dan 603.</ref>
Para teolog [[Syiah]] tidak menerima "ihbat" secara umum dan parsial. <ref>Semisalnya, lihat: Allamah Hilli, ''Kasyf al-Murad'', hlm. 413.</ref> Menurut mereka, "ihbat" hanya terkait tiga dosa yang telah disebutkan dalam [[Alquran]], yaitu kekufuran, kemurtadan, dan kemunafikan, <ref>Jawadi Amuli, ''Tasnim'', jld. 10, hlm. 602 dan 603.</ref> namun mereka menerima "takfir" secara parsial. <ref>Jawadi Amuli, ''Tasnim'', jld. 10, hlm. 602 dan 603.</ref>


===Faktor Penghapus Dosa===
===Faktor Penghapus Dosa===
Dalam buku Mizan al-Hikmah, dalam pembahasan "Mukaffirat Dzunub " (Penghapus Dosa), sebagian faktor penghapus dosa-dosa berdasarkan riwayat telah dijelaskan. <ref>Lihat: Muhammadi Ray Shahri, Mizan al-Hikmah, jild. 4, hlm. 1906 – 1913.</ref> Menurut buku tersebut, kemiskinan, penderitaan sakit, keramahan, menolong orang-orang tertindas, banyak bersujud dan bershalawat termasuk dari faktor ini. <ref>Lihat: Muhammadi Ray Shahri, Mizan al-Hikmah, jild. 4, hlm. 1906 – 1913.</ref>
Dalam buku ''Mizan al-Hikmah'', dalam pembahasan "Mukaffirat Dzunub " (Penghapus Dosa), sebagian faktor penghapus dosa-dosa berdasarkan riwayat telah dijelaskan. <ref>Lihat: Muhammadi Ray Shahri, ''Mizan al-Hikmah'', jld. 4, hlm. 1906 – 1913.</ref> Menurut buku tersebut, kemiskinan, penderitaan sakit, keramahan, menolong orang-orang tertindas, banyak ber[[sujud]] dan ber[[shalawat]] termasuk dari faktor ini. <ref>Lihat: Muhammadi Ray Shahri, ''Mizan al-Hikmah'', jld. 4, hlm. 1906 – 1913.</ref>


==Taubat dari Dosa==
==Taubat dari Dosa==
Menurut fatwa para fakih, taubat dari dosa, yaitu penyesalan hati dari melakukan dosa dan keputusan untuk meninggalkannya, adalah wajib. <ref>Semisalnya, lihat: Yazdi, Urwah al-Wutsqa, jild. 1, hlm. 287; Kasyif al-Ghitha, Anwar a-Faqahah, hlm. 40; Khu’i, Shirat al-Najah, jild. 3, hlm. 301.</ref> Menurut buku ‘Urwah al-Wutsqa, merupakan masalah yang paling penting dan kewajiban yang paling wajib. <ref>Lihatl: Yazdi, Urwah al-Wutsqa, jild. 1, hlm. 287.</ref> Berdasarkan ayat-ayat Alquran, surah Thaha ayat 82, Allah menerima taubat para pendosa dan mengampuni segala dosanya-dosanya. <ref>Allamah Thabathabai, al-Mizan, jild. 14, hlm. 187 dan 188.</ref>
Menurut fatwa para [[fakih]], [[taubat]] dari dosa, yaitu penyesalan hati dari melakukan dosa dan keputusan untuk meninggalkannya, adalah hal yang [[wajib]]. <ref>Semisalnya, lihat: Yazdi, ''Urwah al-Wutsqa'', jld. 1, hlm. 287; Kasyif al-Ghitha, ''Anwar al-Faqahah'', hlm. 40; Khu’i, ''Shirat al-Najah'', jld. 3, hlm. 301.</ref> Menurut buku '''Urwah al-Wutsqa'', merupakan masalah yang paling penting dan kewajiban yang paling wajib. <ref>Lihatl: Yazdi, ''Urwah al-Wutsqa'', jld. 1, hlm. 287.</ref> Berdasarkan ayat-ayat [[Alquran]], [[surah Thaha]] ayat 82, Allah menerima taubat para pendosa dan mengampuni segala dosanya-dosanya. <ref>Allamah Thabathabai, ''al-Mizan'', jld. 14, hlm. 187 dan 188.</ref>


==Ismah, Maqom Terjauhkan dari Dosa==
==Ismah, Maqom Terjauhkan dari Dosa==
Dalam budaya religious, Ismah adalah sebuah maqom di mana seseorang tidak melakukan dosa. <ref>Mishbah Yazdi, Amuzesh Aqaid, jild. 2, hlm. 31.</ref> Individu semacam ini disebut dengan maksum. <ref>Mishbah Yazdi, Amuzesh Aqaid, jild. 2, hlm. 31.</ref> Menurut Syiah, manusia tidak melakukan dosa dikarenakan kesadaran penuh dan konstan tentang keburukan dosa dan kemauan yang kuat. <ref>Mishbah Yazdi, Amuzesh Aqaid, jild. 2, hlm. 31.</ref> Syiah Imamiah percaya bahwa para nabi, dua belas Imam dan Sayidah Zahra as memiliki maqom ishmah. <ref>Mishbah Yazdi, Amuzesh Aqaid, jld. 2, hlm. 30 dan 31.</ref>
Dalam budaya religious, [[Ismah]] adalah sebuah maqom di mana seseorang tidak melakukan dosa. <ref>Mishbah Yazdi, ''Amuzesh Aqaid'', jld. 2, hlm. 31.</ref> Individu semacam ini disebut dengan maksum. <ref>Mishbah Yazdi, ''Amuzesh Aqaid'', jld. 2, hlm. 31.</ref> Menurut [[Syiah]], manusia tidak melakukan dosa dikarenakan kesadaran penuh dan konstan tentang keburukan dosa dan kemauan yang kuat. <ref>Mishbah Yazdi, ''Amuzesh Aqaid'', jld. 2, hlm. 31.</ref> [[Syiah Imamiyah]] percaya bahwa para nabi, [[Imam-Imam Syiah|dua belas Imam]] dan [[Sayidah Zahra sa]] memiliki maqom ismah. <ref>Mishbah Yazdi, ''Amuzesh Aqaid'', jld. 2, hlm. 30 dan 31.</ref>


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
Baris 49: Baris 62:
==Daftar Pustaka==
==Daftar Pustaka==
{{ref}}
{{ref}}
*Allamah Hilli, Hasan bin Yusuf, Kasyf al-Murad fi Syarh Tajrid al-Itiqad, riset. Hasan Hasan Zadeh Amuli, Qom, Muassasah Nasyr Islami, cet. 4, 1413 H.
*Allamah Hilli, Hasan bin Yusuf, ''Kasyf al-Murad fi Syarh Tajrid al-Itiqad'', riset. Hasan Hasan Zadeh Amuli, Qom, Muassasah Nasyr Islami, cet. 4, 1413 H.
*Allamah Majlisi, Muhammad Baqir, Bihar al-Anwar al-Jami’ah li Durar Akbar al-Aimmah al-Athhar, Beirut, Dar al-Wafa, 1403 H.
*Allamah Majlisi, Muhammad Baqir, ''Bihar al-Anwar al-Jami’ah li Durar Akbar al-Aimmah al-Athhar'', Beirut, Dar al-Wafa, 1403 H.
*Allamah Thabathabai, Sayyid Muhammad Husein, al-Mizan fi Tafsir al-Quran, Qom, Instiysarat Islami, cet. 5, 1417 H.
*Allamah Thabathabai, Sayyid Muhammad Husein, ''al-Mizan fi Tafsir al-Quran'', Qom, Instiysarat Islami, cet. 5, 1417 H.
*Dastghaib, Sayyid Abdul Husaain, Qom, Daftar Intisyarat Islami, cet. 9, 1375 HS.
*Dastghaib, Sayyid Abdul Husaain, Qom, Daftar Intisyarat Islami, cet. 9, 1375 HS.
*Jawadi Amuli, Abdullah, Tasnim, riset. Ali Islami, Qom, Markas Nasyr Isra’, cet. 2, 1378 HS.
*Jawadi Amuli, Abdullah, ''Tasnim'', riset. Ali Islami, Qom, Markas Nasyr Isra’, cet. 2, 1378 HS.
*Kasyif al-Ghitha, Hasan bin Ja’far, Anwar al-Faqahah, Muassasah Kasyif al-Ghitha, cet. 1, 1422 H.
*Kasyif al-Ghitha, Hasan bin Ja’far, ''Anwar al-Faqahah'', Muassasah Kasyif al-Ghitha, cet. 1, 1422 H.
*Khu’i, Sayyid Abdul Qasim, Shirat al-Najah, pengumpul dan riset Musa Mufid al-Din Ashibi Amili, Qom, Maktab Nasyr al-Muntakhab, cet. 1, 1416 H.
*Khu’i, Sayyid Abdul Qasim, ''Shirat al-Najah'', pengumpul dan riset Musa Mufid al-Din Ashibi Amili, Qom, Maktab Nasyr al-Muntakhab, cet. 1, 1416 H.
*Mishbah Yazdi, Muhammad Taqi, Amuzesh Aqaid, Tehran, Syarekat Cab wa Nasyr Bainal Milal Sazeman Tablighat Islami, cet. 2, 1378 HS.
*Mishbah Yazdi, Muhammad Taqi, ''Amuzesh Aqaid'', Tehran, Syarekat Cab wa Nasyr Bainal Milal Sazeman Tablighat Islami, cet. 2, 1378 HS.
*Muhammad Ray Shahri, Muhammad, Mizan al-Hikmah hamrah ba Tarjumeh Farsi, terjemah. Hamid Reza Syaikhi, Qom, Dar al-Hadis, cet. 2, 1379 HS.
*Muhammad Ray Shahri, Muhammad, ''Mizan al-Hikmah'' hamrah ba Tarjumeh Farsi, terjemah. Hamid Reza Syaikhi, Qom, Dar al-Hadis, cet. 2, 1379 HS.
*Qaraati, Muhsin, Gonah Shenasi, penyusun/author Muhammad Muhammad Ishtihardi, Markas Farganggi Darsha-i az Quran, cet. 1, 1377 HS.
*Qaraati, Muhsin, ''Gonah Shenasi'', penyusun/author Muhammad Muhammad Ishtihardi, Markas Farganggi Darsha-i az Quran, cet. 1, 1377 HS.
*Syaikh Kulaini, Muhammad bin Ya’qub, al-Kafi, riset, Ali Akbar Ghaffari dan Muhammad Akhundi, Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyyah, cet. 4, 1407 H.
*Syaikh Kulaini, Muhammad bin Ya’qub, ''al-Kafi'', riset, Ali Akbar Ghaffari dan Muhammad Akhundi, Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyyah, cet. 4, 1407 H.
*Syaikh Shaduq, Muhammad bin Ali, Ma’ani al-Akhbar, riset. Ali Akbar Ghaffari, Qom, Daftar Intisyarat Islami, cet. 1, 1403 H.  
*Syaikh Shaduq, Muhammad bin Ali, ''Ma’ani al-Akhbar'', riset. Ali Akbar Ghaffari, Qom, Daftar Intisyarat Islami, cet. 1, 1403 H.  
*Yazdi, Sayyid Muhammad Kadzim, al-‘Urwah al-Wutsqa, Intisyarat Madrsah Imam Ali bin Abi Thalib, cet. 1, 1428 H.
*Yazdi, Sayyid Muhammad Kadzim, ''al-'Urwah al-Wutsqa'', Intisyarat Madrsah Imam Ali bin Abi Thalib, cet. 1, 1428 H.
{{akhir}}
{{akhir}}
{{Dosa-Dosa}}
[[Kategori:Keburukan Moral]]
[[Kategori:Keharaman]]
[[Kategori:Istilah Akhlak]]
Pengguna anonim