Lompat ke isi

Nabi Yusuf as: Perbedaan antara revisi

88 bita ditambahkan ,  6 Mei 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Esmail
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Esmail
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 26: Baris 26:
Setelah Yusuf diselamatkan dari sumur, kafilah membawanya ke Mesir sebagai budak dan dijual ke pembesar Mesir dan menjadi bagian dari keluarga pembesar tersebut. <ref>Qs. Yusuf: 21</ref> Setelah beberapa lama, Zulaikha istri pembesar Mesir tersebut tertarik pada ketampanan Yusuf yang beranjak dewasa namun Yusuf tidak menanggapi ketertarikan Zulaikha tersebut. Cerita mengenai ketertarikan Zulaikha pada Yusuf tersebar diseantero kota, yang membuat wanita-wanita kota membicarakan dan merendahkan Zulaikha. Zulaikha kemudian mengundang wanita-wanita Mesir dalam sebuah pertemuan. Disaat sedang membagikan buah dan pisau kecil kepada para tamunya, Zulaikha meminta Yusuf masuk ke ruang pertemuan dan melintas dihadapan para wanita tersebut. Melihat ketampanan Yusuf, para tamu perempuan tersebut tidak sadar sedang mengiris jari tangan mereka karena merasa takjub dengan keindahan wajah Yusuf. <ref>Qs. Yusuf: 31</ref>
Setelah Yusuf diselamatkan dari sumur, kafilah membawanya ke Mesir sebagai budak dan dijual ke pembesar Mesir dan menjadi bagian dari keluarga pembesar tersebut. <ref>Qs. Yusuf: 21</ref> Setelah beberapa lama, Zulaikha istri pembesar Mesir tersebut tertarik pada ketampanan Yusuf yang beranjak dewasa namun Yusuf tidak menanggapi ketertarikan Zulaikha tersebut. Cerita mengenai ketertarikan Zulaikha pada Yusuf tersebar diseantero kota, yang membuat wanita-wanita kota membicarakan dan merendahkan Zulaikha. Zulaikha kemudian mengundang wanita-wanita Mesir dalam sebuah pertemuan. Disaat sedang membagikan buah dan pisau kecil kepada para tamunya, Zulaikha meminta Yusuf masuk ke ruang pertemuan dan melintas dihadapan para wanita tersebut. Melihat ketampanan Yusuf, para tamu perempuan tersebut tidak sadar sedang mengiris jari tangan mereka karena merasa takjub dengan keindahan wajah Yusuf. <ref>Qs. Yusuf: 31</ref>


Karena Yusuf menolak keinginan Zulaikha, Zulaikha yang sakit hatipun membuat konspirasi yang menyebabkan Yusuf dijebloskan ke dalam penjara. <ref>Jazairi, Dastan-e Payambaran, hlm. 276</ref> Berkat bantuan seorang pelayan Raja Mesir, Yusuf kemudian dibebaskan dari penjara karena tidak terbukti bersalah. Setelah bebas, Yusuf yang memiliki kemampuan menafsirkan mimpi, dan berhasil menafsirkan mimpi Raja Mesir akhirnya mendapat kepercayaan Raja Mesir untuk menduduki jabatan penting dalam istana <ref>Jazairi, Dastan-e Payambaran, hlm. 278</ref> yang akhirnya kemudian menjadi Raja. <ref>Mas'udi, Itsbat al-Washiah, hlm. 49</ref>
Karena Yusuf menolak keinginan Zulaikha, Zulaikha yang sakit hatipun membuat konspirasi yang menyebabkan Yusuf dijebloskan ke dalam penjara. <ref>Jazairi, ''Dastan-e Payambaran'', hlm. 276</ref> Berkat bantuan seorang pelayan Raja Mesir, Yusuf kemudian dibebaskan dari penjara karena tidak terbukti bersalah. Setelah bebas, Yusuf yang memiliki kemampuan menafsirkan mimpi, dan berhasil menafsirkan mimpi Raja Mesir akhirnya mendapat kepercayaan Raja Mesir untuk menduduki jabatan penting dalam istana <ref>Jazairi, ''Dastan-e Payambaran'', hlm. 278</ref> yang akhirnya kemudian menjadi Raja. <ref>Mas'udi, ''Itsbat al-Washiah'', hlm. 49</ref>


Disebutkan, dimasa kekuasaan Yusuf di Mesir, di Kan'an terjadi paceklik yang menyebabkan terjadinya bencana kelaparan. Saudara-saudara Yusuf pun kemudian menuju Mesir untuk mengambil pembagian gandum. Begitu tiba di Mesir, Yusuf sangat mengenali saudara-saudaranya namun sebaliknya, saudara-saudara Yusuf tidak mengenalinya. Yusuf memberikan bajunya kepada saudara-saudaranya untuk diserahkan kepada Ya'qub. Dengan baju tersebut, Ya'qub mengusap matanya, dan akhirnya sembuh dari kebutaan. <ref>Qs. Yusuf: 93; Khuramsyahi, Danesynameh Qur'an, jld. 2, hlm. 2379</ref> Mas'udi meriwayatkan, dari pernikahan Yusuf, lahir dua anak laki-laki yang bernama Afraim, ayah Yusa' bin Nun dan Maisya. <ref>Mas'udi, Itsbat al-Washiah, hlm. 74</ref>
Disebutkan, dimasa kekuasaan Yusuf di Mesir, di Kan'an terjadi paceklik yang menyebabkan terjadinya bencana kelaparan. Saudara-saudara Yusuf pun kemudian menuju Mesir untuk mengambil pembagian gandum. Begitu tiba di Mesir, Yusuf sangat mengenali saudara-saudaranya namun sebaliknya, saudara-saudara Yusuf tidak mengenalinya. Yusuf memberikan bajunya kepada saudara-saudaranya untuk diserahkan kepada Ya'qub. Dengan baju tersebut, Ya'qub mengusap matanya, dan akhirnya sembuh dari kebutaan. <ref>Qs. Yusuf: 93; Khuramsyahi, ''Danesynameh Qur'an'', jld. 2, hlm. 2379</ref> Mas'udi meriwayatkan, dari pernikahan Yusuf, lahir dua anak laki-laki yang bernama Afraim, ayah Yusa' bin Nun dan Maisya. <ref>Mas'udi, ''Itsbat al-Washiah'', hlm. 74</ref>


==Yusuf dalam Kitab Suci==
==Yusuf dalam Kitab Suci==
Baris 34: Baris 34:


==Kisah Terbaik==
==Kisah Terbaik==
Nama Yusuf disebutkan sebanyak 27 kali di tiga surah dalam Alquran dan surah ke-12 Alquran diberi nama dengan namanya. Alquran menyebut kisah Nabi Yusuf as dengan sebaik-baik kisah ({{ia|احسن القصص}}) <ref>Qs. Yusuf: 3</ref> Bagian-bagian penting dari kisah kehidupannya diceritakan dalam Alquran mulai dari masa kecilnya ketika dibuang ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, dijual sebagai budak kepada pembesar Mesir, kisah pertemuannya dengan Zulaikha, dijebloskan ke dalam penjara dan pertemuannya kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya serta awal dan akhir kekuasaannya di Mesir. <ref>Qs. Yusuf: 8-100</ref> Allamah Thabathabai dalam Tafsir Al-Mizan menulis, Alquran menyebut Nabi Yusuf as sebagai hamba yang ikhlas dan mampu menjaga kesucian dirinya, yang bukan hanya tidak melakukan dosa namun juga menghindari yang bisa menghantarkannya melakukan dosa bahkan untuk sekedar berniat atau berkhayal mengenai hal yang harampun tidak dilakukannya. <ref>Qs. Yusuf: 51; Thabathabai, terj. Al-Mizan, jld. 11, hlm. 172</ref> Dengan itu Allah swt mengkatergorikan Nabi Yusuf as sebagai Muhsinin. <ref>Qs. Al-An'am: 84</ref>
Nama Yusuf disebutkan sebanyak 27 kali di tiga surah dalam Alquran dan surah ke-12 Alquran diberi nama dengan namanya. Alquran menyebut kisah Nabi Yusuf as dengan sebaik-baik kisah ({{ia|احسن القصص}}) <ref>Qs. Yusuf: 3</ref> Bagian-bagian penting dari kisah kehidupannya diceritakan dalam Alquran mulai dari masa kecilnya ketika dibuang ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, dijual sebagai budak kepada pembesar Mesir, kisah pertemuannya dengan Zulaikha, dijebloskan ke dalam penjara dan pertemuannya kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya serta awal dan akhir kekuasaannya di Mesir. <ref>Qs. Yusuf: 8-100</ref> [[Allamah Thabathabai]] dalam [[Tafsir Al-Mizan]] menulis, Alquran menyebut Nabi Yusuf as sebagai hamba yang ikhlas dan mampu menjaga kesucian dirinya, yang bukan hanya tidak melakukan dosa namun juga menghindari yang bisa menghantarkannya melakukan dosa bahkan untuk sekedar berniat atau berkhayal mengenai hal yang harampun tidak dilakukannya. <ref>Qs. Yusuf: 51; Thabathabai, ''terj. Al-Mizan'', jld. 11, hlm. 172</ref> Dengan itu [[Allah swt]] mengkatergorikan Nabi Yusuf as sebagai Muhsinin. <ref>Qs. Al-An'am: 84</ref>


==Nubuwah==
==Nubuwah==
Nabi Yusuf as mencapai maqam kenabian ketika berada di Mesir. <ref>Shaduq, Kamal al-Din, jld. 1, hlm. 417</ref> Selain menjadi nabi ia juga menjabat posisi sebagai raja dan selama 72 tahun menjadi penguasa di Mesir. <ref>Mas'udi, Itsbat al-Washiah, hlm. 49</ref> Yusuf melanjutkan maqam kenabian dari ayah dan kakek-kakeknya. Ia berkata,"Aku mengikuti agama nenek moyangku: Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tidak pantas bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah." <ref>Qs. Yusuf: 38</ref> Dimasa Nabi Yusuf as hidup, tersebar luas penggunaan sihir, sulap dan tafsir mimpi. Salah satu medium yang digunakan Nabi Yusuf as dalam menyampaikan dakwahnya adalah melalui kemampuannya menafsirkan mimpi. <ref>Jazairi, Dastan-e Payambaran, hlm. 279; Qs. Yusuf: 21 dan 101</ref>
Nabi Yusuf as mencapai maqam kenabian ketika berada di Mesir. <ref>Shaduq, ''Kamal al-Din'', jld. 1, hlm. 417</ref> Selain menjadi nabi ia juga menjabat posisi sebagai raja dan selama 72 tahun menjadi penguasa di Mesir. <ref>Mas'udi, ''Itsbat al-Washiah'', hlm. 49</ref> Yusuf melanjutkan maqam kenabian dari ayah dan kakek-kakeknya. Ia berkata,"Aku mengikuti agama nenek moyangku: Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tidak pantas bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah." <ref>Qs. Yusuf: 38</ref> Dimasa Nabi Yusuf as hidup, tersebar luas penggunaan sihir, sulap dan tafsir mimpi. Salah satu medium yang digunakan Nabi Yusuf as dalam menyampaikan dakwahnya adalah melalui kemampuannya menafsirkan mimpi. <ref>Jazairi, ''Dastan-e Payambaran'', hlm. 279; Qs. Yusuf: 21 dan 101</ref>


==Tarki Aula (Meninggalkan yang lebih utama)==
==Tarki Aula (Meninggalkan yang lebih utama)==
Ketika Nabi Yusuf as berada dalam penjara, dari para tahanan terdapat orang dekat Raja Mesir yang telah diberitahu oleh Nabi Yusuf as sebelumnya mengenai kebebasannya. Ketika hendak keluar dari penjara, Yusuf berkata kepadanya, "Kondisiku yang sebenarnya tidak bersalah sampaikanlah kepada raja." Namun Syaitan telah membuat orang itu melupakan pesan Yusuf yang menyebabkan Yusuf tetap berada dalam penjara selama bertahun-tahun kemudian. Sebagian mufassir menyebut, yang dilakukan oleh Nabi Yusuf as tersebut adalah meninggalkan yang lebih utama ({{ia|تَرک اَولیٰ}}), karena Anbiyah as atau siapapun yang memiliki pemahaman tauhid yang tinggi tidak akan bertawassul pada yang bersifat materi. <ref>Makarim Syirazi, Tafsir Nemuneh, jld. 9, hlm. 414</ref> Oleh karena itu Nabi Yusuf as dimasukkan dalam kelompok yang telah melalaikan Tuhan yang membuat Syaitan berhasil membuat Yusuf lupa dengan Tuhan dan bertawassul kepada selain Tuhan. Allamah Thabathabai membantah pandangan mufassir yang demikian dengan menyebutkan Syaitan tidak mungkin bisa mempengaruhi dan mengambil alih pikiran Anbiyah as. <ref>Thabathabai, terj. Al-Mizan, jld. 11, hlm. 246; Makarim Syirazi, Tafsir Nemuneh, jld. 9, hlm. 414</ref>
Ketika Nabi Yusuf as berada dalam penjara, dari para tahanan terdapat orang dekat Raja Mesir yang telah diberitahu oleh Nabi Yusuf as sebelumnya mengenai kebebasannya. Ketika hendak keluar dari penjara, Yusuf berkata kepadanya, "Kondisiku yang sebenarnya tidak bersalah sampaikanlah kepada raja." Namun Syaitan telah membuat orang itu melupakan pesan Yusuf yang menyebabkan Yusuf tetap berada dalam penjara selama bertahun-tahun kemudian. Sebagian mufassir menyebut, yang dilakukan oleh Nabi Yusuf as tersebut adalah meninggalkan yang lebih utama ({{ia|تَرک اَولیٰ}}), karena Anbiyah as atau siapapun yang memiliki pemahaman tauhid yang tinggi tidak akan bertawassul pada yang bersifat materi. <ref>Makarim Syirazi, ''Tafsir Nemuneh'', jld. 9, hlm. 414</ref> Oleh karena itu Nabi Yusuf as dimasukkan dalam kelompok yang telah melalaikan Tuhan yang membuat Syaitan berhasil membuat Yusuf lupa dengan Tuhan dan bertawassul kepada selain Tuhan. Allamah Thabathabai membantah pandangan mufassir yang demikian dengan menyebutkan Syaitan tidak mungkin bisa mempengaruhi dan mengambil alih pikiran Anbiyah as. <ref>Thabathabai, ''terj. Al-Mizan'', jld. 11, hlm. 246; Makarim Syirazi, ''Tafsir Nemuneh'', jld. 9, hlm. 414</ref>


==Derita Ya'qub karena Keterpisahan dari Yusuf==
==Derita Ya'qub karena Keterpisahan dari Yusuf==
Taurat dan Alquran mengisahkan peristiwa-peristiwa penting yang dialami oleh Nabi Yusuf as dan jalan ceritanya satu sama lain memiliki kemiripan. Letak perbedaan kisah Nabi Yusuf as dalam Alquran dan Taurat diantaranya dalam Taurat disebutkan Yusuf menceritakan mimpinya yang melihat bulan dan matahari sujud dihadapannya kepada saudara-saudaranya, yang melahirkan rasa hasad dalam hati saudara-saudaranya yang khawatir jika kelak Yusuf yang akan berkuasa atas mereka. Mimpi itupun diceritakan kepada ayahnya Ya'qub yang menyebabkan Ya'qub bersedih dan berkata, "Apakah aku, ibumu dan kesebelas saudaramu bersujud di hadapanmu?". <ref>Thabathabai, terj. Al-Mizan, jld. 11, hlm. 357</ref>
Taurat dan Alquran mengisahkan peristiwa-peristiwa penting yang dialami oleh Nabi Yusuf as dan jalan ceritanya satu sama lain memiliki kemiripan. Letak perbedaan kisah Nabi Yusuf as dalam Alquran dan Taurat diantaranya dalam Taurat disebutkan Yusuf menceritakan mimpinya yang melihat bulan dan matahari sujud dihadapannya kepada saudara-saudaranya, yang melahirkan rasa hasad dalam hati saudara-saudaranya yang khawatir jika kelak Yusuf yang akan berkuasa atas mereka. Mimpi itupun diceritakan kepada ayahnya Ya'qub yang menyebabkan Ya'qub bersedih dan berkata, "Apakah aku, ibumu dan kesebelas saudaramu bersujud di hadapanmu?". <ref>Thabathabai, ''terj. Al-Mizan'', jld. 11, hlm. 357</ref>


Begitupun dalam Taurat dikisahkan, suatu hari Ya'qub berkata kepada Yusuf, "Aku memintamu untuk mengikuti saudaramu ke sahara dan lihat apakah mereka dan kambing-kambing mereka aman-aman saja." Yusuf pun memenuhi permintaan tersebut dan menyusul saudara-saudaranya ke sahara tempat mereka mengembala kambing, namun begitu tiba saudara-saudara Yusuf menjatuhkan Yusuf ke dalam sumur. <ref>Thabathabai, terj. Al-Mizan, jld. 11, hlm. 357</ref>
Begitupun dalam Taurat dikisahkan, suatu hari Ya'qub berkata kepada Yusuf, "Aku memintamu untuk mengikuti saudaramu ke sahara dan lihat apakah mereka dan kambing-kambing mereka aman-aman saja." Yusuf pun memenuhi permintaan tersebut dan menyusul saudara-saudaranya ke sahara tempat mereka mengembala kambing, namun begitu tiba saudara-saudara Yusuf menjatuhkan Yusuf ke dalam sumur. <ref>Thabathabai, ''terj. Al-Mizan'', jld. 11, hlm. 357</ref>


==Penukilan Riwayat==
==Penukilan Riwayat==
Dalam literatur Syiah terdapat beberapa periwayatan terkait dengan Nabi Yusuf as seperti munajat Nabi Yusuf as ketika berada dalam sumur <ref>Ibnu Thawus, al-Mujtana min al-Du'a, hlm. 30</ref> dan bertawassul melalui Ashabul Kisa. <ref>Dhaya Abadi, Tafsir Surah Yusuf, hlm. 72 dan 77</ref>{{Enote| Nabi Yusuf as ketika berada dalam sumur bertawassul melalui Ashabul Kisa dengan berkata:  
Dalam literatur Syiah terdapat beberapa periwayatan terkait dengan Nabi Yusuf as seperti munajat Nabi Yusuf as ketika berada dalam sumur <ref>Ibnu Thawus, ''al-Mujtana min al-Du'a'', hlm. 30</ref> dan bertawassul melalui [[Ashabul Kisa]]. <ref>Dhaya Abadi, ''Tafsir Surah Yusuf'', hlm. 72 dan 77</ref>{{Enote| Nabi Yusuf as ketika berada dalam sumur bertawassul melalui Ashabul Kisa dengan berkata:  


{{ia| اللهم انی اسئلکَ أَنْ تُصَلِّی عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تَجْعَلَ لِی فَرَجاً وَ مَخْرَجا مما انا فیه}}
{{ia| اللهم انی اسئلکَ أَنْ تُصَلِّی عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تَجْعَلَ لِی فَرَجاً وَ مَخْرَجا مما انا فیه}}
Baris 57: Baris 57:
Nabi Yusuf as hidup selama 120 tahun. Ketika ajalnya telah mendekati, Allah swt menurunkan wahyu kepadanya yang memerintakahkan cahaya dan hikmah yang dimilikinya diserahkan ke Babarz bin Lewi bin Ya'qub.  
Nabi Yusuf as hidup selama 120 tahun. Ketika ajalnya telah mendekati, Allah swt menurunkan wahyu kepadanya yang memerintakahkan cahaya dan hikmah yang dimilikinya diserahkan ke Babarz bin Lewi bin Ya'qub.  


Menjelang kematian, Yusuf memanggil Babarz bin Lewi bersama dengan 80 orang dari keluarga Ya'qub dan berkata kepada mereka bahwa tidak lama lagi sebuah kelompok akan mengalahkan dan membuat mereka tertimpa kondisi yang sulit sampai mereka diselamatkan oleh Allah swt melalui perantaraan seorang keturunan Lewi yang bernama Musa. <ref>Mas'udi, Itsbat al-Washiah, hlm. 74</ref> Setelah Nabi Yusuf as meninggal dunia, setiap kelompok menghendaki agar jenazah Yusuf dimakamkan ditempat mereka. Dikarenakan tidak ditemukan kesepakatan, jenazah Nabi Yusuf kemudian dimasukkan kedalam peti jenazah yang terbuat dari marmer dan ditenggelamkan ke dalam sungai Nil. Setelah beberapa tahun, jenazah Nabi Yusuf as muncul ke permukaan <ref>Mas'udi, Itsbat al-Washiah, hlm. 75</ref> dan kemudian dimakamkan di Palestina. <ref>Yaqut Hamui, Mu'jam al-Baldan, jld. 1, hlm. 478</ref>
Menjelang kematian, Yusuf memanggil Babarz bin Lewi bersama dengan 80 orang dari keluarga Ya'qub dan berkata kepada mereka bahwa tidak lama lagi sebuah kelompok akan mengalahkan dan membuat mereka tertimpa kondisi yang sulit sampai mereka diselamatkan oleh Allah swt melalui perantaraan seorang keturunan Lewi yang bernama Musa. <ref>Mas'udi, ''Itsbat al-Washiah'', hlm. 74</ref> Setelah Nabi Yusuf as meninggal dunia, setiap kelompok menghendaki agar jenazah Yusuf dimakamkan ditempat mereka. Dikarenakan tidak ditemukan kesepakatan, jenazah Nabi Yusuf kemudian dimasukkan kedalam peti jenazah yang terbuat dari marmer dan ditenggelamkan ke dalam sungai Nil. Setelah beberapa tahun, jenazah Nabi Yusuf as muncul ke permukaan <ref>Mas'udi, Itsbat al-Washiah, hlm. 75</ref> dan kemudian dimakamkan di Palestina. <ref>Yaqut Hamui, ''Mu'jam al-Baldan'', jld. 1, hlm. 478</ref>


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
Pengguna anonim