Pengguna anonim
Abu Musa al-Asy'ari: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Ismail Dg naba Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 81: | Baris 81: | ||
===Dalam Perang Shiffin=== | ===Dalam Perang Shiffin=== | ||
Sebab popularitas Abu Musa secara khusus dalam referensi-referensi sejarah adalah peranan penting politiknya yang ia mainkan dalam perkara hakamiyah pasca perang Shiffin dan mau tidak mau termasuk salah satu faktor utama transisi kekhalifahan kepada Bani Umayyah. | Sebab popularitas Abu Musa secara khusus dalam referensi-referensi sejarah adalah peranan penting politiknya yang ia mainkan dalam perkara [[hakamiyah]] pasca [[perang Shiffin]] dan mau tidak mau termasuk salah satu faktor utama transisi kekhalifahan kepada [[Bani Umayyah]]. | ||
Ketika dengan tipu daya Amr bin al-'Ash dan pikiran sempit serta klasifikasi pembagian para komandan pasukan Irak, akhir pertempuran berujung dengan hakamiyah. Abu Musa dipilih oleh para komando pasukan Irak, seperti Asy'ats bin Qais, Zaid bin Hushain dan Mis'ar bin Fadaki, yang mereka semua adalah Yamani, sebagai juru penengah meski Amirul Mukminin Ali as sudah memperingatkan mereka dan menyatakan ketidaksetujuannya. | Ketika dengan tipu daya [[Amr bin al-'Ash]] dan pikiran sempit serta klasifikasi pembagian para komandan pasukan Irak, akhir pertempuran berujung dengan hakamiyah. Abu Musa dipilih oleh para komando pasukan Irak, seperti Asy'ats bin Qais, Zaid bin Hushain dan Mis'ar bin Fadaki, yang mereka semua adalah Yamani, sebagai juru penengah meski Amirul Mukminin Ali as sudah memperingatkan mereka dan menyatakan ketidaksetujuannya. | ||
'''Alasan Abu Musa Dipilih Sebagai Juru Penengah:''' | '''Alasan Abu Musa Dipilih Sebagai Juru Penengah:''' | ||
Sudah jelas diyakini bahwa alasan pemilihan Abu Musa, pertama adalah harus dari golongan Yamani dan kemudian menghindar dari peperangan: Ia yang dalam pertempuran di Urd, tinggal diantara Tadmur (Palmyra)dan Reshafa di Syam. Ia menyarankan kewaspadaan orang-orang untuk tidak ikut campur dalam hal yang ia sebut dengan fitnah dan tidak memperbolehkan untuk bertempur dengan ahli kiblat, namun dikarenakan salah satu dari budaknya mengabarkan bahwa masyarakat sedang berdamai, ia berkata, "Alhamdulillah, jika sudah demikian." Ketika itu sang budak menambahkan, masyarakat memilihmu menjadi penengah, ia pun menerima dan mendatangi kamp Ali as.<ref>Nashr bin Muzahim, hlm. 500.</ref> Imam Ali as dalam sebuah khotbah mengisyaratkan sikap kontradiktifnya. <ref>Nahjul Balaghah, khotbah 238.</ref> | Sudah jelas diyakini bahwa alasan pemilihan Abu Musa, pertama adalah harus dari golongan Yamani dan kemudian menghindar dari peperangan: Ia yang dalam pertempuran di Urd, tinggal diantara Tadmur (Palmyra)dan Reshafa di Syam. Ia menyarankan kewaspadaan orang-orang untuk tidak ikut campur dalam hal yang ia sebut dengan fitnah dan tidak memperbolehkan untuk bertempur dengan ahli kiblat, namun dikarenakan salah satu dari budaknya mengabarkan bahwa masyarakat sedang berdamai, ia berkata, "Alhamdulillah, jika sudah demikian." Ketika itu sang budak menambahkan, masyarakat memilihmu menjadi penengah, ia pun menerima dan mendatangi kamp Ali as.<ref>Nashr bin Muzahim, hlm. 500.</ref> Imam Ali as dalam sebuah khotbah mengisyaratkan sikap kontradiktifnya. <ref>''Nahjul Balaghah'', khotbah 238.</ref> | ||
'''Peristiwa Hakamiyah:''' | '''Peristiwa Hakamiyah:''' | ||
Baris 93: | Baris 93: | ||
Abu Musa dan Amr bin al-'Ash mesti berkumpul di Daumatul Jandal, dekat Damaskus dan setidaknya sampai satu tahun memberikan keputusan sesuai dengan Kitab dan sunnah Rasulullah saw dan pasca diumumkannya pendapat, keamanan keduanya harus terjamin dari kedua belah pihak untuk selama-lamanya. | Abu Musa dan Amr bin al-'Ash mesti berkumpul di Daumatul Jandal, dekat Damaskus dan setidaknya sampai satu tahun memberikan keputusan sesuai dengan Kitab dan sunnah Rasulullah saw dan pasca diumumkannya pendapat, keamanan keduanya harus terjamin dari kedua belah pihak untuk selama-lamanya. | ||
Abu Musa dan Amr bin al-'Ash berdialog berhari-hari. Akhirnya Abu Musa menyarankan pencopotan Ali as dan Muawiyah dan pemilihan Abdullah bin Umar sebagai khalifah, yang hal itu disambut dengan persetujuan Amr bin al-'Ash, tetapi saat tiba waktunya pengumuman hasil keputusan, Amr bin al-'Ash dengan mengungkapkan latar belakang Islam yang kuat Abu Musa secara cerdik menipunya dan mempersilahkannya untuk berbicara terlebih dahulu. Abu Musa berkata sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, namun | Abu Musa dan Amr bin al-'Ash berdialog berhari-hari. Akhirnya Abu Musa menyarankan pencopotan Ali as dan Muawiyah dan pemilihan Abdullah bin Umar sebagai khalifah, yang hal itu disambut dengan persetujuan Amr bin al-'Ash, tetapi saat tiba waktunya pengumuman hasil keputusan, Amr bin al-'Ash dengan mengungkapkan latar belakang Islam yang kuat Abu Musa secara cerdik menipunya dan mempersilahkannya untuk berbicara terlebih dahulu. Abu Musa berkata sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, namun Amr bin al-'Ash mengokohkan pencopotan Ali as dan menetapkan [[Muawiyah]] sebagai khalifah. Abu Musa yang merasa dirinya tertipu, dia mencaci Amr dan iapun juga mencaci Abu Musa dan akhirnya Abu Musa pergi menuju Mekah dan berlindung ke rumah Allah, Ka'bah. <ref>Untuk lebih rinci, Nashr bin Muzahim, 499-507, 533 keatas; Baladzuri, ''Ansab'', jld. 2, hlm. 336-343, 343-351; Thabari, jld. 5, hlm. 53-54, 67 keatas; ad-Dinuri, 192-193, 199-201; Ya’qubi, jld. 2, hlm. 189.</ref> | ||
Abu Musa sebagaimana dari peranannya dalam peristiwa hakamiyah adalah seorang yang berpendapat lemah, berpikiran sempit, dan jauh dari kecerdikan. Imam Ali as juga berpendapat bahwa penerimaannya dalam perkara Hakamiyah atas desakan para pasukan dan jika tidak, menurut penuturan Ibnu Abbas, Abu Musa bukanlah seorang yang memiliki kriteria istimewa, yang harus diprioritaskan di atas orang lain.<ref>Mas’udi, jld. 2, hlm. 395.</ref> | Abu Musa sebagaimana dari peranannya dalam peristiwa hakamiyah adalah seorang yang berpendapat lemah, berpikiran sempit, dan jauh dari kecerdikan. Imam Ali as juga berpendapat bahwa penerimaannya dalam perkara Hakamiyah atas desakan para pasukan dan jika tidak, menurut penuturan [[Ibnu Abbas]], Abu Musa bukanlah seorang yang memiliki kriteria istimewa, yang harus diprioritaskan di atas orang lain.<ref>Mas’udi, jld. 2, hlm. 395.</ref> | ||
==Di Era Muawiyah== | ==Di Era Muawiyah== |