Lompat ke isi

Abu Ya'la al-Ja'fari: Perbedaan antara revisi

33 bita ditambahkan ,  10 Oktober 2017
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Esmail
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Muhammad bin Hasan bin Hamzah''' (bahasa Arab: {{ia|محمد بن حسن بن حمزه}}) atau lebih dikenal dengan nama Abu Ya'la Ja'fari seorang fakih dan teolog [[Syiah |Syiah Imami]] dari Baghdad. Ia murid [[Syaikh Mufid]], [[Syaikh Murtadha al-Anshari|Syaikh Murtadha]] dan Husain bin Ubaidillah Ghadhairi. Ia menikah dengan putri Syaikh Mufid dan setelah Syaikh Mufid wafat, ia menggantikan posisinya. Ia mengajar kalam dan fikih, serta memiliki kedudukan sosial yang istimewa ditengah-tengah masyarakat. Masyarakat setempat maupun yang dari jauh berdatangan untuk mendapatkan penjelasan darinya mengenai beragam persoalan, diantaranya datang dari Mosul, Shaida, Tharablus dan [[Karbala]]. Banyak murid yang menimba ilmu darinya dan Ia juga menghasilkan sejumlah karya ilmiah.  
'''Muhammad bin Hasan bin Hamzah''' (bahasa Arab: {{ia|محمد بن حسن بن حمزه}}) atau lebih dikenal dengan nama Abu Ya'la Ja'fari seorang fakih dan teolog [[Syiah |Syiah Imami]] dari Baghdad. Ia murid [[Syaikh Mufid]], [[Sayid Murtadha]] dan Husain bin Ubaidillah Ghadhairi. Ia menikah dengan putri Syaikh Mufid. Setelah Syaikh Mufid wafat, ia menggantikan posisinya. Ia mengajar kalam dan [[fikih]], serta memiliki kedudukan sosial yang istimewa ditengah-tengah masyarakat. Masyarakat setempat maupun yang dari jauh berdatangan untuk mendapatkan penjelasan darinya mengenai beragam persoalan, diantaranya datang dari Mosul, Shaida, Tharablus dan [[Karbala]]. Banyak murid yang menimba ilmu darinya dan Ia juga menghasilkan sejumlah karya ilmiah.  


==Nama dan Nasab==
==Nama dan Nasab==
Nama lengkapnya Muhammad bin Hasan bin Hamzah. Dikarenakan ia memiliki nasab yang bersambung ke Ja'far bin Abi Thalib ia mendapat sebutan al-Ja'fari. <ref>''Halwani'', hlm. 98; Abu Thalib, hlm. 186-185</ref> Pasca Syaikh Mufid wafat, (413 H) ia memiliki kelayakan untuk menggantikan posisi Syaikh. Dengan memperhatikan tanggal wafatnya, hari lahir Abu Ya'la dapat diperkirakan sekitar tahun 90-an abad ke 4 H.  
Nama lengkapnya Muhammad bin Hasan bin Hamzah. Dikarenakan ia memiliki nasab yang bersambung ke [[Ja'far bin Abi Thalib]] ia mendapat sebutan al-Ja'fari. <ref>''Halwani'', hlm. 98; Abu Thalib, hlm. 186-185</ref> Pasca Syaikh Mufid wafat, (413 H) ia memiliki kelayakan untuk menggantikan posisi Syaikh Mufid. Dengan memperhatikan tanggal wafatnya, hari lahir Abu Ya'la dapat diperkirakan sekitar tahun 90-an abad ke 4 H.  


Disebutkan oleh Ibnu Katsir, salah seorang putranya bernama Abu Ali Amin adalah juga seorang ulama Fakih Imamiyah. <ref>Ibnu Katsir, jld. 12, hlm. 104</ref>
Disebutkan oleh Ibnu Katsir, salah seorang putranya bernama Abu Ali Amin adalah juga seorang ulama Fakih [[Imamiyah]]. <ref>Ibnu Katsir, jld. 12, hlm. 104</ref>


==Pendidikan==
==Pendidikan==
Mengenai riwayat pendidikan Abu Ya'la hanya dapat disebutkan ia murid Syaikh Mufid, Sayid Murtadha dan juga murid Husain bin Ubaidillah Ghadairi. Ia memiliki keilmuan yang luas dalam bidang fikih, ushul dan kalam serta pengetahuan dalam ilmu qiraat. <ref>Najasyi, hlm. 404; Abul Baqai, jld. 1, hlm. 64; Abu Thalib, hlm. 185; Dzahabi, jld. 18, hlm. 141; Afandi, jld. 1, hlm. 134</ref>
Mengenai riwayat pendidikan Abu Ya'la hanya dapat disebutkan ia murid Syaikh Mufid, Sayid Murtadha dan juga murid Husain bin Ubaidillah Ghadairi. Ia memiliki keilmuan yang luas dalam bidang [[fikih]], ushul dan kalam serta pengetahuan dalam ilmu qiraat. <ref>Najasyi, hlm. 404; Abul Baqai, jld. 1, hlm. 64; Abu Thalib, hlm. 185; Dzahabi, jld. 18, hlm. 141; Afandi, jld. 1, hlm. 134</ref>


Ketenarannya dalam ilmu mendapat pengakuan sejumlah fukaha termasuk dari para penulis biografi diluar Syiah seperti Ibnu Atsir <ref>Ibnu Atsir, jld. 10, hlm. 68-69</ref>, Dzahabi dan Ibnu Hajar <ref>Dzahabi, jld. 18, hlm. 141; Ibnu Hajar, jld. 2, hlm. 360</ref>, yang menyebutnya dengan istilah Fakih al-Imamiyah, ''Min Da'atu al-Syiah'' dan ''Min Kibar Ulama al-Syiah''.
Ketenarannya dalam ilmu mendapat pengakuan sejumlah fukaha termasuk dari para penulis biografi diluar [[Syiah]] seperti Ibnu Atsir <ref>Ibnu Atsir, jld. 10, hlm. 68-69</ref>, Dzahabi dan Ibnu Hajar <ref>Dzahabi, jld. 18, hlm. 141; Ibnu Hajar, jld. 2, hlm. 360</ref>, yang menyebutnya dengan istilah Fakih al-Imamiyah, ''Min Da'atu al-Syiah'' dan ''Min Kibar Ulama al-Syiah''.


==Kedudukan Sosial==
==Kedudukan Sosial==
Abu Ya'la menikah dengan puteri Syaikh Mufid dan pasca wafatnya Syaikh Mufid, ia menggantikan posisinya. Ia mengajar kalam, fikih dan memiliki kedudukan sosial yang istimewa. Banyak orang yang datang bertanya padanya mengenai beragam persoalan seperti berasal dari Mosul, Shaida, Tharablus dan Karbala. <ref>Lih. Najasyi, hlm. 404; Ibnu Thawus 100, 140</ref> Posisi Abu Ya'la yang menggantikan Syaikh Mufid tidak dapat diartikan bahwa ia menggantikan secara mutlak kepemimpinan Syaikh Mufid ditengah-tengah komunitas Imamiyah, karena tidak diragukan, Sayid Murtadhalah yang mendapat posisi terhormat itu setelah Syaikh Mufid.
Abu Ya'la menikah dengan puteri Syaikh Mufid dan pasca wafatnya Syaikh Mufid, ia menggantikan posisinya. Ia mengajar kalam, fikih dan memiliki kedudukan sosial yang istimewa. Banyak orang yang datang bertanya padanya mengenai beragam persoalan seperti berasal dari Mosul, Shaida, Tharablus dan [[Karbala]]. <ref>Lih. Najasyi, hlm. 404; Ibnu Thawus 100, 140</ref> Posisi Abu Ya'la yang menggantikan Syaikh Mufid tidak dapat diartikan bahwa ia menggantikan secara mutlak kepemimpinan Syaikh Mufid ditengah-tengah komunitas [[Imamiyah]], karena tidak diragukan, [[Sayid Murtadha]]lah yang mendapat posisi terhormat itu setelah Syaikh Mufid.


==Para Murid==
==Para Murid==
Murid dan perawi yang meriwayatkan dari Abu Ya'la Ja'fari <ref>Abul Baqa, jld. 1, hlm. 64; Ibnu Hajar, jld. 5, hlm. 135; Majlisi, jld. 1, hlm. 15, jld. 2, hlm. 180, jld. 104, hlm. 155</ref> diantaranya yang terkenal adalah Abul Hasan Sulaiman bin Hasan Sharasyti, Abu Thalib bin Mahdi Siliqi, Abu Abdullah Muhammad bin Habbatullah bin Ja'far Tharablusi, Abul Hasan bin Halal 'Amani <ref>Kemungkinan mengalami distrorsi yang seharusnya Abul Hasan bin Halal Shabi (w. 480 H), penulis kitab al-Hafawat al-Nadarah</ref> dan Abu Manshur bin Ahmad. <ref>Kemungkinan yang dimaksud Muhammad bin Ahmad Bau Manshur Khazan (w. 510 H) salah seorang ulama Imamiah. Silahkan lih. Ibnu Hajar, jld. 5, hlm. 38</ref>
Murid dan perawi yang meriwayatkan dari Abu Ya'la Ja'fari <ref>Abul Baqa, jld. 1, hlm. 64; Ibnu Hajar, jld. 5, hlm. 135; Majlisi, jld. 1, hlm. 15, jld. 2, hlm. 180, jld. 104, hlm. 155</ref> diantaranya yang terkenal adalah Abul Hasan Sulaiman bin Hasan Sharasyti, Abu Thalib bin Mahdi Siliqi, Abu Abdullah Muhammad bin Habbatullah bin Ja'far Tharablusi, Abul Hasan bin Halal 'Amani <ref>Kemungkinan mengalami distrorsi yang seharusnya Abul Hasan bin Halal Shabi (w. 480 H), penulis kitab al-Hafawat al-Nadarah</ref> dan Abu Manshur bin Ahmad. <ref>Kemungkinan yang dimaksud Muhammad bin Ahmad Bau Manshur Khazan (w. 510 H) salah seorang ulama Imamiyah. Silahkan lih. Ibnu Hajar, jld. 5, hlm. 38</ref>


==Yakin pada Hudusnya Alquran==
==Yakin pada Hudusnya Alquran==
Menurut Dzahabi <ref>Dzahabi, jld. 18, hlm. 141-142</ref> Abu Ya'la meyakini bahwa Alquran itu bersifat hudus, buktinya di dalamnya terdapat ayat-ayat nasikh dan mansukh (yang membatalkan dan dibatalkan). Dzahabi menilai, jika maksudnya "Alquran adalah makhluk" maka dia berpaham Mu'tazilah Jahmi. Namun jika maksudnya "Allah memberikan Alquran pada umat-Nya melalui Nabi-Nya" tanpa meyakini sifat hudusnya maka akidahnya sudah benar.
Menurut Dzahabi <ref>Dzahabi, jld. 18, hlm. 141-142</ref> Abu Ya'la meyakini bahwa Alquran itu bersifat hudus, buktinya di dalamnya terdapat ayat-ayat nasikh dan mansukh (yang membatalkan dan dibatalkan). Dzahabi menilai, jika maksudnya "Alquran adalah makhluk" maka dia berpaham Mu'tazilah Jahmi. Namun jika maksudnya "Allah memberikan Alquran pada umat-Nya melalui [[Nabi saw|Nabi]]-Nya" tanpa meyakini sifat hudusnya maka akidahnya sudah benar.


Apapun itu, keyakinan Abu Ya'la akan hudusnya Alquran itu tidak boleh menunggangi akidah populer para ulama Syiah yang juga meyakini bahwa Alquran itu bersifat hudus, hanya saja mereka menolak jika Alquran disebut mahluk. <ref>Lih. Mufid, hlm. 57-58</ref>
Apapun itu, keyakinan Abu Ya'la akan hudusnya [[Alquran]] itu tidak boleh menunggangi akidah populer para ulama [[Syiah]] yang juga meyakini bahwa Alquran itu bersifat hudus, hanya saja mereka menolak jika Alquran disebut mahluk. <ref>Lih. Mufid, hlm. 57-58</ref>


==Wafat==
==Wafat==
Catatan mengenai kapan Abu Ya'la wafat, terdapat dalam kitab Rijal Najasyi <ref>Najasyi, hlm. 404</ref> dan juga dalam sumber-sumber lainnya <ref>Ibnu Atsir, jld. 10, hlm. 141; Ibnu Thawus, hlm. 100; Ibnu Hajar, jld. 5, hlm. 135</ref> yaitu pada tahun 463 H. Namun jika memperhatikan tahun wafat Najasyi yaitu tahun 450 H, maka dapat dipastikan catatan mengenang Abu Ya'la mengalami penambahan. Ibnu Abi Thai sangat mengagumi Abu Ya'la dan ia menyebut Abu Ya'la sebagai 'abid dari Imamiah. Ia juga mencatat, dalam upacara pemakaman Abu Ya'la sangat banyak kelompok yang menghadirinya. <ref>Lih. Dzahabi, jld. 18, hlm. 141-142</ref> Menurut periwayatan Najasyi <ref>Najasyi, hlm. 404</ref> Abu Ya'la dimakamkan di dalam rumahnya sendiri.
Catatan mengenai kapan Abu Ya'la wafat, terdapat dalam kitab Rijal Najasyi <ref>Najasyi, hlm. 404</ref> dan juga dalam sumber-sumber lainnya <ref>Ibnu Atsir, jld. 10, hlm. 141; Ibnu Thawus, hlm. 100; Ibnu Hajar, jld. 5, hlm. 135</ref> yaitu pada tahun 463 H. Namun jika memperhatikan tahun wafat Najasyi yaitu tahun 450 H, maka dapat dipastikan catatan mengenang Abu Ya'la mengalami penambahan. Ibnu Abi Thai sangat mengagumi Abu Ya'la dan ia menyebut Abu Ya'la sebagai 'abid dari [[Imamiah]]. Ia juga mencatat, dalam upacara pemakaman Abu Ya'la sangat banyak kelompok yang menghadirinya. <ref>Lih. Dzahabi, jld. 18, hlm. 141-142</ref> Menurut periwayatan Najasyi <ref>Najasyi, hlm. 404</ref> Abu Ya'la dimakamkan di dalam rumahnya sendiri.


==Karya-karya==
==Karya-karya==
Pengguna anonim