Pengguna anonim
Ja'far bin Abi Thalib: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>S.j.mousavi kTidak ada ringkasan suntingan |
imported>Esmail Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Ja'far bin Abi Thalib bin Abdul Muththalib''' (Bahasa Arab: {{ia|جعفر بن ابی طالب}}) lebih populer dengan sebutan Ja'far ath-Thayyar dan Dzu al-Janahin. Ia putera ketiga [[Abu Thalib]], paman [[Rasulullah Saw]], kakak Imam Ali As dan juga tercatat sebagai sahabat Rasulullah Saw. | '''Ja'far bin Abi Thalib bin Abdul Muththalib''' (Bahasa Arab: {{ia|جعفر بن ابی طالب}}) lebih populer dengan sebutan Ja'far ath-Thayyar dan Dzu al-Janahin. Ia putera ketiga [[Abu Thalib]], paman [[Rasulullah Saw]], kakak Imam Ali As dan juga tercatat sebagai sahabat Rasulullah Saw. | ||
Ia memiliki kedudukan dan posisi yang istimewa di sisi Rasulullah Saw diantaranya ditunjuk oleh Nabi Saw untuk menjadi ketua rombongan kaum Muslimin yang melakukan [[hijrah ke Habasyah]]. Setelah Ja'far kembali dari Habasyah, Nabi Saw mengajarkan padanya [[Salat|salat]] yang dikenal dengan nama salat Ja'far Thayyar. Ia syahid pada perang Mutah. Ia dimakamkan di Yordania. | Ia memiliki kedudukan dan posisi yang istimewa di sisi Rasulullah Saw diantaranya ditunjuk oleh Nabi Saw untuk menjadi ketua rombongan kaum Muslimin yang melakukan [[hijrah ke Habasyah]]. Setelah Ja'far kembali dari Habasyah, Nabi Saw mengajarkan padanya [[Salat|salat]] yang dikenal dengan nama [[salat Ja'far Thayyar]]. Ia syahid pada perang Mutah. Ia dimakamkan di Yordania. | ||
==Kelahiran dan Nasab== | ==Kelahiran dan Nasab== | ||
Baris 9: | Baris 9: | ||
Dikarenakan Ja'far memiliki putera bernama Abdullah, maka ia dikenal dengan nama Abu Abdullah. <ref>Maqatil al-Thalibiyyin, hlm. 3.</ref>Kuniyahnya yang lain adalah ''Abu al-Masakin'', dikarenakan ia sangat perhatian dan peduli pada nasib orang-orang fakir dan miskin. <ref>Al-Ashabah, jld. 7, hlm. 309; Usud al-Ghabah, jld. 1, hlm. 288; 'Umdah al-Thalib, hlm. 35.</ref> Julukan yang terkenal untuknya ''Thayyar'' dan ''Dzu al-Janahin'' didapatnya setelah ia syahid dengan kondisi kedua tangan terpisah dari tubuhnya. | Dikarenakan Ja'far memiliki putera bernama Abdullah, maka ia dikenal dengan nama Abu Abdullah. <ref>Maqatil al-Thalibiyyin, hlm. 3.</ref>Kuniyahnya yang lain adalah ''Abu al-Masakin'', dikarenakan ia sangat perhatian dan peduli pada nasib orang-orang fakir dan miskin. <ref>Al-Ashabah, jld. 7, hlm. 309; Usud al-Ghabah, jld. 1, hlm. 288; 'Umdah al-Thalib, hlm. 35.</ref> Julukan yang terkenal untuknya ''Thayyar'' dan ''Dzu al-Janahin'' didapatnya setelah ia syahid dengan kondisi kedua tangan terpisah dari tubuhnya. | ||
Riwayat dari [[Rasulullah Saw]] disebutkan, ''"Suatu malam aku memasuki surga dan melihat Ja'far terbang bersama malaikat."'' <ref>Bihar al-Anwar, jld. 22, hlm. 277.</ref> Dalam riwayat lain dari [[Imam Baqir As]] bahwa ada empat karakter dari Ja'far dimasa jahiliyah yang mendapat pujian dari Allah Swt. Ketika ditanya, "Apa saja karakter itu?". Imam Baqir As menjawab, "Tidak meminum minuman keras, tidak berkata dusta, menjauhi perbuatan keji dan tidak menyembah berhala." | Riwayat dari [[Rasulullah Saw]] disebutkan, ''"Suatu malam aku memasuki surga dan melihat Ja'far terbang bersama malaikat."'' <ref>Bihar al-Anwar, jld. 22, hlm. 277.</ref> Dalam riwayat lain dari [[Imam Baqir As]] bahwa ada empat karakter dari Ja'far dimasa jahiliyah yang mendapat pujian dari [[Allah Swt]]. Ketika ditanya, "Apa saja karakter itu?". Imam Baqir As menjawab, "Tidak meminum minuman keras, tidak berkata dusta, menjauhi perbuatan keji dan tidak menyembah berhala." | ||
[[Rasulullah Saw]] diriwayatkan berdoa untuknya dengan berkata, ''"Adalah hakmu untuk Allah Swt memberikan padamu dua sayap sehingga engkau terbang bersama malaikat menuju surga."'' <ref>'Ilal al-Syarayi', jld. 3, hlm. 557.</ref> ''Laqab''nya lainnya yang dimiliki Ja'far adalah Dzu al-HIjratain, disebabkan ia melakukan hijrah dua kali, [[hijrah ke Habasyah]] dan [[hijrah ke Madinah]]. <ref>'Umdah al-Thalib, hlm. 35.</ref> | [[Rasulullah Saw]] diriwayatkan berdoa untuknya dengan berkata, ''"Adalah hakmu untuk Allah Swt memberikan padamu dua sayap sehingga engkau terbang bersama malaikat menuju surga."'' <ref>'Ilal al-Syarayi', jld. 3, hlm. 557.</ref> ''Laqab''nya lainnya yang dimiliki Ja'far adalah ''Dzu al-HIjratain'', disebabkan ia melakukan [[hijrah]] dua kali, [[hijrah ke Habasyah]] dan [[hijrah ke Madinah]]. <ref>'Umdah al-Thalib, hlm. 35.</ref> | ||
==Istri dan Keturunan== | ==Istri dan Keturunan== | ||
Baris 20: | Baris 20: | ||
==Masuk Islam== | ==Masuk Islam== | ||
Ja'far adalah laki-laki kedua setelah [[Imam Ali As]] yang menyatakan beriman dengan kenabian [[Rasulullah Saw]]. [[Abu Thalib]] ketika melihat puteranya Ali As [[salat]] di sisi Rasulullah Saw, ia berkata kepada Ja'far, "Salatlah di sisi kiri Rasulullah." <ref>Usud al-Ghabah, jdl. 1, hlm. 287.</ref> Sebagian lain menyebutkan, ia orang yang ke-26 atau ke-32 yang masuk Islam. <ref>Al-Ashabah, jld. 1, hlm. 592. </ref> Ibnu Sa'ad berkata, "Ja'far bin Abi Thalib masuk [[Islam]] sebelum peristiwa Baiat Arqam." <ref>Thabaqat al-Kubra, jld. 4, hlm. 34.</ref> | Ja'far adalah laki-laki kedua setelah [[Imam Ali As]] yang menyatakan beriman dengan kenabian [[Rasulullah Saw]]. [[Abu Thalib]] ketika melihat puteranya Ali As [[salat]] di sisi Rasulullah Saw, ia berkata kepada Ja'far, "Salatlah di sisi kiri Rasulullah." <ref>Usud al-Ghabah, jdl. 1, hlm. 287.</ref> Sebagian lain menyebutkan, ia orang yang ke-26 atau ke-32 yang masuk [[Islam]]. <ref>Al-Ashabah, jld. 1, hlm. 592. </ref> Ibnu Sa'ad berkata, "Ja'far bin Abi Thalib masuk [[Islam]] sebelum peristiwa Baiat Arqam." <ref>Thabaqat al-Kubra, jld. 4, hlm. 34.</ref> | ||
==Maqam dan Kedudukan== | ==Maqam dan Kedudukan== | ||
Diriwayatkan Nabi Muhammad Saw bersabda, "Manusia diciptakan dari pohon-pohon yang berbeda, namun aku dan Ja'far berasal dari satu pohon dan diciptakan dari bahan yang sama." <ref>Maqatil al-Thalibiyyin, hlm. 10; Syarh al-Akhbar, jld. 3, hlm. 205. </ref> Pada riwayat lain, Nabi Muhammad Saw bersabda, "Ja'far!, kamu baik wajah dan akhlak, sangat mirip denganku." [<ref>Bihar al-Anwar, jld. 22, hlm. 276.</ref> Kemiripan antara Ja'far dengan Nabi Saw, sampai jika ada yang bertemu dengan Ja'far, akan memberi salam dengan mengucapkan, "Salam bagimu ya Rasulullah" karena mengira yang bertemu dengannya tersebut adalah Rasulullah Saw. Maka setiap kali menghadapi yang demikian, Ja'far hanya berkata, "Aku bukan Rasululah, aku adalah Ja'far." <ref>A'yan al-Syiah, jld. 4, hlm. 125.</ref> | Diriwayatkan [[Nabi Muhammad Saw]] bersabda, ''"Manusia diciptakan dari pohon-pohon yang berbeda, namun aku dan Ja'far berasal dari satu pohon dan diciptakan dari bahan yang sama." <''ref>Maqatil al-Thalibiyyin, hlm. 10; Syarh al-Akhbar, jld. 3, hlm. 205. </ref> Pada riwayat lain, Nabi Muhammad Saw bersabda, ''"Ja'far!, kamu baik wajah dan akhlak, sangat mirip denganku."'' [<ref>Bihar al-Anwar, jld. 22, hlm. 276.</ref> Kemiripan antara Ja'far dengan Nabi Saw, sampai jika ada yang bertemu dengan Ja'far, akan memberi salam dengan mengucapkan, ''"Salam bagimu ya Rasulullah"'' karena mengira yang bertemu dengannya tersebut adalah Rasulullah Saw. Maka setiap kali menghadapi yang demikian, Ja'far hanya berkata, ''"Aku bukan Rasululah, aku adalah Ja'far."'' <ref>A'yan al-Syiah, jld. 4, hlm. 125.</ref> | ||
Ja'far sangat dicintai oleh Rasulullah | Ja'far sangat dicintai oleh [[Rasulullah Saw]]. Rasulullah Saw pernah menyerahkan padanya harta rampasan perang yang didapat dari [[perang Badar]] meskipun saat itu, ia tidak ikut dalam perang Badar."<ref>Magazi Waqidi, jld. 1, hlm. 156.</ref> Demikian pula, ketika Rasulullah Saw telah mencapai kemenangan yang gemilang atau kelompok Yahudi pada [[perang Khaibar]], pada perjalanan pulang ke [[Madinah]], ia menjumpai Ja'far yang baru kembali dari Habasyah. Pada pertemuan tersebut, Rasulullah Saw memeluk Ja'far dan mengecup diantara kedua matanya dan berkata, ''"Demi Allah aku bersumpah, aku tidak tahu apa yang membuatku bahagia, apakah pertemuanku dengan Ja'far atau kemenangan di Khaibar?"'' <ref>Tabaqat Ibnu Sa'ad, jld. 4, hlm. 35.</ref> Pada momen tersebutlah, Nabi Muhammad Saw mengajarkan salat kepada Ja'far yang kemudian dikenal dengan nama [[Salat Ja'far ath-Thayyar]]. <ref>Wasail al-Syiah, jld. 8, hlm. 49.</ref> | ||
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As juga sangat mencintai Ja'far. Sampai diceritakan oleh Abdullah bin Ja'far, "Setiap aku menghendaki sesuatu dari pamanku Ali, dan aku menyampaikannnya dengan mengucap sumpah atas nama ayahku -Ja'far- maka pasti ia mengabulkannya." <ref>A'yan al-Syiah, jld. 4, hlm. 126.</ref> | [[Amirul Mukminin Ali As|Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As]] juga sangat mencintai Ja'far. Sampai diceritakan oleh Abdullah bin Ja'far, ''"Setiap aku menghendaki sesuatu dari pamanku Ali, dan aku menyampaikannnya dengan mengucap sumpah atas nama ayahku -Ja'far- maka pasti ia mengabulkannya."'' <ref>A'yan al-Syiah, jld. 4, hlm. 126.</ref> | ||
===Karakteristik=== | ===Karakteristik=== | ||
Abu Na'im al-Isfahani mengatakan, "Ja'far bin Abi Thalib, adalah orator, dermawan, pemberani dan seorang yang arif."<ref>Hilyatu al-Aulia, jld. 1, hlm. 114.</ref> Ibnu Qudamah menyebutkan Ja'far bin Abi Thalib sebagai sosok yang penyabar dan tawadhu. <ref>Al-Tabyyin, hlm. 115.</ref> Dzahabi menulis, "Ja'far bin Abi Thalib, adalah sosok yang sangat mulia, sayid para syahid dan mujahidin." <ref>Sair A'lam al-Nubala, jld. 1, hlm. 206.</ref> | Abu Na'im al-Isfahani mengatakan, ''"Ja'far bin Abi Thalib, adalah orator, dermawan, pemberani dan seorang yang arif."''<ref>Hilyatu al-Aulia, jld. 1, hlm. 114.</ref> Ibnu Qudamah menyebutkan Ja'far bin Abi Thalib sebagai sosok yang penyabar dan tawadhu. <ref>Al-Tabyyin, hlm. 115.</ref> Dzahabi menulis, ''"Ja'far bin Abi Thalib, adalah sosok yang sangat mulia, sayid para syahid dan mujahidin."'' <ref>Sair A'lam al-Nubala, jld. 1, hlm. 206.</ref> | ||
===Misdaq Ayat Al-Qur'an=== | ===Misdaq Ayat Al-Qur'an=== | ||
Beberapa ayat Al-Qur'an disebutkan turun berkenaan dengan maqam dan kedudukan Ja'far bin Abi Thalib. Ali bin Ibrahim al-Qommi mengenai ayat {{ia| مِّنَ الْمُؤْمِنِینَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّـهَ عَلَیهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَیٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن ینتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِیلًا }} (Qs. Al-Ahzab: 23) yang artinya. "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya)" meriwayatkan dari Imam Baqir As yang menyebutkan orang Mukmin yang menepati janjinya dan mempersembahkan dirinya untuk Allah Swt adalah Hamzah dan Ja'far bin Abi Thalib. <ref>Tafsir al-Qommi, jld. 2, hlm. 188.</ref> | Beberapa ayat [[Al-Qur'an]] disebutkan turun berkenaan dengan maqam dan kedudukan Ja'far bin Abi Thalib. Ali bin Ibrahim al-Qommi mengenai ayat {{ia| مِّنَ الْمُؤْمِنِینَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّـهَ عَلَیهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَیٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن ینتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِیلًا }} (Qs. Al-Ahzab: 23) yang artinya. ''"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya)"'' meriwayatkan dari [[Imam Baqir As]] yang menyebutkan orang Mukmin yang menepati janjinya dan mempersembahkan dirinya untuk [[Allah Swt]] adalah [[Hamzah]] dan Ja'far bin Abi Thalib. <ref>Tafsir al-Qommi, jld. 2, hlm. 188.</ref> | ||
Atau pada ayat lain:{{ia| أُذِنَ لِلَّذِینَ یقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّـهَ عَلَیٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِیرٌ }} (Qs. Al-Hajj: 39) yang artinya, "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu." disebutkan turun berkenaan Imam Ali As, Hamzah dan Ja'far. <ref>Tafsir al-Qommi, jld. 2, hlm. 84.</ref> | Atau pada ayat lain:{{ia| أُذِنَ لِلَّذِینَ یقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّـهَ عَلَیٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِیرٌ }} (Qs. Al-Hajj: 39) yang artinya, "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu." disebutkan turun berkenaan Imam Ali As, Hamzah dan Ja'far. <ref>Tafsir al-Qommi, jld. 2, hlm. 84.</ref> | ||
===Kepala Rombongan Muhajirin ke Habasyah=== | ===Kepala Rombongan Muhajirin ke Habasyah=== | ||
Pada tahun ke-5 | Pada tahun ke-5 [[Bi'tsah]] dengan semakin kerasnya kekejaman dan perlakuan kaum Kuffar kepada kaum muslimin di [[Mekah]], [[Nabi Muhammad Saw]] pun memeritahkan kepada sejumlah kaum Muslimin untuk ber[[hijrah ke Habasyah]] dan menunjuk Ja'far bin Abi Thalib sebagai kepala rombongan. <ref>Sirah Ibnu Hisyam, jld. 1, hlm. 323; Tabaqat Kubra, jld. 4, hlm. 34.</ref> Disebutkan jumlah mereka 82 orang laki-laki dan selainnya laki-laki dan anak-anak. <ref>Bihar al-Anwar, jld. 18, hlm. 412.</ref> Nabi Muhammad Saw berkata kepada kaum Muhajirin, ''"Berangkatlah kalian berhijrah ke Habasyah, karena raja Habasyah adalah laki-laki yang saleh dan tidak akan zalim pada siapapun. Pergilah kesana sampai Allah Swt memudahkan urusan kaum muslimin"''. <ref>Bihar al-Anwar, jld. 18, hlm. 415.</ref> | ||
Ketika Muhajirin tiba di Habasyah, Raja Habasyah yang bernama Najasyi menghadapkan mereka di Mahkamah untuk diiterogasi. Ja'far bin Abi Thalib berkata kepada Najasyi, "Aku akan menyampaikan apa yang telah diajarkan Nabi Muhammad Saw kepada kami." Lebih lanjut Ja'far berkata, "Nabi datang kepada kami dan meminta kami untuk menjauhi penyembahan berhala, menghindari memakan barang riba, mengharamkan kezaliman dan menumpahkan yang bukan hak, mengharamkan kekejian dan perbuatan buruk, memerintahkan untuk salat, zakat, berbuat adil danberbuat baik pada kerabat." | Ketika Muhajirin tiba di Habasyah, Raja Habasyah yang bernama Najasyi menghadapkan mereka di Mahkamah untuk diiterogasi. Ja'far bin Abi Thalib berkata kepada Najasyi, "Aku akan menyampaikan apa yang telah diajarkan Nabi Muhammad Saw kepada kami." Lebih lanjut Ja'far berkata, ''"Nabi datang kepada kami dan meminta kami untuk menjauhi penyembahan berhala, menghindari memakan barang riba, mengharamkan kezaliman dan menumpahkan yang bukan hak, mengharamkan kekejian dan perbuatan buruk, memerintahkan untuk [[salat]], [[zakat]], berbuat adil danberbuat baik pada kerabat."'' | ||
Setelah itu Ja'far bin Abi Thalib bertanya, "Apakah nabi-nabi utusan Allah yang datang kepada kalian, juga menyampaikan hal yang demikian?" Ja'far juga dalam pertemuan tersebut membacakan surah Maryam yang berisi mengenai kedudukan Maryam dan Nabi Isa As didalam Islam. Sewaktu mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an tersebut dibacakan, Najasyi menangis. <ref>Bihar al-Anwar, jld. 18, hlm. 415.</ref> Setelah mendengarkan penjelasan Ja'far bin Abi Thalib, Najasyi memerintahkan agar kaum Musyrikin Mekah -yang datang membawa hadiah dan meminta agar kaum Muslimin ditolak oleh Raja Najasyi- untuk dikeluarkan dari Habasyah. Najasyi juga menyatakan akan menjamin keamanan kaum Muhajirin untuk tidnggal di Habasyah. <ref>A'yan al-Syiah, jld. 4, hlm. 123.</ref> | Setelah itu Ja'far bin Abi Thalib bertanya, ''"Apakah nabi-nabi utusan Allah yang datang kepada kalian, juga menyampaikan hal yang demikian?"'' Ja'far juga dalam pertemuan tersebut membacakan surah [[Surah Maryam|Maryam]] yang berisi mengenai kedudukan Maryam dan Nabi Isa As didalam [[Islam]]. Sewaktu mendengarkan ayat-ayat [[Al-Qur'an]] tersebut dibacakan, Najasyi menangis. <ref>Bihar al-Anwar, jld. 18, hlm. 415.</ref> Setelah mendengarkan penjelasan Ja'far bin Abi Thalib, Najasyi memerintahkan agar kaum Musyrikin Mekah -yang datang membawa hadiah dan meminta agar kaum Muslimin ditolak oleh Raja Najasyi- untuk dikeluarkan dari Habasyah. Najasyi juga menyatakan akan menjamin keamanan kaum Muhajirin untuk tidnggal di Habasyah. <ref>A'yan al-Syiah, jld. 4, hlm. 123.</ref> | ||
Kaum Muslimin tinggal dan menetap di Habasyah sampai akhir tahun ke-6 H. Nabi Muhammad Saw sebelum peristiwa perang Khaibar meminta kepada Najasyi agar kaum Muslimin diizinkan untuk ke Madinah. Najasyi menuruti permintaan tersebut sehingga Ja'far dan yang lainnya bersama dengan Amru bin Umayyah menuju Madinah dengan mengendarai dua perahu." <ref>Tarikh Ibnu Asakir, jld. 45, hlm. 430.</ref> | Kaum Muslimin tinggal dan menetap di Habasyah sampai akhir tahun ke-6 H. Nabi Muhammad Saw sebelum peristiwa perang Khaibar meminta kepada Najasyi agar kaum Muslimin diizinkan untuk ke Madinah. Najasyi menuruti permintaan tersebut sehingga Ja'far dan yang lainnya bersama dengan Amru bin Umayyah menuju Madinah dengan mengendarai dua perahu." <ref>Tarikh Ibnu Asakir, jld. 45, hlm. 430.</ref> | ||
===Panglima Perang Pasukan Islam=== | ===Panglima Perang Pasukan Islam=== | ||
Setelah peristiwa perang Khaibar dan kembalinya Ja'far dari Habasyah, pada bulan [[Jumadil Awal]] tahun ke-8 H, Nabi Muhammad Saw mengangkat Ja'far sebagai komandan perang dan mengutusnya ke Mutah untuk menghadapi pasukan Roma. Nabi Muhammad Saw bersabda, "Jika Ja'far terbunuh, Zaid bin Haritsah akan menggantikan posisinya mengomandoi pasukan, dan jika ia juga terbunuh, pasukan dibawah kendali Abdullah bin Rawahah." <ref>Tarikh Ibnu Asakir, jld. 45, hlm. 430.</ref> Menurut riwayat versi lain, Said bin Haritsah disebut sebagai komandan pertama dan kedudukan Ja'far sebagai komandan kedua." <ref>Sirah Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 829; Al-Bidayah wa al-Nihaya, jld. 4, hlm. 275.</ref> | Setelah peristiwa [[perang Khaibar]] dan kembalinya Ja'far dari Habasyah, pada bulan [[Jumadil Awal]] tahun ke-8 H, Nabi Muhammad Saw mengangkat Ja'far sebagai komandan perang dan mengutusnya ke Mutah untuk menghadapi pasukan Roma. [[Nabi Muhammad Saw]] bersabda, ''"Jika Ja'far terbunuh, Zaid bin Haritsah akan menggantikan posisinya mengomandoi pasukan, dan jika ia juga terbunuh, pasukan dibawah kendali Abdullah bin Rawahah."'' <ref>Tarikh Ibnu Asakir, jld. 45, hlm. 430.</ref> Menurut riwayat versi lain, Said bin Haritsah disebut sebagai komandan pertama dan kedudukan Ja'far sebagai komandan kedua." <ref>Sirah Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 829; Al-Bidayah wa al-Nihaya, jld. 4, hlm. 275.</ref> | ||
==Kesyahidan== | ==Kesyahidan== | ||
Ja'far bin Abi Thalib syahid pada perang Mutah yang terjadi di bulan Jumadil Ula tahun ke-8 H. <ref>A'yan al-Syiah, jld. 4, hlm. 118.</ref> Abu al-Faraj al-Isfahani meneybutkan putera Abu Thalib yang pertama gugur di jalan Islam adalah Ja'far bin Abi Thalib. <ref>Maqatil al-Thalibyyin, hlm. 3.</ref> Thabari menulis, "Setelah Zaid syahid, bendera pasukan diambil alih oleh Ja'far dan kembali melanjutkan peperangan. Disebutkan musuh mengelilinginya, ia turun dari kudanya dan menghadapi mereka. Dalam pertarungan tersebut, dua tangan Ja'far terputus oleh tebasan pedang musuh dan akhirnya gugur sebagai syahid." <ref>Tarikh Thabari, jld. 2, hlm. 321.</ref> Menurut pendapat yang masyhur, Ja'far syahid pada usia 41 tahun dan menjadi orang yang ke-10 syahid dalam perang tersebut. <ref>Bihar al-Anwar, jld. 22, hlm. 126; Isti'ab, jld. 1, hlm. 245.</ref> | Ja'far bin Abi Thalib syahid pada perang Mutah yang terjadi di bulan Jumadil Ula tahun ke-8 H. <ref>A'yan al-Syiah, jld. 4, hlm. 118.</ref> Abu al-Faraj al-Isfahani meneybutkan putera Abu Thalib yang pertama gugur di jalan Islam adalah Ja'far bin Abi Thalib. <ref>Maqatil al-Thalibyyin, hlm. 3.</ref> Thabari menulis, "Setelah Zaid syahid, bendera pasukan diambil alih oleh Ja'far dan kembali melanjutkan peperangan. Disebutkan musuh mengelilinginya, ia turun dari kudanya dan menghadapi mereka. Dalam pertarungan tersebut, dua tangan Ja'far terputus oleh tebasan pedang musuh dan akhirnya gugur sebagai syahid." <ref>Tarikh Thabari, jld. 2, hlm. 321.</ref> Menurut pendapat yang masyhur, Ja'far syahid pada usia 41 tahun dan menjadi orang yang ke-10 syahid dalam perang tersebut. <ref>Bihar al-Anwar, jld. 22, hlm. 126; Isti'ab, jld. 1, hlm. 245.</ref> | ||
Syaikh Shaduq meriwayatkan, "Ketika Nabi Muhammad Saw mendengarkan kabar kesyahidan Ja'far, ia segera menemui keluarga Ja'far <ref>Man Laa Yahdhuru al-Faqih, jld. 1, hlm. 177.</ref>. Ia memeluk anak-anak Ja'far dengan berurai air mata." <ref>Magazi Waqidi, jld. 2, hlm. 766.</ref> Diriwayatkan, Asma binti 'Umais dan Ka'ab bin Malik membacakan syair duka mengenai syahidnya Ja'far bin Abi Thalib. <ref>Tahdzhib al-Kamal, jld. 5, hlm. 63; Maqatil al-Thalibyyin, hlm. 8 dan 9.</ref> | [[Syaikh Shaduq]] meriwayatkan, ''"Ketika Nabi Muhammad Saw mendengarkan kabar kesyahidan Ja'far, ia segera menemui keluarga Ja'far <ref>Man Laa Yahdhuru al-Faqih, jld. 1, hlm. 177.</ref>. Ia memeluk anak-anak Ja'far dengan berurai air mata."'' <ref>Magazi Waqidi, jld. 2, hlm. 766.</ref> Diriwayatkan, Asma binti 'Umais dan Ka'ab bin Malik membacakan syair duka mengenai syahidnya Ja'far bin Abi Thalib. <ref>Tahdzhib al-Kamal, jld. 5, hlm. 63; Maqatil al-Thalibyyin, hlm. 8 dan 9.</ref> | ||
==Makam== | ==Makam== |