Lompat ke isi

Kufah: Perbedaan antara revisi

20 bita dihapus ,  6 Februari 2022
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12: Baris 12:
  | Artikel pilihan =
  | Artikel pilihan =
}}}}</onlyinclude>
}}}}</onlyinclude>
'''Kufah''' (bahasa Arab: {{ia|الكوفة}}), salah satu dari kota-kota [[Irak]] dan kota kedua yang dibangun oleh kaum [[Muslim]]. [[Imam Ali as]] memilih kota ini sebagai pusat kekhilafahannya pada tahun 36 H/657 dan dia mati syahid di kota tersebut. Mayoritas [[Syiah]] abad pertama berasal dari kota Kufah. Termasuk tempat penting kota ini adalah [[Masjid Kufah]] dan [[Masjid Sahlah]]. Sejumlah ilmu, seperti [[fikih]], hadis dan nahwu sangat marak di Kufah.
'''Kufah''' (bahasa Arab: {{ia|الكوفة}}), salah satu dari kota-kota [[Irak]] dan kota kedua yang dibangun oleh kaum [[Muslim]]. [[Imam Ali as]] memilih kota ini sebagai pusat kekhilafahannya pada tahun 36 H/657 dan dia [[Mati Syahid|mati syahid]] di kota tersebut. Mayoritas [[Syiah]] abad pertama berasal dari kota Kufah. Termasuk tempat penting kota ini adalah [[Masjid Kufah]] dan [[Masjid Sahlah]]. Sejumlah ilmu, seperti [[fikih]], hadis dan nahwu sangat marak di Kufah.


Kufah memiliki peran signifikan dalam [[Peristiwa Karbala]]; dengan melihat [[Surat-surat Penduduk Kufah kepada Imam Husain as|surat-surat penduduk Kufah]], [[Imam Husain as]] menuju kota tersebut, demikian juga sejumlah besar pasukan yang bertempur di [[Karbala]] dengan Imam Husain berasal dari Kufah. [[Imam Shadiq as]] di awal pemerintahan Abbasiyah berkali-kali mengunjungi kota tersebut dan mengajar beberapa waktu di situ.
Kufah memiliki peran signifikan dalam [[Peristiwa Karbala]]; dengan melihat [[Surat-surat Penduduk Kufah kepada Imam Husain as|surat-surat penduduk Kufah]], [[Imam Husain as]] menuju kota tersebut, demikian juga sejumlah besar pasukan yang bertempur di [[Karbala]] dengan Imam Husain berasal dari Kufah. [[Imam Shadiq as]] di awal pemerintahan Abbasiyah berkali-kali mengunjungi kota tersebut dan mengajar beberapa waktu di situ.
Baris 25: Baris 25:
Kota Kufah pada masa Islam kembali dibangun. Kawasan tersebut adalah tempat kamp permanen pasukan muslim dalam penaklukan-penaklukan Islam. [[Umar bin Khattab]] memerintahkan [[Sa'ad bin Abi Waqqash]] pada tahun 15 H/636 atau 17 H/638 atau 19 H/640 agar mengambil sebuah tempat di kawasan tersebut untuk dijadikan sebagai tempat tinggal kaum [[muslim]], yang kompatibel dengan integritas mereka. <ref>Dinawari, ''Akhbār al-Thiwāl'', hlm. 123-124, 1415 H. </ref> Dengan demikian, Kufah dibangun dengan letak posisi setengah farsakh (3 km) barat Furat dan satu farsakh (6 km) timur laut Hirah (kota makmur di pusat pemerintahan Ali Mandzar), dimana dalam jarak dua farsakh utaranya adalah [[Nukhailah]] dan delapan farsakh barat laut adalah [[Karbala]]. <ref>Safari Furusyani, ''Kufah az Pedayesh ta 'Asyura'', hlm. 34-35. </ref>  Salah satu kinerja Sa'ad adalah membangun [[Masjid Kufah]] dan Darul Imarah. Dua bangunan tersebut dibangun di bagian tertinggi Kufah. <ref>Baraqi, ''Tarikh al-Kufah'', hlm. 115. </ref>  
Kota Kufah pada masa Islam kembali dibangun. Kawasan tersebut adalah tempat kamp permanen pasukan muslim dalam penaklukan-penaklukan Islam. [[Umar bin Khattab]] memerintahkan [[Sa'ad bin Abi Waqqash]] pada tahun 15 H/636 atau 17 H/638 atau 19 H/640 agar mengambil sebuah tempat di kawasan tersebut untuk dijadikan sebagai tempat tinggal kaum [[muslim]], yang kompatibel dengan integritas mereka. <ref>Dinawari, ''Akhbār al-Thiwāl'', hlm. 123-124, 1415 H. </ref> Dengan demikian, Kufah dibangun dengan letak posisi setengah farsakh (3 km) barat Furat dan satu farsakh (6 km) timur laut Hirah (kota makmur di pusat pemerintahan Ali Mandzar), dimana dalam jarak dua farsakh utaranya adalah [[Nukhailah]] dan delapan farsakh barat laut adalah [[Karbala]]. <ref>Safari Furusyani, ''Kufah az Pedayesh ta 'Asyura'', hlm. 34-35. </ref>  Salah satu kinerja Sa'ad adalah membangun [[Masjid Kufah]] dan Darul Imarah. Dua bangunan tersebut dibangun di bagian tertinggi Kufah. <ref>Baraqi, ''Tarikh al-Kufah'', hlm. 115. </ref>  
   
   
Pendirian kota Kufah termasuk persyaratan strategis yang membantu penaklukan era khalifah kedua. Ketika pasukan militer Arab dengan dipimpin Sa'ad bin Abi Waqqash tiba di kawasan Iran, membutuhkan sebuah barisan penghubung antara [[Madinah]] (pusat pemerintahan Islam) dan medan pertempuran dan sudah semestinya pasukan muslim memiliki sebuah titik sandaran dan kamp militer permanen di dekat medan pertempuran. <ref>Dinawari, ''Akhbar al-Thiwal'', hlm. 124. </ref> Oleh sebab itu, Umar membangun kamp permanen di kawasan umum Kufah dan dengan demikian, lambat laun kota Kufah bertambah luas dan makmur. Mayoritas para pendatang pertama Kufah, baik Arab maupun Persia adalah sekelompok militer, yang mayoritasnya datang tanpa keluarga mereka dan hidup sebagai militer siap tempur. <ref>Ja’fari, ''Tasayyu’ dar Mashir Tarikh'', hlm. 142. </ref>  
Pendirian kota Kufah termasuk persyaratan strategis yang membantu penaklukan era khalifah kedua. Ketika pasukan militer Arab dengan dipimpin Sa'ad bin Abi Waqqash tiba di kawasan Iran, membutuhkan sebuah barisan penghubung antara [[Madinah]] (pusat pemerintahan Islam) dan medan pertempuran dan sudah semestinya pasukan muslim memiliki sebuah titik sandaran dan kamp militer permanen di dekat medan pertempuran. <ref>Dinawari, ''Akhbar al-Thiwal'', hlm. 124. </ref> Oleh sebab itu, Umar membangun kamp permanen di kawasan umum Kufah dan dengan demikian, lambat laun kota Kufah bertambah luas dan makmur. Mayoritas para pendatang pertama Kufah, baik Arab maupun Persia adalah sekelompok militer, yang mayoritasnya datang tanpa keluarga mereka dan hidup sebagai militer siap tempur. <ref>Ja'fari, ''Tasayyu' dar Mashir Tarikh'', hlm. 142. </ref>  


'''Susunan Penduduk'''
'''Susunan Penduduk'''


Sejak dari awal pendirian kota Kufah bukanlah kota Arab asli seperti [[Mekah]], Madinah dan bahkan Damaskus; namun gabungan pelbagai suku yang tak terkoordinir. <ref>Ja’fari, ''Tasayyu’ dar Mashir Tarikh'', hlm. 127. </ref>  Di awal pendirian Kufah, orang-orang yang datang dari daerah sekitar berjumlah lima belas sampai duapuluh ribu orang. Dengan perintah Umar bin Khattab, penduduk Kufah dibagi menjadi tujuh kelompok:
Sejak dari awal pendirian kota Kufah bukanlah kota Arab asli seperti [[Mekah]], Madinah dan bahkan Damaskus; namun gabungan pelbagai suku yang tak terkoordinir. <ref>Ja’fari, ''Tasayyu' dar Mashir Tarikh'', hlm. 127. </ref>  Di awal pendirian Kufah, orang-orang yang datang dari daerah sekitar berjumlah lima belas sampai duapuluh ribu orang. Dengan perintah Umar bin Khattab, penduduk Kufah dibagi menjadi tujuh kelompok:
#Bani Kinanah dengan mitra mereka
#Bani Kinanah dengan mitra mereka
#Bani Qudha'ah, Ghassan, Bajilah, [[Khats'am]], Kindah, Hadhramaut, dan Azd dari kabilah Yaman
#Bani Qudha'ah, Ghassan, Bajilah, [[Khats'am]], Kindah, Hadhramaut, dan Azd dari kabilah Yaman
Baris 35: Baris 35:
#Bani Tamim, Rihab, dan Hawazin
#Bani Tamim, Rihab, dan Hawazin
#[[Bani Asad]], Ghatfan, Muharib, Namr, Dhabi'ah, dan Taghlib
#[[Bani Asad]], Ghatfan, Muharib, Namr, Dhabi'ah, dan Taghlib
#Bani Iyad, 'Ak, Abdul Qais, Ahlul Hijr dan Hamra’
#Bani Iyad, 'Ak, Abdul Qais, Ahlul Hijr dan Hamra'
#Kabilah Yamani Thay. <ref>''Tasayyu’ dar Mashir Tarikh'', hlm. 128-131. </ref>  
#Kabilah Yamani Thay. <ref>''Tasayyu' dar Mashir Tarikh'', hlm. 128-131. </ref>  


Susunan kabilah ini masih berlanjut sampai pada masa [[Imam Ali as]] dan dia mengganti pengelompokan susunan Kufah dan perubahan terakhir suku-suku Kufah dilakukan oleh [[Ziyad bin Abih]] pada tahun 50 H/670.
Susunan kabilah ini masih berlanjut sampai pada masa [[Imam Ali as]] dan dia mengganti pengelompokan susunan Kufah dan perubahan terakhir suku-suku Kufah dilakukan oleh [[Ziyad bin Abih]] pada tahun 50 H/670.


Mayoritas kabilah Arab yang tinggal pada masa penyebaran Islam di Kufah berasal dari Yaman dan mayoritas kabilah Yamani, khususnya kabilah Hamdan adalah orang-orang Syiah Ali. Massignon mengatakan, kabilah Hamdan adalah kabilah besar, penting, kuat dan mampu dan personalnya adalah orang-orang [[Syiah]] yang setia kepada Ali as<ref>Fayyadh, ''Pedayesy wa Gustaresye Syiah'', hlm.80</ref>  dan demikian juga kabilah Thay termasuk kabilah terkuat pendukung Ali as hadir dalam [[perang Jamal]] dan [[Perang Shiffin|Shiffin]] di awal pembentukan Kufah. <ref>Ja'fari, ''Tasayyu’ dar Masir Tarikh'', hlm. 130. </ref>
Mayoritas kabilah Arab yang tinggal pada masa penyebaran Islam di Kufah berasal dari Yaman dan mayoritas kabilah Yamani, khususnya kabilah Hamdan adalah orang-orang Syiah Ali. Massignon mengatakan, kabilah Hamdan adalah kabilah besar, penting, kuat dan mampu dan personalnya adalah orang-orang [[Syiah]] yang setia kepada Ali as<ref>Fayyadh, ''Pedayesy wa Gustaresye Syiah'', hlm.80</ref>  dan demikian juga kabilah Thay termasuk kabilah terkuat pendukung Ali as hadir dalam [[perang Jamal]] dan [[Perang Shiffin|Shiffin]] di awal pembentukan Kufah. <ref>Ja'fari, ''Tasayyu' dar Masir Tarikh'', hlm. 130. </ref>
   
   
Asy'ariyyun adalah kelompok Syiah Imam Ali as keturunan Yaman termasuk kabilah yang hijrah ke Kufah. Kabilah ini pindah ke [[Qom]] karena tekanan yang dilakukan olah [[Hajjaj bin Yusuf]] terhadap orang-orang Syiah dan memilih Qom sebagai markas untuk tempat tinggal dan publikasi Syiah di Iran. <ref>Baraqi, ''Tarikh Kufah'', hlm. 205. </ref>  
Asy'ariyyun adalah kelompok Syiah Imam Ali as keturunan Yaman termasuk kabilah yang hijrah ke Kufah. Kabilah ini pindah ke [[Qom]] karena tekanan yang dilakukan olah [[Hajjaj bin Yusuf]] terhadap orang-orang Syiah dan memilih Qom sebagai markas untuk tempat tinggal dan publikasi Syiah di Iran. <ref>Baraqi, ''Tarikh Kufah'', hlm. 205. </ref>  


Dari sisi lain, kota Kufah terbentuk dari dua unsur, orang-orang Arab dan Persia, yang mana orang-orang Arab merupakan unsur pendiri dan orang-orang Persia sebagai pondasi tingkat kedua. <ref>Ja’fari, ''Tasayyu’ dar Masir Tarikh'', hlm. 138. </ref>  
Dari sisi lain, kota Kufah terbentuk dari dua unsur, orang-orang Arab dan Persia, yang mana orang-orang Arab merupakan unsur pendiri dan orang-orang Persia sebagai pondasi tingkat kedua. <ref>Ja'fari, ''Tasayyu' dar Masir Tarikh'', hlm. 138. </ref>  


'''Darul Imarah Kufah'''
'''Darul Imarah Kufah'''
Baris 55: Baris 55:


===Masa Kekhilafahan Amirul Mukminin===
===Masa Kekhilafahan Amirul Mukminin===
Kufah setelah didirikan, karena memiliki air dan cuaca yang bagus serta dekat dengan [[sungai Furat]] serta kondisi ekonomi yang bagus yang didapat dari ghanimah dan hasil sejumlah tanah yang telah ditaklukkan, menerima gelombang imigrasi dari pelbagai etnis dan kelompok wilayah seluruh Islam pada waktu itu. Imigrasi ini khususnya pada tahun 36 H/657, Amirul Mukmin Ali as untuk menjadikan kota ini sebagai ibukota negara Islam semakin meningkat, sampai-sampai jumlah pasukannya yang datang dari Kufah saja dalam [[perang Shiffin]] mencapai 65 ribu pasukan,<ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 5, hlm. 80. </ref> apalagi dengan mengkalkulasi keluarga mereka dan juga orang-orang yang tidak ikut serta dalam peperangan, maka dengan gampang dapat diprediksikan jumlahnya mencapai 150 ribu orang. Selain itu, sebagian riwayat menunjukkan bahwa pasukannya dalam perang Shiffin berjumlah 90 ribu orang. <ref>Mas’udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 2, hlm. 371. </ref>  
Kufah setelah didirikan, karena memiliki air dan cuaca yang bagus serta dekat dengan [[sungai Furat]] serta kondisi ekonomi yang bagus yang didapat dari ghanimah dan hasil sejumlah tanah yang telah ditaklukkan, menerima gelombang imigrasi dari pelbagai etnis dan kelompok wilayah seluruh Islam pada waktu itu. Imigrasi ini khususnya pada tahun 36 H/657, Amirul Mukmin Ali as untuk menjadikan kota ini sebagai ibukota negara Islam semakin meningkat, sampai-sampai jumlah pasukannya yang datang dari Kufah saja dalam [[perang Shiffin]] mencapai 65 ribu pasukan,<ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 5, hlm. 80. </ref> apalagi dengan mengkalkulasi keluarga mereka dan juga orang-orang yang tidak ikut serta dalam peperangan, maka dengan gampang dapat diprediksikan jumlahnya mencapai 150 ribu orang. Selain itu, sebagian riwayat menunjukkan bahwa pasukannya dalam perang Shiffin berjumlah 90 ribu orang. <ref>Mas'udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 2, hlm. 371. </ref>  


Fenomena terpenting pada masa ini adalah perpindahan ibukota Islam dari [[Madinah]] ke Kufah. Setelah para pengingkar janji (pasukan Jamal) bergerak menuju Basrah, Imam Ali as pada tahun 36 H/657 bergerak menuju Irak dengan seribu pasukan perang penduduk Madinah. Sepuluh atau duabelas ribu orang penduduk Kufah juga ikut bergabung dengan pasukan Imam Ali as untuk melawan para pengingkar janji. <ref>Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 2, hlm. 235. </ref> Setelah kemenangan di hadapan [[perang Jamal]], Imam pergi ke Kufah<ref>Al-Mufid, ''al-Jumal'', hlm. 422; Ja’fari, ''Tasayyu’ dar Masir Tarikh'', hlm. 107. </ref>  dan menjadikannya sebagai pusat pemerintahan Islam.
Fenomena terpenting pada masa ini adalah perpindahan ibukota Islam dari [[Madinah]] ke Kufah. Setelah para pengingkar janji (pasukan Jamal) bergerak menuju Basrah, Imam Ali as pada tahun 36 H/657 bergerak menuju Irak dengan seribu pasukan perang penduduk Madinah. Sepuluh atau duabelas ribu orang penduduk Kufah juga ikut bergabung dengan pasukan Imam Ali as untuk melawan para pengingkar janji. <ref>Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 2, hlm. 235. </ref> Setelah kemenangan di hadapan [[perang Jamal]], Imam pergi ke Kufah<ref>Al-Mufid, ''al-Jumal'', hlm. 422; Ja'fari, ''Tasayyu' dar Masir Tarikh'', hlm. 107. </ref>  dan menjadikannya sebagai pusat pemerintahan Islam.


'''Alasan Dipilih Kufah Sebagai Ibukota'''
'''Alasan Dipilih Kufah Sebagai Ibukota'''
Baris 94: Baris 94:
===Masa Bani Umayyah===
===Masa Bani Umayyah===
Pada masa [[bani Umayyah]], dengan melihat sejumlah penaklukan yang dilakukan dari arah Iran sampai Transoxiana (Mawara al-Nahr), kota Kufah dijadikan sebagai kamp politik – militer pemerintahan bani Umayyah di Mesopotamia (Baina al-Nahrain) dan sebagai pusat untuk mengontrol dan mengawasi bagian-bagian tersebut sampai-sampai penguasa dua Irak (Basrah dan Kufah) adalah penguasa asli Iran.
Pada masa [[bani Umayyah]], dengan melihat sejumlah penaklukan yang dilakukan dari arah Iran sampai Transoxiana (Mawara al-Nahr), kota Kufah dijadikan sebagai kamp politik – militer pemerintahan bani Umayyah di Mesopotamia (Baina al-Nahrain) dan sebagai pusat untuk mengontrol dan mengawasi bagian-bagian tersebut sampai-sampai penguasa dua Irak (Basrah dan Kufah) adalah penguasa asli Iran.
Karenanya urgensi militer – politik dan hasil kemakmuran ekonomi Kufah pada masa ini, dengan melihat sejumlah penaklukan yang ada semakin meningkat. Dampak kemakmuran ekonomi pada masa pemerintahan Khalid bin Abdullah al-Qasri di Irak semakin kentara, sampai-sampai atas perintahnya agar dibangun banyak pasar dan untuk setiap kelompok saudagar agar dibuatkan kamar-kamar dan penyewaan tempat niaga ini untuk urusan para tentara, karena pada masa itu di Kufah terdapat puluhan ribu prajurit di Kufah. <ref> Ya’qubi, ''al-Buldān'', jld. 1, hlm. 149. </ref>
Karenanya urgensi militer – politik dan hasil kemakmuran ekonomi Kufah pada masa ini, dengan melihat sejumlah penaklukan yang ada semakin meningkat. Dampak kemakmuran ekonomi pada masa pemerintahan Khalid bin Abdullah al-Qasri di Irak semakin kentara, sampai-sampai atas perintahnya agar dibangun banyak pasar dan untuk setiap kelompok saudagar agar dibuatkan kamar-kamar dan penyewaan tempat niaga ini untuk urusan para tentara, karena pada masa itu di Kufah terdapat puluhan ribu prajurit di Kufah. <ref> Ya'qubi, ''al-Buldān'', jld. 1, hlm. 149. </ref>
   
   
====Peran Kufah dalam Peristiwa Karbala====
====Peran Kufah dalam Peristiwa Karbala====
Baris 119: Baris 119:
*'''Kebangkitan Zaid bin Ali'''
*'''Kebangkitan Zaid bin Ali'''
   
   
[[zaid bin Ali|Zaid putra Imam Sajjad]], melakukan kebangkitan dengan tujuan [[amar ma'ruf dan nahi munkar]] serta menuntut darah Imam Husain as dan dengan slogan Ya Manshur, Amit. <ref>Syaikh Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 171. </ref>  Sekitar 15 ribu pasukan ikut bergabung dengannya dan mendukungnya untuk melakukan kebangkitan anti bani Umayyah, namun akhirnya mereka tidak membantunya dan ia syahid dengan tertancap anak panah di keningnya.<ref>Ishfahani, ''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 158. </ref>
[[zaid bin Ali|Zaid putra Imam Sajjad]], melakukan kebangkitan dengan tujuan [[amar ma'ruf dan nahi munkar]] serta menuntut darah Imam Husain as dan dengan slogan Ya Manshur, Amit. <ref>Syaikh Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 171. </ref>  Sekitar 15 ribu pasukan ikut bergabung dengannya dan mendukungnya untuk melakukan kebangkitan anti bani Umayyah, namun akhirnya mereka tidak membantunya dan ia [[Mati Syahid|syahid]] dengan tertancap anak panah di keningnya.<ref>Ishfahani, ''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 158. </ref>


::<big>'''Para Pemimpin Kufah dari Syahadah Imam Ali as sampai Kebangkitan Mukhtar'''</big><ref>Baraqi, Tarikh al-Kufah, hlm. 246-249. </ref><ref>Baraqi, ''Tarikh Kufah'', hlm. 246-249. </ref>  
::<big>'''Para Pemimpin Kufah dari Syahadah Imam Ali as sampai Kebangkitan Mukhtar'''</big><ref>Baraqi, Tarikh al-Kufah, hlm. 246-249. </ref><ref>Baraqi, ''Tarikh Kufah'', hlm. 246-249. </ref>  
Baris 152: Baris 152:


===Masa Bani Abbas===
===Masa Bani Abbas===
Telah dinukil, pada awal-awal pemerintahan Bani Abbas, [[Imam Shadiq as]] dibawa ke Irak oleh As-Saffah dan Manshur dan Imam menetap di Kufah dan dalam kesempatan tersebut, Imam mengajar dan menjelaskan pengetahuan-pengetahuan Islam dan melawan ideologi Ghulat. <ref>Al-Tsaqafi, ''al-Ghārat'', jld. 2, hlm. 850-856; Syahristani, ''al-Milal wa al-Nihal'', jld. 1, hlm. 147; dinukil Pakatchi, Ja'far Shadiq as, Imam, hlm. 186; Asad Haidar, al-Imam al-Shadiq wa al-Mazahib al-Arba’ah, jld. 2, hlm. 124. </ref>  
Telah dinukil, pada awal-awal pemerintahan Bani Abbas, [[Imam Shadiq as]] dibawa ke Irak oleh As-Saffah dan Manshur dan Imam menetap di Kufah dan dalam kesempatan tersebut, Imam mengajar dan menjelaskan pengetahuan-pengetahuan Islam dan melawan ideologi Ghulat. <ref>Al-Tsaqafi, ''al-Ghārat'', jld. 2, hlm. 850-856; Syahristani, ''al-Milal wa al-Nihal'', jld. 1, hlm. 147; dinukil Pakatchi, Ja'far Shadiq as, Imam, hlm. 186; Asad Haidar, al-Imam al-Shadiq wa al-Mazahib al-Arba'ah, jld. 2, hlm. 124. </ref>  


Kufah pada masa ini, lambat laun mendapat urgensi politik, militer dan ekonomi. Pada masa Abbasiah kedua, dengan melemahnya kekuatan politik Bani Abbas, kota Kufah mengalami kerusakan dan kehancuran akibat serangan kelompok-kelompok Badui dan para perampok Arab Saudi, khususnya Qaramitah dan kelompok Shammar dan Khafajah. Ibnu Jubair, penulis safarnama muslim yang melakukan kunjungan ke kota Kufah dari dekat pada tahun 580 H mengatakan:
Kufah pada masa ini, lambat laun mendapat urgensi politik, militer dan ekonomi. Pada masa Abbasiah kedua, dengan melemahnya kekuatan politik Bani Abbas, kota Kufah mengalami kerusakan dan kehancuran akibat serangan kelompok-kelompok Badui dan para perampok Arab Saudi, khususnya Qaramitah dan kelompok Shammar dan Khafajah. Ibnu Jubair, penulis safarnama muslim yang melakukan kunjungan ke kota Kufah dari dekat pada tahun 580 H mengatakan:
Baris 165: Baris 165:
*'''Kebangkitan Ali bin Zaid dan Isa bin Ja'far'''
*'''Kebangkitan Ali bin Zaid dan Isa bin Ja'far'''


Dua sayid ini termasuk keturunan Imam Hasan as yang melakukan kebangkitan di Kufah pada tahun 255 H/869. Mu'taz mengirim pasukan besar dengan pimpinan Said bin Shalih, yang tersohor dengan Hajib agar menumpas kebangkitan tersebut. <ref> Mas’udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 4, hlm. 94. </ref>  
Dua sayid ini termasuk keturunan Imam Hasan as yang melakukan kebangkitan di Kufah pada tahun 255 H/869. Mu'taz mengirim pasukan besar dengan pimpinan Said bin Shalih, yang tersohor dengan Hajib agar menumpas kebangkitan tersebut. <ref> Mas'udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 4, hlm. 94. </ref>  


*'''Kebangkitan Ali bin Zaid bin Husain'''
*'''Kebangkitan Ali bin Zaid bin Husain'''
Baris 184: Baris 184:
{{col-begin|3}}
{{col-begin|3}}
*Al Abi Syu’bah
*Al Abi Syu’bah
*Al A’in
*Al A'in
*Al Abi Shafiyyah
*Al Abi Shafiyyah
*Al Abi Arakah
*Al Abi Arakah
Baris 221: Baris 221:
{{main|Masjid Kufah}}
{{main|Masjid Kufah}}
[[Berkas:تصویر مسجد کوفه.jpg|400px|thumbnail|<center>[[Masjid Kufah]]</center>]]
[[Berkas:تصویر مسجد کوفه.jpg|400px|thumbnail|<center>[[Masjid Kufah]]</center>]]
Termasuk tempat pertama yang dibangun oleh [[Sa'ad bin Abi Waqqash]] di Kufah adalah [[Masjid Kufah]]. [[Masjid]] ini adalah tempat berkhutbah dan peradilan [[Imam Ali as]], dimana sekarang ini tempat peradilan beliau tersohor dengan nama Dakah al-Qadha. Beliau terluka di tempat ini oleh hantaman pukulan pedang [[Ibnu Muljam]] dan syahid.
Termasuk tempat pertama yang dibangun oleh [[Sa'ad bin Abi Waqqash]] di Kufah adalah [[Masjid Kufah]]. [[Masjid]] ini adalah tempat berkhutbah dan peradilan [[Imam Ali as]], dimana sekarang ini tempat peradilan beliau tersohor dengan nama Dakah al-Qadha. Beliau terluka di tempat ini oleh hantaman pukulan pedang [[Ibnu Muljam]] dan [[Mati Syahid|syahid]].


Masjid Kufah memiliki keutamaan atas [[masjid-masjid]] lainnya, selain [[Masjidil Haram]] dan [[Masjid Nabawi]] dan akan menjadi pusat peradilan [[Imam Zaman afs]].  Di masjid ini, sang musafir dapat melaksanakan [[salat]] secara sempurna atau qasar. <ref>Thabathabai Yazdi, ''Urwah al-Wutsqa'', hlm. 347. </ref>
Masjid Kufah memiliki keutamaan atas [[masjid-masjid]] lainnya, selain [[Masjidil Haram]] dan [[Masjid Nabawi]] dan akan menjadi pusat peradilan [[Imam Zaman afs]].  Di masjid ini, sang musafir dapat melaksanakan [[salat]] secara sempurna atau qasar. <ref>Thabathabai Yazdi, ''Urwah al-Wutsqa'', hlm. 347. </ref>
Baris 262: Baris 262:


===Hadis===
===Hadis===
Dimulainya sekolah hadis Ahlusunah di Kufah kembali pada era penaklukan dan pendirian kota ini, pada masa [[umar bin Khattab|
Dimulainya sekolah hadis [[Ahlusunah]] di Kufah kembali pada era penaklukan dan pendirian kota ini, pada masa [[umar bin Khattab|
khalifah Kedua]]. Setelah pendirian kota Kufah dan imigrasi sebagian para [[sahabat|sahabat Rasulullah saw]] ke kota ini, hadis nabawi menyebar di kota tersebut dan terbentuk tempat-tempat belajar dalam bidang hadis dan tafsir. Madrasah hadis Kufah maju dibanding madrasah hadis Madinah.
khalifah Kedua]]. Setelah pendirian kota Kufah dan imigrasi sebagian para [[sahabat|sahabat Rasulullah saw]] ke kota ini, hadis nabawi menyebar di kota tersebut dan terbentuk tempat-tempat belajar dalam bidang hadis dan tafsir. Madrasah hadis Kufah maju dibanding madrasah hadis Madinah.


Baris 286: Baris 286:
*[[Imam Hasan Askari as]] berkata, "Tempat sebuah kaki di Kufah bagi saya lebih saya cintai ketimbang rumah di Madinah". <ref>Allamah Majlisi, ''Biharul Anwar'', jld. 97, hlm. 385. </ref>  
*[[Imam Hasan Askari as]] berkata, "Tempat sebuah kaki di Kufah bagi saya lebih saya cintai ketimbang rumah di Madinah". <ref>Allamah Majlisi, ''Biharul Anwar'', jld. 97, hlm. 385. </ref>  


Demikian juga di bagian lain riwayat diisyaratkan tentang posisi Kufah setelah kemunculan [[Imam Zaman afs]] dan kota ini diperkenalkan sebagai ibukota beliau. <ref>Allamah Majlisi, ''Biharul Anwar'', jld. 53, hlm. 11; ‘Ayasyi, ''Tafsir ‘Ayasyi'', jld. 1, hlm. 165. </ref> .
Demikian juga di bagian lain riwayat diisyaratkan tentang posisi Kufah setelah kemunculan [[Imam Zaman afs]] dan kota ini diperkenalkan sebagai ibukota beliau. <ref>Allamah Majlisi, ''Biharul Anwar'', jld. 53, hlm. 11; ‘Ayasyi, ''Tafsir 'Ayasyi'', jld. 1, hlm. 165. </ref> .


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
Baris 293: Baris 293:
==Daftar pustaka==
==Daftar pustaka==
{{ref}}
{{ref}}
*Allamah al-Majlisi, Muhammad Baqir bin Muhammad Taqi, ''Bihar al-Anwar'', Beirut, Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi, 1403 H.
*Allamah al-Majlisi, Muhammad Baqir bin Muhammad Taqi, ''Bihar al-Anwar'', Beirut, Dar Ihya al-Turats al-'Arabi, 1403 H.
*Asad Haidar, ''al-Imam al-Shadiq wa al-Mazahib al-Arba’ah'', cet. 5, Beirut, Dar al-Ta’aruf, 1422 H.
*Asad Haidar, ''al-Imam al-Shadiq wa al-Mazahib al-Arba'ah'', cet. 5, Beirut, Dar al-Ta'aruf, 1422 H.
*As-Tsaqafi, Ibrahim bin Muhammad, ''al-Ghārāt, riset. Al-Sayyid Jalaluddin al-Husaini al-Armawi al-Muhaddis, Tehran, Silsilah Intisyarat Anjuman Atsar-e Melli, tanpa tahun.
*As-Tsaqafi, Ibrahim bin Muhammad, ''al-Ghārāt, riset. Al-Sayyid Jalaluddin al-Husaini al-Armawi al-Muhaddis, Tehran, Silsilah Intisyarat Anjuman Atsar-e Melli, tanpa tahun.
*Al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', Beirut, Dar al-Fikr, 1417 H.
*Al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', Beirut, Dar al-Fikr, 1417 H.
*Baraqi, Sayyid Husain Baraqi, ''Tarikh al-Kufah'', Beirut, Dar al-Adhwa’, 1978 M, dan al-Maktabah al-Haidariyyah, 1424 H.
*Baraqi, Sayyid Husain Baraqi, ''Tarikh al-Kufah'', Beirut, Dar al-Adhwa', 1978 M, dan al-Maktabah al-Haidariyyah, 1424 H.
*Ad-Dinawari, Ahmad bin Daud ad-Dinawari, ''Akhbār al-Thiwāl'', Qom, Mansyurat Syarif Radhi, 1415 H.
*Ad-Dinawari, Ahmad bin Daud ad-Dinawari, ''Akhbār al-Thiwāl'', Qom, Mansyurat Syarif Radhi, 1415 H.
*Fayyadh, Abdullah Fayyadh, ''Pedayesh wa Gustaresh-e Tasayyu’'', terjemahan Jawad Khatami, Sabzwar, Nasyre Ibn Aiman, 1424 H.
*Fayyadh, Abdullah Fayyadh, ''Pedayesh wa Gustaresh-e Tasayyu''', terjemahan Jawad Khatami, Sabzwar, Nasyre Ibn Aiman, 1424 H.
*Al-Hamawi, Syihabuddin Abu Abdullah Yaqut bin Abdullah bin al-Hamawi, ''Mu’jam al-Buldān'', Beirut, Ihya al-Turats al-‘Arabi, 1979 M.
*Al-Hamawi, Syihabuddin Abu Abdullah Yaqut bin Abdullah bin al-Hamawi, ''Mu'jam al-Buldān'', Beirut, Ihya al-Turats al-'Arabi, 1979 M.
*Ibn Atsir, ''al-Kamil fi al-Tarikh'', Beirut, Dar al-Shadir, 1427 H.
*Ibn Atsir, ''al-Kamil fi al-Tarikh'', Beirut, Dar al-Shadir, 1427 H.
*Ibn Jubair, ''Safarnama Ibn Jubair'', terjemahan Parvis Atabaki, Masyhad, Astan Quds Razavi, 1412 H.
*Ibn Jubair, ''Safarnama Ibn Jubair'', terjemahan Parvis Atabaki, Masyhad, Astan Quds Razavi, 1412 H.
*Ibn Katsir, ''al-Bidayah wa al-Nihayah'', Beirut, Dar al-Fikr, tanpa Tahun.
*Ibn Katsir, ''al-Bidayah wa al-Nihayah'', Beirut, Dar al-Fikr, tanpa Tahun.
*Ibn Qulawaih, Ja’far bin Muhammad, ''Kamil al-Ziyarāt'', Tehran, Peyame Haq, 1419 H.
*Ibn Qulawaih, Ja'far bin Muhammad, ''Kamil al-Ziyarāt'', Tehran, Peyame Haq, 1419 H.
*Ja’fari, Sayyid Husain Muhammad Ja’fari, ''Tasayyu’ dar Masir-e Tarikh'', terjemahan Muhammad Taqi Ayatullahi, Tehran, Daftar Nasyre Farhangge Islami, 1428 H.
*Ja'fari, Sayyid Husain Muhammad Ja'fari, ''Tasayyu' dar Masir-e Tarikh'', terjemahan Muhammad Taqi Ayatullahi, Tehran, Daftar Nasyre Farhangge Islami, 1428 H.
*Jawadi, Ahmad Shadr Haji Sayyid Jawadi, ''Dairat al-Ma’arif Tasayyu’'', Tehran, Hikmat, 1432 H.
*Jawadi, Ahmad Shadr Haji Sayyid Jawadi, ''Dairat al-Ma'arif Tasayyu’'', Tehran, Hikmat, 1432 H.
*Mas’udi, Ali bn Husain, ''Muruj al-Zahab'', Beirut, Dar al-Fikr, 1421 H.
*Mas'udi, Ali bn Husain, ''Muruj al-Zahab'', Beirut, Dar al-Fikr, 1421 H.
*Ni'matullah Safari, ''Kufah az Perayesh ta ‘Asyura'', Tehran, Nashre Masy’ar, 1433 H.
*Ni'matullah Safari, ''Kufah az Perayesh ta 'Asyura'', Tehran, Nashre Masy'ar, 1433 H.
*Rajabi, Muhammad Husain Rajabi, Kufah wa Naqshe-e on dar Qurune Nukhustin-e Islami, Tehran, Daneshgah Imam Husain as, 1420 H.
*Rajabi, Muhammad Husain Rajabi, Kufah wa Naqshe-e on dar Qurune Nukhustin-e Islami, Tehran, Daneshgah Imam Husain as, 1420 H.
*Sayyid bin Thawus, Ali bin Musa bin Ja’far bin Thawus, ''Luhuf'' terjemahan Bakhshayeshi, Qom, Nuwid Islam, 1419 H.
*Sayyid bin Thawus, Ali bin Musa bin Ja'far bin Thawus, ''Luhuf'' terjemahan Bakhshayeshi, Qom, Nuwid Islam, 1419 H.
*Shaikhiyan, ''Raftarsyenasi Mardum Kufah dar Nehdhate Husaini'', Hukumate Islami, Zamestan, 1423 H, no. 26.
*Shaikhiyan, ''Raftarsyenasi Mardum Kufah dar Nehdhate Husaini'', Hukumate Islami, Zamestan, 1423 H, no. 26.
*Thabari, Muhammad bin Jurair Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Mulk'' (Tarikh Thabari), Beirut, Muassasah al-A’lami lil Mathbu’at, Bi Ta wa Dar al-Turats, 1387 H.
*Thabari, Muhammad bin Jurair Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Mulk'' (Tarikh Thabari), Beirut, Muassasah al-A'lami lil Mathbu'at, Bi Ta wa Dar al-Turats, 1387 H.
*Thabathabai Yazdi, Sayyid Muhammad Kadzim Thabathabai Yazdi, ''al-Urwah al-Wutsqa'', Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyyah, tanpa tahun.
*Thabathabai Yazdi, Sayyid Muhammad Kadzim Thabathabai Yazdi, ''al-Urwah al-Wutsqa'', Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyyah, tanpa tahun.
*Ya’qubi, ''Tarikh Ya’qubi'', terjemahan Muhammad Ibrahim Ayati, Intisyarate Ilmi wa Farhanggi, 1403 H.
*Ya'qubi, ''Tarikh Ya'qubi'', terjemahan Muhammad Ibrahim Ayati, Intisyarate Ilmi wa Farhanggi, 1403 H.
*Maqdisi, Muhammad bin Ahmad, ''Ahsan al-Taqāsim'', terjemahan Ali Naqi Manzawi, Tehran, 1402 H.
*Maqdisi, Muhammad bin Ahmad, ''Ahsan al-Taqāsim'', terjemahan Ali Naqi Manzawi, Tehran, 1402 H.
*Al-Mufid, Muhammad bin Muhammad, ''al-Irsyad fi Ma'rifah Hujajillah ala al-Ibad'', riset Muassasah Al al-Bait li Ihya al-Turats, Qom, Konferensi Internasional Syaikh al-Mufid, 1414 H.
*Al-Mufid, Muhammad bin Muhammad, ''al-Irsyad fi Ma'rifah Hujajillah ala al-Ibad'', riset Muassasah Al al-Bait li Ihya al-Turats, Qom, Konferensi Internasional Syaikh al-Mufid, 1414 H.