Pengguna anonim
Kufah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>M.hazer Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12: | Baris 12: | ||
| Artikel pilihan = | | Artikel pilihan = | ||
}}}}</onlyinclude> | }}}}</onlyinclude> | ||
'''Kufah''' (bahasa Arab: {{ia|الكوفة}}), salah satu dari kota-kota [[Irak]] dan kota kedua yang dibangun oleh kaum [[Muslim]]. Imam Ali as memilih kota ini sebagai pusat kekhilafahannya pada tahun 36 H/657 dan dia mati syahid di kota tersebut. Mayoritas [[Syiah]] abad pertama berasal dari kota Kufah. Termasuk tempat penting kota ini adalah [[Masjid Kufah]] dan [[Masjid Sahlah]]. Sejumlah ilmu, seperti [[fikih]], hadis dan nahwu sangat marak di Kufah. | '''Kufah''' (bahasa Arab: {{ia|الكوفة}}), salah satu dari kota-kota [[Irak]] dan kota kedua yang dibangun oleh kaum [[Muslim]]. [[Imam Ali as]] memilih kota ini sebagai pusat kekhilafahannya pada tahun 36 H/657 dan dia mati syahid di kota tersebut. Mayoritas [[Syiah]] abad pertama berasal dari kota Kufah. Termasuk tempat penting kota ini adalah [[Masjid Kufah]] dan [[Masjid Sahlah]]. Sejumlah ilmu, seperti [[fikih]], hadis dan nahwu sangat marak di Kufah. | ||
Kufah memiliki peran signifikan dalam [[Peristiwa Karbala]]; dengan melihat [[Surat-surat Penduduk Kufah kepada Imam Husain as|surat-surat penduduk Kufah]], [[Imam Husain as]] menuju kota tersebut, demikian juga sejumlah besar pasukan yang bertempur di [[Karbala]] dengan Imam Husain berasal dari Kufah. [[Imam Shadiq as]] di awal pemerintahan Abbasiyah berkali-kali mengunjungi kota tersebut dan mengajar beberapa waktu di situ. | Kufah memiliki peran signifikan dalam [[Peristiwa Karbala]]; dengan melihat [[Surat-surat Penduduk Kufah kepada Imam Husain as|surat-surat penduduk Kufah]], [[Imam Husain as]] menuju kota tersebut, demikian juga sejumlah besar pasukan yang bertempur di [[Karbala]] dengan Imam Husain berasal dari Kufah. [[Imam Shadiq as]] di awal pemerintahan Abbasiyah berkali-kali mengunjungi kota tersebut dan mengajar beberapa waktu di situ. | ||
Baris 23: | Baris 23: | ||
Menurut riwayat, kawasan Kufah pada masa sebelum [[Islam]] adalah tempat yang makmur dan berpenduduk dan setelah itu mengalami kehancuran. Menurut riwayat, [[Nabi Nuh as]] membuat kapalnya di Kufah<ref>Maqdisi, ''Ahsan al-Taqasim'' jld. 1, hlm. 181, 1402 H </ref> dan kaum Nuh di Kufah meletakkan sejumlah berhala-berhala. <ref>Al-Majlisi, ''Hatul Qulub'',jld. 1, hlm. 271, 1426 H. </ref> | Menurut riwayat, kawasan Kufah pada masa sebelum [[Islam]] adalah tempat yang makmur dan berpenduduk dan setelah itu mengalami kehancuran. Menurut riwayat, [[Nabi Nuh as]] membuat kapalnya di Kufah<ref>Maqdisi, ''Ahsan al-Taqasim'' jld. 1, hlm. 181, 1402 H </ref> dan kaum Nuh di Kufah meletakkan sejumlah berhala-berhala. <ref>Al-Majlisi, ''Hatul Qulub'',jld. 1, hlm. 271, 1426 H. </ref> | ||
Kota Kufah pada masa Islam kembali dibangun. Kawasan tersebut adalah tempat kamp permanen pasukan muslim dalam penaklukan-penaklukan Islam. [[Umar bin Khattab]] memerintahkan [[Sa'ad bin Abi Waqqash]] pada tahun 15 H/636 atau 17 H/638 atau 19 H/640 agar mengambil sebuah tempat di kawasan tersebut untuk dijadikan sebagai tempat tinggal kaum muslim, yang kompatibel dengan integritas mereka. <ref>Dinawari, ''Akhbār al-Thiwāl'', hlm. 123-124, 1415 H. </ref> Dengan demikian, Kufah dibangun dengan letak posisi setengah farsakh (3 km) barat Furat dan satu farsakh (6 km) timur laut Hirah (kota makmur di pusat pemerintahan Ali Mandzar), dimana dalam jarak dua farsakh utaranya adalah [[Nukhailah]] dan delapan farsakh barat laut adalah [[Karbala]]. <ref>Safari Furusyani, ''Kufah az Pedayesh ta 'Asyura'', hlm. 34-35. </ref> Salah satu kinerja Sa'ad adalah membangun [[Masjid Kufah]] dan Darul Imarah. Dua bangunan tersebut dibangun di bagian tertinggi Kufah. <ref>Baraqi, ''Tarikh al-Kufah'', hlm. 115. </ref> | Kota Kufah pada masa Islam kembali dibangun. Kawasan tersebut adalah tempat kamp permanen pasukan muslim dalam penaklukan-penaklukan Islam. [[Umar bin Khattab]] memerintahkan [[Sa'ad bin Abi Waqqash]] pada tahun 15 H/636 atau 17 H/638 atau 19 H/640 agar mengambil sebuah tempat di kawasan tersebut untuk dijadikan sebagai tempat tinggal kaum [[muslim]], yang kompatibel dengan integritas mereka. <ref>Dinawari, ''Akhbār al-Thiwāl'', hlm. 123-124, 1415 H. </ref> Dengan demikian, Kufah dibangun dengan letak posisi setengah farsakh (3 km) barat Furat dan satu farsakh (6 km) timur laut Hirah (kota makmur di pusat pemerintahan Ali Mandzar), dimana dalam jarak dua farsakh utaranya adalah [[Nukhailah]] dan delapan farsakh barat laut adalah [[Karbala]]. <ref>Safari Furusyani, ''Kufah az Pedayesh ta 'Asyura'', hlm. 34-35. </ref> Salah satu kinerja Sa'ad adalah membangun [[Masjid Kufah]] dan Darul Imarah. Dua bangunan tersebut dibangun di bagian tertinggi Kufah. <ref>Baraqi, ''Tarikh al-Kufah'', hlm. 115. </ref> | ||
Pendirian kota Kufah termasuk persyaratan strategis yang membantu penaklukan era khalifah kedua. Ketika pasukan militer Arab dengan dipimpin Sa'ad bin Abi Waqqash tiba di kawasan Iran, membutuhkan sebuah barisan penghubung antara [[Madinah]] (pusat pemerintahan Islam) dan medan pertempuran dan sudah semestinya pasukan muslim memiliki sebuah titik sandaran dan kamp militer permanen di dekat medan pertempuran. <ref>Dinawari, ''Akhbar al-Thiwal'', hlm. 124. </ref> Oleh sebab itu, Umar membangun kamp permanen di kawasan umum Kufah dan dengan demikian, lambat laun kota Kufah bertambah luas dan makmur. Mayoritas para pendatang pertama Kufah, baik Arab maupun Persia adalah sekelompok militer, yang mayoritasnya datang tanpa keluarga mereka dan hidup sebagai militer siap tempur. <ref>Ja’fari, ''Tasayyu’ dar Mashir Tarikh'', hlm. 142. </ref> | Pendirian kota Kufah termasuk persyaratan strategis yang membantu penaklukan era khalifah kedua. Ketika pasukan militer Arab dengan dipimpin Sa'ad bin Abi Waqqash tiba di kawasan Iran, membutuhkan sebuah barisan penghubung antara [[Madinah]] (pusat pemerintahan Islam) dan medan pertempuran dan sudah semestinya pasukan muslim memiliki sebuah titik sandaran dan kamp militer permanen di dekat medan pertempuran. <ref>Dinawari, ''Akhbar al-Thiwal'', hlm. 124. </ref> Oleh sebab itu, Umar membangun kamp permanen di kawasan umum Kufah dan dengan demikian, lambat laun kota Kufah bertambah luas dan makmur. Mayoritas para pendatang pertama Kufah, baik Arab maupun Persia adalah sekelompok militer, yang mayoritasnya datang tanpa keluarga mereka dan hidup sebagai militer siap tempur. <ref>Ja’fari, ''Tasayyu’ dar Mashir Tarikh'', hlm. 142. </ref> |