Lompat ke isi

Kufah: Perbedaan antara revisi

Tidak ada perubahan ukuran ,  8 September 2017
imported>M.hazer
imported>M.hazer
Baris 157: Baris 157:


====Gerakan-gerakan Syiah di Kufah====
====Gerakan-gerakan Syiah di Kufah====
'''*Kebangkitan Ibnu Thabathaba'''
*'''Kebangkitan Ibnu Thabathaba'''


Muhammad bin Ibrahim bin Thabathaba termasuk salah seorang cucu dari Imam Hasan as yang datang dari Madinah ke Kufah dan membentuk pasukan militer dengan bantuan Abu al-Saraya al-Sirri, salah seorang pemimpin pemberontak yang tidak puas dengan Bani Abbas dan termasuk anak buah Hartsamah bin A’in. Mereka menyerang Kufah pada tahun 199 H dan menguasai kota tersebut. <ref>Ibn al-Atsir, ''al-Kamil fi al-Tarikh'', jld. 7, hlm. 302. </ref>  Moto mereka dalam kebangkitan ini adalah al-Ridha min Al Muhammad. <ref>''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 433. </ref>
Muhammad bin Ibrahim bin Thabathaba termasuk salah seorang cucu dari Imam Hasan as yang datang dari Madinah ke Kufah dan membentuk pasukan militer dengan bantuan Abu al-Saraya al-Sirri, salah seorang pemimpin pemberontak yang tidak puas dengan Bani Abbas dan termasuk anak buah Hartsamah bin A’in. Mereka menyerang Kufah pada tahun 199 H dan menguasai kota tersebut. <ref>Ibn al-Atsir, ''al-Kamil fi al-Tarikh'', jld. 7, hlm. 302. </ref>  Moto mereka dalam kebangkitan ini adalah al-Ridha min Al Muhammad. <ref>''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 433. </ref>
   
   
'''*Kebangkitan Ali bin Zaid dan Isa bin Ja’far'''
*'''Kebangkitan Ali bin Zaid dan Isa bin Ja’far'''


Dua sayid ini termasuk keturunan Imam Hasan as yang melakukan kebangkitan di Kufah pada tahun 255 H. Mu’taz mengirim pasukan besar dengan pimpinan Said bin Shalih, yang tersohor dengan Hajib agar menumpas kebangkitan tersebut. <ref> Mas’udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 4, hlm. 94. </ref>  
Dua sayid ini termasuk keturunan Imam Hasan as yang melakukan kebangkitan di Kufah pada tahun 255 H. Mu’taz mengirim pasukan besar dengan pimpinan Said bin Shalih, yang tersohor dengan Hajib agar menumpas kebangkitan tersebut. <ref> Mas’udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 4, hlm. 94. </ref>  


'''*Kebangkitan Ali bin Zaid bin Husain'''
*'''Kebangkitan Ali bin Zaid bin Husain'''


Ia termasuk salah seorang cucu Imam Husain as yang melakukan kebangkitan di Kufah pada masa Muhtadi Abbasi. Syah bin Maikal melawannya dengan pasukan besar, namun mengalami kekalahan. Ketika Mu’tamid Abbasi memegang tampuk kekuasaan, ia mengirim Kaijur Turki. Ali bin Zaid setelah beberapa masa pengejaran dan kabur, ia meninggal pada tahun 257 H. <ref>Ibn Atsir, ''al-Kamil'', jld. 7, hlm. 239-240. </ref>  
Ia termasuk salah seorang cucu Imam Husain as yang melakukan kebangkitan di Kufah pada masa Muhtadi Abbasi. Syah bin Maikal melawannya dengan pasukan besar, namun mengalami kekalahan. Ketika Mu’tamid Abbasi memegang tampuk kekuasaan, ia mengirim Kaijur Turki. Ali bin Zaid setelah beberapa masa pengejaran dan kabur, ia meninggal pada tahun 257 H. <ref>Ibn Atsir, ''al-Kamil'', jld. 7, hlm. 239-240. </ref>  


'''*Kemunculan Qaramitah'''
*'''Kemunculan Qaramitah'''


Mayoritas riwayat sejarah yang ada, mengaitkan akar kemunculan Qaramitah pada aktivitas salah satu penyeru dan pengikut [[Ismailiyah]] yang bernama Hamdan bin Asy’ats, yang tersohor dengan Qarmat, yang memulai aktivitas dakwahnya di Kufah.  Pada tahun 317 H, Qaramitah dengan menyerang Mekah, ia mengambil [[Hajar Aswad]]. Pada tahun 339 H, dalam proses pengembalian Hajar Aswad ke Mekah, pertama-tama Hajar Aswad dibawa ke Kufah dan digantungkan ke tiang ketujuh masjid Kufah agar masyarakat melihatnya. <ref>Ibn Katsir, ''al-Bidayah wa al-Nihayah'', jld. 11, hlm. 223. </ref>
Mayoritas riwayat sejarah yang ada, mengaitkan akar kemunculan Qaramitah pada aktivitas salah satu penyeru dan pengikut [[Ismailiyah]] yang bernama Hamdan bin Asy’ats, yang tersohor dengan Qarmat, yang memulai aktivitas dakwahnya di Kufah.  Pada tahun 317 H, Qaramitah dengan menyerang Mekah, ia mengambil [[Hajar Aswad]]. Pada tahun 339 H, dalam proses pengembalian Hajar Aswad ke Mekah, pertama-tama Hajar Aswad dibawa ke Kufah dan digantungkan ke tiang ketujuh masjid Kufah agar masyarakat melihatnya. <ref>Ibn Katsir, ''al-Bidayah wa al-Nihayah'', jld. 11, hlm. 223. </ref>
Pengguna anonim