Lompat ke isi

Hijaz: Perbedaan antara revisi

14 bita ditambahkan ,  30 Januari 2023
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Rezvani
k (پیوند میان ویکی و حذف از مبدا ویرایش)
imported>Hinduwan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18: Baris 18:


==Geografi==
==Geografi==
Tentang batasan Hijaz terdapat perbedaan. <ref>Lihat: Jabiri, hlm.36-38. </ref> Batasan panjang Hijaz dari utara sampai ke selatan sekitar 1200 km yang dimulai dari perbatasan Yordania dan [[Arab Saudi]], dan terus memanjang berparalel dari Tepi Barat Laut Merah hingga ke daerah kawasan Asir di selatan Arab Saudi. Luas daerah ini, sekitar 454, 436 kilometer persegi.  <ref> Lihat: ''al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.61.</ref>  [[Mekah]], [[Madinah]], [[Jeddah]], [[Thaif]], [[Tabuk]] dan Yanbu adalah kota-kota terpenting Hijaz.  <ref> Umar Faruq Sayid Rajab, hlm.43.</ref>
Tentang batasan Hijaz terdapat perbedaan. <ref>Lihat: Jabiri, hlm.36-38. </ref> Batasan panjang Hijaz dari utara sampai ke selatan sekitar 1200 km yang dimulai dari perbatasan Yordania dan [[Arab Saudi]], dan terus memanjang berparalel dari Tepi Barat Laut Merah hingga ke daerah kawasan Asir di selatan Arab Saudi. Luas daerah ini, sekitar 454, 436 kilometer persegi.  <ref> Lihat: ''al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.61.</ref>  [[Mekah]], [[Madinah]], Jeddah, [[Thaif]], Tabuk dan Yanbu adalah kota-kota terpenting Hijaz.  <ref> Umar Faruq Sayid Rajab, hlm.43.</ref>
[[Berkas:منطقه حجاز در تقسيمات امروز عربستان سعودی.jpeg|350 px|thumbnail|<center>Kawasan Hijaz dalam pembagian sekarang di Arab Saudi </center>]]
[[Berkas:منطقه حجاز در تقسيمات امروز عربستان سعودی.jpeg|350 px|thumbnail|<center>Kawasan Hijaz dalam pembagian sekarang di Arab Saudi </center>]]


Baris 31: Baris 31:
Sumur-sumur dan sumber-sumber mata air Hijaz sangat terkenal di Semenanjung Arab, termasuk sumur [[Zamzam]], yang telah lama memiliki tempat khusus di sisi orang-orang Arab.  <ref>Lihat: Thabari, hlm.485; Fasi, 1419, jld.5, hlm.296.</ref>
Sumur-sumur dan sumber-sumber mata air Hijaz sangat terkenal di Semenanjung Arab, termasuk sumur [[Zamzam]], yang telah lama memiliki tempat khusus di sisi orang-orang Arab.  <ref>Lihat: Thabari, hlm.485; Fasi, 1419, jld.5, hlm.296.</ref>


Dikarenakan kelangkaan air, Hijaz memiliki pertanian terbatas. Namun, dengan begitu dari masa lalu, di wilayah ini memiliki pertanian, sebagaimana [[Thaif]] yang diperkenalkan sebagai salah satu daerah yang paling subur di Hijaz.  <ref>Lihat: Nashir Khosru, hlm.117; Sayid Amir Ali, hlm.2. </ref> Di era modern, dengan dibangun bendungan dan pengeboran sumur-sumur yang dalam, pertanian di wilayah tersebut telah lebih membaik dan penanaman gandum, jelai, jagung dan berbagai sayuran, terutama di sekitar kota-kota Thaif, [[Jeddah]], Madinah dan Yanbu sangat baik. Produksi kurmanya juga, terutama di daerah [[Madinah]], sangat terkenal. <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.63.</ref>  Peternakan di daerah pegunungan dan dataran-dataran tinggi sangat umum.
Dikarenakan kelangkaan air, Hijaz memiliki pertanian terbatas. Namun, dengan begitu dari masa lalu, di wilayah ini memiliki pertanian, sebagaimana [[Thaif]] yang diperkenalkan sebagai salah satu daerah yang paling subur di Hijaz.  <ref>Lihat: Nashir Khosru, hlm.117; Sayid Amir Ali, hlm.2. </ref> Di era modern, dengan dibangun bendungan dan pengeboran sumur-sumur yang dalam, pertanian di wilayah tersebut telah lebih membaik dan penanaman gandum, jelai, jagung dan berbagai sayuran, terutama di sekitar kota-kota Thaif, Jeddah, Madinah dan Yanbu sangat baik. Produksi kurmanya juga, terutama di daerah [[Madinah]], sangat terkenal. <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.63.</ref>  Peternakan di daerah pegunungan dan dataran-dataran tinggi sangat umum.


==Usaha dan Bisnis Perdagangan==
==Usaha dan Bisnis Perdagangan==
Di masa lalu, lokasi geografis Hijaz telah menyebabkan peningkatan usaha perdagangan di kawasan ini. Pantai-pantai yang panjang Laut Merah di Hijaz dan satu perbatasan Hijaz dengan Suriah di bagian utara dan Yaman di selatan, merupakan posisi yang sangat baik yang disediakan bagi para pedagang Hijaz dalam pertukaran barang dengan para pedagang negara-negara tetangga. Kafilah para pedagang yang datang dari Yaman setelah melewati tanah Hijaz mereka berjalan menuju Utara dan pergi menuju tanah Suriah dan sebagian dari mereka juga berminat untuk pergi ke Mesir. Hijaz senantiasa membuka dan menerima kapal-kapal pedagang Ethiopia, Cina, India dan Mesir.  <ref> Siba'i, jld. 1, hlm.39-40; Maliki, hlm.87.</ref> Hal ini menyebabkan ketenaran pedagang [[Mekah]], [[Madinah]], [[Thaif]] dan [[Jeddah]]. Dalam referensi-referensi sejarah,  Mekah diperkenalkan sebagai tempat pertukaran barang-barang di mana air dan kebutuhan-kebutuhan finansial kafilah-kafilah juga terpenuhi untuk melanjutkan perjalanan mereka.  <ref> Sebagai contoh lihat: Ibnu Jubeir, hlm.1-96; Nahwali, hlm.77.</ref>
Di masa lalu, lokasi geografis Hijaz telah menyebabkan peningkatan usaha perdagangan di kawasan ini. Pantai-pantai yang panjang Laut Merah di Hijaz dan satu perbatasan Hijaz dengan Suriah di bagian utara dan Yaman di selatan, merupakan posisi yang sangat baik yang disediakan bagi para pedagang Hijaz dalam pertukaran barang dengan para pedagang negara-negara tetangga.  
 
Kafilah para pedagang yang datang dari Yaman setelah melewati tanah Hijaz mereka berjalan menuju Utara dan pergi menuju tanah Suriah dan sebagian dari mereka juga berminat untuk pergi ke Mesir. Hijaz senantiasa membuka dan menerima kapal-kapal pedagang Ethiopia, Cina, India dan Mesir.  <ref> Siba'i, jld. 1, hlm.39-40; Maliki, hlm.87.</ref> Hal ini menyebabkan ketenaran pedagang [[Mekah]], [[Madinah]], [[Thaif]] dan Jeddah.  
 
Dalam referensi-referensi sejarah,  Mekah diperkenalkan sebagai tempat pertukaran barang-barang di mana air dan kebutuhan-kebutuhan finansial kafilah-kafilah juga terpenuhi untuk melanjutkan perjalanan mereka.  <ref> Sebagai contoh lihat: Ibnu Jubeir, hlm.1-96; Nahwali, hlm.77.</ref>


Sejak dulu, adanya [[Ka'bah]] di Mekah juga  memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Hijaz. Setelah [[Islam]], kepentingan ini mengalami peningkatan dan setiap tahun jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia, selain berziarah, mereka juga melakukan transaksi. Dekatnya Makah ke Pelabuhan Jeddah juga telah menyebabkan kepentingan komersial Jeddah.  <ref> Maliki, hlm.88.</ref>
Sejak dulu, adanya [[Ka'bah]] di Mekah juga  memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Hijaz. Setelah [[Islam]], kepentingan ini mengalami peningkatan dan setiap tahun jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia, selain berziarah, mereka juga melakukan transaksi. Dekatnya Makah ke Pelabuhan Jeddah juga telah menyebabkan kepentingan komersial Jeddah.  <ref> Maliki, hlm.88.</ref>
Kini, daerah ini selain memiliki pelbagai perusahaan, di bidang industri juga marak.  <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.63.</ref>
Kini, daerah ini selain memiliki pelbagai perusahaan, di bidang industri juga marak.  <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.63.</ref>


==Kedudukan Ilmu Pengetahuan==
==Kedudukan Ilmu Pengetahuan==
Sejak munculnya [[Islam]], Hijaz merupakan Pusat Ilmu Pengetahuan di Semenanjung Arab dan senantiasa dalam kehidupan ilmiah dan pelestarian warisan Islam memiliki peran yang sangat penting, terutama selama dalam pelaksanaan ibadah [[haji]] yang mana kaum Muslimin dari semua pihak berdatangan ke Hijaz, di [[Mekah]] mengatur pertemuan dan mengadakan pembahasan dan pendekatan ilmiah. <ref> lihat: Maliki, hlm.185-187; Siba'i, jld. 1, hlm.79-81.</ref>  Pertemuan-pertemuan ilmiah di [[Masjidil Haram]] dan [[Masjid al-Nabawi]], memiliki peran penting dalam kegiatan-kegiatan ilmiah dan kebudayaan tanah Hijaz. <ref> Lihat: Syauqi Dhaif, jld.5, hlm. 52-67; Maliki, hlm.186.</ref>  Di daerah ini ada senantiasa terdapat banyak sekolah-sekolah agama yang mana tujuan didirikannya sekolah-sekolah ini di Mekah dan [[Madinah]], adalah sebuah upaya untuk memperkuat seminari dan studi dan interpretasi [[Al-Qur'an]].  <ref> Maliki, hlm.196.</ref>
Sejak munculnya [[Islam]], Hijaz merupakan Pusat Ilmu Pengetahuan di Semenanjung Arab dan senantiasa dalam kehidupan ilmiah dan pelestarian warisan Islam memiliki peran yang sangat penting, terutama selama dalam pelaksanaan ibadah [[haji]] yang mana kaum Muslimin dari semua pihak berdatangan ke Hijaz, di [[Mekah]] mengatur pertemuan dan mengadakan pembahasan dan pendekatan ilmiah. <ref> lihat: Maliki, hlm.185-187; Siba'i, jld. 1, hlm.79-81.</ref>   
 
Pertemuan-pertemuan ilmiah di [[Masjidil Haram]] dan [[Masjid al-Nabawi]], memiliki peran penting dalam kegiatan-kegiatan ilmiah dan kebudayaan tanah Hijaz. <ref> Lihat: Syauqi Dhaif, jld.5, hlm. 52-67; Maliki, hlm.186.</ref>  Di daerah ini ada senantiasa terdapat banyak sekolah-sekolah agama yang mana tujuan didirikannya sekolah-sekolah ini di Mekah dan [[Madinah]], adalah sebuah upaya untuk memperkuat seminari dan studi dan interpretasi [[Al-Qur'an]].  <ref> Maliki, hlm.196.</ref>


==Sejarah==
==Sejarah==
Baris 50: Baris 57:


===Kemunculan Islam===
===Kemunculan Islam===
Setelah Islam muncul, Hijaz menjadi lebih besar dan bermartabat dan negara Islam yang  pendirinya adalah [[Nabi saw]] sendiri merupakan simbol pemersatu di Semenanjung Jazirah Arab.  <ref> lihat: Shaleh Ahmad Ali, hlm. 7-8.</ref>  Setelah Nabi Saw wafat, pada awal permulaan tahun kesebelas kontribusi dari para khalifah lebih banyak digunakan untuk memperluas daerah kekuasaan Islam di Semenanjung Arab dan daerah sekitarnya. Setelah [[Utsman bin Affan]] meninggal dunia pada tahun 35 dan  kekhalifahan berpindah tangan kepada [[Ali bin Abi Thalib as]], dia memindahkan pusat kekhalifahannya di [[Kufah]]. Pada saat yang sama, sebagian besar dari para suku besar bermigrasi ke sana. Pada tahun 41, kekhalifahan jatuh ke tangan [[Muawiyah bin Abi Sufyan]], dan dia menjadikan kota [[Syam]] sebagai pusat pemerintahannya sendiri dan Damaskus menjadi pusat ibukota negara Islam.  <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.65.</ref>
Setelah Islam muncul, Hijaz menjadi lebih besar dan bermartabat dan negara Islam yang  pendirinya adalah [[Nabi saw]] sendiri merupakan simbol pemersatu di Semenanjung Jazirah Arab.  <ref> lihat: Shaleh Ahmad Ali, hlm. 7-8.</ref>  Setelah Nabi Saw wafat, pada awal permulaan tahun kesebelas kontribusi dari para khalifah lebih banyak digunakan untuk memperluas daerah kekuasaan Islam di Semenanjung Arab dan daerah sekitarnya. Setelah [[Utsman bin Affan]] meninggal dunia pada tahun 35 dan  kekhalifahan berpindah tangan kepada [[Ali bin Abi Thalib as]], dia memindahkan pusat kekhalifahannya di [[Kufah]]. Pada saat yang sama, sebagian besar dari para suku besar bermigrasi ke sana. Pada tahun 41, kekhalifahan jatuh ke tangan [[Muawiyah bin Abi Sufyan]], dan dia menjadikan kota Syam sebagai pusat pemerintahannya sendiri dan Damaskus menjadi pusat ibukota negara Islam.  <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.65.</ref>


Perpindahan pusat politik ke kota Syam selama priode [[Bani Umayyah]] dan kemudian di Baghdad  pada priode Abbasiyah, tidak mengurangi kepentingan Hijaz dan kota-kota Mekah dan [[Madinah]]. <ref>Lihat: Baidhun, hlm. 11-12.</ref> Selama priode Umayyah dan Abbasiyah Hijazi, yang berfungsi sebagai pemerintah negara bagian, status agamanya terjaga di kalangan umat Islam dunia. <ref> Maliki, hlm.23.</ref>
Perpindahan pusat politik ke kota Syam selama priode [[Bani Umayyah]] dan kemudian di Baghdad  pada priode Abbasiyah, tidak mengurangi kepentingan Hijaz dan kota-kota Mekah dan [[Madinah]]. <ref>Lihat: Baidhun, hlm. 11-12.</ref> Selama priode Umayyah dan Abbasiyah Hijazi, yang berfungsi sebagai pemerintah negara bagian, status agamanya terjaga di kalangan umat Islam dunia. <ref> Maliki, hlm.23.</ref>
Pada periode Umayyah, Madinah adalah pusat kota Hijaz dan hanya pada masa pemerintahan [[Abdullah bin Zubair]] (64-73), Mekah menjadi pusat kota Hijaz.  <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.65.</ref>
Pada periode Umayyah, Madinah adalah pusat kota Hijaz dan hanya pada masa pemerintahan [[Abdullah bin Zubair]] (64-73), Mekah menjadi pusat kota Hijaz.  <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.65.</ref>


Pada tahun 145, Muhammad bin Abdullah, yang juga dikenal dengan Nafs Zakiah, termasuk dari keturunan Sadat Bani Hasan, bangkit di Madinah dan mengadakan perlawanan terhadap Mansur Abbasi dan dia berhasil menguasai Madinah, Mekah dan Yaman, namun setelah dua bulan setengah mengadakan pertempuran dia dan pasukannnya dikalahkan oleh tentara Abbasiyah dan akhirnya gugur terbunuh. Kebrutalan para gubernur Abbasi dalam menangani Al Ali sangat dikenal, Mansur telah mencegah dan melarang mereka untuk mengambil saham pembagian harta kepada mereka dan Hijaz hidup dalam kemiskinan. Kemiskinan ini dan faktor-faktor lainnya, menyebabkan kemerosotan stagnasi ilmu pengetahuan dan budaya di negeri ini, tapi ilmu hadits dan Fikih, tidak begitu terpengaruh. <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.65.</ref>  
Pada tahun 145 H, [[Muhammad bin Abdullah bin Hasan]], yang juga dikenal dengan ''Nafs Zakiyah'', termasuk dari keturunan Sadat Bani Hasan, bangkit di Madinah dan mengadakan perlawanan terhadap Mansur Abbasi dan dia berhasil menguasai Madinah, Mekah dan Yaman, namun setelah dua bulan setengah mengadakan pertempuran dia dan pasukannnya dikalahkan oleh tentara Abbasiyah dan akhirnya gugur terbunuh. Kebrutalan para gubernur Abbasi dalam menangani Al Ali sangat dikenal, Mansur telah mencegah dan melarang mereka untuk mengambil saham pembagian harta kepada mereka dan Hijaz hidup dalam kemiskinan. Kemiskinan ini dan faktor-faktor lainnya, menyebabkan kemerosotan stagnasi ilmu pengetahuan dan budaya di negeri ini, tapi ilmu hadits dan Fikih, tidak begitu terpengaruh. <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.65.</ref>  


Pada tahun 301, para pengikut Alawi yang dipimpin oleh Muhammad Bin Sulaiman, dari keturunan Sulaiman bin Daud, putra Hasan Mutsanna (anak dari Imam Hasan Mujtaba), di Mekah, di musim haji dia sangat menyambut perkumpulan para jamaah haji dan dia memiliki jalan aliansi untuk menguasai gedung-gedung yang dikuasai oleh Kaum Abbasi dan Muhammad bin Sulaiman menyatakan dirinya sebagai khalifah Muslim. <ref> Lihat: Qalqasyandi, jld.4, hlm.267-268; Muhammad Jamaluddin Sarwar, hlm.19; Dahlan, hlm.15.</ref>  
Pada tahun 301, para pengikut Alawi yang dipimpin oleh Muhammad Bin Sulaiman, dari keturunan Sulaiman bin Daud, putra Hasan Mutsanna (anak dari Imam Hasan Mujtaba), di Mekah, di musim haji dia sangat menyambut perkumpulan para jamaah haji dan dia memiliki jalan aliansi untuk menguasai gedung-gedung yang dikuasai oleh Kaum Abbasi dan Muhammad bin Sulaiman menyatakan dirinya sebagai khalifah Muslim. <ref> Lihat: Qalqasyandi, jld.4, hlm.267-268; Muhammad Jamaluddin Sarwar, hlm.19; Dahlan, hlm.15.</ref>  
Baris 62: Baris 69:


===Pemerintahan Syurafa===
===Pemerintahan Syurafa===
Di tahun 358, setelah Mesir ditaklukkan oleh kelompok Fatimi, Jafar bin Muhammad bin Hasan, yang termasuk dari Sadat Hasani, di Mekah dia mengumumkan keotonomiannya dan dalam khotbah Jumatnya ia membawa-bawa nama Khalifah Fatimi dan di tahun 360 Tahir bin Muslim Husaini di Madinah ia menyatakan kemerdekaannya dan menyampaikan khotbahnya dengan nama khalifah Fatimi, al-Mu'iz Lidinillah. <ref>Lihat: Ibnu Atsir, jld.8, hlm.612; Sayidah Ismail Kasyif, hlm.96-97; Muhammad Jamaluddin Sarwar, hlm.24-28. Juga lihat: Fasi, 1405, jld.2, hlm.350-352.</ref>  Dengan demikian, jumlah kelompok Alawi di dua kota suci Mekah dan Madinah telah mencapai kewenangan kepemimpinan dan disebebkan kehormatan hubungan yang dikaitkan dengan Nabi, para penguasa mereka mendapat gelar Syarif (yang mulia). <ref> Muhammad Jamaluddin Sarwar, hlm.24-25.</ref>  Dan pemerintah mereka dikenal dengan Syurafa (Mulia) jamak dari Syarif.
Di tahun 358, setelah Mesir ditaklukkan oleh kelompok Fatimi, Jafar bin Muhammad bin Hasan, yang termasuk dari Sadat Hasani, di Mekah dia mengumumkan keotonomiannya dan dalam khotbah Jumatnya ia membawa-bawa nama Khalifah Fatimi dan di tahun 360 Tahir bin Muslim Husaini di Madinah ia menyatakan kemerdekaannya dan menyampaikan khotbahnya dengan nama khalifah Fatimi, al-Mu'iz Lidinillah. <ref>Lihat: Ibnu Atsir, jld.8, hlm.612; Sayidah Ismail Kasyif, hlm.96-97; Muhammad Jamaluddin Sarwar, hlm.24-28. Juga lihat: Fasi, 1405, jld.2, hlm.350-352.</ref>   
 
Dengan demikian, jumlah kelompok Alawi di dua kota suci Mekah dan Madinah telah mencapai kewenangan kepemimpinan dan disebabkan kehormatan hubungan yang dikaitkan dengan Nabi saw, para penguasa mereka mendapat gelar Syarif (yang mulia). <ref> Muhammad Jamaluddin Sarwar, hlm.24-25.</ref>  Dan pemerintah mereka dikenal dengan Syurafa (Mulia) jamak dari Syarif.


Pemerintah Syurafa di wilayah Hijaz berlangsung hampir seribu tahun, namun para penguasa di sebagian besar pemerintah mereka tidak independen dan masih didominasi di bawah kerajaan yang lebih besar. Namun dengan demikian, kredibilitas dan pengaruh Syurafa di Hijaz begitu kuat sehingga pemerintahan Utsmani di Hijaz tidak dapat bertindak tanpa mereka. [Perlu rujukan]
Pemerintah Syurafa di wilayah Hijaz berlangsung hampir seribu tahun, namun para penguasa di sebagian besar pemerintah mereka tidak independen dan masih didominasi di bawah kerajaan yang lebih besar. Namun dengan demikian, kredibilitas dan pengaruh Syurafa di Hijaz begitu kuat sehingga pemerintahan Utsmani di Hijaz tidak dapat bertindak tanpa mereka. [Perlu rujukan]
Pengguna anonim