Pengguna anonim
Abu Lahab: Perbedaan antara revisi
→Menggangu Nabi saw dan Menghalangi Tablig Islam
imported>E.amini |
imported>M.hazer |
||
Baris 44: | Baris 44: | ||
jld.18, hlm. 202</ref> Pada suatu waktu ketika Nabi saw sedang dalam sujud, Abu Lahab mengangkat batu hendak melemparkannya ke kepala beliau, namun tangannya tidak dapat bergerak. Setelah ia memohon kepada Nabi supaya keadaan itu dihilangkan dan beliau pun melakukannya, ia mengatakan bahwa ini termasuk sihir Nabi.<ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', | jld.18, hlm. 202</ref> Pada suatu waktu ketika Nabi saw sedang dalam sujud, Abu Lahab mengangkat batu hendak melemparkannya ke kepala beliau, namun tangannya tidak dapat bergerak. Setelah ia memohon kepada Nabi supaya keadaan itu dihilangkan dan beliau pun melakukannya, ia mengatakan bahwa ini termasuk sihir Nabi.<ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', | ||
jld. 1, hlm. 78</ref> | jld. 1, hlm. 78</ref> | ||
===Membela Nabi saw=== | |||
Sekali ketika Quraisy memprotes [[Abu Thalib]] karena membela salah seorang dai kaum muslimin, Abu Lahab membelanya dan mengancam bahwa ia akan bersama Abu Thalib. Sikap dan ucapan ini membuat Abu Thalib senang dan dengan mendendangkan syair-syairnya ia bersuaha mengajak Abu Lahab untuk membela Islam.<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld. 1, | |||
hlm. 371</ref>Para pembesar kaum musrikin berniat membunuh Nabi saw dan karena mereka takut akan penentangan Abu Lahab, mereka tidak memberi tahu kepadanya. Pada suatu hari dimana niat jahat itu hendak dilakukan, Abu Thalib mengutus [[Ali as]] kepada Abu Lahab untuk memberi tahu kepadanya aksi pembunuhan Nabi saw yang akan mereka lakukan. Abu Lahab dengan marah mendatangi para pembesar musyrikin dan melarang mereka dari perbuatan ini serta bersumpah kepada Lata dan Uzza bahwa ia akan masuk Islam. Akhirnya, para pembesar kaum musyrikin meminta maaf dan meninggalakn pekerjaan ini.<ref>Al-Kulaini, ''al-Kafi'', jld.8, hlm. 277</ref> | |||
Di dalam sumber-sumber [[Ahlusunnah]] dimuat, pasca kewafatan Abu Thalib dan [[Khadijah]], Quraisy secara mendadak mengganggu dan menyakiti Nabi saw. Ketika kabar ini sampai ke telinga Abu Lahab, ia mengumumkan bahwa dirinya tidak keluar dari agama Abdul Muththalib kan tetapi tetap membela anak saudaranya. Namun, ketika ia tahu bahwa menurut Muhammad saw Abdul Muththalib dan orang-orang yang seagama dengannya berada dalam api neraka, ia pun bersikap lebih keras lagi kepada Nabi.<ref>Ibnu Saad al-Thabaqat al-Kubra'', hlm.210; Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld.1, hlm.121</ref> | |||
Namun, dengan memperhatikan keyakinan [[Syiah]] bahwa nenek moyang Nabi tidak musyrik, maka ulama mereka tidak menerima riwayat ini.<ref>Al-Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld.19, 22</ref> | |||
===Konspirasi Pembunuhan Nabi saw=== | |||
Pasca kewafatan Abu Thalib, Abu Lahab termasuk diantara mereka yang hendak membunuh Nabi saw di malam hari.<ref>Ibnu Saad,''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.1, hlm.228</ref> Ketika mereka hendak memilih orang-orang diantara kabilah-kabilah Quraisy yang akan turut serta dalam pembunuhan Nabi saw, dari [[Bani Hasyim]] Abu Lahab yang mengusulkan diri.<ref>Thabarsi, ''I'lam al-Wara'', jld.1, hlm.145</ref> Kala mereka hendak menyerang rumah Nabi saw, Abu Lahab mencegah mereka menyerang di waktu malam dan berkata: "Jika pada kegelapan malam para wanita dan anak-anak kecil terkena bahaya, maka kemalangan/kehinaan ini tidak akan lenyap selamnya di tengah-tengah Arab", akhirnya penyerangan itu ditunda ke pagi hari.<ref>Quthbuddin al-Rawandi, ''al-Kharaij wa al-Jaraih'', jld.1, hlm. 143</ref> | |||
==Sebelum [[Hijrah]]== | ==Sebelum [[Hijrah]]== |