Lompat ke isi

Abu Lahab: Perbedaan antara revisi

227 bita ditambahkan ,  16 Januari 2017
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Esmail
imported>Esmail
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Abu Lahab''' (Bahasa Arab: {{hadis| ابولهب }})  dengan nama asli Abdul ‘Uzza bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf adalah paman Rasulullah Saw. Hubungan antara Nabi Muhammad Saw dengan Abu Lahab sebelum bi’tsat normal dan baik sebagaimana hubungan kekerabatan pada umumnya, nammun setelah Nabi Muhammad Saw mendapatkan perintah dari Allah Swt untuk mendakwahkan Islam di tengah-tengah keluarganya secara terang-terangan, Abu Lahab menjadi salah satu yang menentang keras dan melancarkan permusuhan pada dakwah Islam. Disebutkan karena kebenciannya kepada Islam dan Nabi Muhammad Saw, ia dan istrinya mendapatkan laknat dari Allah Swt sebagaimana yang digambarkan dalam surah al-Lahab.  
'''Abu Lahab''' (Bahasa Arab: {{hadis| ابولهب }})  dengan nama asli Abdul ‘Uzza bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf adalah paman [[Rasulullah Saw]]. Hubungan antara Nabi Muhammad Saw dengan Abu Lahab sebelum [[Bi'tsah|Bi’tsah]] normal dan baik sebagaimana hubungan kekerabatan pada umumnya, nammun setelah Nabi Muhammad Saw mendapatkan perintah dari [[Allah Swt]] untuk mendakwahkan [[Islam]] di tengah-tengah keluarganya secara terang-terangan, Abu Lahab menjadi salah satu yang menentang keras dan melancarkan permusuhan pada dakwah Islam. Disebutkan karena kebenciannya kepada Islam dan Nabi Muhammad Saw, ia dan istrinya mendapatkan laknat dari Allah Swt sebagaimana yang digambarkan dalam [[Surah Al-Masad|surah al-Lahab]].  
Setelah Nabi Muhammad Saw berhijrah ke Madinah, Abu Lahab karena sakit tidak mampu bergabung dengan pasukan Quraisy di perang Badar, namun ia mengirimkan seseorang untuk menggantikannya. Abu Lahab kemudian meninggal karena sakit keras 7 hari setelah terjadinya perang Badar.  
 
Setelah Nabi Muhammad Saw ber[[hijrah]] ke [[Madinah]], Abu Lahab karena sakit tidak mampu bergabung dengan pasukan [[Quraisy]] di [[perang Badar]], namun ia mengirimkan seseorang untuk menggantikannya. Abu Lahab kemudian meninggal karena sakit keras 7 hari setelah terjadinya perang Badar.  


==Biografi dan Nasab==
==Biografi dan Nasab==
Abu Lahab aslinya memiliki kuniyah Abu ‘Utbah namun oleh ayahnya [[Abdul Muththalib]] disebabkan ia memiliki wajah yang tampan dengan kulit kemerah-merahan ia dipanggil Abu Lahab oleh ayahnya. <ref>Kalabi, Jamharatu al-Nasab, hlm. 28; Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 93. </ref> Ibunya bernama Labani binti Hajir bin Abdul Manaf dari kabilah Khaza’i.<ref>Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiah, jld. 1, hlm. 115 dan 118. </ref>
Abu Lahab aslinya memiliki ''kuniyah'' Abu ‘Utbah namun oleh ayahnya [[Abdul Muththalib]] disebabkan ia memiliki wajah yang tampan dengan kulit kemerah-merahan ia dipanggil Abu Lahab oleh ayahnya. <ref>Kalabi, Jamharatu al-Nasab, hlm. 28; Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 93. </ref> Ibunya bernama Labani binti Hajir bin Abdul Manaf dari kabilah Khaza’i.<ref>Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiah, jld. 1, hlm. 115 dan 118. </ref>


==Sebelum Periode Islam==
==Sebelum Periode [[Islam]]==
Tidak ada catatan yang detail mengenai kehidupan Abu Lahab sebelum periode [[Islam]]  namun sebagaimana pada umumnya suku Quraisy, diperkirakan pekerjaannya adalah pedagang. Demikian pula yang digambarkan dalam surah al-Lahab ayat 2, {{hadis| مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ }} (Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan) menunjukkan pekerjaannya sebagai pengusaha atau pedagang. Abu Lahab pernah dituduh mencuri harta yang disimpan di Ka’bah, karena itu Quraisy hendak menerapkan hukuman potongan tangan atasnya, namun dapat dicegah oleh kerabat dari pihak ibunya. <ref>Ibnu Duraid, al-Isytiqāq, hlm. 121; Ibnu Habaib, hlm. 60-64, Ibnu Qutaibah, al-Ma’arif, hlm. 125; Thabari, Tārikh, jld. 1, hlm. 1134-1135. </ref> Saudaranya Abu Thalib murka atas kejadian tersebut. <ref>Ibnu Habaib, al-Manamaq fi Akhbār Quraisy, hlm. 62. </ref>
Tidak ada catatan yang detail mengenai kehidupan Abu Lahab sebelum periode [[Islam]]  namun sebagaimana pada umumnya suku [[Quraisy]], diperkirakan pekerjaannya adalah pedagang. Demikian pula yang digambarkan dalam [[Surah Al-Masad|surah al-Lahab]] ayat 2, {{hadis| مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ }} (Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan) menunjukkan pekerjaannya sebagai pengusaha atau pedagang. Abu Lahab pernah dituduh mencuri harta yang disimpan di [[Ka’bah]], karena itu Quraisy hendak menerapkan hukuman potongan tangan atasnya, namun dapat dicegah oleh kerabat dari pihak ibunya. <ref>Ibnu Duraid, al-Isytiqāq, hlm. 121; Ibnu Habaib, hlm. 60-64, Ibnu Qutaibah, al-Ma’arif, hlm. 125; Thabari, Tārikh, jld. 1, hlm. 1134-1135. </ref> Saudaranya Abu Thalib murka atas kejadian tersebut. <ref>Ibnu Habaib, al-Manamaq fi Akhbār Quraisy, hlm. 62. </ref>


==Hubungannya dengan Rasulullah Saw==
==Hubungannya dengan Rasulullah Saw==
Hubungan antara Nabi Muhammad Saw dengan Abu Lahab sebelum periode Islam sebagaimana pada umum hubungan kekerabatan. Pada mulanya hubungan tersebut berjalan normal dan baik seperti misalnya Nabi Muhammad Saw menikahkan dua puterinya yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum dnegan putera Abu Lahab ‘Utbah dan ‘Utaibah.<ref>Lih: Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 108; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 122-123. </ref> Demikian pula budak Abu Lahab Tsawabiah beberapa waktu telah menyusui Nabi Muhammad Saw dimasa bayi sebelum kemudian disusui oleh Halimah Sa’diah.<ref>Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 108; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 96; Ya’qubi, Tārikh, jld. 1, hlm. 9. </ref>  
Hubungan antara [[Nabi Muhammad Saw]] dengan Abu Lahab sebelum periode Islam sebagaimana pada umum hubungan kekerabatan. Pada mulanya hubungan tersebut berjalan normal dan baik seperti misalnya Nabi Muhammad Saw menikahkan dua puterinya yaitu Ruqayyah dan [[Ummu Kultsum]] dengan putera Abu Lahab ‘Utbah dan ‘Utaibah.<ref>Lih: Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 108; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 122-123. </ref> Demikian pula budak Abu Lahab Tsawabiah beberapa waktu telah menyusui Nabi Muhammad Saw dimasa bayi sebelum kemudian disusui oleh Halimah Sa’diah.<ref>Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 108; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 96; Ya’qubi, Tārikh, jld. 1, hlm. 9. </ref>  


Setelah [[Bi'tsah|Bi’tsat]] dengan diangkatnya Nabi Muhammad Saw sebagai nabi untuk mendakwahkan [[Islam]], Abu Lahab kemudian menjadi diantara musuh Islam yang paling keras. Penyebab utama  permusuhan Abu Lahab kepada Nabi Muhammad Saw tidak dapat diungkap dengan jelas, namun diduga ada kaitannya dengan kompetisi memperebutkan posisi pemimpin kabilah Bani Hasyim setelah Abdul Muththalib, dimana Abu Thalib saat itu membela dan mendukung Nabi Muhammad Saw. Diriwayatkan pula, antara Abu Lahab dengan Abu Thalib memiliki hubungan yang tidak cukup baik.<ref>Lih: Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 130. </ref> Kefanatikan Abu Lahab dengan tradisi menyembah berhala yang bertentangan dengan dakwah tauhid Rasulullah Saw, juga diantara penyebab permusuhan dan kebencian tersebut.<ref>Waqidi, al-Maghāzi, jld. 1, hlm. 874. </ref>
Setelah [[Bi'tsah|Bi’tsat]] dengan diangkatnya [[Nabi Muhammad Saw]] sebagai nabi untuk mendakwahkan [[Islam]], Abu Lahab kemudian menjadi diantara musuh [[Islam]] yang paling keras. Penyebab utama  permusuhan Abu Lahab kepada Nabi Muhammad Saw tidak dapat diungkap dengan jelas, namun diduga ada kaitannya dengan kompetisi memperebutkan posisi pemimpin kabilah Bani Hasyim setelah [[Abdul Muththalib]], dimana [[Abu Thalib]] saat itu membela dan mendukung Nabi Muhammad Saw. Diriwayatkan pula, antara Abu Lahab dengan Abu Thalib memiliki hubungan yang tidak cukup baik.<ref>Lih: Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 130. </ref> Kefanatikan Abu Lahab dengan tradisi menyembah berhala yang bertentangan dengan dakwah [[tauhid]] Rasulullah Saw, juga diantara penyebab permusuhan dan kebencian tersebut.<ref>Waqidi, al-Maghāzi, jld. 1, hlm. 874. </ref>


==Permusuhan dengan Islam==
==Permusuhan dengan Islam==
===Sebelum Hijrah==
===Sebelum [[Hijrah]]==
Abu Lahab adalah tetangga Nabi Muhammad Saw. Dengan istrinya yang bernama Ummu Jamil, ia sering mengusik dan menganggu Nabi Muhammad Saw diantaranya menaruh duri dan belukar dijalan yang biasa dilalui Nbai Muhammad Saw.<ref>Ibnu Ishaq, al-Sair wa al-Maghāzi, hlm. 144; Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 200; Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiah, jld. 1, hlm. 380; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 131. </ref>Sebagian riwayat menyebutkan, hal tersebut dilakukan Abu Lahab lantaran rasa dengkinya pada Nabi Muhammad Saw dan Abu Thalib. <ref>Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiah, jld. 1, hlm. 10. </ref> Sewaktu Nabi Muhammad Saw melakukan dakwah Islam secara terang-terangan yang dimulainya dari keluarganya, Abu Lahab menampilkan dirinya sebagai pihak yang menentang dakwah tersebut. Ia berdalih, hal itu dilakukan untuk menjaga kepercayaan dan tradisi keluarga yang diwarisi dari nenek moyang. Kerana sikap permusuhannya tersebut, namanya disebut dalam Al-Qur’an pada surah al-Lahab sebagai orang yang dilaknat Allah Swt demikian pula istrinya yang membantu dan mendukungnya. <ref>Ahmad bin Hanbal, Musnad, jld. 1, hlm. 307; Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 74; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 119-120; lih; Qurtubi, al-Jami’ li Ahkām al-Qur’an, jld. 20, hlm. 234-235. </ref>
Abu Lahab adalah tetangga Nabi Muhammad Saw. Dengan istrinya yang bernama Ummu Jamil, ia sering mengusik dan menganggu Nabi Muhammad Saw diantaranya menaruh duri dan belukar dijalan yang biasa dilalui Nabi Muhammad Saw.<ref>Ibnu Ishaq, al-Sair wa al-Maghāzi, hlm. 144; Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 200; Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiah, jld. 1, hlm. 380; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 131. </ref>Sebagian riwayat menyebutkan, hal tersebut dilakukan Abu Lahab lantaran rasa dengkinya pada Nabi Muhammad Saw dan [[Abu Thalib]]. <ref>Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiah, jld. 1, hlm. 10. </ref> Sewaktu Nabi Muhammad Saw melakukan dakwah Islam secara terang-terangan yang dimulainya dari keluarganya, Abu Lahab menampilkan dirinya sebagai pihak yang menentang dakwah tersebut. Ia berdalih, hal itu dilakukan untuk menjaga kepercayaan dan tradisi keluarga yang diwarisi dari nenek moyang. Kerana sikap permusuhannya tersebut, namanya disebut dalam Al-Qur’an pada surah al-Lahab sebagai orang yang dilaknat [[Allah Swt]] demikian pula istrinya yang membantu dan mendukungnya. <ref>Ahmad bin Hanbal, Musnad, jld. 1, hlm. 307; Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 74; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 119-120; lih; Qurtubi, al-Jami’ li Ahkām al-Qur’an, jld. 20, hlm. 234-235. </ref>


Abu Lahab mematuhi saran istrinya yang memaksa agar puteranya menceraikan puteri Nabi Muhammad Saw.<ref>Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 36-37; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 122-123 dan 401. </ref>
Abu Lahab mematuhi saran istrinya yang memaksa agar puteranya menceraikan puteri [[Nabi Muhammad Saw]].<ref>Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 36-37; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 122-123 dan 401. </ref>


Sewaktu kaum kafir Quraisy mengembargo Nabi Muhammad Saw beserta kaum muslimin dan Bani Hasyim, sehingga tidak punya pilihan lain selain menetap  Syuaib Abu Thalib, Abu Lahab yang meskipun termasuk Bani Hasyim namun memberikan dukungannya pada Quraisy.<ref>Ibnu Ishaq, al-Sirah wa al-Maghāzi, hlm. 156; Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 209. </ref> Disebutkan, Abu Lahab pula yang mengusulkan agar masing-masing kabilah mengutus delegasinya untuk membunuh Nabi Muhammad Saw di malam hari disaat tertidur di pembaringannya. <ref>Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 228. </ref>  
Sewaktu kaum kafir [[Quraisy]] mengembargo Nabi Muhammad Saw beserta kaum muslimin dan Bani Hasyim, sehingga tidak punya pilihan lain selain menetap  Syuaib Abu Thalib, Abu Lahab yang meskipun termasuk Bani Hasyim namun memberikan dukungannya pada Quraisy.<ref>Ibnu Ishaq, al-Sirah wa al-Maghāzi, hlm. 156; Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 209. </ref> Disebutkan, Abu Lahab pula yang mengusulkan agar masing-masing kabilah mengutus delegasinya untuk membunuh Nabi Muhammad Saw di malam hari disaat tertidur di pembaringannya. <ref>Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 228. </ref>  


Setelah wafatnya Abu  Thalib dan Khadijah, Abu Lahablah yang kemudian menjadi pemimpin Bani Hasyim. Keputusan pertama yang dikeluarkannya secara lahiriah menampakkan pembelaannya kepada Nabi Muhammad Saw dari permusuhan suku Qurays, namun kemudian ia beralih dan kembali memusuhi Nabi Muhammad Saw <ref>Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 211; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 121. </ref> dan melanjutkan ketidak percayaannya pada dakwah Rasulullah Saw yang disebutkan kedustaan. <ref>Ibnu Ishaq, al-Sair wa al-Maghāzi, hlm. 232; Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 261; Ya’qubi, Tārikh, jld. 2, hlm. 24. </ref>
Setelah wafatnya [[Abu  Thalib]] dan [[Khadijah al-Kubra Sa|Khadijah]], Abu Lahablah yang kemudian menjadi pemimpin Bani Hasyim. Keputusan pertama yang dikeluarkannya secara lahiriah menampakkan pembelaannya kepada Nabi Muhammad Saw dari permusuhan suku Qurays, namun kemudian ia beralih dan kembali memusuhi Nabi Muhammad Saw <ref>Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 211; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 121. </ref> dan melanjutkan ketidak percayaannya pada dakwah Rasulullah Saw yang disebutkan kedustaan. <ref>Ibnu Ishaq, al-Sair wa al-Maghāzi, hlm. 232; Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 1, hlm. 261; Ya’qubi, Tārikh, jld. 2, hlm. 24. </ref>


===Setelah Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah===
===Setelah Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah===
Setelah Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah, Abu Lahab jatuh sakit. Karena didera rasa sakit itulah, ia tidak dapat ikut serta dalam perang Badar.<ref>Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 292; Qas abu al-Faraj, al-Aghāni, jld. 4, hlm. 173-174 yang mengajukan dalil lain. </ref> Namun ia diriwayatkan mengirim orang yang menggantikan posisinya, yaitu ‘Ash bin Hisyam bin Mughirah dengan balasan hutang-hutan ‘Ash dilunasi oleh Abu Lahab. <ref>Waqidi, al-Maghāzi, jld. 1, hlm. 33. </ref> Diriwayatkan Abu Lahab sangat kecewa ketika mendengarkan berita kekalahan kaum kafir Quraisy pada perang Badar. <ref>Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiah, jld. 2, hlm. 302; Abu al-Faraj, jld. 4, hlm. 205-206. </ref>
Setelah Nabi Muhammad Saw [[hijrah]] ke [[Madinah]], Abu Lahab jatuh sakit. Karena didera rasa sakit itulah, ia tidak dapat ikut serta dalam perang Badar.<ref>Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 292; Qas abu al-Faraj, al-Aghāni, jld. 4, hlm. 173-174 yang mengajukan dalil lain. </ref> Namun ia diriwayatkan mengirim orang yang menggantikan posisinya, yaitu ‘Ash bin Hisyam bin Mughirah dengan balasan hutang-hutang ‘Ash dilunasi oleh Abu Lahab. <ref>Waqidi, al-Maghāzi, jld. 1, hlm. 33. </ref> Diriwayatkan Abu Lahab sangat kecewa ketika mendengarkan berita kekalahan kaum kafir [[Quraisy]] pada [[perang Badar]]. <ref>Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiah, jld. 2, hlm. 302; Abu al-Faraj, jld. 4, hlm. 205-206. </ref>


==Wafat==
==Wafat==
Hanya berselang 7 hari setelah peristiwa perang Badar usai, Abu Lahab meninggal dunia. <ref>Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiah, jld. 2, hlm. 302; Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 4, hlm. 74; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 131; Qas Mas’udi, al-Tanbih wa al-Asyrāf, 206. </ref>Dikarenakan khawatir penyakit Abu Lahab menular, oleh kaum Quraisy jasad Abu Lahab dibawa keluar kota Mekah dan dikuburkan diantara tumpukan batu. <ref>Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 478; Abu al-Faraj, al-Aghāni, jld. 4, hlm. 206. </ref>Ibnu Batutah <ref>Ibnu Batutah, Rihlah Beirut, hlm. 143. </ref>menyebutkan pernah melihat kuburan yang dinisbatkan sebagai kuburan Abu Jahal.  
Hanya berselang 7 hari setelah peristiwa perang Badar usai, Abu Lahab meninggal dunia. <ref>Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiah, jld. 2, hlm. 302; Ibnu Sa’ad, al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 4, hlm. 74; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 131; Qas Mas’udi, al-Tanbih wa al-Asyrāf, 206. </ref>Dikarenakan khawatir penyakit Abu Lahab menular, oleh kaum Quraisy jasad Abu Lahab dibawa keluar kota [[Mekah]] dan dikuburkan diantara tumpukan batu. <ref>Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 478; Abu al-Faraj, al-Aghāni, jld. 4, hlm. 206. </ref>Ibnu Batutah <ref>Ibnu Batutah, Rihlah Beirut, hlm. 143. </ref>menyebutkan pernah melihat kuburan yang dinisbatkan sebagai kuburan Abu Jahal.  
Nama Abu Lahab disebutkan dalam Al-Qur’an dengan mendapatkan laknat dari Allah Swt karena permusuhannya kepada Rasulullah Saw.<ref>Lih: Kasyi, Ma’rifah al-Rijāl, hlm. 290; Ibnu Abi al-Hadid, Syarh Nahj al-Balāghah, jld. 2, hlm. 172. </ref>
Nama Abu Lahab disebutkan dalam Al-Qur’an dengan mendapatkan laknat dari [[Allah Swt]] karena permusuhannya kepada [[Rasulullah Saw]].<ref>Lih: Kasyi, Ma’rifah al-Rijāl, hlm. 290; Ibnu Abi al-Hadid, Syarh Nahj al-Balāghah, jld. 2, hlm. 172. </ref>


==Keturunan Abu Lahab==
==Keturunan Abu Lahab==
Putera-putera Abu Lahab masuk Islam setelah pembebasan kota Mekah<ref>Tabari, Tārikh, jld. 1, hlm. 2343. </ref>dan turut berperang dalam perang Thaif dan Hunain.<ref>Ibnu Qudamah, al-Tabyiin fi Ansāb al-Qarasyiin, hlm. 143. </ref> Keturunan Abu Lahab terus berlanjut melalui putera-puterannya.<ref>Ibnu Hazm, Jamharatu Ansāb al-‘Arab, hlm. 72; Sama’āni, al-Ansāb, jld. 11, hlm. 236. </ref>
Putera-putera Abu Lahab masuk [[Islam]] setelah pembebasan kota [[Mekah]]<ref>Tabari, Tārikh, jld. 1, hlm. 2343. </ref>dan turut berperang dalam perang Thaif dan [[Perang Hunain|Hunain]].<ref>Ibnu Qudamah, al-Tabyiin fi Ansāb al-Qarasyiin, hlm. 143. </ref> Keturunan Abu Lahab terus berlanjut melalui putera-puterannya.<ref>Ibnu Hazm, Jamharatu Ansāb al-‘Arab, hlm. 72; Sama’āni, al-Ansāb, jld. 11, hlm. 236. </ref>


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
Pengguna anonim