Pengguna anonim
Tragedi Karbala: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>M.hazer |
imported>E.amini Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 75: | Baris 75: | ||
Dalam setiap persinggahan, Imam Husain as berupaya menarik perhatian orang-orang atau memberikan pencerahan, misalnya di Dzatu 'Irq seseorang bernama Bisyr bin Ghalib al-Asadi sampai kepada beliau dan mengabarkan kepada beliau kondisi tidak kondusif Kufah. Beliau membenarkan omongan dia. Orang itu bertanya mengenai ayat {{ia|«یوْمَ نَدْعُو کُلَّ أُنَاس بِإِمَامِهِم»}}<ref>QS. Al-Isra: 71</ref> kepada Imam, beliau menjawab: | Dalam setiap persinggahan, Imam Husain as berupaya menarik perhatian orang-orang atau memberikan pencerahan, misalnya di Dzatu 'Irq seseorang bernama Bisyr bin Ghalib al-Asadi sampai kepada beliau dan mengabarkan kepada beliau kondisi tidak kondusif Kufah. Beliau membenarkan omongan dia. Orang itu bertanya mengenai ayat {{ia|«یوْمَ نَدْعُو کُلَّ أُنَاس بِإِمَامِهِم»}}<ref>QS. Al-Isra: 71</ref> kepada Imam, beliau menjawab: | ||
:Imam-imam terbagi dua kelompok: satu kelompok mengajak kepada petunjuk dan kelompok lain mengajak kepada kesesatan. Orang yang mengikuti imam yang mengajak kepada hidayah akan masuk surga dan orang yang mengikuti imam yang mengajak kepada kesesatan akan masuk neraka.<ref>Ibnu A'tsam, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 120</ref> | :Imam-imam terbagi dua kelompok: satu kelompok mengajak kepada petunjuk dan kelompok lain mengajak kepada kesesatan. Orang yang mengikuti imam yang mengajak kepada hidayah akan masuk [[surga]] dan orang yang mengikuti imam yang mengajak kepada kesesatan akan masuk neraka.<ref>Ibnu A'tsam, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 120</ref> | ||
Bisyr bin Ghalib tidak bersama Imam Husain as, tetapi dikemudian hari ia terlihat menangis di pusara Imam Husain as menampakkan penyesalan karena tidak menolong beliau.<ref>Ibnu 'Adim, ''Tarjumat al-Imam al-Husain'' hlm. 88</ref> | Bisyr bin Ghalib tidak bersama Imam Husain as, tetapi dikemudian hari ia terlihat menangis di pusara Imam Husain as menampakkan penyesalan karena tidak menolong beliau.<ref>Ibnu 'Adim, ''Tarjumat al-Imam al-Husain'' hlm. 88</ref> | ||
Baris 125: | Baris 125: | ||
Kemudian Imam Husain as berkata kepada sahabatnya, "Sesungguhnya besok Aku akan terbunuh dan semua dari kalian yang bersamaku juga akan terbunuh." | Kemudian Imam Husain as berkata kepada sahabatnya, "Sesungguhnya besok Aku akan terbunuh dan semua dari kalian yang bersamaku juga akan terbunuh." | ||
Para sahabat berkata, "Puji Tuhan bahwa kami dikaruniai untuk menolongmu dan dengan cara syahadah kami diberi kemuliaan bersamamu. Wahai putra Rasulullah saw! Apakah Anda tidak rela jika kami juga bersama denganmu berada dalam satu derajat di surga?" | Para sahabat berkata, "Puji Tuhan bahwa kami dikaruniai untuk menolongmu dan dengan cara syahadah kami diberi kemuliaan bersamamu. Wahai putra Rasulullah saw! Apakah Anda tidak rela jika kami juga bersama denganmu berada dalam satu derajat di [[surga]]?" | ||
[[Imam Sajjad as]] meriwayatkan bahwa setelah orasi dan mendengarkan jawaban penuh semangat dan gairah mereka, Imam Husain as pun mendoakan mereka. <ref>Qutbuddin Rawandi, ''al-Kharāij wa al-Jarāih'', jld. 2, hlm. 848; Abdullah al-Bahrani, ''al-'Awālim al-Husain as'', hlm. 350. </ref> | [[Imam Sajjad as]] meriwayatkan bahwa setelah orasi dan mendengarkan jawaban penuh semangat dan gairah mereka, Imam Husain as pun mendoakan mereka. <ref>Qutbuddin Rawandi, ''al-Kharāij wa al-Jarāih'', jld. 2, hlm. 848; Abdullah al-Bahrani, ''al-'Awālim al-Husain as'', hlm. 350. </ref> | ||
Pada malam itu, Burair bin Khudhair meminta izin Imam Husain as untuk pergi dan menasehati Umar bin Sa'ad. Imam menyetujuinya. Ia pun pergi ke hadapan [[Umar bin Sa'ad]]. Ketika Burair kembali ke hadapan Imam Husain as, ia berkata, "Wahai putra Rasulullah saw! Umar bin Sa'ad rela membunuhmu demi jabatan gubernur di kota Rei." <ref>Ibn A'tasm al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 96; al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 248. </ref> | Pada malam itu, Burair bin Khudhair meminta izin Imam Husain as untuk pergi dan menasehati Umar bin Sa'ad. Imam menyetujuinya. Ia pun pergi ke hadapan [[Umar bin Sa'ad]]. Ketika Burair kembali ke hadapan Imam Husain as, ia berkata, "Wahai putra Rasulullah saw! Umar bin Sa'ad rela membunuhmu demi jabatan gubernur di kota Rei." <ref>Ibn A'tasm al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 96; al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 248. </ref> | ||
Baris 178: | Baris 178: | ||
Sebelum perang dimulai, Imam Husain as bersama dengan beberapa pengikut setianya menaiki kuda menuju pasukan musuh untuk menyempurnakan hujjah kepada pasukan Kufah. Pada saat itu Burair bin Khudhair berada di depan Imam. Imam berkata kepadanya, "Wahai Burair berbicaralah dengan mereka dan berilah nasehat kepada mereka."<ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal a-Husain as'', jld. 1, hlm. 252; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf,'' jld. 3, hlm. 396-398. </ref> Kemudian Burair pun pergi ke arah pasukan Umar bin Sa'ad dan memberi nasehat.<ref>Ibn A'tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 100; Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 252, Abdul Razaq al-Musawi al-Muqaram, ''Maqtal al-Husain as,'' hlm. 232-233. </ref> | Sebelum perang dimulai, Imam Husain as bersama dengan beberapa pengikut setianya menaiki kuda menuju pasukan musuh untuk menyempurnakan hujjah kepada pasukan Kufah. Pada saat itu Burair bin Khudhair berada di depan Imam. Imam berkata kepadanya, "Wahai Burair berbicaralah dengan mereka dan berilah nasehat kepada mereka."<ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal a-Husain as'', jld. 1, hlm. 252; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf,'' jld. 3, hlm. 396-398. </ref> Kemudian Burair pun pergi ke arah pasukan Umar bin Sa'ad dan memberi nasehat.<ref>Ibn A'tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 100; Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 252, Abdul Razaq al-Musawi al-Muqaram, ''Maqtal al-Husain as,'' hlm. 232-233. </ref> | ||
Imam Husain as memberi nasehat kepada pasukan musuh ketika sebagian besar mereka telah hadir sehinga mereka semua mendengar suara Imam. Imam Husain as pun memulai memberikan nasehatnya dan mengajak ke jalan yang benar. Setelah mengucapkan puji-pujian kepada-Nya, Imam pun mengenalkan diri bahwa Imam Husain as adalah putra dari putri [[Nabi Muhammad saw]], washi dan sepupu nabi, [[Hamzah]], penghulu para syuhada adalah paman ayahku dan [[Ja'far Thayyar]] adalah pamannya. Kemudian Imam Husain as mengisyaratkan tentang hadis Nabi Muhammad saw: "Hasan dan Husain penghulu pemuda penghuni surga". Lalu sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw yang masih hidup: [[Jabir bin Abdullah Anshari]], [[Abu Said al-Khudri]], Sahk bin Sa'ad Sa'idi, [[Zaid bin Arqam]]. Anas bin Malik pun membenarkan perkataan itu. | Imam Husain as memberi nasehat kepada pasukan musuh ketika sebagian besar mereka telah hadir sehinga mereka semua mendengar suara Imam. Imam Husain as pun memulai memberikan nasehatnya dan mengajak ke jalan yang benar. Setelah mengucapkan puji-pujian kepada-Nya, Imam pun mengenalkan diri bahwa Imam Husain as adalah putra dari putri [[Nabi Muhammad saw]], washi dan sepupu nabi, [[Hamzah]], penghulu para syuhada adalah paman ayahku dan [[Ja'far Thayyar]] adalah pamannya. Kemudian Imam Husain as mengisyaratkan tentang hadis Nabi Muhammad saw: "Hasan dan Husain penghulu pemuda penghuni [[surga]]". Lalu sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw yang masih hidup: [[Jabir bin Abdullah Anshari]], [[Abu Said al-Khudri]], Sahk bin Sa'ad Sa'idi, [[Zaid bin Arqam]]. Anas bin Malik pun membenarkan perkataan itu. | ||
Kemudian Imam Husain as berbicara kepada para komandan pasukan Kufah: Syabats bin Rab'i, Hijr bin Abjar, Qais bin Asy'ats, Yazid bin Harits tentang surat yang ditulis oleh mereka Imam mengingatkan surat-surat yang mereka tulis dengan kata-kata yang mereka tulis dan mengisyaratkan tentang penyerahan mereka. Namun mereka mengingkarinya. Imam berucap, "Aku bersumpah tidak akan menyerah kepada kalian secara hina." <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari),'' jld. 5, hlm. 426; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf,'' jld. 3, hlm.395-396; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 96-98. </ref> | Kemudian Imam Husain as berbicara kepada para komandan pasukan Kufah: Syabats bin Rab'i, Hijr bin Abjar, Qais bin Asy'ats, Yazid bin Harits tentang surat yang ditulis oleh mereka Imam mengingatkan surat-surat yang mereka tulis dengan kata-kata yang mereka tulis dan mengisyaratkan tentang penyerahan mereka. Namun mereka mengingkarinya. Imam berucap, "Aku bersumpah tidak akan menyerah kepada kalian secara hina." <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari),'' jld. 5, hlm. 426; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf,'' jld. 3, hlm.395-396; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 96-98. </ref> |