Lompat ke isi

Tragedi Karbala: Perbedaan antara revisi

21 bita ditambahkan ,  16 Agustus 2020
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Rezvani
kTidak ada ringkasan suntingan
imported>M.hazer
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18: Baris 18:
Peristiwa ini bermula dari matinya [[Muawiyah]] ([[15 Rajab]] [[60 H]]/679) dan awal mula pemerintahan anaknya, Yazid dan berakhir dengan dipulangkannya [[para Tawanan Karbala|para tawanan Karbala]] ke [[Madinah]]. Hakim Madinah bersikeras mengambil [[baiat]] dari Imam Husain as untuk Yazid. Husain bin Ali untuk lari dari baiat ini pergi dari Madinah ke [[Mekah]] di malam hari. Dalam Perjalanan ini, keluarga Imam as, sejumlah orang dari [[bani Hasyim]] dan sebagian orang-orang Syiah bersama Imam Husain as.
Peristiwa ini bermula dari matinya [[Muawiyah]] ([[15 Rajab]] [[60 H]]/679) dan awal mula pemerintahan anaknya, Yazid dan berakhir dengan dipulangkannya [[para Tawanan Karbala|para tawanan Karbala]] ke [[Madinah]]. Hakim Madinah bersikeras mengambil [[baiat]] dari Imam Husain as untuk Yazid. Husain bin Ali untuk lari dari baiat ini pergi dari Madinah ke [[Mekah]] di malam hari. Dalam Perjalanan ini, keluarga Imam as, sejumlah orang dari [[bani Hasyim]] dan sebagian orang-orang Syiah bersama Imam Husain as.


Imam Husain as sekitar 4 bulan menetap di Mekah. Dalam jangka waktu ini surat-surat undangan warga Kufah sampai ke tangan beliau. Dengan memperhatikan kemungkinan dirinya akan dibunuh oleh antek-antek Yazid dan adanya undangan orang-orang Kufah, Imam as pada hari ke-[[8 Dzulhijjah]] meninggalkan Mekah menuju Kufah. Sebelum sampai di Kufah, beliau mengetahui pengkhianatan orang-orang Kufah dan kesyahidan [[Muslim bin Aqil]] yang diutus beliau untuk menyelidiki situasi dan kondisi di sana. Setelah [[Hur bin Yazid]] menutup jalan untuk Imam as, beliau pergi menuju Karbala dan di sana beliau berhadapan dengan pasukan [[Umar bin Sa'ad]]. Umar bin Sa'ad diangkat sebagai komandan perang oleh [[Ubaidillah bin Ziyad]].
Imam Husain as menetap di Mekah sekitar 4 bulan. Dalam jangka waktu ini surat-surat undangan warga Kufah sampai ke tangan beliau. Dengan memperhatikan kemungkinan dirinya akan dibunuh oleh antek-antek Yazid dan adanya undangan orang-orang Kufah, Imam as pada hari ke-[[8 Dzulhijjah]] meninggalkan Mekah menuju Kufah. Sebelum sampai di Kufah, beliau mengetahui pengkhianatan orang-orang Kufah dan kesyahidan [[Muslim bin Aqil]] yang diutus beliau untuk menyelidiki situasi dan kondisi di sana. Setelah [[Hur bin Yazid]] menutup jalan untuk Imam as, beliau pergi menuju Karbala dan di sana beliau berhadapan dengan pasukan [[Umar bin Sa'ad]]. Umar bin Sa'ad diangkat sebagai komandan perang oleh [[Ubaidillah bin Ziyad]].


Dua pasukan itu berperang sengit pada [[10 Muharram]] atau hari Asyura. Dalam perang ini, Imam Husain, saudaranya [[Abbas bin Ali as]], anaknya yang berumur 6 bulan [[Ali Ashgar]], 17 orang dari bani Hasyim dan lebih dari 50 orang dari sahabat-sahabatnya meneguk cawan syahadah. Sebagian penulis kronologi kesyahidan memandang [[Syimr bin Dzil Jausyan]] sebagai pembunuh Imam Husain as. Para bala tentara Umar bin Sa'ad menginjak-injak jasad para syuhada dengan kaki-kaki kuda mereka. Sore hari Asyura, pasukan Yazid menyerang kemah-kemah orang-orang yang ditinggalkan pasukan Imam Husain as dan membakarnya. Orang-orang Syiah menamakan malam ini dengan "malam keterasingan". [[Imam Sajjad as]] karena sedang sakit tidak ikut berperang dan hidup, dan bersama [[Sayidah Zainab sa]], seluruh kaum wanita dan anak-anak kecil menjadi tawanan pasukan Kufah. Para pasukan Umar bin Saad menancapkan kepala-kepala para syuhada di ujung tombak, dan bersama para tawanan dibawa kepada Ubaidillah bin Ziyad di Kufah dan dari sana dibawa ke hadapan Yazid di Syam.
Dua pasukan itu berperang sengit pada [[10 Muharram]] atau hari Asyura. Dalam perang ini, Imam Husain, saudaranya [[Abbas bin Ali as]], anaknya yang berumur 6 bulan [[Ali Ashgar]], 17 orang dari bani Hasyim dan lebih dari 50 orang dari sahabat-sahabatnya meneguk cawan syahadah. Sebagian penulis kronologi kesyahidan memandang [[Syimr bin Dzil Jausyan]] sebagai pembunuh Imam Husain as. Para bala tentara Umar bin Sa'ad menginjak-injak jasad para syuhada dengan kaki-kaki kuda mereka. Sore hari Asyura, pasukan Yazid menyerang kemah-kemah orang-orang yang ditinggalkan pasukan Imam Husain as dan membakarnya. Orang-orang Syiah menamakan malam ini dengan "malam keterasingan" ([[malam Ghariban]]). [[Imam Sajjad as]] karena sedang sakit tidak ikut berperang dan hidup, dan bersama [[Sayidah Zainab sa]], seluruh kaum wanita dan anak-anak kecil menjadi tawanan pasukan Kufah. Para pasukan Umar bin Saad menancapkan kepala-kepala para syuhada di ujung tombak, dan bersama para tawanan dibawa kepada Ubaidillah bin Ziyad di Kufah dan dari sana dibawa ke hadapan Yazid di Syam.


Peristiwa Asyura menjadi inspirasi bagi perlawanan-perlawanan selanjutnya di kalangan penganut Syiah seperti [[perlawanan Tawwabin]] dan [[perlawanan Mukhtar]].  
Peristiwa Asyura menjadi inspirasi bagi perlawanan-perlawanan selanjutnya di kalangan penganut Syiah seperti [[perlawanan Tawwabin]] dan [[perlawanan Mukhtar]].  
Pengguna anonim