Lompat ke isi

Tragedi Karbala: Perbedaan antara revisi

372 bita dihapus ,  14 Januari 2019
tidak ada ringkasan suntingan
imported>M.hazer
imported>M.hazer
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 26: Baris 26:
==Arti Asyura==
==Arti Asyura==
Asyura menurut pakar bahasa adalah [[10 Muharram]]. <ref>Dekhuda, Ali Akbar, ''Lughat Nāmeh Dekhudā'', jld. 10, hlm. 15663. </ref>
Asyura menurut pakar bahasa adalah [[10 Muharram]]. <ref>Dekhuda, Ali Akbar, ''Lughat Nāmeh Dekhudā'', jld. 10, hlm. 15663. </ref>
Sebagian pakar bahasa menilai bahwa kata āsyurā adalah kata yang dijadikan bahasa Arab ("muarrab") dari kata āsyur, dan āsyurā merupakan kata yang berasal dari bahasa Ibrani. Kata āsyurā dalam bahasa Ibrani digunakan untuk memberi nama hari ke-10 bulan Tisyri (salah satu Bulan Yahudi). <ref>''Dāirah al-Ma’ārif Tasyayu''', jld. 11, hlm. 15. </ref>
Sebagian pakar bahasa menilai bahwa kata āsyurā adalah kata yang dijadikan bahasa Arab ("muarrab") dari kata āsyur, dan āsyurā merupakan kata yang berasal dari bahasa Ibrani. Kata āsyurā dalam bahasa Ibrani digunakan untuk memberi nama hari ke-10 bulan Tisyri (salah satu Bulan Yahudi). <ref>''Dāirah al-Ma'ārif Tasyayu''', jld. 11, hlm. 15. </ref>
Dalam khazanah budaya [[Islam]], Asyura adalah hari ke-10 Muharram dan hari ketika [[Imam Husain as]] gugur sebagai syahid. <ref>Dekhuda, Ali Akbar, ''Lughat Nāmeh Dekhudā'', jld. 10, hlm. 15663. </ref>
Dalam khazanah budaya [[Islam]], Asyura adalah hari ke-10 Muharram dan hari ketika [[Imam Husain as]] gugur sebagai syahid. <ref>Dekhuda, Ali Akbar, ''Lughat Nāmeh Dekhudā'', jld. 10, hlm. 15663. </ref>


==Asyura Menurut Syiah==
==Asyura Menurut Syiah==
{{Quote box
{{Quote box
  |quote  = <strong><center> “Sesungguhnya kesyahidan Imam Husain senantiasa membara di dalam hati orang-orang beriman dan yang tidak akan pernah padam selamanya. Rasulullah saw </center></strong>
  |quote  = <strong><center> "Sesungguhnya kesyahidan Imam Husain senantiasa membara di dalam hati orang-orang beriman dan yang tidak akan pernah padam selamanya." Rasulullah saw </center></strong>
  |tstyle = text-align: left;
  |tstyle = text-align: left;
  |source = <center>''Mustadrak al-Wasail'', jld.10, hlm. 318</center>
  |source = <center>''Mustadrak al-Wasail'', jld.10, hlm. 318</center>
Baris 40: Baris 40:
Karena itu, bagi kaum [[muslimin]], khususnya kaum [[Syiah]], Asyura meliputi pelbagai peristiwa yang terjadi sebelum dan setelah peristiwa Asyura itu sendiri, yaitu meliputi malam Asyura hingga malam selepas para syuhada Karbala berguguran, kejadian-kejadian terkait dengan persiapan pasukan Imam Husain as untuk berperang hingga gugurnya mereka sebagai syahid, penawanan orang-orang yang selamat, pembakaran dan penjarahan kemah-kemah mereka.
Karena itu, bagi kaum [[muslimin]], khususnya kaum [[Syiah]], Asyura meliputi pelbagai peristiwa yang terjadi sebelum dan setelah peristiwa Asyura itu sendiri, yaitu meliputi malam Asyura hingga malam selepas para syuhada Karbala berguguran, kejadian-kejadian terkait dengan persiapan pasukan Imam Husain as untuk berperang hingga gugurnya mereka sebagai syahid, penawanan orang-orang yang selamat, pembakaran dan penjarahan kemah-kemah mereka.


==Peristiwa Sore Hari Tāsu’a==
==Peristiwa Sore Hari Tāsu'a==
Tak lama setelah salat Asar pada [[9 Muharram|9 Asyura]] (hari Tasu’a) laskar [[Kufah]] di bawah komando [[Umar bin Sa'ad]] sembari meneriakkan yel-yel, “Hai pasukan-pasukan Allah! Bersiaplah berperang dengan pasukan Husain as.Namun atas permintaan [[Imam Husain as]], Umar bin Sa'ad memberi kesempatan kepada Imam Husain as dan penolong setianya untuk dapat menghabiskan waktu mereka sampai malam dengan [[salat]], [[doa]] dan [[munajat]]. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada pasukan musuh agar berpikir kembali tentang langkah-langkah yang telah ditempuhnya. Akhirnya pasukan Kufah itu menunda perang hingga hari Asyura dan mereka pun kembali ke kemahnya. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 391-392; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'' (''Tarikh al-Thābari''), jld. 5, hlm. 416-418; Ahmad Dainawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwal'', hlm. 256, Ibn A’tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm 97-98; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 90; Al-Muwafaq bin Ahmad Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 249-250, hlm. 73-74. </ref>
Tak lama setelah salat Asar pada [[9 Muharram|9 Asyura]] (hari Tasu'a) laskar [[Kufah]] di bawah komando [[Umar bin Sa'ad]] sembari meneriakkan yel-yel, "Hai pasukan-pasukan Allah! Bersiaplah berperang dengan pasukan Husain as." Namun atas permintaan [[Imam Husain as]], Umar bin Sa'ad memberi kesempatan kepada Imam Husain as dan penolong setianya untuk dapat menghabiskan waktu mereka sampai malam dengan [[salat]], [[doa]] dan [[munajat]]. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada pasukan musuh agar berpikir kembali tentang langkah-langkah yang telah ditempuhnya. Akhirnya pasukan Kufah itu menunda perang hingga hari Asyura dan mereka pun kembali ke kemahnya. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 391-392; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'' (''Tarikh al-Thābari''), jld. 5, hlm. 416-418; Ahmad Dainawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwal'', hlm. 256, Ibn A'tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm 97-98; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 90; Al-Muwafaq bin Ahmad Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 249-250, hlm. 73-74. </ref>


Pada sore hari Tasu’a itu juga (hari ke-9 Muharam), Imam Husain as berbicara tentang mimpinya dengan saudarinya sendiri, [[sayidah Zainab sa|Zainab]] dan berucap, Aku melihat [[Rasulullah saw]] dalam mimpiku. Ia berkata: “Engkau akan mendatangi kami.<ref>Ahmad Dinawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwal'', hlm. 256. </ref>
Pada sore hari Tasu'a itu juga (hari ke-9 Muharam), Imam Husain as berbicara tentang mimpinya dengan saudarinya sendiri, [[sayidah Zainab sa|Zainab]] dan berucap, Aku melihat [[Rasulullah saw]] dalam mimpiku. Ia berkata: "Engkau akan mendatangi kami." <ref>Ahmad Dinawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwal'', hlm. 256. </ref>


Malam Asyura adalah malam berdoa dan ibadah kepada [[Allah swt]] yang dilakukan oleh Imam Husain as dan penolong setianya. Dhahak bin Abdullah Masyriqi meriwayatkan bahwa pada sebagian malam mereka menyibukkan dengan bermunajat, berdoa dan ber[[istighfar]].<ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyraf'', jld. 3, hlm. 186, Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'' (''Tarikh al-Thābari''), jld. 5, hlm. 421; Ibn A’tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm 99, Al-Muwafaq bin Ahmad Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 251; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 59. </ref>
Malam Asyura adalah malam berdoa dan ibadah kepada [[Allah swt]] yang dilakukan oleh Imam Husain as dan penolong setianya. Dhahak bin Abdullah Masyriqi meriwayatkan bahwa pada sebagian malam mereka menyibukkan dengan bermunajat, berdoa dan ber[[istighfar]].<ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyraf'', jld. 3, hlm. 186, Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'' (''Tarikh al-Thābari''), jld. 5, hlm. 421; Ibn A'tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm 99, Al-Muwafaq bin Ahmad Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 251; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 59. </ref>
Mereka tidak henti-hentinya berdzikir dan beribadah sampai suaranya terdengar bagaikan dengungan lebah. <ref>Ibnu A’tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 99; Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 251; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf'', hlm. 94; Ibnu Nama al-Hilli, jld. 5, hlm. 421; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 95. </ref>
Mereka tidak henti-hentinya berdzikir dan beribadah sampai suaranya terdengar bagaikan dengungan lebah. <ref>Ibnu A'tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 99; Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 251; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf'', hlm. 94; Ibnu Nama al-Hilli, jld. 5, hlm. 421; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 95. </ref>


==Malam Asyura==
==Malam Asyura==
{{Quote box
{{Quote box
  |quote  = <strong><center> “Sebelum peristiwa Asyura, dunia hanya tahu aturan bahwa, ‘Yang Kuat itu yang benar’, tetapi Asyura mengenalkan rumus baru kepada  seluruh dunia bahwa,’Yang Benar itu yang kuat. Setelah Asyura, terbukti bahaw darah mereka yang tak berdosa bisa mengalahkan pedang seorang tiran.
  |quote  = <strong><center> "Sebelum peristiwa Asyura, dunia hanya tahu aturan bahwa, 'Yang Kuat itu yang benar', tetapi Asyura mengenalkan rumus baru kepada  seluruh dunia bahwa,'Yang Benar itu yang kuat.' Setelah Asyura, terbukti bahaw darah mereka yang tak berdosa bisa mengalahkan pedang seorang tiran."
</center></strong>
</center></strong>
  |tstyle = text-align: left;
  |tstyle = text-align: left;
Baris 57: Baris 57:
  |width  = 15%
  |width  = 15%
}}
}}
Pada malam hari [[tasu'a|Tāsu’a]], [[Imam Husain as]] mengumpulkan pengikut setia dan keluarganya. “Aku tidak mengenal keluarga dan penolong yang lebih baik dari pada kalian dan karena besok adalah hari perang, maka aku tidak dapat menjamin kalian, aku menarik baiat darimu, oleh karenanya aku mengizinkan jikalau kalian akan memilih jalanmu pada kegelapan malam dan pergilah.Ujar Imam Husain as.
Pada malam hari [[tasu'a|Tāsu'a]], [[Imam Husain as]] mengumpulkan pengikut setia dan keluarganya. "Aku tidak mengenal keluarga dan penolong yang lebih baik dari pada kalian dan karena besok adalah hari perang, maka aku tidak dapat menjamin kalian, aku menarik baiat darimu, oleh karenanya aku mengizinkan jikalau kalian akan memilih jalanmu pada kegelapan malam dan pergilah." Ujar Imam Husain as.
Setelah menyelesaikan ucapannya, sahabat dan penolong setianya secara bergantian satu per satu berdiri untuk menyatakan solidaritas dan dukungannya kepada Imam Husain as. Mereka pun menyatakan kesetiaannya dan kebersamaan kepada Imam Husain as dalam semua aspek terhadap Imam. Mereka juga menegaskan akan kesetiannya kepada [[baiat]] yang telah diberikan dan menjelaskan tentang kemantapan mereka dalam membaiat kepada Imam Husain as. Pertama yang melakukan hal itu adalah [[Abbas bin Ali as]], kemudian para pemuda [[Ahlulbait]] yag lainnya menyatakan dukungannya dan akan selalu menyertai Imam Husain as. <ref>Ahmad al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyraf'', jld. 3, hlm. 378-379; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tharikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 369. </ref>
Setelah menyelesaikan ucapannya, sahabat dan penolong setianya secara bergantian satu per satu berdiri untuk menyatakan solidaritas dan dukungannya kepada Imam Husain as. Mereka pun menyatakan kesetiaannya dan kebersamaan kepada Imam Husain as dalam semua aspek terhadap Imam. Mereka juga menegaskan akan kesetiannya kepada [[baiat]] yang telah diberikan dan menjelaskan tentang kemantapan mereka dalam membaiat kepada Imam Husain as. Pertama yang melakukan hal itu adalah [[Abbas bin Ali as]], kemudian para pemuda [[Ahlulbait]] yag lainnya menyatakan dukungannya dan akan selalu menyertai Imam Husain as. <ref>Ahmad al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyraf'', jld. 3, hlm. 378-379; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tharikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 369. </ref>


Kemudian Imam Husain as menoleh kepada putra-putra [[aqil bin Abi Talib|Aqil]] dan berucap, “Wahai putra-putra Aqil! Cukuplah pengorbanan kalian dengan kematian [[muslim bin Aqil|Muslim]], karena itu pergilah kalian, Aku mengizinkan kalian untuk pergi.Namun mereka menjawab, “Demi Tuhan! Aku tidak akan melakukan hal itu. Jiwa, harta dan keluarga kami menjadi tebusan bagimu dan kami akan berperang bersamamu.<ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 419; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 92. </ref>
Kemudian Imam Husain as menoleh kepada putra-putra [[aqil bin Abi Talib|Aqil]] dan berucap, "Wahai putra-putra Aqil! Cukuplah pengorbanan kalian dengan kematian [[muslim bin Aqil|Muslim]], karena itu pergilah kalian, Aku mengizinkan kalian untuk pergi." Namun mereka menjawab, "Demi Tuhan! Aku tidak akan melakukan hal itu. Jiwa, harta dan keluarga kami menjadi tebusan bagimu dan kami akan berperang bersamamu." <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 419; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 92. </ref>


Setelah perkataan Ahlulbait as, [[Muslim bin Ausajah]], <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyraf'', jld. 3, hlm. 185; Muhammad bin Jarir al-Bladzari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 419; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 92.</ref> Sa’id bin Abdullah Hanafi, <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 419; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf'', hlm. 92.</ref> [[Zuhair bin Qain]]<ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al Thabari)'', jld. 5, hlm. 419-420; ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 393; Ali Abul Faraj Isahani, ''Maqātil al-Thālibin'', hlm. 117.</ref>  kemudian disusul oleh penolong setia Imam Husain as yang lain juga berbicara tentang perang dan pertolongan kepada Imam Husain as hingga menemui kesyahidan.<ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thbari)'', jld. 5, hlm. 420; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 91; al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 250-251; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, jld. 4, hlm. 57-58. </ref>
Setelah perkataan Ahlulbait as, [[Muslim bin Ausajah]], <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyraf'', jld. 3, hlm. 185; Muhammad bin Jarir al-Bladzari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 419; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 92.</ref> Sa'id bin Abdullah Hanafi, <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 419; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf'', hlm. 92.</ref> [[Zuhair bin Qain]]<ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al Thabari)'', jld. 5, hlm. 419-420; ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 393; Ali Abul Faraj Isahani, ''Maqātil al-Thālibin'', hlm. 117.</ref>  kemudian disusul oleh penolong setia Imam Husain as yang lain juga berbicara tentang perang dan pertolongan kepada Imam Husain as hingga menemui kesyahidan.<ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thbari)'', jld. 5, hlm. 420; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 91; al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 250-251; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, jld. 4, hlm. 57-58. </ref>


Kemudian Imam Husain as berkata kepada sahabatnya, “Sesungguhnya besok Aku akan terbunuh dan semua dari kalian yang bersamaku juga akan terbunuh.
Kemudian Imam Husain as berkata kepada sahabatnya, "Sesungguhnya besok Aku akan terbunuh dan semua dari kalian yang bersamaku juga akan terbunuh."
Para sahabat berkata, “Puji Tuhan bahwa kami dikaruniai untuk menolongmu dan dengan cara syahadah kami diberi kemuliaan bersamamu. Wahai putra Rasulullah saw! Apakah Anda tidak rela jika kami juga bersama denganmu berada dalam satu derajat di surga?
Para sahabat berkata, "Puji Tuhan bahwa kami dikaruniai untuk menolongmu dan dengan cara syahadah kami diberi kemuliaan bersamamu. Wahai putra Rasulullah saw! Apakah Anda tidak rela jika kami juga bersama denganmu berada dalam satu derajat di surga?"
[[Imam Sajjad as]] meriwayatkan bahwa setelah orasi dan mendengarkan  jawaban penuh semangat dan gairah mereka, Imam Husain as pun mendoakan mereka. <ref>Qutbuddin Rawandi, ''al-Kharāij wa al-Jarāih'', jld. 2, hlm. 848; Abdullah al-Bahrani, ''al-‘Awālim al-Husain as'', hlm. 350. </ref>
[[Imam Sajjad as]] meriwayatkan bahwa setelah orasi dan mendengarkan  jawaban penuh semangat dan gairah mereka, Imam Husain as pun mendoakan mereka. <ref>Qutbuddin Rawandi, ''al-Kharāij wa al-Jarāih'', jld. 2, hlm. 848; Abdullah al-Bahrani, ''al-'Awālim al-Husain as'', hlm. 350. </ref>
Pada malam itu, Burair bin Khudhair meminta izin Imam Husain as untuk pergi dan menasehati Umar bin Sa’ad. Imam menyetujuinya. Ia pun pergi ke hadapan [[Umar bin Sa'ad]]. Ketika Burair kembali ke hadapan Imam Husain as, ia berkata, “Wahai putra Rasulullah saw! Umar bin Sa'ad  rela membunuhmu demi jabatan gubernur di kota Rei.<ref>Ibn A’tasm al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 96; al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 248. </ref>
Pada malam itu, Burair bin Khudhair meminta izin Imam Husain as untuk pergi dan menasehati Umar bin Sa'ad. Imam menyetujuinya. Ia pun pergi ke hadapan [[Umar bin Sa'ad]]. Ketika Burair kembali ke hadapan Imam Husain as, ia berkata, "Wahai putra Rasulullah saw! Umar bin Sa'ad  rela membunuhmu demi jabatan gubernur di kota Rei." <ref>Ibn A'tasm al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 96; al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 248. </ref>


===Aksi Militer===
===Aksi Militer===
Pada malam Asyura, Imam Husain as tidak lupa untuk melakukan aksi-aksi militer yang efektif. Pada pertengahan malam Asyura, Abu Abdillah al-Husain as pergi sendiri keluar kemah guna memantau tempat-tempat terjal yang ada di sekitarnya  dan menyiapkan peralatan perang yang perlu digunakan untuk penyerangan besok. <ref>Abdul Razaq al-Musawi al-Muqaram, ''Maqtal al-Husain as'', hlm. 219. </ref>
Pada malam Asyura, Imam Husain as tidak lupa untuk melakukan aksi-aksi militer yang efektif. Pada pertengahan malam Asyura, Abu Abdillah al-Husain as pergi sendiri keluar kemah guna memantau tempat-tempat terjal yang ada di sekitarnya  dan menyiapkan peralatan perang yang perlu digunakan untuk penyerangan besok. <ref>Abdul Razaq al-Musawi al-Muqaram, ''Maqtal al-Husain as'', hlm. 219. </ref>
Pada malam tersebut, sesuai dengan instruksi Imam Husain as, para sahabat dan penolong setianya menggali sumur seperti parit di sekitar perkemahan. Atas perintah Imam Husain as, kemudian parit ini dipenuhi dengan kayu bakar dan semak belukar. Imam Husain as memerintahkan para pengikutnya supaya membakar kayu bakar dan semak belukar itu begitu musuh menyerang maka api akan mencegah serangan musuh dari belakang dan akan melindungi  keluarga Ahlulbait yang ada di kemah. Strategi ini sangat bermanfaat pada siang hari Asyura bagi para sahabat Imam Husain as.<ref>Muhammad  bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422; Ahmad Baladzari, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395; Ahmad Dainawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwāl'', hlm. 256; Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 248; Abdullah al-Bahrani, ''al-‘Awālim al-Imam al-Husain as'', hlm. 165. </ref>
Pada malam tersebut, sesuai dengan instruksi Imam Husain as, para sahabat dan penolong setianya menggali sumur seperti parit di sekitar perkemahan. Atas perintah Imam Husain as, kemudian parit ini dipenuhi dengan kayu bakar dan semak belukar. Imam Husain as memerintahkan para pengikutnya supaya membakar kayu bakar dan semak belukar itu begitu musuh menyerang maka api akan mencegah serangan musuh dari belakang dan akan melindungi  keluarga Ahlulbait yang ada di kemah. Strategi ini sangat bermanfaat pada siang hari Asyura bagi para sahabat Imam Husain as." <ref>Muhammad  bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422; Ahmad Baladzari, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395; Ahmad Dainawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwāl'', hlm. 256; Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 248; Abdullah al-Bahrani, ''al-'Awālim al-Imam al-Husain as'', hlm. 165. </ref>


Imam Husain as perintahkan sahabatnya untuk mendirikan kemah-kemah yang saling berdekatan dan menancapkan tali-tali kemah dari dalam. Kemah-kemah pun didirikan sehingga mereka berada di antara kemah-kemah itu dan berhadapan-hadapan hingga kemah belakang dan meletakkan pada sisi kanan dan kiri mereka. Kemudian menutup jalan-jalan selain dari jalan yang dilewati oleh musuh. <ref>Ahmad Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyraf'', jld. 3, hlm. 395; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 421; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld, 2, hlm. 94; Ali bin Abil Kiram Ibn Katsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld, 4, hlm. 59; Thabarsi, ''I’lam al-Wara bi A’lam al-Huda'', jld. 1, hlm. 457. </ref>
Imam Husain as perintahkan sahabatnya untuk mendirikan kemah-kemah yang saling berdekatan dan menancapkan tali-tali kemah dari dalam. Kemah-kemah pun didirikan sehingga mereka berada di antara kemah-kemah itu dan berhadapan-hadapan hingga kemah belakang dan meletakkan pada sisi kanan dan kiri mereka. Kemudian menutup jalan-jalan selain dari jalan yang dilewati oleh musuh. <ref>Ahmad Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyraf'', jld. 3, hlm. 395; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 421; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld, 2, hlm. 94; Ali bin Abil Kiram Ibn Katsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld, 4, hlm. 59; Thabarsi, ''I'lam al-Wara bi A'lam al-Huda'', jld. 1, hlm. 457. </ref>


===Penegasan Kembali para Sahabat akan Janji Setianya===
===Penegasan Kembali para Sahabat akan Janji Setianya===
Pada pertengahan malam Asyura, Abu Abdillah Husain as pergi keluar sendiri demi mengetahui keadaan perbukitan sekitar. Nafi’ mengetahui langkah imam tersebut dan membuntutinya dari belakang.
Pada pertengahan malam Asyura, Abu Abdillah Husain as pergi keluar sendiri demi mengetahui keadaan perbukitan sekitar. Nafi' mengetahui langkah imam tersebut dan membuntutinya dari belakang.
Setelah memeriksa tenda-tenda, Imam Husain as kembali ke kemah dan memasuki kemah saudarinya, [[sayidah zainab sa|Zainab]]. [[Nafi’ bin Hilal]] duduk menunggu di luar kemah dan mendengar Zainab bertanya kepada Imam Husain as, “Saudaraku, apakah kau telah menguji seluruh sababatmu? Aku khawatir jika mereka akan mengkhianati kita dan ketika mereka terdesak, mereka akan menyerahkan engkau kepada pihak musuh?
Setelah memeriksa tenda-tenda, Imam Husain as kembali ke kemah dan memasuki kemah saudarinya, [[sayidah zainab sa|Zainab]]. [[Nafi' bin Hilal]] duduk menunggu di luar kemah dan mendengar Zainab bertanya kepada Imam Husain as, "Saudaraku, apakah kau telah menguji seluruh sababatmu? Aku khawatir jika mereka akan mengkhianati kita dan ketika mereka terdesak, mereka akan menyerahkan engkau kepada pihak musuh?"


Imam Husain as dalam menjawab pertanyaan saudarinya bersabda, “Demi Allah! Aku telah menguji mereka. Aku mendapati mereka laki-laki yang tetap akan berada di medan peperangan sehingga apabila mereka menatap kematian dan syahid di jalanku seolah-olah bayi yang menyukai dan merindukan air susu ibunya.
Imam Husain as dalam menjawab pertanyaan saudarinya bersabda, "Demi Allah! Aku telah menguji mereka. Aku mendapati mereka laki-laki yang tetap akan berada di medan peperangan sehingga apabila mereka menatap kematian dan syahid di jalanku seolah-olah bayi yang menyukai dan merindukan air susu ibunya."
Nafi’ ketika merasa bahwa Ahlulbait as mengkhawatirkan akan kesetiaan dan kekonsistenan para sahabatnya, ia pergi menemui [[Habib bin Mazhahir]] dan bermusyawarah dengannya. Mereka memutuskan bersama dengan para sahabat Imam yang lain meyakinkan bahwa mereka akan berjuang sampai titik darah penghabisan demi melindungi Imam Husain as.
Nafi' ketika merasa bahwa Ahlulbait as mengkhawatirkan akan kesetiaan dan kekonsistenan para sahabatnya, ia pergi menemui [[Habib bin Mazhahir]] dan bermusyawarah dengannya. Mereka memutuskan bersama dengan para sahabat Imam yang lain meyakinkan bahwa mereka akan berjuang sampai titik darah penghabisan demi melindungi Imam Husain as.


Habin bin Mazhahir, memanggil sahabat Imam Husain as untuk berkumpul dan bersama mereka dengan pedang yang terhunus dan satu suara pergi ke kemah Ahlulbait as dan berteriak: “Wahai Ahlulbait Rasululullah Saw! Pedang-pedang pemuda dan para ksatriamu tidak akan tersarungkan kembali sehingga akan menebas leher-leher orang-orang yang berbuat jahat kepadamu. Tombak-tombak ini adalah tombak-tombak putra-putra Anda, kami bersumpah bahwa tombak-tombak itu hanya akan tertancap di dada-dada mereka yang telah mengundang Anda namun kemudian melanggarnya. <ref>Abdul Razaq al-Musawi al-Muqaram, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 219. </ref>
Habin bin Mazhahir, memanggil sahabat Imam Husain as untuk berkumpul dan bersama mereka dengan pedang yang terhunus dan satu suara pergi ke kemah Ahlulbait as dan berteriak: "Wahai Ahlulbait Rasululullah Saw! Pedang-pedang pemuda dan para ksatriamu tidak akan tersarungkan kembali sehingga akan menebas leher-leher orang-orang yang berbuat jahat kepadamu. Tombak-tombak ini adalah tombak-tombak putra-putra Anda, kami bersumpah bahwa tombak-tombak itu hanya akan tertancap di dada-dada mereka yang telah mengundang Anda namun kemudian melanggarnya. "<ref>Abdul Razaq al-Musawi al-Muqaram, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 219. </ref>


===Percakapan Imam Husain as dengan Zainab Kubra Sa===
===Percakapan Imam Husain as dengan Zainab Kubra Sa===
Baris 92: Baris 92:
==Peristiwa-peristiwa Pagi Hari Asyura==
==Peristiwa-peristiwa Pagi Hari Asyura==
{{Quote box
{{Quote box
  |quote  = <strong><center> "Dalam penggalan [[ziarah]] [[Imam Husain]] yang dibaca pada Arbain (hari keempat puluh) terdapat sebuah kalimat yang sangat sarat makna, ''“Wa badzalah muhjatahu fika liyastankidza ‘ibadaka min al-jahalah''.Falsafah pengorbanan Imam Husain bin Ali as terkandung dalam kalimat ini. Peziarah Imam Husain as bertutur di hadapan [[Allah swt]] bahwa hamba-Mu ini, Husain-Mu ini, mempersembahkan darahnya supaya dapat menyelematkan manusia dari kebodohan demikian juga (berupaya) membebaskan manusia dari kesesatan.
  |quote  = <strong><center> "Dalam penggalan [[ziarah]] [[Imam Husain]] yang dibaca pada Arbain (hari keempat puluh) terdapat sebuah kalimat yang sangat sarat makna, ''"Wa badzalah muhjatahu fika liyastankidza 'ibadaka min al-jahalah''." Falsafah pengorbanan Imam Husain bin Ali as terkandung dalam kalimat ini. Peziarah Imam Husain as bertutur di hadapan [[Allah swt]] bahwa hamba-Mu ini, Husain-Mu ini, mempersembahkan darahnya supaya dapat menyelematkan manusia dari kebodohan demikian juga (berupaya) membebaskan manusia dari kesesatan."
</center></strong>
</center></strong>
  |tstyle = text-align: left;
  |tstyle = text-align: left;
Baris 99: Baris 99:
  |width  = 18%
  |width  = 18%
}}
}}
Pagi hari Asyura, [[Imam Husain as]] bersama dengan pengikut setianya melaksanakan [[salat]] Subuh. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 423. </ref> Usai salat Subuh, Imam Husain as mengatur pasukannya menjadi dua baris: 32 pejalan kaki dan 44 penunggang kuda.<ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422; Ahmad Dinawari, ''al-Akhbar wa al-Thiwal'', hlm. 256; Ibn A’tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 101; Ibn Abil Kiram Ibn Abil Atsir, ''al-Kamil fi al-Tārikh'', jld. 5, hlm. 59. </ref>
Pagi hari Asyura, [[Imam Husain as]] bersama dengan pengikut setianya melaksanakan [[salat]] Subuh. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 423. </ref> Usai salat Subuh, Imam Husain as mengatur pasukannya menjadi dua baris: 32 pejalan kaki dan 44 penunggang kuda.<ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422; Ahmad Dinawari, ''al-Akhbar wa al-Thiwal'', hlm. 256; Ibn A'tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 101; Ibn Abil Kiram Ibn Abil Atsir, ''al-Kamil fi al-Tārikh'', jld. 5, hlm. 59. </ref>


Imam menunjuk [[Zuhair bin Qain]] sebagai komandan pasukan sebelah kanan dan [[Habib bin Mazhahir]] sebagai komandan pasukan sebelah kiri dan panji perang diberikan kepada saudaranya, [[Abbas as]]. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395; Ahmad bin Dawud al-Dinawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwāl'', hlm. 256; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. Hlm. 422; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 5, hlm, 95; Ali bin Abil Kira, Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh, jld''. 4, hlm. 59. </ref>
Imam menunjuk [[Zuhair bin Qain]] sebagai komandan pasukan sebelah kanan dan [[Habib bin Mazhahir]] sebagai komandan pasukan sebelah kiri dan panji perang diberikan kepada saudaranya, [[Abbas as]]. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395; Ahmad bin Dawud al-Dinawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwāl'', hlm. 256; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. Hlm. 422; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 5, hlm, 95; Ali bin Abil Kira, Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh, jld''. 4, hlm. 59. </ref>
Baris 106: Baris 106:
Kemudian mereka membakar sekeliling kemah, yang sebelumnya telah digali dan dipenuhi dengan semak belukar dan kayu bakar sehingga akan menghalangi serangan musuh dari belakang. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395-396, Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh ak-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 423-426; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 96. </ref>
Kemudian mereka membakar sekeliling kemah, yang sebelumnya telah digali dan dipenuhi dengan semak belukar dan kayu bakar sehingga akan menghalangi serangan musuh dari belakang. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395-396, Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh ak-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 423-426; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 96. </ref>


Pada sisi medan yang lain, [[Umar bin Sa'ad]] juga melakukan salat Subuh dan menunjuk komandan pasukannya. Menurut riwayat masyhur jumlah pasukan [[Kufah]] mencapai hingga 4000 orang. Kemudian ia menunjuk Umar bin Hajjaj Zubaidi sebagai komandan sebelah kanan, [[Syimr bin Dzil Jausyan]] sebagai komandan sebelah kiri, ‘Uzarah bin Qais Ahmasi sebagai komandan pasukan berkuda dan Syabt bin Rabi’i sebagai komandan pejalan kaki. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395-396; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh ak-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422-426. </ref>
Pada sisi medan yang lain, [[Umar bin Sa'ad]] juga melakukan salat Subuh dan menunjuk komandan pasukannya. Menurut riwayat masyhur jumlah pasukan [[Kufah]] mencapai hingga 4000 orang. Kemudian ia menunjuk Umar bin Hajjaj Zubaidi sebagai komandan sebelah kanan, [[Syimr bin Dzil Jausyan]] sebagai komandan sebelah kiri, 'Uzarah bin Qais Ahmasi sebagai komandan pasukan berkuda dan Syabt bin Rabi'i sebagai komandan pejalan kaki. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395-396; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh ak-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422-426. </ref>


Umar bin Sa'ad juga menunjuk Abdullah bin Zuhair Asadi sebagai Gubernur Kota Kufah, Abdurahman bin Abi Sabrah komandan kabilah Mizhaj dan Bani Asad, Qais bin Asy’at bin Qais sebagai komandan kabilah Rabi’ah dan Kandah, [[Hurr bin Yazid al-Riyahi]] sebagai komandan Bani Tamim dan Hamedan.  Sedangkan panji perang diberikan kepada budaknya sendiri, Dzuwaid (Duraid). <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzari, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395-396; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm, 95-96; Ali bin Abil Kiram Ibnu Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 60. </ref>
Umar bin Sa'ad juga menunjuk Abdullah bin Zuhair Asadi sebagai Gubernur Kota Kufah, Abdurahman bin Abi Sabrah komandan kabilah Mizhaj dan Bani Asad, Qais bin Asy'at bin Qais sebagai komandan kabilah Rabi'ah dan Kandah, [[Hurr bin Yazid al-Riyahi]] sebagai komandan Bani Tamim dan Hamedan.  Sedangkan panji perang diberikan kepada budaknya sendiri, Dzuwaid (Duraid). <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzari, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395-396; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm, 95-96; Ali bin Abil Kiram Ibnu Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 60. </ref>


Kini ia telah bersiap untuk perang melawan Aba ‘Abdillah Husain as.
Kini ia telah bersiap untuk perang melawan Aba 'Abdillah Husain as.
Diriwayatkan ketika mata Imam Husain as menatap pasukan musuh yang sangat banyak itu, Imam langsung menengadahkan tangannya untuk berdoa dan berucap, “Tuhanku! Engkau adalah sandaranku dalam setiap kesulitan dan harapanku dalam setiap penderitaan. Hanya Engkaulah harapanku. Betapa sedihnya aku. Betapa sedihnya aku ketika para penolongku membiarkanku dan musuh mengejekku dan aku karena kedekatanku dengan-Mu mengeluh kepadamu, bukan kepada orang lain. Dan Kaupun membuka kesusahan itu. Oleh karenanya, Engkau adalah Wali dalam setiap nikmatku dan dari-Mu lah semua kebaikan dan Engkau adalah tujuan terakhirku. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 423; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm, 96; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 60-61. </ref>
Diriwayatkan ketika mata Imam Husain as menatap pasukan musuh yang sangat banyak itu, Imam langsung menengadahkan tangannya untuk berdoa dan berucap, "Tuhanku! Engkau adalah sandaranku dalam setiap kesulitan dan harapanku dalam setiap penderitaan. Hanya Engkaulah harapanku. Betapa sedihnya aku. Betapa sedihnya aku ketika para penolongku membiarkanku dan musuh mengejekku dan aku karena kedekatanku dengan-Mu mengeluh kepadamu, bukan kepada orang lain. Dan Kaupun membuka kesusahan itu. Oleh karenanya, Engkau adalah Wali dalam setiap nikmatku dan dari-Mu lah semua kebaikan dan Engkau adalah tujuan terakhirku. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 423; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm, 96; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 60-61. </ref>


Semenjak pagi itu atau mungkin sedikit agak lambat, beberapa sahabat Imam menjaga perkemahan Imam supaya pihak musuh tidak mendekati kemah dan beberapa orang dari pasukan Kufah mereka lumpuhkan di tempat itu juga.<ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 428; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 394. </ref>
Semenjak pagi itu atau mungkin sedikit agak lambat, beberapa sahabat Imam menjaga perkemahan Imam supaya pihak musuh tidak mendekati kemah dan beberapa orang dari pasukan Kufah mereka lumpuhkan di tempat itu juga.<ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 428; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 394. </ref>


===Ceramah Imam Husain as dan Pengikut Setianya===
===Ceramah Imam Husain as dan Pengikut Setianya===
Sebelum perang dimulai, Imam Husain as bersama dengan beberapa pengikut setianya menaiki kuda menuju pasukan musuh untuk menyempurnakan hujjah kepada pasukan Kufah. Pada saat itu Burair bin Khudhair berada di depan Imam. Imam berkata kepadanya, “Wahai Burair berbicaralah dengan mereka dan berilah nasehat kepada mereka.<ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal a-Husain as'', jld. 1, hlm. 252; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf,'' jld. 3, hlm. 396-398. </ref> Kemudian Burair pun pergi ke arah pasukan Umar bin Sa'ad dan memberi nasehat.<ref>Ibn A’tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 100; Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 252, Abdul Razaq al-Musawi al-Muqaram, ''Maqtal al-Husain as,'' hlm. 232-233. </ref>
Sebelum perang dimulai, Imam Husain as bersama dengan beberapa pengikut setianya menaiki kuda menuju pasukan musuh untuk menyempurnakan hujjah kepada pasukan Kufah. Pada saat itu Burair bin Khudhair berada di depan Imam. Imam berkata kepadanya, "Wahai Burair berbicaralah dengan mereka dan berilah nasehat kepada mereka."<ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal a-Husain as'', jld. 1, hlm. 252; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf,'' jld. 3, hlm. 396-398. </ref> Kemudian Burair pun pergi ke arah pasukan Umar bin Sa'ad dan memberi nasehat.<ref>Ibn A'tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 100; Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 1, hlm. 252, Abdul Razaq al-Musawi al-Muqaram, ''Maqtal al-Husain as,'' hlm. 232-233. </ref>


Imam Husain as memberi nasehat kepada pasukan musuh ketika sebagian besar mereka telah hadir sehinga mereka semua mendengar suara Imam. Imam Husain as pun memulai memberikan nasehatnya dan mengajak ke jalan yang benar. Setelah mengucapkan puji-pujian kepada-Nya, Imam pun mengenalkan diri bahwa Imam Husain as adalah putra dari putri [[Nabi Muhammad saw]], washi dan sepupu nabi, [[Hamzah]], penghulu para syuhada adalah paman ayahku dan [[Ja'far Thayyar]] adalah pamannya. Kemudian Imam Husain as mengisyaratkan tentang hadis Nabi Muhammad saw: "Hasan dan Husain penghulu pemuda penghuni surga". Lalu sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw yang masih hidup: [[Jabir bin Abdullah Anshari]], [[Abu Said al-Khudri]], Sahk bin Sa’ad Sa’idi, [[Zaid bin Arqam]]. Anas bin Malik pun membenarkan perkataan itu.
Imam Husain as memberi nasehat kepada pasukan musuh ketika sebagian besar mereka telah hadir sehinga mereka semua mendengar suara Imam. Imam Husain as pun memulai memberikan nasehatnya dan mengajak ke jalan yang benar. Setelah mengucapkan puji-pujian kepada-Nya, Imam pun mengenalkan diri bahwa Imam Husain as adalah putra dari putri [[Nabi Muhammad saw]], washi dan sepupu nabi, [[Hamzah]], penghulu para syuhada adalah paman ayahku dan [[Ja'far Thayyar]] adalah pamannya. Kemudian Imam Husain as mengisyaratkan tentang hadis Nabi Muhammad saw: "Hasan dan Husain penghulu pemuda penghuni surga". Lalu sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw yang masih hidup: [[Jabir bin Abdullah Anshari]], [[Abu Said al-Khudri]], Sahk bin Sa'ad Sa'idi, [[Zaid bin Arqam]]. Anas bin Malik pun membenarkan perkataan itu.


Kemudian Imam Husain as berbicara kepada para komandan pasukan Kufah: Syabats bin Rab’i, Hijr bin Abjar, Qais bin Asy’ats, Yazid bin Harits tentang surat yang ditulis oleh mereka Imam mengingatkan surat-surat yang mereka tulis dengan kata-kata yang mereka tulis dan mengisyaratkan tentang penyerahan mereka. Namun mereka mengingkarinya. Imam berucap, “Aku bersumpah tidak akan menyerah kepada kalian secara hina.<ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari),'' jld. 5, hlm. 426; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf,'' jld. 3, hlm.395-396; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 96-98. </ref>
Kemudian Imam Husain as berbicara kepada para komandan pasukan Kufah: Syabats bin Rab'i, Hijr bin Abjar, Qais bin Asy'ats, Yazid bin Harits tentang surat yang ditulis oleh mereka Imam mengingatkan surat-surat yang mereka tulis dengan kata-kata yang mereka tulis dan mengisyaratkan tentang penyerahan mereka. Namun mereka mengingkarinya. Imam berucap, "Aku bersumpah tidak akan menyerah kepada kalian secara hina." <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari),'' jld. 5, hlm. 426; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf,'' jld. 3, hlm.395-396; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 96-98. </ref>


Setelah Imam Husain as menyampaikan ceramahnya kepada penduduk Kufah, Zuhair bin Qain berkata-kata kepada masyarakat Kufah tentang keutamaan Imam Husain as dan memberi nasehat kepada mereka. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 424-427. </ref>
Setelah Imam Husain as menyampaikan ceramahnya kepada penduduk Kufah, Zuhair bin Qain berkata-kata kepada masyarakat Kufah tentang keutamaan Imam Husain as dan memberi nasehat kepada mereka. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 424-427. </ref>
Baris 127: Baris 127:
===Imam Tidak Berkenan untuk Mulai Peperangan===
===Imam Tidak Berkenan untuk Mulai Peperangan===
Pasukan Umar bin Sa'ad telah siap untuk berperang atas pancingan yang diperintahkan oleh Imam Husain as dari arah belakang kemah. Pada saat itu, Syimr bin Dzil Jausyan bersama sekelompok pasukan penunggang kuda mendekat di sekitar perkemahan Imam Husain as dan dari belakang dengan menabur debu, namun ketika matanya melihat parit yang terbakar, maka ia memaki Imam Husain as.
Pasukan Umar bin Sa'ad telah siap untuk berperang atas pancingan yang diperintahkan oleh Imam Husain as dari arah belakang kemah. Pada saat itu, Syimr bin Dzil Jausyan bersama sekelompok pasukan penunggang kuda mendekat di sekitar perkemahan Imam Husain as dan dari belakang dengan menabur debu, namun ketika matanya melihat parit yang terbakar, maka ia memaki Imam Husain as.
Walaupun [[Muslim bin Ausajah]] telah dekat dengan Syimr dan telah siap untuk melepaskan anak panahnya ke tubuh Syimr, namun Imam Husain as bersabda, “Sesungguhnya aku tidak ingin memulai peperangan ini.<ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 424-426; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf,'' jld. 3, hlm.394-496; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 96; Thabarsi, ''I’lām al-Wara bi A’lam al-Huda'', jld. 1, hlm. 458. </ref>
Walaupun [[Muslim bin Ausajah]] telah dekat dengan Syimr dan telah siap untuk melepaskan anak panahnya ke tubuh Syimr, namun Imam Husain as bersabda, "Sesungguhnya aku tidak ingin memulai peperangan ini." <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 424-426; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf,'' jld. 3, hlm.394-496; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 96; Thabarsi, ''I'lām al-Wara bi A'lam al-Huda'', jld. 1, hlm. 458. </ref>


===Taubat Hurr bin Yazid Riyahi===
===Taubat Hurr bin Yazid Riyahi===
Pada subuh hari Asyura ketika Imam Husain berseru: “Apakah ada orang yang mau menolongku?Hurr bin Yazid Riyahi mendengar seruan ini dan ucapan Imam itu berpengaruh pada jiwanya. Ketika ia melihat bahwa pasukan Kufah dengan ganas memerangi Imam Husain as, maka ia berniat untuk bergabung dengan pasukan Imam Husain as.<ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 427; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 99.</ref>
Pada subuh hari Asyura ketika Imam Husain berseru: "Apakah ada orang yang mau menolongku?" Hurr bin Yazid Riyahi mendengar seruan ini dan ucapan Imam itu berpengaruh pada jiwanya. Ketika ia melihat bahwa pasukan Kufah dengan ganas memerangi Imam Husain as, maka ia berniat untuk bergabung dengan pasukan Imam Husain as.<ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 427; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 99.</ref>


Diriwayatkan bahwa Hurr meminta izin kepada Imam Husain as bahwa sebelum penolong Imam Husain as yang lain, ia yang akan menyerang musuh. Imam pun memberi izin dan ia pun menyerang pasukan musuh dan akhirnya gugur sebagai syuhada. Sebagian riwayat menuliskan Hurr syahid pada pertengahan siang hari Asyura. <ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm.9. </ref>
Diriwayatkan bahwa Hurr meminta izin kepada Imam Husain as bahwa sebelum penolong Imam Husain as yang lain, ia yang akan menyerang musuh. Imam pun memberi izin dan ia pun menyerang pasukan musuh dan akhirnya gugur sebagai syuhada. Sebagian riwayat menuliskan Hurr syahid pada pertengahan siang hari Asyura. <ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm.9. </ref>


===Permulaan Perang dari Kubu Umar bin Sa'ad===
===Permulaan Perang dari Kubu Umar bin Sa'ad===
Akhirnya perang itu meletus ketika Umar bin Sa'ad memanggil budaknya, Duraid (Dzubaid) dan berkata: “Hai Duraid, bawalah panji perang itu! Kemudian Duraid membawa panji itu ke arah depan.Lalu anak Umar bin Sa'ad memasang anak panah ke busurnya dan melepaskannya seraya berkata, “Berikan kesaksian kalian di hadapan sang pemimpin ([[Yazid]]) bahwa akulah orang pertama yang melepaskan anak panah.<ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm.398; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 429; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 101. </ref>
Akhirnya perang itu meletus ketika Umar bin Sa'ad memanggil budaknya, Duraid (Dzubaid) dan berkata: "Hai Duraid, bawalah panji perang itu! Kemudian Duraid membawa panji itu ke arah depan." Lalu anak Umar bin Sa'ad memasang anak panah ke busurnya dan melepaskannya seraya berkata, "Berikan kesaksian kalian di hadapan sang pemimpin ([[Yazid]]) bahwa akulah orang pertama yang melepaskan anak panah." <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm.398; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 429; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 101. </ref>


Kemudian pasukan musuh itu pun melepaskan anak panah secara berkelanjutan. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm.398; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 429-430; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 101. </ref>
Kemudian pasukan musuh itu pun melepaskan anak panah secara berkelanjutan. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm.398; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 429-430; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 101. </ref>
Oleh karena itu, pada permulaannya, penyerangan pada hari Asyura terjadi dalam bentuk kelompok dan selama permulaan penyerangan, beberapa sahabat Imam Husain as telah mereguk cawan kesyahidan. Penyerangan ini dikenal dengan nama “Penyerangan Awal” dan berdasarkan sebagian sumber sejarah, hingga 50 orang dari pasukan Imam Husain as menemui kesyahidan pada penyerangan awal ini. Setelah itu penolong setia Imam Husain as bertempur secara berduel atau dua orang-dua orang. Sahabat Imam Husain tidak memberikan izin sedikit pun kepada pihak musuh untuk mendekat kepada Imam Husain as. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 429-430. </ref>
Oleh karena itu, pada permulaannya, penyerangan pada hari Asyura terjadi dalam bentuk kelompok dan selama permulaan penyerangan, beberapa sahabat Imam Husain as telah mereguk cawan kesyahidan. Penyerangan ini dikenal dengan nama "Penyerangan Awal" dan berdasarkan sebagian sumber sejarah, hingga 50 orang dari pasukan Imam Husain as menemui kesyahidan pada penyerangan awal ini. Setelah itu penolong setia Imam Husain as bertempur secara berduel atau dua orang-dua orang. Sahabat Imam Husain tidak memberikan izin sedikit pun kepada pihak musuh untuk mendekat kepada Imam Husain as. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 429-430. </ref>


===Syahadah Muslim bin Ausajah===
===Syahadah Muslim bin Ausajah===
Baris 161: Baris 161:
Umar bin Sa'ad menyuruh Husain bin Tamim bersama dengan pasukan berkuda yang telah dilengkapi dengan kuda-kuda yang berperisai untuk mengirim 500 pemanah kepada Azrah bin Qais. Ketika mereka mendekati pasukan Imam Husain as dan penolong setianya, maka mereka pun mulai menghujani Imam Husain as dan penolong setianya dengan anak panah. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari),'' jld. 5, hlm. 436-437. </ref>
Umar bin Sa'ad menyuruh Husain bin Tamim bersama dengan pasukan berkuda yang telah dilengkapi dengan kuda-kuda yang berperisai untuk mengirim 500 pemanah kepada Azrah bin Qais. Ketika mereka mendekati pasukan Imam Husain as dan penolong setianya, maka mereka pun mulai menghujani Imam Husain as dan penolong setianya dengan anak panah. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari),'' jld. 5, hlm. 436-437. </ref>


Pasukan Imam Husain as terbagi menjadi tiga dan empat kelompok dan mereka terus bertempur untuk melindungi kemah Imam. Mereka melindungi kemah Imam Husain setiap kali pasukan musuh hendak menyerang dan menjarah kemah Imam. Mereka menangkis serangan itu dan membunuh para penyerang itu dengan pedang atau anak panah. Kegagalan pasukan Umar bin Sa'ad dalam menghadapi Imam Husain as dan pasukannya menyebabkan anak Sa’ad memerintahkan supaya merusak tenda-tenda Imam Husain as. Kemudian laskar Kufah itu pun merusak tenda-tenda Imam Husain as dari segala penjuru. Pada salah satu serangan ini, Syimr bersama dengan sekelompok pengikutnya menyerang kemah Imam Husain as dari belakang, namun Zuhair bin Qain bersama dengan 10 penolong Imam Husain as yang lain menghalau serangan itu yang membuat mereka menjauh dari perkemahan Imam. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 400; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 437-439; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 105. </ref>
Pasukan Imam Husain as terbagi menjadi tiga dan empat kelompok dan mereka terus bertempur untuk melindungi kemah Imam. Mereka melindungi kemah Imam Husain setiap kali pasukan musuh hendak menyerang dan menjarah kemah Imam. Mereka menangkis serangan itu dan membunuh para penyerang itu dengan pedang atau anak panah. Kegagalan pasukan Umar bin Sa'ad dalam menghadapi Imam Husain as dan pasukannya menyebabkan anak Sa'ad memerintahkan supaya merusak tenda-tenda Imam Husain as. Kemudian laskar Kufah itu pun merusak tenda-tenda Imam Husain as dari segala penjuru. Pada salah satu serangan ini, Syimr bersama dengan sekelompok pengikutnya menyerang kemah Imam Husain as dari belakang, namun Zuhair bin Qain bersama dengan 10 penolong Imam Husain as yang lain menghalau serangan itu yang membuat mereka menjauh dari perkemahan Imam. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 400; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 437-439; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 105. </ref>


Perang pun berlanjut hingga matahari tergelincir. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 437-438. </ref>
Perang pun berlanjut hingga matahari tergelincir. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 437-438. </ref>
Pada waktu itu, sangat banyak dari penolong Imam Husain as yang telah gugur sebagai syahid. Dalam serangan itu, di samping Muslim bin Ausajah, Abdullah bin Umair Kalabi yang berada di sayap kiri laskar Imam syahid di tangan Hani bin Tsabit Hadhrami dan Bukair bin Hay Tamimi. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 437; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 68. </ref>
Pada waktu itu, sangat banyak dari penolong Imam Husain as yang telah gugur sebagai syahid. Dalam serangan itu, di samping Muslim bin Ausajah, Abdullah bin Umair Kalabi yang berada di sayap kiri laskar Imam syahid di tangan Hani bin Tsabit Hadhrami dan Bukair bin Hay Tamimi. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 437; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 68. </ref>


Amru bin Khalid Shaidawi, Jabir bin Harist Salmani, Sa’ad, budak Amru bin Khalid, Majma’ bin Abdullah ‘Aidi dan anak laki-lakinya, ‘Aid bin Majma’ juga menemui kesyahidannya ketika mereka berhadap-hadapan dengan pasukan musuh. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446.</ref>
Amru bin Khalid Shaidawi, Jabir bin Harist Salmani, Sa'ad, budak Amru bin Khalid, Majma' bin Abdullah 'Aidi dan anak laki-lakinya, 'Aid bin Majma' juga menemui kesyahidannya ketika mereka berhadap-hadapan dengan pasukan musuh. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446.</ref>
Sejumlah penolong Imam Husain as yang lain, yang menurut sejarawan jumlah mereka hingga lebih dari 50 orang juga gugur sebagai syahid pada waktu itu. <ref>Ibnu A’tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 101. </ref>
Sejumlah penolong Imam Husain as yang lain, yang menurut sejarawan jumlah mereka hingga lebih dari 50 orang juga gugur sebagai syahid pada waktu itu. <ref>Ibnu A'tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 101. </ref>


==Kejadian-kejadian Siang Hari Asyura==
==Kejadian-kejadian Siang Hari Asyura==
Dengan tibanya Dhuhur dan waktu [[salat]] pada siang hari Asyura, Abu Tsamamah dan Amru bin Abdullah Shaidi mengingatkan [[Imam Husain]] bahwa waktu salat telah tiba. Imam pun mengangkat kepalanya dan melihat ke arah langit dan mendoakannya, kemudian bersabda, “Mintalah kepada mereka (pasukan Kufah) untuk memberi kesempatan supaya (kita) menunaikan salat Dhuhur.<ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 438-439, Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 70. </ref>
Dengan tibanya Dhuhur dan waktu [[salat]] pada siang hari Asyura, Abu Tsamamah dan Amru bin Abdullah Shaidi mengingatkan [[Imam Husain]] bahwa waktu salat telah tiba. Imam pun mengangkat kepalanya dan melihat ke arah langit dan mendoakannya, kemudian bersabda, "Mintalah kepada mereka (pasukan Kufah) untuk memberi kesempatan supaya (kita) menunaikan salat Dhuhur." <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 438-439, Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 70. </ref>


Pada saat itu, salah seorang anggota pasukan [[Umar bin Sa'ad]], Husain bin Tamim berteriak lantang bahwa salat yang dilakukan oleh Imam Husain as tidak akan diterima. [[Habib bin Mazhahir]] marah mendengar kata-kata ini dan ia pun berujar, “Kau beranggapan bahwa salat yang dilakukan oleh [[Ahlulbait]] tidak akan diterima, namun menerima salat yang dilakukan oleh orang yang dungu?Ketika mendengar perkataan ini, Husain dan orang-orang yang ada di sekelilingnya pun menyerang Habib bin Mazhahir dan mereka pun terlibat pertempuran sengit<ref>Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 439.</ref>sehingga menyebabkan syahidnya Habib oleh Budail Shuraim dan Hushain bin Tamim. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 439-440. </ref>
Pada saat itu, salah seorang anggota pasukan [[Umar bin Sa'ad]], Husain bin Tamim berteriak lantang bahwa salat yang dilakukan oleh Imam Husain as tidak akan diterima. [[Habib bin Mazhahir]] marah mendengar kata-kata ini dan ia pun berujar, "Kau beranggapan bahwa salat yang dilakukan oleh [[Ahlulbait]] tidak akan diterima, namun menerima salat yang dilakukan oleh orang yang dungu?" Ketika mendengar perkataan ini, Husain dan orang-orang yang ada di sekelilingnya pun menyerang Habib bin Mazhahir dan mereka pun terlibat pertempuran sengit<ref>Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 439.</ref>sehingga menyebabkan syahidnya Habib oleh Budail Shuraim dan Hushain bin Tamim. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 439-440. </ref>


'''Salat Zuhur Asyura'''
'''Salat Zuhur Asyura'''


Siang hari Asyura, Imam Husain as dan penolong setianya berdiri untuk mengerjakan salat. Imam memerintahkan [[Zuhair bin Qain]] dan Sa’id bin Abdullah Hanafi beserta setengah dari jumlah pasukan beliau yang tersisa untuk maju ke depan guna melindungi dari serangan musuh. Begitu mereka memulai salat<ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 17; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf'', hlm. 110-111. </ref> pasukan Umar bin Sa'ad melepaskan anak panah ke arah mereka, namun Zuhair dan Abdullah menjadikan dirinya sebagai tameng dan menghalangi sampainya anak panah itu tertuju kepada Imam Husain dan pasukannya. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 441; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 105.</ref> Setelah selesai salat, Sa’id bin Abdullah  mereguk cawan kesyahidan karena terluka sangat parah<ref>Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm. 111.</ref>
Siang hari Asyura, Imam Husain as dan penolong setianya berdiri untuk mengerjakan salat. Imam memerintahkan [[Zuhair bin Qain]] dan Sa'id bin Abdullah Hanafi beserta setengah dari jumlah pasukan beliau yang tersisa untuk maju ke depan guna melindungi dari serangan musuh. Begitu mereka memulai salat<ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 17; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf'', hlm. 110-111. </ref> pasukan Umar bin Sa'ad melepaskan anak panah ke arah mereka, namun Zuhair dan Abdullah menjadikan dirinya sebagai tameng dan menghalangi sampainya anak panah itu tertuju kepada Imam Husain dan pasukannya. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 441; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 105.</ref> Setelah selesai salat, Sa'id bin Abdullah  mereguk cawan kesyahidan karena terluka sangat parah<ref>Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm. 111.</ref>


Setelah salat, Zuhair bin Harir, Barir bin Khudhair Hamedani, [[Nafi’ bin Hilal|Nafi’ bin Hilal Jamali]], Abis bin Abi Syabit Syakiri, Khandhalah bin Sa’ad Syabami dan mereka satu per satu gugur sebagai syahid. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 441; Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 20.</ref>
Setelah salat, Zuhair bin Harir, Barir bin Khudhair Hamedani, [[Nafi' bin Hilal|Nafi' bin Hilal Jamali]], Abis bin Abi Syabit Syakiri, Khandhalah bin Sa'ad Syabami dan mereka satu per satu gugur sebagai syahid. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 441; Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 20.</ref>


==Kejadian Sore Asyura==
==Kejadian Sore Asyura==
===Syahadah Orang-orang Terdekat Imam Husain as===
===Syahadah Orang-orang Terdekat Imam Husain as===
[[Berkas:Husainsyahid4.jpg|300 px|thumbnail|Ilustrasi Perlawanan Gigih Ali Akbar as ]]
[[Berkas:Husainsyahid4.jpg|300 px|thumbnail|Ilustrasi Perlawanan Gigih Ali Akbar as ]]
Setelah syahadah para sahabat [[Imam Husain as]], keluarga Imam Husain as maju ke medan laga. [[ali al-Akbar|Ali Akbar bin Husain as]] adalah pemuda yang pertama kali meminta izin dari Imam Husain as untuk maju ke medan perang. Imam pun memberi izin kepadanya. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 361-362; Ali Abul Faraj Isahani, ''Maqātil al-Thalibin'', hlm. 80; Ahmad Dainawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwal'', hlm. 256; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446; Ja’far ibn Nama, ''Matsir al-Ahzān'', hlm. 68; Ibn Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', 49. </ref>Setelah memperoleh izin dari Imam Husain as, Ali Akbar pergi ke medan perang dan Imam Husain as pun mendoakan untuknya. Ali Akbar adalah seseorang yang paling mirip dengan [[Rasulullah saw]] dari segala sisi. <ref>Abul Faraj al-Isfahani, ''Maqātil al-Thālibiyyin'', hlm. 115-116. </ref>
Setelah syahadah para sahabat [[Imam Husain as]], keluarga Imam Husain as maju ke medan laga. [[ali al-Akbar|Ali Akbar bin Husain as]] adalah pemuda yang pertama kali meminta izin dari Imam Husain as untuk maju ke medan perang. Imam pun memberi izin kepadanya. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 361-362; Ali Abul Faraj Isahani, ''Maqātil al-Thalibin'', hlm. 80; Ahmad Dainawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwal'', hlm. 256; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446; Ja'far ibn Nama, ''Matsir al-Ahzān'', hlm. 68; Ibn Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', 49. </ref>Setelah memperoleh izin dari Imam Husain as, Ali Akbar pergi ke medan perang dan Imam Husain as pun mendoakan untuknya. Ali Akbar adalah seseorang yang paling mirip dengan [[Rasulullah saw]] dari segala sisi. <ref>Abul Faraj al-Isfahani, ''Maqātil al-Thālibiyyin'', hlm. 115-116. </ref>


Setelah kesyahidan Ali Akbar, saudara-saudara Imam Husain as yang lain menyusulnya mereguk cawan kesyahidan sebelum [[Abbas bin Ali as]] syahid. <ref>Abul Faraj al-Isfahani, ''Maqātil al-Thālibiyyin'', hlm. 80-86;  ; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446-449.</ref>
Setelah kesyahidan Ali Akbar, saudara-saudara Imam Husain as yang lain menyusulnya mereguk cawan kesyahidan sebelum [[Abbas bin Ali as]] syahid. <ref>Abul Faraj al-Isfahani, ''Maqātil al-Thālibiyyin'', hlm. 80-86;  ; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446-449.</ref>


Keluarga [[Bani Hasyim]] yang lain, satu per satu, semuanya gugur sebagai syahid seperti putra-putra [[Muslim bin Aqil]] dan juga putra-putra [[Ja’far bin Abi Thalib]], ‘Adi bin Abdullah bin Ja’far Thayar dan juga putra-putra [[Imam Hasan as]], [[Qasim bin Hasan]] dan saudaranya, Abu Bakar, saudara-saudara [[Abul Fadhl Abbas]], Abdullah, Utsman, dan Ja’far. <ref>Abul Faraj al-Isfahani, ''Maqātil al-Thālibiyyin'', hlm. 89-95; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446-449; Ibnu Sa’ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld. 6, hlm. 440-442; Dinawari, hlm. 256-257.</ref>
Keluarga [[Bani Hasyim]] yang lain, satu per satu, semuanya gugur sebagai syahid seperti putra-putra [[Muslim bin Aqil]] dan juga putra-putra [[Ja'far bin Abi Thalib]], 'Adi bin Abdullah bin Ja'far Thayar dan juga putra-putra [[Imam Hasan as]], [[Qasim bin Hasan]] dan saudaranya, Abu Bakar, saudara-saudara [[Abul Fadhl Abbas]], Abdullah, Utsman, dan Ja'far. <ref>Abul Faraj al-Isfahani, ''Maqātil al-Thālibiyyin'', hlm. 89-95; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446-449; Ibnu Sa'ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld. 6, hlm. 440-442; Dinawari, hlm. 256-257.</ref>


Adapun Abu Fadhl, yang merupakan pemegang panji [[Karbala]] dan penjaga perkemahan, mempunyai kewajiban untuk membawa air ke perkemahan. Namun ia terkepung oleh pasukan [[Umar bin Sa'ad]] ketika hendak mengambil air di tepi [[Sungai Eufrat]]. Ia berhadap-hadapan dengan penjaga tepi sungai Eufrat menemui kesyahidannya. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446-449; Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Ali Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 108. </ref>Diriwayatkan bahwa sahabat terakhir Imam Husain as yang gugur sebagai syahid adalah Syuwaid bin Amru Khats’ami. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446 & 454.</ref>
Adapun Abu Fadhl, yang merupakan pemegang panji [[Karbala]] dan penjaga perkemahan, mempunyai kewajiban untuk membawa air ke perkemahan. Namun ia terkepung oleh pasukan [[Umar bin Sa'ad]] ketika hendak mengambil air di tepi [[Sungai Eufrat]]. Ia berhadap-hadapan dengan penjaga tepi sungai Eufrat menemui kesyahidannya. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446-449; Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Ali Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 108. </ref>Diriwayatkan bahwa sahabat terakhir Imam Husain as yang gugur sebagai syahid adalah Syuwaid bin Amru Khats'ami. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 446 & 454.</ref>


===Tekad Imam Sajjad untuk Pergi ke Medan Pertempuran===
===Tekad Imam Sajjad untuk Pergi ke Medan Pertempuran===
Pasca syahadah sahabat-sahabat dan Bani Hasyim, Abu Abdillah al-Husain as maju ke medan perang. Pandangan ketidaksabaran [[Ahlulbait]] membuat Imam Husain as menjadi terluka, kemudian Imam menatap keadaan sekelilingnya, namun Imam tidak melihat seorang penolong pun yang akan menolongnya. Kemudian pandangan Imam Husain tertuju pada badan-badan sahabatnya yang bercerai berai di padang Karbala dan berkata-kata kepada pasukan Kufah, “Apakah ada orang yang akan menjaga haram (keluarga) Rasulullah? Apakah ada di antara kalian yang menyembah Tuhan dan takut terhadap Tuhan? Apakah ada orang-orang yang berteriak dan menjawab seruanku karena Tuhan? Apakah ada orang yang mau menolongku karena Tuhan?<ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 32; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm. 116; Ibnu Nama al-Hilli, ''Mutsir al-Ahzān'', hlm. 70. </ref>
Pasca syahadah sahabat-sahabat dan Bani Hasyim, Abu Abdillah al-Husain as maju ke medan perang. Pandangan ketidaksabaran [[Ahlulbait]] membuat Imam Husain as menjadi terluka, kemudian Imam menatap keadaan sekelilingnya, namun Imam tidak melihat seorang penolong pun yang akan menolongnya. Kemudian pandangan Imam Husain tertuju pada badan-badan sahabatnya yang bercerai berai di padang Karbala dan berkata-kata kepada pasukan Kufah, "Apakah ada orang yang akan menjaga haram (keluarga) Rasulullah? Apakah ada di antara kalian yang menyembah Tuhan dan takut terhadap Tuhan? Apakah ada orang-orang yang berteriak dan menjawab seruanku karena Tuhan? Apakah ada orang yang mau menolongku karena Tuhan?" <ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 32; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm. 116; Ibnu Nama al-Hilli, ''Mutsir al-Ahzān'', hlm. 70. </ref>


Namun tidak terdengar jawaban dari pasukan [[Kufah]].  Imam menghadap ke jasad syuhada dan berucap, “Wahai Habib bin Mazhahir, wahai Zuhair bin Qain, Wahai Muslim bin Ausajah, wahai para pendekar-pendekar gagah berani! Mengapa Aku memanggil nama kalian namun kalian tidak mendengar panggilanku. Aku memanggil kalian, tapi engkau tidak memenuhi panggilanku? Kau telah tidur panjang, namun Aku berharap supaya kalian bangun dari tidur yang indah demi wanita-wanita Ahlulbait, setelah kematian kalian mereka tidak lagi mempunyai pembela dari pembangkangan dan pelanggaran yang mereka lakukan.
Namun tidak terdengar jawaban dari pasukan [[Kufah]].  Imam menghadap ke jasad syuhada dan berucap, "Wahai Habib bin Mazhahir, wahai Zuhair bin Qain, Wahai Muslim bin Ausajah, wahai para pendekar-pendekar gagah berani! Mengapa Aku memanggil nama kalian namun kalian tidak mendengar panggilanku. Aku memanggil kalian, tapi engkau tidak memenuhi panggilanku? Kau telah tidur panjang, namun Aku berharap supaya kalian bangun dari tidur yang indah demi wanita-wanita Ahlulbait, setelah kematian kalian mereka tidak lagi mempunyai pembela dari pembangkangan dan pelanggaran yang mereka lakukan."


Mendengar teriakan Imam Husain as, jeritan dan rintihan wanita-wanita Ahlulbait terdengar kencang. Diriwayatkan bahwa ketika [[Imam Sajjad as]] dalam keadaan bersandar pada tongkatnya karena mendengar teriakan Imam Husain as, pergi ke luar kemah. Namun Imam Sajjad as tidak mempunyai kemampuan untuk membawa pedang. Ketika Imam Husain as menyadari hal itu, Imam Husain memanggil Ummu Kultsum untuk mengembalikan Imam Sajjad as supaya bumi tidak kosong dari putra-putra Nabi Muhammad Saw (bumi tanpa hujjah Allah). <ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 32. </ref>
Mendengar teriakan Imam Husain as, jeritan dan rintihan wanita-wanita Ahlulbait terdengar kencang. Diriwayatkan bahwa ketika [[Imam Sajjad as]] dalam keadaan bersandar pada tongkatnya karena mendengar teriakan Imam Husain as, pergi ke luar kemah. Namun Imam Sajjad as tidak mempunyai kemampuan untuk membawa pedang. Ketika Imam Husain as menyadari hal itu, Imam Husain memanggil Ummu Kultsum untuk mengembalikan Imam Sajjad as supaya bumi tidak kosong dari putra-putra Nabi Muhammad Saw (bumi tanpa hujjah Allah). <ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 32. </ref>
Baris 201: Baris 201:
Imam mendatangi kemah dan setelah menasehati Ahlulbaitnya untuk tenang, Imam Husain berpamitan dengan saudari-saudarinya, perempuan-perempuan dan putra-putranya. Mereka membawakan baju untuk Imam Husain as. Imam Husain as merobek baju itu menjadi beberapa bagian sehingga tidak ditelanjangi oleh pasukan Kufah mengingat pakaian itu telah sobek-sobek. Imam memakai potongan pakaian itu di bawah bajunya. Walaupun begitu, baju ini juga akhirnya dijarah. <ref>Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm.123; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri,''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 409; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 451- 453; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 111. </ref>
Imam mendatangi kemah dan setelah menasehati Ahlulbaitnya untuk tenang, Imam Husain berpamitan dengan saudari-saudarinya, perempuan-perempuan dan putra-putranya. Mereka membawakan baju untuk Imam Husain as. Imam Husain as merobek baju itu menjadi beberapa bagian sehingga tidak ditelanjangi oleh pasukan Kufah mengingat pakaian itu telah sobek-sobek. Imam memakai potongan pakaian itu di bawah bajunya. Walaupun begitu, baju ini juga akhirnya dijarah. <ref>Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm.123; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri,''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 409; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 451- 453; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 111. </ref>


Ketika Imam Husain as melihat bayi susunya tercekik kehausan, ia mengangkatnya dan membawa ke dekat medan perang dan berkata, “Hai kalian semua! Jika kalian tidak mengasihiku, kasihanilah bayi yang masih menyusu ini!Namun mereka juga tidak menaruh kasih sayang sedikit pun, walaupun kepada bayi yang masih menyusu. Harmalah bin Kahil Asadi dari pasukan Kufah melepaskan anak panah dan mengenai leher bayi itu. Bayi itu pun syahid di tangan ayahandanya. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari,'' Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 448; Abul Faraj al-Isfahani, ''Maqātil al-Thālibiyyin'', hlm. 89-95; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 108. </ref>
Ketika Imam Husain as melihat bayi susunya tercekik kehausan, ia mengangkatnya dan membawa ke dekat medan perang dan berkata, "Hai kalian semua! Jika kalian tidak mengasihiku, kasihanilah bayi yang masih menyusu ini!" Namun mereka juga tidak menaruh kasih sayang sedikit pun, walaupun kepada bayi yang masih menyusu. Harmalah bin Kahil Asadi dari pasukan Kufah melepaskan anak panah dan mengenai leher bayi itu. Bayi itu pun syahid di tangan ayahandanya. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari,'' Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 448; Abul Faraj al-Isfahani, ''Maqātil al-Thālibiyyin'', hlm. 89-95; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 108. </ref>


===Peperangan pada Sore Hari Asyura===
===Peperangan pada Sore Hari Asyura===
Baris 208: Baris 208:
Walaupun Imam sendirian dan luka sekujur badannya sangat parah, namun Imam Husain as tidak gentar untuk menghunuskan pedangnya. <ref> Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 6, hlm. 454; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 111; Abu Ali Miskawaih, ''Tajārub al-Umam'', jld. 2, hlm. 80; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 77. </ref>
Walaupun Imam sendirian dan luka sekujur badannya sangat parah, namun Imam Husain as tidak gentar untuk menghunuskan pedangnya. <ref> Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 6, hlm. 454; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 111; Abu Ali Miskawaih, ''Tajārub al-Umam'', jld. 2, hlm. 80; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 77. </ref>


Menurut Humaid bin Muslim, “Demi Allah, tak pernah sekalipun aku menyaksikan seorang yang hatinya telah pilu menyaksikan pembantaian anak, keluarga dan para sahabatnya yang lebih tabah dari Al-Husain as. Ketika pasukan musuh mendesaknya, dengan memainkan pedangnya beliau balas mendesak gerak laju mereka, bagai serigala yang melepaskan diri dari ikatan yang membelenggunya.<ref> Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 6, hlm. 454; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 111; Abu Ali Miskawaih, ''Tajārub al-Umam'', jld. 2, hlm. 80; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 77. </ref>
Menurut Humaid bin Muslim, "Demi Allah, tak pernah sekalipun aku menyaksikan seorang yang hatinya telah pilu menyaksikan pembantaian anak, keluarga dan para sahabatnya yang lebih tabah dari Al-Husain as. Ketika pasukan musuh mendesaknya, dengan memainkan pedangnya beliau balas mendesak gerak laju mereka, bagai serigala yang melepaskan diri dari ikatan yang membelenggunya." <ref> Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 6, hlm. 454; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 111; Abu Ali Miskawaih, ''Tajārub al-Umam'', jld. 2, hlm. 80; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 77. </ref>


[[Sayid Ibnu Thawus]] mengisahkan, “Ketika Imam Husain as menyerang barisan musuh, maka 30 ribu anggota pasukan tercerai berai. Barisan mereka terobrak-abrik bak pasukan belalang.<ref>Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm.119 dan Abdul Razzaq al-Musawi Muqarram, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 276. </ref>
[[Sayid Ibnu Thawus]] mengisahkan, "Ketika Imam Husain as menyerang barisan musuh, maka 30 ribu anggota pasukan tercerai berai. Barisan mereka terobrak-abrik bak pasukan belalang." <ref>Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm.119 dan Abdul Razzaq al-Musawi Muqarram, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 276. </ref>
Setelah beberapa lama berperang, Imam Husain as kembali ke kemah perempuan dan mengajak mereka untuk bersabar. <ref>Muhammad Baqir al-Majlisi, ''Jalā al-‘Uyūn'', hlm. 408 dan Abdul Razzaq al-Musawi Muqarram,''Maqtal al-Husain'', hlm. 276-278. </ref>  Lalu berpamitan dengan mereka satu per satu. <ref>Syahr Ibnu Asyub, ''Manāqib Alu Abi Thālib'', hlm. 109 dan Abdul Razzaq al-Musawi Muqarram, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 277. </ref>
Setelah beberapa lama berperang, Imam Husain as kembali ke kemah perempuan dan mengajak mereka untuk bersabar. <ref>Muhammad Baqir al-Majlisi, ''Jalā al-'Uyūn'', hlm. 408 dan Abdul Razzaq al-Musawi Muqarram,''Maqtal al-Husain'', hlm. 276-278. </ref>  Lalu berpamitan dengan mereka satu per satu. <ref>Syahr Ibnu Asyub, ''Manāqib Alu Abi Thālib'', hlm. 109 dan Abdul Razzaq al-Musawi Muqarram, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 277. </ref>
Kemudian Imam menghampiri tempat pembaringan Imam Sajjad as. <ref>Ali bin al-Husain al-Mas’udi, ''Itsbāt al-Washiyyah lil Imām Ali Abi Thālib'', hlm. 177-178.</ref>
Kemudian Imam menghampiri tempat pembaringan Imam Sajjad as. <ref>Ali bin al-Husain al-Mas'udi, ''Itsbāt al-Washiyyah lil Imām Ali Abi Thālib'', hlm. 177-178.</ref>


Ketika Imam Husain as tengah sibuk berpamitan dengan penghuni kemah, atas perintah Umar bin Sa'ad, pasukan Kufah menyerang kemah Imam Husain as dan Imam Husain as menjadi sasaran anak panah musuh, sampai anak-anak panah menembus tali-tali dan kemah-kemah sehingga menyebabkan ketakukan yang luar biasa bagi penghuni kemah. <ref>Abdul Razzaq al-Musawi Muqarram, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 277-278.</ref>
Ketika Imam Husain as tengah sibuk berpamitan dengan penghuni kemah, atas perintah Umar bin Sa'ad, pasukan Kufah menyerang kemah Imam Husain as dan Imam Husain as menjadi sasaran anak panah musuh, sampai anak-anak panah menembus tali-tali dan kemah-kemah sehingga menyebabkan ketakukan yang luar biasa bagi penghuni kemah. <ref>Abdul Razzaq al-Musawi Muqarram, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 277-278.</ref>


===Syahadah Imam Husain as===
===Syahadah Imam Husain as===
Imam Husain as pada hari Asyura menentukan tempat baginya untuk menyerang musuh. Setelah Imam melakukan penyerangan, Imam Husain as kembali ke tempat dan dengan suara yang keras (sehingga penghuni kemah mendengar) bersabda, ”La Haula wa La Quwwata illa billahil ‘Aliyyil ‘Adzim” <ref> Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm.119.</ref>
Imam Husain as pada hari Asyura menentukan tempat baginya untuk menyerang musuh. Setelah Imam melakukan penyerangan, Imam Husain as kembali ke tempat dan dengan suara yang keras (sehingga penghuni kemah mendengar) bersabda, "La Haula wa La Quwwata illa billahil 'Aliyyil 'Adzim" <ref> Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm.119.</ref>


Setelah beberapa kali menyerang musuh dan kembali ke tempatnya, [[Syimr bin Dzil Jausyan]] bersama dengan beberapa orang dari pasukan Kufah menyerang kemah Imam Husain as dan memisahkan Imam Husain as dari kemahnya. Ketika Imam menyaksikan hal ini, ia berteriak, “Celakalah kau! Jika kau tidak mempunyai agama dan tidak takut terhadap [[hari kiamat]], paling tidak jadilah orang yang merdeka!<ref> Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 407; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 450; Ibnu Sa’ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld. 6, hlm. 440; Abul Faraj Isahani, ''Maqātil al-Thalibiyyin'', hlm. 118. </ref>
Setelah beberapa kali menyerang musuh dan kembali ke tempatnya, [[Syimr bin Dzil Jausyan]] bersama dengan beberapa orang dari pasukan Kufah menyerang kemah Imam Husain as dan memisahkan Imam Husain as dari kemahnya. Ketika Imam menyaksikan hal ini, ia berteriak, "Celakalah kau! Jika kau tidak mempunyai agama dan tidak takut terhadap [[hari kiamat]], paling tidak jadilah orang yang merdeka!"<ref> Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 407; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 450; Ibnu Sa'ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld. 6, hlm. 440; Abul Faraj Isahani, ''Maqātil al-Thalibiyyin'', hlm. 118. </ref>


Pasukan pejalan kaki di bawah perintah Syimr telah mengepung Imam namun tidak ada satu pun yang maju. Karena itu, Syimr terpaksa mendorong mereka. <ref> Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 407-408.</ref>
Pasukan pejalan kaki di bawah perintah Syimr telah mengepung Imam namun tidak ada satu pun yang maju. Karena itu, Syimr terpaksa mendorong mereka. <ref> Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 407-408.</ref>
Syimr bin Dzil Jausyan memerintahkan kepada pasukan pemanah untuk melesatkan anak-anak panahnya. Kemudian anak panah pun menghujani Imam Husain dari segala penjuru dan karena anak panah sangat banyak, badan Imam terpenuhi anak panah. <ref>Ibnu A’tsam Kufi, ''al-Futuh'', hlm. 118; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld, 2, hlm. 111-112; Al-Muwafaq bin Ahmad Kharizmi, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 35 dan Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqiq Ali bin Abi Thalib'', hlm. 111.</ref>
Syimr bin Dzil Jausyan memerintahkan kepada pasukan pemanah untuk melesatkan anak-anak panahnya. Kemudian anak panah pun menghujani Imam Husain dari segala penjuru dan karena anak panah sangat banyak, badan Imam terpenuhi anak panah. <ref>Ibnu A'tsam Kufi, ''al-Futuh'', hlm. 118; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld, 2, hlm. 111-112; Al-Muwafaq bin Ahmad Kharizmi, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 35 dan Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqiq Ali bin Abi Thalib'', hlm. 111.</ref>
Kemudian Imam mundur, dan mereka membuat barisan di hadapan Imam. <ref>Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 111-112. </ref>
Kemudian Imam mundur, dan mereka membuat barisan di hadapan Imam. <ref>Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 111-112. </ref>


Baris 231: Baris 231:
Menurut sebagian referensi, seorang laki-laki bernama Malik bin Nusair mengayunkan pedangnya ke kepala Imam Husain as. Penutup kepala Imam Husain as terbelah dan pedang melukai kepalanya. <ref> Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 203; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 448; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 75 dan Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm.110. </ref>
Menurut sebagian referensi, seorang laki-laki bernama Malik bin Nusair mengayunkan pedangnya ke kepala Imam Husain as. Penutup kepala Imam Husain as terbelah dan pedang melukai kepalanya. <ref> Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 203; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 448; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 75 dan Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm.110. </ref>


Kemudian Zar’ah bin Syuraik Tamimi menghantamkan pedangnya ke pundak kiri Imam. Sinan bin Anas melepaskan anak panah ke leher Imam, kemudian Saleh bin Wahab Ju’fi menurut ucapan Sinan bin Anas menghampiri Imam dan menusukkan tombaknya ke pinggang al-Husain. Beliau tersungkur jatuh ke tanah dari kudanya. <ref>Abu Hanifah Ahmad bin Daud al-Dinawari, ''al-Akhbār al-Thiwāl'', hlm. 258; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 203; Ibnu A’tsam al-Kufi, ''al-Futuh, hlm''. 118; Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 453;Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 112 dan al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 35.</ref>
Kemudian Zar'ah bin Syuraik Tamimi menghantamkan pedangnya ke pundak kiri Imam. Sinan bin Anas melepaskan anak panah ke leher Imam, kemudian Saleh bin Wahab Ju'fi menurut ucapan Sinan bin Anas menghampiri Imam dan menusukkan tombaknya ke pinggang al-Husain. Beliau tersungkur jatuh ke tanah dari kudanya. <ref>Abu Hanifah Ahmad bin Daud al-Dinawari, ''al-Akhbār al-Thiwāl'', hlm. 258; Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 203; Ibnu A'tsam al-Kufi, ''al-Futuh, hlm''. 118; Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 453;Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 112 dan al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 35.</ref>


Ketika Imam terkepung oleh pasukan Kufah, Imam melewati saat-saat kehidupan terakhirnya, salah seorang anak-anak yang berada di kemah bernama [[Abdullah bin Hasan as]] dengan melihat kejadian meskipun dicegah oleh [[Zainab Kubra]], bergerak cepat menuju arah Imam Husain as. Ketika Bahr (Abhar) bin Ka’ab -dan menurut sumber yang lain Harmalah bin Kahil Asadi- menyerang Imam Husain as dengan pedang, bocah itu pun berusaha menangkis pedang yang diarahkan ke Imam Husain dengan tangannya, namun tangan mungilnya terpotong sabetan pedang. <ref> Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 110; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm.120; Thabarsi, ''I’lām al-Wara bi A’lām al-Huda'', jld. 1, hlm. 467-468.</ref>
Ketika Imam terkepung oleh pasukan Kufah, Imam melewati saat-saat kehidupan terakhirnya, salah seorang anak-anak yang berada di kemah bernama [[Abdullah bin Hasan as]] dengan melihat kejadian meskipun dicegah oleh [[Zainab Kubra]], bergerak cepat menuju arah Imam Husain as. Ketika Bahr (Abhar) bin Ka'ab -dan menurut sumber yang lain Harmalah bin Kahil Asadi- menyerang Imam Husain as dengan pedang, bocah itu pun berusaha menangkis pedang yang diarahkan ke Imam Husain dengan tangannya, namun tangan mungilnya terpotong sabetan pedang. <ref> Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 110; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm.120; Thabarsi, ''I'lām al-Wara bi A'lām al-Huda'', jld. 1, hlm. 467-468.</ref>


Syimr bin Dzil Jausyan dengan beberapa orang dari pasukan Umar bin Sa'ad seperti: Abul Junub Abdurahman bin Yizad, Qasy’am bin Amru bin Yazid Hardun Ju’fi, Saleh bin Wahab Yazani, Sinan bin Anas Nakh’i, Khuli bin Yazid Ashbahi datang mendekati al-Husain. Syimr mendorong mereka untuk menyerang Imam Husain as secara habis-habisan. <ref> Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 407-409; Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-habari)'', jld. 5, hlm. 450; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 77 dan Abu al-Fida Ismail bin Umar bin Ibnu Katsir, ''al-Bidāyah wa al-Nihāyah'', jld. 8, hlm. 187.</ref>
Syimr bin Dzil Jausyan dengan beberapa orang dari pasukan Umar bin Sa'ad seperti: Abul Junub Abdurahman bin Yizad, Qasy'am bin Amru bin Yazid Hardun Ju'fi, Saleh bin Wahab Yazani, Sinan bin Anas Nakh'i, Khuli bin Yazid Ashbahi datang mendekati al-Husain. Syimr mendorong mereka untuk menyerang Imam Husain as secara habis-habisan. <ref> Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 407-409; Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-habari)'', jld. 5, hlm. 450; Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 77 dan Abu al-Fida Ismail bin Umar bin Ibnu Katsir, ''al-Bidāyah wa al-Nihāyah'', jld. 8, hlm. 187.</ref>


Namun tidak ada seorang pun yang bersedia. Kemudian Syimr memerintah [[Khuli bin Yazid]] untuk memenggal kepala suci al-Husain as. Khuli pun hendak memenggal kepala al Husain, namun ketika ia memasuki tempat pembantaian tangan dan tubuhnya bergetar  sehingga ia jatuh ke bumi dan tidak melanjutkan niatnya.  Kemudian Syimr<ref> Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 112; al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 35; Thabarsi, ''I’lam al-Wara bi A’lam al-Huda'', jld. 1, hlm. 469.</ref> dan menurut riwayat lain, Sinan bin Anas<ref> Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 450-453; Ibnu Sa’ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld. 6, hlm. 440; Abul Faraj Isahani, ''Maqātil al-Thalibiyyin'', hlm. 118; Mas’udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 258; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 112 dan Sayid Ibnu Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm. 126. </ref>  turun dari kudanya memenggal kepala Imam Husain as dan memberikan kepala itu kepada Khuli. <ref>Ibnu Sa’ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld. 6, hlm. 441 & jld. 3, hlm. 409; Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 453; Abul Faraj Isahani, ''Maqātil al-Thalibiyyin'', hlm. 118; Ali bin Husain Mas’udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 258. </ref> Pada badan suci Imam, ketika beliau syahid terdapat 33 bekas tebasan pedang dan 34 luka akibat tombak. <ref> Ali bin Husain Mas’udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 5, hlm. 258-259.</ref> Pasca Imam Husain as syahid, musuh merampas baju dan melucuti barang-barang yang dikenakan al-Husain dan membiarkan al-Husain telanjang.
Namun tidak ada seorang pun yang bersedia. Kemudian Syimr memerintah [[Khuli bin Yazid]] untuk memenggal kepala suci al-Husain as. Khuli pun hendak memenggal kepala al Husain, namun ketika ia memasuki tempat pembantaian tangan dan tubuhnya bergetar  sehingga ia jatuh ke bumi dan tidak melanjutkan niatnya.  Kemudian Syimr<ref> Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 112; al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 35; Thabarsi, ''I'lam al-Wara bi A'lam al-Huda'', jld. 1, hlm. 469.</ref> dan menurut riwayat lain, Sinan bin Anas<ref> Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 450-453; Ibnu Sa'ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld. 6, hlm. 440; Abul Faraj Isahani, ''Maqātil al-Thalibiyyin'', hlm. 118; Mas'udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 258; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 112 dan Sayid Ibnu Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm. 126. </ref>  turun dari kudanya memenggal kepala Imam Husain as dan memberikan kepala itu kepada Khuli. <ref>Ibnu Sa'ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld. 6, hlm. 441 & jld. 3, hlm. 409; Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 453; Abul Faraj Isahani, ''Maqātil al-Thalibiyyin'', hlm. 118; Ali bin Husain Mas'udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 258. </ref> Pada badan suci Imam, ketika beliau syahid terdapat 33 bekas tebasan pedang dan 34 luka akibat tombak. <ref> Ali bin Husain Mas'udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 5, hlm. 258-259.</ref> Pasca Imam Husain as syahid, musuh merampas baju dan melucuti barang-barang yang dikenakan al-Husain dan membiarkan al-Husain telanjang.


===Kuda Menginjak Jasad Imam Husain as dan Syuhada yang lain===
===Kuda Menginjak Jasad Imam Husain as dan Syuhada yang lain===
Atas perintah Umar bin Sa'ad demi memenuhi instruksi [[Ibnu Ziyad]], 10 orang atas kemauannya sendiri, di antaranya Ishaq Hauyah dan Akhnas bin Murstad dengan kudanya sendiri menginjak-injak jasad Imam Husain as. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 411; Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 450; Ali bin Husain Mas’udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 259.</ref>
Atas perintah Umar bin Sa'ad demi memenuhi instruksi [[Ibnu Ziyad]], 10 orang atas kemauannya sendiri, di antaranya Ishaq Hauyah dan Akhnas bin Murstad dengan kudanya sendiri menginjak-injak jasad Imam Husain as. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 411; Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 450; Ali bin Husain Mas'udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 259.</ref>


===Terpisahnya Kepala Imam Husain as dan Syuhada yang lain===
===Terpisahnya Kepala Imam Husain as dan Syuhada yang lain===
Umar bin Sa'ad pada hari itu juga membawa kepala suci Imam Husain as bersama dengan Khuli bin Yazid Ashhabi dan Hamid bin Muslim Azadi. Umar bin Sa'ad juga memerintahkan untuk memenggal kepala sahabat setia Imam Husain dan pemuda-pemuda Bani Hasyim yang berjumlah 72 kepala. Syimr bin Dzil Jausyan, Qais bin Asy’ats dan Amru bin Hajjaj mengirim kepala-kepala suci ke Kufah. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 411; Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 450; Ali bin Husain Mas’udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 259.</ref>
Umar bin Sa'ad pada hari itu juga membawa kepala suci Imam Husain as bersama dengan Khuli bin Yazid Ashhabi dan Hamid bin Muslim Azadi. Umar bin Sa'ad juga memerintahkan untuk memenggal kepala sahabat setia Imam Husain dan pemuda-pemuda Bani Hasyim yang berjumlah 72 kepala. Syimr bin Dzil Jausyan, Qais bin Asy'ats dan Amru bin Hajjaj mengirim kepala-kepala suci ke Kufah. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 3, hlm. 411; Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 450; Ali bin Husain Mas'udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 259.</ref>


==Kejadian Pasca Perang==
==Kejadian Pasca Perang==
Baris 273: Baris 273:


==Penguburan Kepala Imam Husain as==
==Penguburan Kepala Imam Husain as==
[[Ubaidillah bin Ziyad]] menggantung kepala [[Imam Husain as]] dan mengembalikannya ke kota. Setelah beberapa lama kepala Imam Husain as dikirim ke Suriah kehadapan [[Yazid]] bersama dengan syuhada yang lain oleh Zahr bin Qais Ju’fi. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 2, hlm. 507; Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 459. Laporan terkait dengan dibawanya kepala Imam Husain as ke istana Yazid silahkan lihat, Baladzuri, jld. 2, hlm. 507-508; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 459-460.</ref>
[[Ubaidillah bin Ziyad]] menggantung kepala [[Imam Husain as]] dan mengembalikannya ke kota. Setelah beberapa lama kepala Imam Husain as dikirim ke Suriah kehadapan [[Yazid]] bersama dengan syuhada yang lain oleh Zahr bin Qais Ju'fi. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al Asyraf'', jld. 2, hlm. 507; Muhammad Jarir Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 459. Laporan terkait dengan dibawanya kepala Imam Husain as ke istana Yazid silahkan lihat, Baladzuri, jld. 2, hlm. 507-508; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 459-460.</ref>


Atikah (anak perempuan Yazid yang juga istri ‘Abdul Malik bin Marwan) memperlakukan kepala Imam Husain as dengan menghormati mencuci kepala dan memberikan wewangian ke kepala Imam yang diberkati itu, kemudian menguburkannya di sebuah taman di Damaskus (taman istana atau taman yang lain). Menurut riwayat yang lain, kepala Imam Husain as setelah dibawa ke [[Kufah]], Suriah, Asqalan dan Mesir<ref>Ibnu Syaddad, ''al-A’lāq al-Khathirah fi Dzākir Umarā al-Syām wa al-Jazirah'', hlm. 291; Qazwini, 222. </ref>  dikafani dan dikuburkan di samping pusara [[Sayidah Fatimah Zahra sa]] di pekuburan Baqi di [[Madinah]]. <ref>Ibnu Sa’ad, jld. 6, hlm. 450.</ref>  Menurut [[sayid Murtadha|Alamul Huda]] <ref>Sayid Murtadha, ''Rasāil al-Syarif al-Murtadha'', jld. 3, hlm. 130. </ref> kepala Imam Husain as dibawa kembali dari Suriah ke [[Karbala]] dan dikubur di samping badan suci Imam Husain as.
Atikah (anak perempuan Yazid yang juga istri 'Abdul Malik bin Marwan) memperlakukan kepala Imam Husain as dengan menghormati mencuci kepala dan memberikan wewangian ke kepala Imam yang diberkati itu, kemudian menguburkannya di sebuah taman di Damaskus (taman istana atau taman yang lain). Menurut riwayat yang lain, kepala Imam Husain as setelah dibawa ke [[Kufah]], Suriah, Asqalan dan Mesir<ref>Ibnu Syaddad, ''al-A'lāq al-Khathirah fi Dzākir Umarā al-Syām wa al-Jazirah'', hlm. 291; Qazwini, 222. </ref>  dikafani dan dikuburkan di samping pusara [[Sayidah Fatimah Zahra sa]] di pekuburan Baqi di [[Madinah]]. <ref>Ibnu Sa'ad, jld. 6, hlm. 450.</ref>  Menurut [[sayid Murtadha|Alamul Huda]] <ref>Sayid Murtadha, ''Rasāil al-Syarif al-Murtadha'', jld. 3, hlm. 130. </ref> kepala Imam Husain as dibawa kembali dari Suriah ke [[Karbala]] dan dikubur di samping badan suci Imam Husain as.


==Pembawa Pesan Asyura==
==Pembawa Pesan Asyura==
Pasca syahadah [[Imam Husain as]], [[Sayidah Zainab sa]], saudari Imam Husain as termasuk rombongan yang ditawan. Ia pada majelis [[ubaidillah bin Ziyad|Ubaidillah]] di [[Kufah]], menyampaikan pidato di hadapan mahkamah [[Yazid]] di Suriah. Zainab sa menyampaikan orasi dengan sangat fasih dan menjelaskan tentang revolusi Imam Husain as dan mengungkap pemerintahan korup Yazid serta kelicikan masyarakat Kufah. <ref>Terkait dengan orasi Sayidah Zainab di Kufah dan Syam silahkan lihat Ibnu Thaifur, ''Balaghāh al-Nisā'', hlm. 20-25; Tentang orasi Sayidah Zainab di istana Yazid, silahkan lihat, Ibnu A’tsam, ''Kitāb al-Futuh'', jld. 5, hlm. 121-122. </ref>
Pasca syahadah [[Imam Husain as]], [[Sayidah Zainab sa]], saudari Imam Husain as termasuk rombongan yang ditawan. Ia pada majelis [[ubaidillah bin Ziyad|Ubaidillah]] di [[Kufah]], menyampaikan pidato di hadapan mahkamah [[Yazid]] di Suriah. Zainab sa menyampaikan orasi dengan sangat fasih dan menjelaskan tentang revolusi Imam Husain as dan mengungkap pemerintahan korup Yazid serta kelicikan masyarakat Kufah. <ref>Terkait dengan orasi Sayidah Zainab di Kufah dan Syam silahkan lihat Ibnu Thaifur, ''Balaghāh al-Nisā'', hlm. 20-25; Tentang orasi Sayidah Zainab di istana Yazid, silahkan lihat, Ibnu A'tsam, ''Kitāb al-Futuh'', jld. 5, hlm. 121-122. </ref>


==Lihat juga==
==Lihat juga==
Baris 295: Baris 295:
==Daftar Pustaka==
==Daftar Pustaka==
{{ref}}
{{ref}}
*Abu al-Fadhl Ahmad bin Muhammad al-Maidani. ''Majma’ al-Amtsāl''. Annotasi oleh Naim Husain Zarzur. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, Cet. I, 1988.
*Abu al-Fadhl Ahmad bin Muhammad al-Maidani. ''Majma' al-Amtsāl''. Annotasi oleh Naim Husain Zarzur. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, Cet. I, 1988.
*Abu al-Fida, Ismail bin Umar bin Katsir. ''Al-Bidāyah wa an-Nihāyah''. Beirut: Dar al-Fikr, 1986.
*Abu al-Fida, Ismail bin Umar bin Katsir. ''Al-Bidāyah wa an-Nihāyah''. Beirut: Dar al-Fikr, 1986.
*Abu Ali Miskawaih. ''Tajārub al-Umam''. Riset oleh Abul Qasim Imami. Teheran: Surusy, Cet. II, 1421 H.
*Abu Ali Miskawaih. ''Tajārub al-Umam''. Riset oleh Abul Qasim Imami. Teheran: Surusy, Cet. II, 1421 H.
*Abu Hanifah, Ahmad bin Daud al-Dinawari. ''Al-Akhbār ath-Thiwāl''. Riset oleh Abdul Mun’im Amir. Qom: Mansyurat Radhi, 1410 H.
*Abu Hanifah, Ahmad bin Daud al-Dinawari. ''Al-Akhbār ath-Thiwāl''. Riset oleh Abdul Mun'im Amir. Qom: Mansyurat Radhi, 1410 H.
*Abu Mikhnaf al-Azadi. ''Maqtal al-Husain''. Riset dan annotasi oleh Husain al-Ghaffari. Qom: Mathba’ al-‘Ilmiah, Tanpa Tahun.
*Abu Mikhnaf al-Azadi. ''Maqtal al-Husain''. Riset dan annotasi oleh Husain al-Ghaffari. Qom: Mathba' al-'Ilmiah, Tanpa Tahun.
*Amin, Muhsin. ''A’yān asy-Syiah''. Riset oleh Hasan al-Amin. Beirut: Dar al-Ta’arif, Tanpa Tahun.
*Amin, Muhsin. ''A'yān asy-Syiah''. Riset oleh Hasan al-Amin. Beirut: Dar al-Ta'arif, Tanpa Tahun.
*‌Bahrani, Abdullah. ''Al-‘Awālim al-Imām al-Husain as''. Riset Madrasah al-Imam al-Mahdi Ajf. Qom: Madrasah al-Imam al-Mahdi Ajf, Cet. I, 1407 H.
*‌Bahrani, Abdullah. ''Al-'Awālim al-Imām al-Husain as''. Riset Madrasah al-Imam al-Mahdi Ajf. Qom: Madrasah al-Imam al-Mahdi Ajf, Cet. I, 1407 H.
*Baladzuri, Ahmad bin Yahya. ''Ansāb al-Asyrāf''. Riset oleh Suhail Zikar dan Riyadh Zirikli. Beirut: 1417 H, 1996.
*Baladzuri, Ahmad bin Yahya. ''Ansāb al-Asyrāf''. Riset oleh Suhail Zikar dan Riyadh Zirikli. Beirut: 1417 H, 1996.
*Baladzuri, Ahmad Yahya. ''Ansāb al-Asyraf''. Cetakan Mahmud Firdaus Azham. Damaskus: 1996-2000.
*Baladzuri, Ahmad Yahya. ''Ansāb al-Asyraf''. Cetakan Mahmud Firdaus Azham. Damaskus: 1996-2000.
*''Dāirah al-Ma’arif Tasyayyu’''. Di bawah pengawasan Ahmad Shadr, Kamran Fanni, Bahauddin Khuramsyahi. Muassasah Intisyarat Hikmah, Cet. I, 1432 H.
*''Dāirah al-Ma'arif Tasyayyu'''. Di bawah pengawasan Ahmad Shadr, Kamran Fanni, Bahauddin Khuramsyahi. Muassasah Intisyarat Hikmah, Cet. I, 1432 H.
*Dehkhoda, Ali Akbar. ''Dehkhudā''. Tehran: 1430 H.
*Dehkhoda, Ali Akbar. ''Dehkhudā''. Tehran: 1430 H.
*Haitsami. ''Majma’ al-Zawāid''. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1988.
*Haitsami. ''Majma' al-Zawāid''. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1988.
*Ibnu A’tsam. ''Al-Futuh''. Riset oleh Ali Syirazi. Beirut: Dar al-Adhwa, Cetakan Pertama, 1991.
*Ibnu A'tsam. ''Al-Futuh''. Riset oleh Ali Syirazi. Beirut: Dar al-Adhwa, Cetakan Pertama, 1991.
*Ibnu Abdu Rabih. ''Al-Iqd al-Farid''. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, cet. I, 1404 H.
*Ibnu Abdu Rabih. ''Al-Iqd al-Farid''. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, cet. I, 1404 H.
*Ibnu al-Dimasyqi. ''Jawāhir al-Mathālib fi Manāqib al-Imām ‘Ali as''. Riset oleh Muhammad Baqir al-Mahmudi. Qom: Majma’ al-Tsaqafah al-Islamiyah, cet. I, 1416 H.
*Ibnu al-Dimasyqi. ''Jawāhir al-Mathālib fi Manāqib al-Imām 'Ali as''. Riset oleh Muhammad Baqir al-Mahmudi. Qom: Majma' al-Tsaqafah al-Islamiyah, cet. I, 1416 H.
*Ibnu Asakir. ''Tārikh Madinah al-Dimasyq''. Beirut: Dar al-Fikr, 1415 H.
*Ibnu Asakir. ''Tārikh Madinah al-Dimasyq''. Beirut: Dar al-Fikr, 1415 H.
*Ibnu Jauzi, Abdul-Rahman bin Ali. ''Al-Muntazham fi Tārikh al-Umam wa al-Muluk''. Riset oleh Muhammad Abdul-Qadir Atha dan Mustafa Abdul-Qadir Atha. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, Cet. I, 1992.
*Ibnu Jauzi, Abdul-Rahman bin Ali. ''Al-Muntazham fi Tārikh al-Umam wa al-Muluk''. Riset oleh Muhammad Abdul-Qadir Atha dan Mustafa Abdul-Qadir Atha. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, Cet. I, 1992.
*Ibnu Katsir, Ali bin Abi al-Karam. ''Al-Kāmil fi al-Tārikh''. Beirut: Dar Shadir, 1965.
*Ibnu Katsir, Ali bin Abi al-Karam. ''Al-Kāmil fi al-Tārikh''. Beirut: Dar Shadir, 1965.
*Ibnu Manzhur. ''Lisān al-‘Arab''. Beirut: Dar Shadir, Cet. III, 1414 H.
*Ibnu Manzhur. ''Lisān al-'Arab''. Beirut: Dar Shadir, Cet. III, 1414 H.
*Ibnu Nama al-Hilli. ''Mutsir al-Ahzān''. Qom: Madrasah Imam Mahdi Ajf, 1406 H.
*Ibnu Nama al-Hilli. ''Mutsir al-Ahzān''. Qom: Madrasah Imam Mahdi Ajf, 1406 H.
*Ibnu Sa'ad, Muhammad. ''Al-Thabaqāt al-Kubrā''. Riset oleh Muhammad bin Shamil al-Sullami. Thaif: Maktabah al-Shiddiq, Cet. I, 1993, Khamisah 1.
*Ibnu Sa'ad, Muhammad. ''Al-Thabaqāt al-Kubrā''. Riset oleh Muhammad bin Shamil al-Sullami. Thaif: Maktabah al-Shiddiq, Cet. I, 1993, Khamisah 1.
*Ibnu Syaddad, ‘Izzuddin Abi Abdillah. ''Al-A’laq al-Khathirah fi Dzakir Umara al-Syam wa al-Jazirah''. Riset oleh Sami al-Dahan. Damaskus: 1382 H/1962.
*Ibnu Syaddad, 'Izzuddin Abi Abdillah. ''Al-A'laq al-Khathirah fi Dzakir Umara al-Syam wa al-Jazirah''. Riset oleh Sami al-Dahan. Damaskus: 1382 H/1962.
*Ibnu Syahr Asyub. ''Manāqib Alu Abi Thālib''. Qom: Allamah, 1379 H.
*Ibnu Syahr Asyub. ''Manāqib Alu Abi Thālib''. Qom: Allamah, 1379 H.
*Ibnu Thaifur. ''Balāghah al-Nisā''. Qom: Tanpa Tahun.
*Ibnu Thaifur. ''Balāghah al-Nisā''. Qom: Tanpa Tahun.
*Isfahani, Ali Abu al-Faraj. ''Maqātil al-Thālibiyin''. Riset oleh Ahmad Shaqar. Beirut: Dar al-Ma’rifah. 1992.
*Isfahani, Ali Abu al-Faraj. ''Maqātil al-Thālibiyin''. Riset oleh Ahmad Shaqar. Beirut: Dar al-Ma'rifah. 1992.
*Kasyi, Muhammad bin Umar. ''Rijāl al-Kassyi''> Masyhad: Danesgyah Masyhad, 1389 H.
*Kasyi, Muhammad bin Umar. ''Rijāl al-Kassyi''> Masyhad: Danesgyah Masyhad, 1389 H.
*Kharizmi, Muwafaq bin Ahmad. ''Maqtal al-Husain as''. Riset dan annotasi olehe Muhammad al-Samawi. Qom: Maktabah al-Mufid, Tanpa Tahun.
*Kharizmi, Muwafaq bin Ahmad. ''Maqtal al-Husain as''. Riset dan annotasi olehe Muhammad al-Samawi. Qom: Maktabah al-Mufid, Tanpa Tahun.
*Mahalli, Hamid bin Ahmad. ''Al-Hadāq al-Wardiyah fi Manāqib al-Aimmmah al-Zaidiyah''. San’ah: Maktabah Badar, Cet. I, 1423 H.
*Mahalli, Hamid bin Ahmad. ''Al-Hadāq al-Wardiyah fi Manāqib al-Aimmmah al-Zaidiyah''. San'ah: Maktabah Badar, Cet. I, 1423 H.
*Majlisi, Muhammad Baqir. ''Bihār al-Anwār al-Jāmi’ li Durar Akhbār al-Aimmah al-Athhar''. Teheran: Islamiyah, Tanpa Tahun.
*Majlisi, Muhammad Baqir. ''Bihār al-Anwār al-Jāmi' li Durar Akhbār al-Aimmah al-Athhar''. Teheran: Islamiyah, Tanpa Tahun.
*Majlisi, Muhammad Baqir. ''Jalā’ al-‘Uyun''. Jawidan, Tanpa Tahun.
*Majlisi, Muhammad Baqir. ''Jalā' al-'Uyun''. Jawidan, Tanpa Tahun.
*Mamaqami, Abdullah. ''Tanqih al-Maqāl fi ‘Ilm al-Rijāl''. Riset oleh Muhyiddin al-Mamaqani dan Muhammad Ridha al-Mamaqani. Qom: Alu al-Bait As, Cet. I, 1430 H.
*Mamaqami, Abdullah. ''Tanqih al-Maqāl fi 'Ilm al-Rijāl''. Riset oleh Muhyiddin al-Mamaqani dan Muhammad Ridha al-Mamaqani. Qom: Alu al-Bait As, Cet. I, 1430 H.
*Mas'udi, Ali bin al-Hasan. ''Itsbāt al-Washiyyah li al-Imām Ali bin Abi Thālib as''. Beirut: Dar al-Adhwa, Cet. II, 1988.
*Mas'udi, Ali bin al-Hasan. ''Itsbāt al-Washiyyah li al-Imām Ali bin Abi Thālib as''. Beirut: Dar al-Adhwa, Cet. II, 1988.
*Mas'udi, Ali bin al-Hasan. ''Muruj al-Dzahab wa Ma’ādin al-Jawāhir''. Riset oleh As’ad Daghir. Qom: Dar al-Hijrah, Cet. II, 1409 H.
*Mas'udi, Ali bin al-Hasan. ''Muruj al-Dzahab wa Ma'ādin al-Jawāhir''. Riset oleh As'ad Daghir. Qom: Dar al-Hijrah, Cet. II, 1409 H.
*Muhammad bin Sa’ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', Riset oleh Ali Muhammad Umar, Kairo, 1421 H/2001 M.
*Muhammad bin Sa'ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', Riset oleh Ali Muhammad Umar, Kairo, 1421 H/2001 M.
*Muqarram, Abdul-Razaq Musawi. ''Maqtal al-Husain as''. Beirut: Dar al-Kitab al-Islamiyah, Cet. V.
*Muqarram, Abdul-Razaq Musawi. ''Maqtal al-Husain as''. Beirut: Dar al-Kitab al-Islamiyah, Cet. V.
*Qirmani, Ahmad bin Yusuf. ''Akhbār al-Duwal''. Riset oleh Fahmi Sa’ad dan Ahmad Hatith. Beirut: Cet. I, 1992.
*Qirmani, Ahmad bin Yusuf. ''Akhbār al-Duwal''. Riset oleh Fahmi Sa'ad dan Ahmad Hatith. Beirut: Cet. I, 1992.
*Rawandi, Quthbuddin. ''Al-Kharāij wa al-Jarāih''. Qom: Muassasah Imam Mahdi Ajf, Cet. I, 1415 H.
*Rawandi, Quthbuddin. ''Al-Kharāij wa al-Jarāih''. Qom: Muassasah Imam Mahdi Ajf, Cet. I, 1415 H.
*Samawi, Muhammad. ''Abshār al-‘Ain fi Anshār al-Husain as''. Riset oleh Muhammad Ja’far Thabasi. Markas al-Dirasah al-Islamiyah, lil Mummatisli al-Wali al-Faqih fi Hirasi al-Tsaurah al-Islamiya, Cet. I.
*Samawi, Muhammad. ''Abshār al-'Ain fi Anshār al-Husain as''. Riset oleh Muhammad Ja'far Thabasi. Markas al-Dirasah al-Islamiyah, lil Mummatisli al-Wali al-Faqih fi Hirasi al-Tsaurah al-Islamiya, Cet. I.
*Sayid Ibnu Thawus. ''Al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf''. Qom: Anwar al-Huda, Cet. I, 1417 H.
*Sayid Ibnu Thawus. ''Al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf''. Qom: Anwar al-Huda, Cet. I, 1417 H.
*Sayid Murtadha Alam al-Huda. ''Rasāil al-Syarif al-Murtadha''.Qom: Cetakan Mahdi Rajai, 1405 H.
*Sayid Murtadha Alam al-Huda. ''Rasāil al-Syarif al-Murtadha''.Qom: Cetakan Mahdi Rajai, 1405 H.
*Syahidi, Ja’far. ''Zendegāni Fātimah Zahra sa''. Teheran: 1405 H.
*Syahidi, Ja'far. ''Zendegāni Fātimah Zahra sa''. Teheran: 1405 H.
*Syaih Mufid, Muhammad bin Muhammad bin Nu’man. ''Al-Irsyād fi Ma’rifah Hujajillah ‘ala al-‘Ibād''. Qom: 1413 H.
*Syaih Mufid, Muhammad bin Muhammad bin Nu'man. ''Al-Irsyād fi Ma'rifah Hujajillah 'ala al-'Ibād''. Qom: 1413 H.
*Syaikh Mufid. ''Al-Irsyād''. Qom: Kongre Syaikh al-Mufid, 1413 H.
*Syaikh Mufid. ''Al-Irsyād''. Qom: Kongre Syaikh al-Mufid, 1413 H.
*Syaikh Shaduq. ''Al-Āmāli''. Kitabkhone Islamiyah, 1403 H.
*Syaikh Shaduq. ''Al-Āmāli''. Kitabkhone Islamiyah, 1403 H.
*Thabari, Muhammad bin Jarir. ''Tārikh al-Umam al-Muluk''. Beirut: Cetakan Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, 1424-1419 H.
*Thabari, Muhammad bin Jarir. ''Tārikh al-Umam al-Muluk''. Beirut: Cetakan Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, 1424-1419 H.
*Thabari, Muhammad bin Jarir. ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh Thabari)''. Riset oleh Abul Fadhl Ibrahim. Beirut: Dar al-Turats, cet. II, 1967.
*Thabari, Muhammad bin Jarir. ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh Thabari)''. Riset oleh Abul Fadhl Ibrahim. Beirut: Dar al-Turats, cet. II, 1967.
*Thabrani. ''Al-Mu’jam al-Kabir''. Riset oleh Hamdi Abdul Majid al-Salafi. Tanpa Tempat, Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi, Tanpa Tahun.
*Thabrani. ''Al-Mu'jam al-Kabir''. Riset oleh Hamdi Abdul Majid al-Salafi. Tanpa Tempat, Dar Ihya al-Turats al-'Arabi, Tanpa Tahun.
*Thabrisi, Ahmad bin Ali. ''Al-Ihtijāj''. Masyhad: Nasyr Murtadha, Cet. I, 1403 H.
*Thabrisi, Ahmad bin Ali. ''Al-Ihtijāj''. Masyhad: Nasyr Murtadha, Cet. I, 1403 H.
*Thabrisi. ''I’lām al-Warā bi A’lām al-Hudā''. Teheran: Islamiyah, Cet. III, 1390 H.
*Thabrisi. ''I'lām al-Warā bi A'lām al-Hudā''. Teheran: Islamiyah, Cet. III, 1390 H.
*Ya'qubi, Ahmad. ''Tārikh Ya’qubi''. Najaf: 1358 H.
*Ya'qubi, Ahmad. ''Tārikh Ya'qubi''. Najaf: 1358 H.
{{akhir}}
{{akhir}}


Pengguna anonim