Pengguna anonim
Tragedi Karbala: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>M.hazer |
imported>M.hazer Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 16: | Baris 16: | ||
'''Peristiwa Karbala''' (bahasa Arab:{{ia|واقعة كربلا}}) atau '''Peristiwa Asyura''' ({{ia| واقعة عاشوراء}}) adalah perang dan kesyahidan [[Imam Husain as]] bersama sahabat-sahabatnya melawan pasukan dari [[Kufah]] yang terjadi pada [[10 Muharram]] [[61 H]]/680 di bumi [[Karbala]], dimana mereka berperang melawan [[Yazid]] khalifah kedua [[bani Umayyah]]. Tragedi Karbala merupakan peristiwa sejarah Islam yang paling menyayat hati kaum muslimin terkhusus orang-orang [[Syiah]]. Mereka setiap tahun pada peringatan haulnya mengadakan acara duka begitu besar dan menyeluruh. | '''Peristiwa Karbala''' (bahasa Arab:{{ia|واقعة كربلا}}) atau '''Peristiwa Asyura''' ({{ia| واقعة عاشوراء}}) adalah perang dan kesyahidan [[Imam Husain as]] bersama sahabat-sahabatnya melawan pasukan dari [[Kufah]] yang terjadi pada [[10 Muharram]] [[61 H]]/680 di bumi [[Karbala]], dimana mereka berperang melawan [[Yazid]] khalifah kedua [[bani Umayyah]]. Tragedi Karbala merupakan peristiwa sejarah Islam yang paling menyayat hati kaum muslimin terkhusus orang-orang [[Syiah]]. Mereka setiap tahun pada peringatan haulnya mengadakan acara duka begitu besar dan menyeluruh. | ||
Peristiwa ini bermula dari matinya [[Muawiyah]] ([[15 Rajab]] [[60 H]]/679) dan awal mula pemerintahan anaknya, Yazid. Hakim [[Madinah]] bersikeras mengambil [[baiat]] dari Imam Husain as untuk Yazid. Husain bin Ali untuk lari dari baiat | Peristiwa ini bermula dari matinya [[Muawiyah]] ([[15 Rajab]] [[60 H]]/679) dan awal mula pemerintahan anaknya, Yazid. Hakim [[Madinah]] bersikeras mengambil [[baiat]] dari Imam Husain as untuk Yazid. Husain bin Ali untuk lari dari baiat ini pergi dari Madinah ke [[Mekah]] di malam hari. Dalam Perjalanan ini, keluarga Imam as, sejumlah orang dari [[bani Hasyim]] dan sebagian orang-orang Syiah bersama Imam Husain as. | ||
Imam Husain as sekitar 4 bulan menetap di Mekah. Dalam jangka waktu ini surat-surat undangan warga Kufah sampai ke tangan beliau. Dengan memperhatikan kemungkinan dirinya akan dibunuh oleh antek-antek Yazid dan adanya undangan orang-orang Kufah, Imam as pada hari ke- | Imam Husain as sekitar 4 bulan menetap di Mekah. Dalam jangka waktu ini surat-surat undangan warga Kufah sampai ke tangan beliau. Dengan memperhatikan kemungkinan dirinya akan dibunuh oleh antek-antek Yazid dan adanya undangan orang-orang Kufah, Imam as pada hari ke-[[8 Dzulhijjah]] meninggalkan Mekah menuju Kufah. Sebelum sampai di Kufah, beliau mengetahui pengkhianatan orang-orang Kufah dan kesyahidan [[Muslim bin Aqil]] yang diutus beliau untuk menyelidiki situasi dan kondisi di sana. Setelah [[Hur bin Yazid]] menutup jalan untuk Imam as, beliau pergi menuju Karbala dan di sana beliau berhadapan dengan pasukan [[Umar bin Sa'ad]]. Umar bin Sa'ad diangkat sebagai komandan perang oleh [[Ubaidillah bin Ziyad]]. | ||
Dua pasukan itu berperang sengit pada 10 Muharram atau hari Asyura. Dalam perang ini, Imam Husain, saudaranya [[Abbas bin Ali as]], anaknya yang berumur 6 bulan [[Ali Ashgar]], 17 orang dari bani Hasyim dan lebih dari 50 orang dari sahabat-sahabatnya meneguk cawan syahadah. Sebagian penulis kronologi kesyahidan memandang [[Syimr bin Dzil Jausyan]] sebagai pembunuh Imam Husain as. Para bala tentara Umar bin Sa'ad menginjak-injak jasad para syuhada dengan kaki-kaki kuda mereka. Sore hari Asyura, pasukan Yazid menyerang kemah-kemah orang-orang yang ditinggalkan pasukan Imam Husain as dan membakarnya. Orang-orang Syiah menamakan malam ini dengan "malam keterasingan". [[Imam Sajjad as]] karena sedang sakit tidak ikut berperang dan hidup, dan bersama [[Sayidah Zainab sa]], seluruh kaum wanita dan anak-anak kecil menjadi tawanan pasukan Kufah. Para pasukan Umar bin Saad menancapkan kepala-kepala para syuhada di ujung tombak, dan bersama para tawanan dibawa kepada Ubaidillah bin Ziyad di Kufah dan dari sana dibawa ke hadapan Yazid di Syam. | Dua pasukan itu berperang sengit pada 10 Muharram atau hari Asyura. Dalam perang ini, Imam Husain, saudaranya [[Abbas bin Ali as]], anaknya yang berumur 6 bulan [[Ali Ashgar]], 17 orang dari bani Hasyim dan lebih dari 50 orang dari sahabat-sahabatnya meneguk cawan syahadah. Sebagian penulis kronologi kesyahidan memandang [[Syimr bin Dzil Jausyan]] sebagai pembunuh Imam Husain as. Para bala tentara Umar bin Sa'ad menginjak-injak jasad para syuhada dengan kaki-kaki kuda mereka. Sore hari Asyura, pasukan Yazid menyerang kemah-kemah orang-orang yang ditinggalkan pasukan Imam Husain as dan membakarnya. Orang-orang Syiah menamakan malam ini dengan "malam keterasingan". [[Imam Sajjad as]] karena sedang sakit tidak ikut berperang dan hidup, dan bersama [[Sayidah Zainab sa]], seluruh kaum wanita dan anak-anak kecil menjadi tawanan pasukan Kufah. Para pasukan Umar bin Saad menancapkan kepala-kepala para syuhada di ujung tombak, dan bersama para tawanan dibawa kepada Ubaidillah bin Ziyad di Kufah dan dari sana dibawa ke hadapan Yazid di Syam. |