Pengguna anonim
Siti Hawa: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba |
imported>E.amini Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 46: | Baris 46: | ||
===Turunnya Adam dan Hawa dari Surga=== | ===Turunnya Adam dan Hawa dari Surga=== | ||
Menurut Perjanjian Lama, di surga Nabi Adam as dan Hawa sa hidup telanjang tanpa harus merasa malu. Suatu ketika seekor ular datang untuk membujuk Hawa sa supaya memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Hawa sa terkena bujuk rayu sehingga memakan buah tersebut, bahkan memberikannya pada [[Nabi Adam as]]. Akibatnya, mereka tersadar ternyata mereka telanjang. Setelah mendapat teguran keras dari [[Allah swt]] karena perbuatannya itu, Nabi Adam as menyalahkan dirinya, istri dan sang ular. Allah swt pun memberikan hukuman pada mereka. Di antaranya, Hawa sa akan merasa sakit selama hamil dan ketika melahirkan anaknya, mengalami rindu yang sangat pada suaminya, dan berada di bawah kuasa suaminya. Akhirnya Nabi Adam as dan Hawa sa dikeluarkan dari [[surga]]. Seandainya waktu itu mereka juga berhasil memakan buah dari Pohon Kehidupan niscaya mereka akan hidup kekal. | Menurut Perjanjian Lama, di [[surga Nabi Adam as]] dan Hawa sa hidup telanjang tanpa harus merasa malu. Suatu ketika seekor ular datang untuk membujuk Hawa sa supaya memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Hawa sa terkena bujuk rayu sehingga memakan buah tersebut, bahkan memberikannya pada [[Nabi Adam as]]. Akibatnya, mereka tersadar ternyata mereka telanjang. Setelah mendapat teguran keras dari [[Allah swt]] karena perbuatannya itu, Nabi Adam as menyalahkan dirinya, istri dan sang ular. Allah swt pun memberikan hukuman pada mereka. Di antaranya, Hawa sa akan merasa sakit selama hamil dan ketika melahirkan anaknya, mengalami rindu yang sangat pada suaminya, dan berada di bawah kuasa suaminya. Akhirnya Nabi Adam as dan Hawa sa dikeluarkan dari [[surga]]. Seandainya waktu itu mereka juga berhasil memakan buah dari Pohon Kehidupan niscaya mereka akan hidup kekal. | ||
===Nama Hawa dalam Perjanjian Lama=== | ===Nama Hawa dalam Perjanjian Lama=== | ||
Baris 88: | Baris 88: | ||
Meski dalam referensi-referensi hadis [[syiah]] dan [[Sunni]] tidak banyak yang menerangkan tentang Hawa sa, namun tidak demikian dalam buku-buku sejarah. Banyak buku sejarah yang mencatat tentang kisah para nabi dan orang terdahulu dengan berbagai model. Kebanyakan kisah tersebut merujuk pada kisah-kisah israiliyat.<ref>Abdurrahman Rabi', al-Israiliat fi Tafsir al-Thabari: Dirasah fi al-Lughah wa al-Mashadir al-Ibriah, jld. 1, hlm. 106-108. Muhammad Qasimi, Israiliat wa Ta'tsir-e An bar Dastanha-e Anbiya dar Tafasir-e Qur'an, jld. 1, hlm. 240-262. </ref> Menurut sebagian riwayat, ketika Allah swt menyuruh [[Nabi Adam as]] untuk tinggal di [[surga]], dia sendirian. [[Allah swt]] lalu membuatnya tertidur nyenyak dan menciptakan Hawa sa dari salah satu tulang rusuknya. Selama proses penciptaan itu Nabi Adam as sama sekali tidak merasa sakit. Setelah tercipta, Hawa sa diberi pakaian surga, dipercantik lalu diantar ke Nabi Adam as. Begitu terbangun, Nabi Adam as melihatnya dan menamainya Hawa. | Meski dalam referensi-referensi hadis [[syiah]] dan [[Sunni]] tidak banyak yang menerangkan tentang Hawa sa, namun tidak demikian dalam buku-buku sejarah. Banyak buku sejarah yang mencatat tentang kisah para nabi dan orang terdahulu dengan berbagai model. Kebanyakan kisah tersebut merujuk pada kisah-kisah israiliyat.<ref>Abdurrahman Rabi', al-Israiliat fi Tafsir al-Thabari: Dirasah fi al-Lughah wa al-Mashadir al-Ibriah, jld. 1, hlm. 106-108. Muhammad Qasimi, Israiliat wa Ta'tsir-e An bar Dastanha-e Anbiya dar Tafasir-e Qur'an, jld. 1, hlm. 240-262. </ref> Menurut sebagian riwayat, ketika Allah swt menyuruh [[Nabi Adam as]] untuk tinggal di [[surga]], dia sendirian. [[Allah swt]] lalu membuatnya tertidur nyenyak dan menciptakan Hawa sa dari salah satu tulang rusuknya. Selama proses penciptaan itu Nabi Adam as sama sekali tidak merasa sakit. Setelah tercipta, Hawa sa diberi pakaian surga, dipercantik lalu diantar ke Nabi Adam as. Begitu terbangun, Nabi Adam as melihatnya dan menamainya Hawa. | ||
Dalam referensi-referensi itu termaktub, selama di surga Nabi Adam as dan Hawa sa hidup nikmat dan berkecukupan. Suatu ketika [[Iblis]] dengan wujud ular, dibantu burung merak datang untuk menggoda mereka supaya memakan buah terlarang. Awalnya hanya Hawa yang makan kemudian Nabi Adam as ikut memakan. Dalam beberapa riwayat disebutkan, selama Nabi Adam as masih memiliki pikiran sehat ia tidak akan mau memakan buah terlarang. Karenanya Hawa sa membuatnya mabuk lalu membawanya ke arah pohon dan memaksanya memakan buah tersebut. | Dalam referensi-referensi itu termaktub, selama di [[surga Nabi Adam as]] dan Hawa sa hidup nikmat dan berkecukupan. Suatu ketika [[Iblis]] dengan wujud ular, dibantu burung merak datang untuk menggoda mereka supaya memakan buah terlarang. Awalnya hanya Hawa yang makan kemudian Nabi Adam as ikut memakan. Dalam beberapa riwayat disebutkan, selama Nabi Adam as masih memiliki pikiran sehat ia tidak akan mau memakan buah terlarang. Karenanya Hawa sa membuatnya mabuk lalu membawanya ke arah pohon dan memaksanya memakan buah tersebut. | ||
Karena telah melanggar larangan Allah swt dengan memakan buah terlarang, Nabi Adam as dan Hawa sa dihukum dengan cara dikeluarkan dari surga. Selain itu, Hawa sa juga menerima hukuman lain, di antaranya mengalami haid, hamil dan melahirkan yang menyakitkan. Saat dileluarkan dari surga, Nabi Adam as diturunkan di India, sedangkan Hawa di Jeddah. Setelah mereka bertaubat, Allah swt mempertemukan keduanya di Arafah. Mereka lalu menunaikan sebagain amalan [[haji]]. Setelah itu, untuk pertama kalinya Hawa sa mengalami haid. Nabi Adam as menghentak-hentakkan kakinya ke bumi hingga terpancar [[Air Zamzam|air zamzam]] yang kemudian digunakan Hawa sa untuk [[mandi]]. Hawa sa memiliki empat puluh anak dari dua puluh kali melahirkan. Ia meninggal setahun setelah wafatnya Nabi Adam as.<ref>Ibnu Hisyam, Kitab al-Tijan fi Muluk Himyar, jld. 1, hlm. 14-26. Ibnu Qutaibah, al-Ma'arif, jld. 1, hlm. 15. Tsa'labi, Qishahs al-Anbiya', jld. 1, hlm. 25-41. Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 69. Hlm. 101-111. Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, jld. 1, hlm. 32-53. Majlisi, Biharul Anwar, jld. 11, hlm. 99-122. </ref> | Karena telah melanggar larangan Allah swt dengan memakan buah terlarang, Nabi Adam as dan Hawa sa dihukum dengan cara dikeluarkan dari surga. Selain itu, Hawa sa juga menerima hukuman lain, di antaranya mengalami haid, hamil dan melahirkan yang menyakitkan. Saat dileluarkan dari surga, Nabi Adam as diturunkan di India, sedangkan Hawa di Jeddah. Setelah mereka bertaubat, Allah swt mempertemukan keduanya di Arafah. Mereka lalu menunaikan sebagain amalan [[haji]]. Setelah itu, untuk pertama kalinya Hawa sa mengalami haid. Nabi Adam as menghentak-hentakkan kakinya ke bumi hingga terpancar [[Air Zamzam|air zamzam]] yang kemudian digunakan Hawa sa untuk [[mandi]]. Hawa sa memiliki empat puluh anak dari dua puluh kali melahirkan. Ia meninggal setahun setelah wafatnya Nabi Adam as.<ref>Ibnu Hisyam, Kitab al-Tijan fi Muluk Himyar, jld. 1, hlm. 14-26. Ibnu Qutaibah, al-Ma'arif, jld. 1, hlm. 15. Tsa'labi, Qishahs al-Anbiya', jld. 1, hlm. 25-41. Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 69. Hlm. 101-111. Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, jld. 1, hlm. 32-53. Majlisi, Biharul Anwar, jld. 11, hlm. 99-122. </ref> | ||