Lompat ke isi

Tragedi Kamis Kelabu: Perbedaan antara revisi

45 bita ditambahkan ,  22 November 2016
tidak ada ringkasan suntingan
imported>S.j.mousavi
kTidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{underlinked}}
{{underlinked}}
'''Hadis Dawāt''' (Bahasa Arab: {{hadis| حدیث الدواة}}) atau hadis kertas adalah [[hadis]] berkenaan dengan tentang pena dan kertas yang diminta [[Nabi Muhammad Saw]] yang mengisyaratkan pada nasihat terakhir Nabi Muhammad Saw di hari-hari terakhir hidupnya. Hadis ini dikenal juga dengan istulah hadis kertas, yang ketika itu Nabi Muhammad Saw meminta kepada yang hadir untuk menyediakan dan membawakan selembar kertas guna ditulis apa yang hendak disabdakannya yang nantinya bisa mencegah kaum Muslimin dari ketersesatan sepeninggalnya, namun kemudian ditentang oleh sebagian sahabat, dan akhirnya wasiatnya tersebutpun tidak jadi disampaikan saat itu.
'''Hadis Dawāt''' (Bahasa Arab: {{ia| حدیث الدواة}}) atau hadis kertas adalah hadis yang berkenaan tentang pena dan kertas yang diminta oleh [[Nabi Muhammad Saw]] dimana hal itu mengisyaratkan pada nasihat Nabi Muhammad Saw di hari-hari terakhir kehidupannya. Hadis ini dikenal juga dengan istilah hadis kertas, yang ketika itu Nabi Muhammad Saw meminta kepada orang-orang yang hadir untuk menyediakan dan membawakan selembar kertas guna ditulis apa yang hendak disabdakannya yang nantinya bisa mencegah kaum Muslimin dari ketersesatan sepeninggalnya, namun kemudian hal itu ditentang oleh sebagian sahabat, dan pada akhirnya wasiat tersebutpun tidak jadi disampaikan saat itu.


Fenomena ini termasuk kasus yang paling terkenal dan dianggap musibah dan kemalangan terbesar yang dinukil oleh para penulis Shihāh Sittah, para penulis kitab Sunan dan para penulis sejarah dan berita. <ref>Syarafuddin, al-Murāja'āt, hal. 241-242; terjemah Bahasa Persia: Munāzharāt, hal. 430. </ref>
Fenomena ini termasuk dari kasus yang paling terkenal dan dianggap sebagai suatu musibah dan kemalangan terbesar yang dinukil oleh para penulis Shihāh Sittah, para penulis kitab Sunan dan para penulis sejarah dan berita. <ref>Syarafuddin, ''al-Murāja'āt'', hal. 241-242; terjemah Bahasa Persia: ''Munāzherāt'', hal. 430. </ref>


Riwayat-riwayat kejadian ini kendati pada rinciannya terdapat perbedaan yang tidak begitu signifikan, tetapi secara substansialnya dan juga bahwa Umar bin Khaththab telah mencegah penulisan nasihat Nabi Saw, dapat dilihat dari pengakuan Umar sendiri. Dengan demikian, ulama Syiah memiliki keberatan-keberatan terhadapnya terkait peristiwa ini.
Riwayat-riwayat kejadian ini kendati pada rinciannya terdapat perbedaan yang tidak begitu signifikan, tetapi secara substansial dan juga bahwa [[Umar bin Khattab]] telah mencegah penulisan nasihat Nabi Saw, dapat dilihat dari pengakuan Umar sendiri. Dengan demikian, ulama [[Syiah]] memiliki keberatan-keberatan terhadapnya terkait peristiwa ini.


Menurut kalangan [[Syiah]], maksud [[Nabi Saw]] adalah menegaskan dan menekankan kepemimpinan  [[Imam Ali As]] setelah beliau.
Menurut kalangan Syiah, maksud Nabi Saw adalah menegaskan dan menekankan kepemimpinan  [[Imam Ali As]] setelah beliau.


==Sanad Riwayat dan Beberapa Perubahan Redaksi==
==Sanad Riwayat dan Beberapa Perubahan Redaksi==
Pengguna anonim