Pengguna anonim
Abu Thalib bin Abdul Muththalib: Perbedaan antara revisi
→Pengasuh dan Pelindung Nabi saw
imported>Hindr Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>E.amini |
||
Baris 60: | Baris 60: | ||
===Pengasuh dan Pelindung Nabi saw=== | ===Pengasuh dan Pelindung Nabi saw=== | ||
Abu Thalib sesuai dengan wasiat ayahnya, ia menjadi pengasuh dari kemenakannya yang saat itu masih berusia 8 tahun.<ref> Sirah Ibn Hisyām, jld. 1, hlm. 116. </ref>. Ibnu Syahr asyub mengatakan, ''“Menjelang kematian Abdul Muththalib, ia berkata kepada Abu Thalib anaknya, “Anakku, kamu tahu betapa aku sangat mencintai dan menyayangi Muhammad. Sekarang, aku mau tahu bagaimana kamu akan menjalankan pesanku dalam mengasuhnya?”. Abu Thalib menjawab, “Jangan memberi pesan apa-apa mengenai Muhammad. Dia adalah anak laki-lakiku dan juga anak dari saudaraku.” Kemudian disebutkan, sepeninggal [[Abdul Muththalib]], Abu Thalib mengasuh [[nabi Muhammad saw|Muhammad]] melebihi pengasuhannya dari anak kandungnya sendiri. Ia mendahulukan Muhammad dalam segala hal dari anak-anak kandungnya sendiri termasuk dalam hal makanan dan pakaian.”. ''<ref> Manāqib, jld. 1, hlm. 36. </ref>. | Abu Thalib sesuai dengan wasiat ayahnya, ia menjadi pengasuh dari kemenakannya yang saat itu masih berusia 8 tahun.<ref> Sirah Ibn Hisyām, jld. 1, hlm. 116. </ref>. [[Ibnu Syahr asyub]] mengatakan, ''“Menjelang kematian Abdul Muththalib, ia berkata kepada Abu Thalib anaknya, “Anakku, kamu tahu betapa aku sangat mencintai dan menyayangi Muhammad. Sekarang, aku mau tahu bagaimana kamu akan menjalankan pesanku dalam mengasuhnya?”. Abu Thalib menjawab, “Jangan memberi pesan apa-apa mengenai Muhammad. Dia adalah anak laki-lakiku dan juga anak dari saudaraku.” Kemudian disebutkan, sepeninggal [[Abdul Muththalib]], Abu Thalib mengasuh [[nabi Muhammad saw|Muhammad]] melebihi pengasuhannya dari anak kandungnya sendiri. Ia mendahulukan Muhammad dalam segala hal dari anak-anak kandungnya sendiri termasuk dalam hal makanan dan pakaian.”. ''<ref> Manāqib, jld. 1, hlm. 36. </ref>. | ||
[[Ibnu Hisyam]] juga menulis, “Ia memiliki perhatian yang sangat khusus kepada Muhammad, bahkan mengistimewakannya dan lebih menyayanginya dari anak-anak kandungnya sendiri. Ia memberikan makanan terbaik kepada Muhammad dan ia menempatkan tempat tidurnya disisinya. Kemanapun ia pergi, ia selalu membawa dan menyertakan Muhammad.” <ref> Tabaqāt Ibnu Sa’ad, jld. 1, hlm. 119. </ref> Abu Thalib setiap ia sudah seharusnya memberikan makanan kepada anak-anaknya bagi diwaktu siang maupun malam, ia akan berkata kepada mereka, “Tunggulah, sampai anakku Muhammad, datang.” <ref> Manāqib, jld. 1, hlm. 37. </ref>. | [[Ibnu Hisyam]] juga menulis, “Ia memiliki perhatian yang sangat khusus kepada Muhammad, bahkan mengistimewakannya dan lebih menyayanginya dari anak-anak kandungnya sendiri. Ia memberikan makanan terbaik kepada Muhammad dan ia menempatkan tempat tidurnya disisinya. Kemanapun ia pergi, ia selalu membawa dan menyertakan Muhammad.” <ref> Tabaqāt Ibnu Sa’ad, jld. 1, hlm. 119. </ref> Abu Thalib setiap ia sudah seharusnya memberikan makanan kepada anak-anaknya bagi diwaktu siang maupun malam, ia akan berkata kepada mereka, “Tunggulah, sampai anakku Muhammad, datang.” <ref> Manāqib, jld. 1, hlm. 37. </ref>. |