Lompat ke isi

Abu Thalib bin Abdul Muththalib: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5: Baris 5:




Dihari kematian Abu Thalib, Nabi Muhammad Saw dirundung duka yang sangat mendalam, sampai ia tidak bisa menahan tangis sebagai luapan kesedihannya ditinggal paman tercinta. Ia meminta kepada Imam Ali as untuk memandikan dan mengkafani jenazahnya sembari mendo’akan agar dirahmati Allah Swt. Dan ketika tiba masa pemakamannya, Nabi Saw bersabda, “Dikarenakan betapa berharapnya aku memohon agar engkau diampuni dan diberi syafaat, jin dan manusia menjadi heran karena itu.”
Di hari kematian Abu Thalib, [[Nabi Muhammad Saw]] dirundung duka yang sangat mendalam, sampai ia tidak bisa menahan tangis sebagai luapan kesedihannya ditinggal paman tercinta. Ia meminta kepada Imam Ali as untuk memandikan dan mengkafani jenazahnya sembari mendo’akan agar dirahmati Allah Swt. Dan ketika tiba masa pemakamannya, Nabi Saw bersabda, “Dikarenakan betapa berharapnya aku memohon agar engkau diampuni dan diberi syafaat, jin dan manusia menjadi heran karena itu.”




Jenazah Abu Thalib di makamkan di Mekah, di sisi makam ayahnya, Abdul Muthalib pada [[pekuburan Hujuun]].
Jenazah Abu Thalib dimakamkan di [[Mekah]], di sisi makam ayahnya, Abdul Muthalib pada [[pekuburan Hujuun]].




=='''Kelahiran dan Nasabnya'''==
==Kelahiran dan Nasabnya==




Baris 17: Baris 17:




=='''Istri dan Putra-putrinya'''==
==Istri dan Putra-putrinya==




Baris 23: Baris 23:




=='''Kedudukan Sosial, Peran dan Keutamaannya'''==
==Kedudukan Sosial, Peran dan Keutamaannya==




Baris 31: Baris 31:




==='''Pengasuh dan Pelindung Nabi Saw'''===
===Pengasuh dan Pelindung Nabi Saw===




Baris 40: Baris 40:




==='''Dukungan dan Pembelaannya kepada Nabi Saw'''===
===Dukungan dan Pembelaannya kepada Nabi Saw===




Catatan-catatan sejarahwan mengenai Abu Thalib lebih banyak berkisar mengenai  dukungan dan pembelaan yang diberikan sepenuhnya kepada Nabi Muhammad Saw dalam menyebarkan ajaran Islam pasca diangkatnya menjadi Nabi. Buku-buku tarikh mengisahkan pengorbanan Abu Thalib yang sedemikian besar dalam membela Nabi Muhammad Saw yang tidak henti-hentinya mendapat gangguan dari kaum Qurays yang menolak dakwahnya. Betapa Abu Thalib yang sudah berusia sedemikian lanjut, yaitu 75 tahun ketika Muhammad diutus menjadi Nabi dan Rasul, menjadi pembela terdepan. Ia menyatakan secara terbuka dan terang-terangan dalam setiap pertemuan dengan para pembesar Qurays bahwa dirinya mendukung dan membela dakwah tauhid Rasulullah Saw. <ref> Sirah Ibnu Hisyām, jld. 1, hlm. 172, 173. </ref> Ia dengan tegas menolak memberikan Muhammad yang akan ditukarkan dengan ‘Amarah bin Walid, seorang anak muda Qurays yang gagah, tampan dan berfisik kuat, sebagaimana saran sejumlah pembesar Qurays. <ref> Sirah Ibn Hisyām, jld. 1, hlm. 173. Ansāb al-Asyrāf, jld. 2, hlm. 31. </ref>. Pembelaan atas Muhammad yang diberikan Abu Thalib dan istrinya tidak ubahnya dengan pembelaan kedua orang tua terhadap anak kandungnya sendiri. <ref> Tārikh Ya’qubi, jld. 2, hlm. 14. </ref>. Nabi Muhammad Saw dihari kepergian Abu Thalib meninggalkan dunia, mengatakan, “Semasa Abu Thalib masih hidup, tidak seorangpun dari kaum Qurays yang berani mengusikku.” <ref> Tārikh Madinah Dimasyq, jld. 66, hlm. 339. Al Bidāyah wa al Nihāyah, jld. 3. Hlm. 164. </ref>. Syaikh Mufid menukilkan riwayat disaat meninggalnya Abu Thalib, malaikat Jibril menemui Nabi Muhammad Saw kemudian memesankan, “Keluarlah dari kota Mekah, sebab tidak ada lagi pembelamu di kota itu.” <ref> Imān Abi Thālib, hlm. 24. </ref>.
Catatan-catatan sejarahwan mengenai Abu Thalib lebih banyak berkisar mengenai  dukungan dan pembelaan yang diberikan sepenuhnya kepada Nabi Muhammad Saw dalam menyebarkan ajaran Islam pasca diangkatnya menjadi Nabi. Buku-buku tarikh mengisahkan pengorbanan Abu Thalib yang sedemikian besar dalam membela Nabi Muhammad Saw yang tidak henti-hentinya mendapat gangguan dari kaum Qurays yang menolak dakwahnya. Betapa Abu Thalib yang sudah berusia sedemikian lanjut, yaitu 75 tahun ketika Muhammad diutus menjadi Nabi dan Rasul, menjadi pembela terdepan. Ia menyatakan secara terbuka dan terang-terangan dalam setiap pertemuan dengan para pembesar Qurays bahwa dirinya mendukung dan membela dakwah tauhid Rasulullah Saw. <ref> Sirah Ibnu Hisyām, jld. 1, hlm. 172, 173. </ref> Ia dengan tegas menolak memberikan Muhammad yang akan ditukarkan dengan ‘Amarah bin Walid, seorang anak muda Qurays yang gagah, tampan dan berfisik kuat, sebagaimana saran sejumlah pembesar Qurays. <ref> Sirah Ibn Hisyām, jld. 1, hlm. 173. Ansāb al-Asyrāf, jld. 2, hlm. 31. </ref>. Pembelaan atas Muhammad yang diberikan Abu Thalib dan istrinya tidak ubahnya dengan pembelaan kedua orang tua terhadap anak kandungnya sendiri. <ref> Tārikh Ya’qubi, jld. 2, hlm. 14. </ref>. Nabi Muhammad Saw dihari kepergian Abu Thalib meninggalkan dunia, mengatakan, “Semasa Abu Thalib masih hidup, tidak seorangpun dari kaum Qurays yang berani mengusikku.” <ref> Tārikh Madinah Dimasyq, jld. 66, hlm. 339. Al Bidāyah wa al Nihāyah, jld. 3. Hlm. 164. </ref>. Syaikh Mufid menukilkan riwayat disaat meninggalnya Abu Thalib, malaikat Jibril menemui Nabi Muhammad Saw kemudian memesankan, “Keluarlah dari kota Mekah, sebab tidak ada lagi pembelamu di kota itu.” <ref> Imān Abi Thālib, hlm. 24. </ref>.


=='''Syair dan Ucapan-ucapannya'''==
==Syair dan Ucapan-ucapannya==




Baris 51: Baris 51:




=='''Iman'''==
==Iman==




Baris 57: Baris 57:




=='''Hari Wafatnya'''==
==Hari Wafatnya==




Berkenaan dengan hari dan bulan wafatnya Abu Thalib, terdapat pandangan yang beragam. Berdasarkan sebagian besar sumber rujukan dari kitab-kitab Syiah menyebutkan, Abu Thalib wafat pada tanggal 26 Rajab tahun kesepuluh Bi’tsat tiga hari setelah Siti Khadijah meninggal dunia dalam usia 85 tahun. <ref> Janāt al-Khulud, hlm. 16. Tārikh Ya’qubi, jld. 2, hlm. 35. </ref>. Sebagian lagi menyebutkan hari wafatnya adalah awal Dzulqa’dah atau pada pertengahan bulan Syawal.  Wafatnya istri Nabi Saw, Siti Khadijah dan paman beliau Abu Thalib dalam waktu yang hampir bersamaan pada tahun yang sama membuat Nabi berduka dan menamakan tahun tersebut sebagai “Tahun Kesedihan”. <ref> Imtā’a al-Asmā’a, jld. 1, hlm. 45. </ref>. Dikarenakan di hari kematian Abu Thalib, Nabi Saw sedemikian sedih dan berduka, ia memerintahkan kepada Imam Ali As untuk memandikan dan mengkafaninya dan meminta agar Abu Thalib di do’akan agar mendapatkan rahmat dan ampunan Ilahi. <ref> Bihār al Anwār, jld. 35, hlm. 163. Tadzkirah al-Khawwāsh, jld. 1, hlm. 145. </ref>. Ketika Nabi Saw tiba ditempat persinggahan terakhir Abu Thalib, ia berkata, “Sedemikian getolnya aku memintakan ampunan dan syafaat untukmu, jin dan manusiapun menjadi heran karenanya.” <ref> Ibnu Abil Hadid, Syarh Nahj Balāghah, jld. 7, hlm. 29. </ref>. Jasad beliau dimakamkan dengan penuh hormat di Pekuburan Hujun, di sisi makam ayahnya, Abdul Muthalib. <ref>Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 29. </ref>
Berkenaan dengan hari dan bulan wafatnya Abu Thalib, terdapat pandangan yang beragam. Berdasarkan sebagian besar sumber rujukan dari kitab-kitab Syiah menyebutkan, Abu Thalib wafat pada tanggal 26 Rajab tahun kesepuluh Bi’tsat tiga hari setelah Siti Khadijah meninggal dunia dalam usia 85 tahun. <ref> Janāt al-Khulud, hlm. 16. Tārikh Ya’qubi, jld. 2, hlm. 35. </ref>. Sebagian lagi menyebutkan hari wafatnya adalah awal Dzulqa’dah atau pada pertengahan bulan Syawal.  Wafatnya istri Nabi Saw, Siti Khadijah dan paman beliau Abu Thalib dalam waktu yang hampir bersamaan pada tahun yang sama membuat Nabi berduka dan menamakan tahun tersebut sebagai “Tahun Kesedihan”. <ref> Imtā’a al-Asmā’a, jld. 1, hlm. 45. </ref>. Dikarenakan di hari kematian Abu Thalib, Nabi Saw sedemikian sedih dan berduka, ia memerintahkan kepada Imam Ali As untuk memandikan dan mengkafaninya dan meminta agar Abu Thalib di do’akan agar mendapatkan rahmat dan ampunan Ilahi. <ref> Bihār al Anwār, jld. 35, hlm. 163. Tadzkirah al-Khawwāsh, jld. 1, hlm. 145. </ref>. Ketika Nabi Saw tiba ditempat persinggahan terakhir Abu Thalib, ia berkata, “Sedemikian getolnya aku memintakan ampunan dan syafaat untukmu, jin dan manusiapun menjadi heran karenanya.” <ref> Ibnu Abil Hadid, Syarh Nahj Balāghah, jld. 7, hlm. 29. </ref>. Jasad beliau dimakamkan dengan penuh hormat di Pekuburan Hujun, di sisi makam ayahnya, Abdul Muthalib. <ref>Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 29. </ref>


=='''Catatan Kaki'''==
==Catatan Kaki==


<references/>
<references/>
Baris 73: Baris 73:
[[ur:ابو طالب علیہ السلام]]
[[ur:ابو طالب علیہ السلام]]


=='''Daftar Pustaka'''==
==Daftar Pustaka==


*Ibnu Abil Hadid, ''Syarh Nahj al-Bālagha'', Muhammad Abul Fadhil Ibrahim, Dar Ahya al-Kitab al-‘Arabiyah, Tanpa Tempat, 1378 H.
*Ibnu Abil Hadid, ''Syarh Nahj al-Bālagha'', Muhammad Abul Fadhil Ibrahim, Dar Ahya al-Kitab al-‘Arabiyah, Tanpa Tempat, 1378 H.
Pengguna anonim