Pengguna anonim
Asbagh bin Nubatah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>E.amini |
imported>E.amini Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Asbagh bin Nubatah Tamimi Khandhali Mujasyi’i''' (Bahasa Arab: {{ia|اَصبَغ بن نُباته التمیمی الحنْظلی المُجاشِعی}}) (abad pertama Hijriah) adalah seorang sahabat Imam Ali as. Ia berasal dari Kufah dan selama pemerintahan Imam Ali as, ia adalah salah seorang sahabat terkemuka [[Imam Ali as]] dan sahabat yang paling teguh. Ia juga termasuk anggota Syurthah al-Khamis. | '''Asbagh bin Nubatah Tamimi Khandhali Mujasyi’i''' (Bahasa Arab: {{ia|اَصبَغ بن نُباته التمیمی الحنْظلی المُجاشِعی}}) (abad pertama Hijriah) adalah seorang sahabat Imam Ali as. Ia berasal dari Kufah dan selama pemerintahan Imam Ali as, ia adalah salah seorang sahabat terkemuka [[Imam Ali as]] dan sahabat yang paling teguh. Ia juga termasuk anggota Syurthah al-Khamis. | ||
Baris 16: | Baris 15: | ||
==Pendapat Ahlu Sunah tentang Asbagh== | ==Pendapat Ahlu Sunah tentang Asbagh== | ||
Sebagian besar Ahli Rijal dan muhadits [[Ahlusunnah]] menilai Asbagh sebagai orang yang dhaif sanadnya dan tidak dapat dipercaya <ref>Yahya bin Mu’in, jld. 2, hlm. 42; Ibnu Sa’ad, jld. 6, hlm. 225; Ibnu Habban, jld. 1, hlm. 147; Ibnu ‘Adi, jld. 1, hlm. 298; Juzjani, hlm. 47; Nasai, hlm. 156; Dar Qadthani, hlm. 67; Ibnu Hajar, jld. 1, hlm. 81. </ref> dikarenakan ia selalu jujur kepada Imam Ali sampai-sampai sebagian menilai bahwa ia adalah rafidhi dan kadang-kadang dinilai sebagai ghulat Syiah. <ref>Silahkan lihat: Besui, jld. 3, hlm. 190; Dzahabi, al-Mughni, jld. 1, hlm. 93; Ibnu Hajar, ibid. </ref> Meskipun demikian, ‘Ajali <ref>hlm. 71</ref> menuliskan Asbagh sebagai perawi yang dapat dipercaya. | Sebagian besar Ahli Rijal dan muhadits [[Ahlusunnah]] menilai Asbagh sebagai orang yang dhaif sanadnya dan tidak dapat dipercaya <ref>Yahya bin Mu’in, jld. 2, hlm. 42; Ibnu Sa’ad, jld. 6, hlm. 225; Ibnu Habban, jld. 1, hlm. 147; Ibnu ‘Adi, jld. 1, hlm. 298; Juzjani, hlm. 47; Nasai, hlm. 156; Dar Qadthani, hlm. 67; Ibnu Hajar, jld. 1, hlm. 81. </ref> dikarenakan ia selalu jujur kepada Imam Ali sampai-sampai sebagian menilai bahwa ia adalah rafidhi dan kadang-kadang dinilai sebagai ghulat Syiah. <ref>Silahkan lihat: Besui, jld. 3, hlm. 190; Dzahabi, al-Mughni, jld. 1, hlm. 93; Ibnu Hajar, ibid. </ref> Meskipun demikian, ‘Ajali <ref>hlm. 71</ref> menuliskan Asbagh sebagai perawi yang dapat dipercaya. | ||
<onlyinclude>{{#ifeq:{{{section|editorial box}}}|editorial box|{{Editorial Box | |||
| prioritas = | |||
| kualitas = | |||
| link = | |||
| foto = | |||
| kategori = | |||
| infobox = | |||
| navbox = | |||
| alih= | |||
| referensi = | |||
| Artikel bagus = | |||
| Artikel pilihan = | |||
}}}}</onlyinclude> | |||
==Catatan Kaki== | ==Catatan Kaki== | ||
{{catatan Kaki}} | {{catatan Kaki}} |