Pengguna anonim
Abdul Mutthalib: Perbedaan antara revisi
→Sunnah Abdul Muthalib
imported>Ismail Dg naba k (removed Category:Kerabat Nabi Muhammad Saw; added Category:Kerabat Nabi Muhammad using HotCat) |
imported>E.amini |
||
Baris 84: | Baris 84: | ||
Abdul Muthalib menetapkan aturan diyah (denda) terhadap pembunuhan satu jiwa manusia sebanyak seratus ekor unta, dan hukum itu pula yang berlakukan oleh Allah swt dalam agama [[Islam]]. Ketika melakukan putaran saat tawaf di [[Kakbah]] yang dilakukan kaum Quraisy, sebelumnya tidak memiliki ketentuan jumlah, lalu oleh Abdul Muthalib ditetapkan ketentuan, saat [[tawaf]] yang dilakukan adalah mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh putaran. Aturan tawaf tujuh kali putaran itu pula yang kemudian hari ditetapkan dalam aturan fiqh haji dalam Islam. <ref>Shaduq, ''Khashāl'', jld. 1, hlm. 455. </ref> | Abdul Muthalib menetapkan aturan diyah (denda) terhadap pembunuhan satu jiwa manusia sebanyak seratus ekor unta, dan hukum itu pula yang berlakukan oleh Allah swt dalam agama [[Islam]]. Ketika melakukan putaran saat tawaf di [[Kakbah]] yang dilakukan kaum Quraisy, sebelumnya tidak memiliki ketentuan jumlah, lalu oleh Abdul Muthalib ditetapkan ketentuan, saat [[tawaf]] yang dilakukan adalah mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh putaran. Aturan tawaf tujuh kali putaran itu pula yang kemudian hari ditetapkan dalam aturan fiqh haji dalam Islam. <ref>Shaduq, ''Khashāl'', jld. 1, hlm. 455. </ref> | ||
Ya'qubi menulis, "Abdul Muthalib menjadi peletak batu pertama sunah-sunah yang kemudian dijalankan dan ditetapkan oleh [[Rasulullah saw]] yang mendapat penegasan dengan turunnya ayat-ayat Ilahi yang berkenaan dengan hal tersebut. Diantaranya: Kesetiaan pada nadzar (janji), penetapan 100 ekor unta sebagai pembayaran diyah, pengharaman pernikahan dengan mahram, pelarangan memasuki rumah melalui atas atap, memotong tangan pencuri, pelarangan membunuh anak perempuan, mubahalah, pengharaman minuman keras, pengharaman zina dan pemberlakukan hukum rajam untuk pelakunya, pengharaman mengundi/judi, melarang tawaf dengan telanjang, penghormatan terhadap tamu, pengeluaran ongkos ibadah haji dari harta yang halal dan layak, memuliakan bulan-bulan haram dan pelarangan untuk berbuat riya dan berlaku nifak." <ref>''Tarikh Tahqiqi Islam'', jld. 1, hlm. 207. </ref> | Ya'qubi menulis, "Abdul Muthalib menjadi peletak batu pertama sunah-sunah yang kemudian dijalankan dan ditetapkan oleh [[Rasulullah saw]] yang mendapat penegasan dengan turunnya ayat-ayat Ilahi yang berkenaan dengan hal tersebut. Diantaranya: Kesetiaan pada nadzar (janji), penetapan 100 ekor unta sebagai pembayaran diyah, pengharaman pernikahan dengan mahram, pelarangan memasuki rumah melalui atas atap, memotong tangan pencuri, pelarangan membunuh anak perempuan, mubahalah, pengharaman minuman keras, pengharaman [[zina]] dan pemberlakukan hukum rajam untuk pelakunya, pengharaman mengundi/judi, melarang tawaf dengan telanjang, penghormatan terhadap tamu, pengeluaran ongkos ibadah haji dari harta yang halal dan layak, memuliakan bulan-bulan haram dan pelarangan untuk berbuat riya dan berlaku nifak." <ref>''Tarikh Tahqiqi Islam'', jld. 1, hlm. 207. </ref> | ||
==Wafat== | ==Wafat== |