Pengguna anonim
Imam Ali al-Ridha as: Perbedaan antara revisi
→Imam Tidak Bertaqiyyah dalam Persoalan Imamah
imported>Yuwono |
imported>M.hazer |
||
Baris 162: | Baris 162: | ||
Banyak riwayat dari Imam Ali Ridha As yang menerangkan tentang pentingnya masalah kesehatan dan kedokteran. Imam banyak menjelaskan hal-hal terkait makanan sehat, kebersihan, kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit. Kitab yang berjudul ''Tibbu al-Ridha'' (terkenal dengan nama ''Risalah Dzahabiah'') adalah kitab yang diambil dari ajaran Imam Ali Ridha as. Di dalamnya termuat pesan-pesan Imam terkait masalah medis. | Banyak riwayat dari Imam Ali Ridha As yang menerangkan tentang pentingnya masalah kesehatan dan kedokteran. Imam banyak menjelaskan hal-hal terkait makanan sehat, kebersihan, kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit. Kitab yang berjudul ''Tibbu al-Ridha'' (terkenal dengan nama ''Risalah Dzahabiah'') adalah kitab yang diambil dari ajaran Imam Ali Ridha as. Di dalamnya termuat pesan-pesan Imam terkait masalah medis. | ||
===Imam Tidak Bertaqiyyah dalam Persoalan | ===Imam Tidak Bertaqiyyah dalam Persoalan Imamah=== | ||
Selama menjadi imam, Imam Ali Ridha as sedapat mungkin tidak mempraktikkan konsep [[taqiyyah]], khususnya menyangkut masalah imamah. Sebab waktu itu terjadi peristiwa-peristiwa yang mengancam keutuhan [[akidah]] imamiah, di antaranya adalah peristiwa yang menyangkut gerakan Waqifah. Terlebih, sisa-sisa pengikut kelompok Fathahiah masih terlihat aktif. Ia justru makin banyak menyampaikan hal-hal yang menyangkut imamah. Misal, dalam pembahasan tentang wajibnya ketaatan pada imam. Sebenarnya hal itu telah dipaparkan sejak masa [[Imam Ja'far Shadiq as]], namun para imam menyampaikannya dengan cara taqiyyah. Sedangkan Imam Ali Ridha as, secara gamblang dan tanpa khawatir sedikitpun, menyampaikan bahwa ia adalah imam yang harus ditaati. <ref>Al-Kulaini, ''al-Kāfi'', jld. 1, hlm. 487. </ref> | Selama menjadi imam, Imam Ali Ridha as sedapat mungkin tidak mempraktikkan konsep [[taqiyyah]], khususnya menyangkut masalah imamah. Sebab waktu itu terjadi peristiwa-peristiwa yang mengancam keutuhan [[akidah]] imamiah, di antaranya adalah peristiwa yang menyangkut gerakan Waqifah. Terlebih, sisa-sisa pengikut kelompok Fathahiah masih terlihat aktif. Ia justru makin banyak menyampaikan hal-hal yang menyangkut imamah. Misal, dalam pembahasan tentang wajibnya ketaatan pada imam. Sebenarnya hal itu telah dipaparkan sejak masa [[Imam Ja'far Shadiq as]], namun para imam menyampaikannya dengan cara taqiyyah. Sedangkan Imam Ali Ridha as, secara gamblang dan tanpa khawatir sedikitpun, menyampaikan bahwa ia adalah imam yang harus ditaati. <ref>Al-Kulaini, ''al-Kāfi'', jld. 1, hlm. 487. </ref> | ||