Pengguna anonim
Imam Ali al-Ridha as: Perbedaan antara revisi
→Sirah Imam Ridha As
imported>Esmail |
imported>Esmail |
||
Baris 158: | Baris 158: | ||
==Sirah Imam Ridha As== | ==Sirah Imam Ridha As== | ||
===Ibadah=== | ===Ibadah=== | ||
Dikisahkan, suatu ketika Imam Ali Ridha As sedang melakukan dialog ilmiah dengan para pemuka agama dan ulama dari berbagai madzhab. Terdengarlah suara | Dikisahkan, suatu ketika Imam Ali Ridha As sedang melakukan dialog ilmiah dengan para pemuka agama dan ulama dari berbagai [[Mazhab Syi'ah|madzhab]]. Terdengarlah suara [[azan]] tanda masuk waktu salat. Saat itu juga Ia segera meninggalkan tempat. Yang lainnya berusaha mencegahnya supaya menunda salatnya dan melanjutkan dialog terlebih dahulu. Imam Ali Ridha As menjawab, ''“Aku [[salat]] dulu, nanti aku akan kembali.”'' <ref>Syaikh Shaduq, al-Tauhid, hlm. 435. </ref> | ||
Ada pula kisah menarik mengenai ibadah malam beliau. <ref>Syaikh Shaduq, ‘Uyun Akhbār al-Ridhā As, jld. 2, hlm. 184. </ref> Dikisahkan, ketika Imam Ali Ridha As menghadiahkan bajunya kepada Di’bil bin al-Kuza’i, | Ada pula kisah menarik mengenai ibadah malam beliau. <ref>Syaikh Shaduq, ‘Uyun Akhbār al-Ridhā As, jld. 2, hlm. 184. </ref> Dikisahkan, ketika Imam Ali Ridha As menghadiahkan bajunya kepada Di’bil bin al-Kuza’i, Ia berpesan, ''“Jagalah baju ini, aku telah memakainya untuk ibadah seribu malam. Permalamnya aku salat seribu rakaat. Aku juga telah mengkhatamkan Al-Qur’an seribu kali dengan memakai baju ini.”'' <ref>Rijāl al-Najāsyi, hlm. 277. </ref>Disebutkan pula, Imam Ali Ridha As senang melakukan [[sujud]] berlama-lama. <ref>Syaikh Shaduq, ‘Uyun Akhbār al-Ridhā As, jld. 2, hlm. 17. </ref> | ||
===Akhlak=== | ===Akhlak=== | ||
Baris 168: | Baris 168: | ||
===Ilmu=== | ===Ilmu=== | ||
Ketika berada di Madinah, tidak jarang para ulama bertanya pada Imam Ali Ridha As tentang persoalan yang tidak mereka ketahui jawabannya. <ref>Tabarsi, A’lām al-Wara…, jld. 2, hlm. 64. </ref> | Ketika berada di [[Madinah]], tidak jarang para ulama bertanya pada Imam Ali Ridha As tentang persoalan yang tidak mereka ketahui jawabannya. <ref>Tabarsi, A’lām al-Wara…, jld. 2, hlm. 64. </ref>Saat sedang di Kota Moro Ia juga banyak didatangi orang untuk melakukan dialog menyangkut berbagai tema sehingga banyak persoalan dapat terjawab dan terselesaikan. Selain itu, di rumah dan di Masjid Moro Ia membuka majelis ilmu. Namun begitu majlis tersebut makin berkembang, Makmun memerintahkan supaya majelis itu ditutup. <ref>Syaikh Shaduq, ‘Uyun Akhbār al-RIdha, jld. 2, hlm. 172-173. </ref> | ||
Saat sedang di Kota Moro Ia juga banyak didatangi orang untuk melakukan dialog menyangkut berbagai tema sehingga banyak persoalan dapat terjawab dan terselesaikan. Selain itu, di rumah dan di Masjid Moro Ia membuka majelis ilmu. Namun begitu majlis tersebut makin berkembang, Makmun memerintahkan supaya majelis itu ditutup. <ref>Syaikh Shaduq, ‘Uyun Akhbār al-RIdha, jld. 2, hlm. 172-173. </ref> | |||
===Medis Imam Ridha As=== | ===Medis Imam Ridha As=== | ||
Banyak riwayat dari Imam Ali Ridha As yang menerangkan tentang pentingnya masalah kesehatan dan kedokteran. Imam banyak menjelaskan hal-hal terkait makanan sehat, kebersihan, kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit. Kitab yang berjudul Tibbu al-Ridha (terkenal dengan nama Risalah Dzahabiah) adalah kitab yang diambil dari ajaran Imam Ali Ridha As. Di dalamnya termuat pesan-pesan Imam terkait masalah medis. | Banyak riwayat dari Imam Ali Ridha As yang menerangkan tentang pentingnya masalah kesehatan dan kedokteran. Imam banyak menjelaskan hal-hal terkait makanan sehat, kebersihan, kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit. Kitab yang berjudul ''Tibbu al-Ridha'' (terkenal dengan nama ''Risalah Dzahabiah'') adalah kitab yang diambil dari ajaran Imam Ali Ridha As. Di dalamnya termuat pesan-pesan Imam terkait masalah medis. | ||
===Imam Tidak | ===Imam Tidak Bertaqiyyah dalam Persoalan [[Imamah]]=== | ||
Selama menjadi imam, Imam Ali Ridha As sedapat mungkin tidak mempraktikkan konsep | Selama menjadi imam, Imam Ali Ridha As sedapat mungkin tidak mempraktikkan konsep [[Taqiyyah|taqiyyah]], khususnya menyangkut masalah imamah. Sebab waktu itu terjadi peristiwa-peristiwa yang mengancam keutuhan [[akidah]] imamiah, di antaranya adalah peristiwa yang menyangkut gerakan Waqifah. Terlebih, sisa-sisa pengikut kelompok Fathahiah masih terlihat aktif. Ia justru makin banyak menyampaikan hal-hal yang menyangkut imamah. Misal, dalam pembahasan tentang wajibnya ketaatan pada imam. Sebenarnya hal itu telah dipaparkan sejak masa [[Imam Ja’far Shadiq As]], namun para imam menyampaikannya dengan cara [[taqiyyah]]. Sedangkan Imam Ali Ridha As, secara gamblang dan tanpa khawatir sedikitpun, menyampaikan bahwa ia adalah imam yang harus ditaati. <ref>Al-Kulaini, al-Kāfi, jld. 1, hlm. 487. </ref> | ||
Dengan sikapnya itu, kepada para pengikutnya Imam ingin menyampaikan, “Bertakwalah dengan baik, jangan menyampaikan perkataan dan ajaran kami kepada sembarang orang.” <ref>Al-Kulaini, al-Kāfi, jld. 1, hlm. 224. </ref>Suatu ketika Makmun mengirim surat kepada Imam Ali Ridha As. Isinya, dia meminta pada imam supaya menjelaskan apa saja pokok-pokok Islam yang asli. Dalam jawabannya Imam menulis, pokok-pokok Islam yang asli adalah: Tauhid, kenabian Nabi Muhammad Saw, imamah Imam Ali As sebagai penerus dan penjaga risalah Nabi saw dan sebelas imam setelahnya. Dalam penjelasannya itu Ia menggunakan istilah | Dengan sikapnya itu, kepada para pengikutnya Imam ingin menyampaikan, ''“Bertakwalah dengan baik, jangan menyampaikan perkataan dan ajaran kami kepada sembarang orang.”'' <ref>Al-Kulaini, al-Kāfi, jld. 1, hlm. 224. </ref>Suatu ketika Makmun mengirim surat kepada Imam Ali Ridha As. Isinya, dia meminta pada imam supaya menjelaskan apa saja pokok-pokok Islam yang asli. Dalam jawabannya Imam menulis, pokok-pokok [[Islam]] yang asli adalah: [[Tauhid]], kenabian [[Nabi Muhammad Saw]], [[imamah]] [[Imam Ali As]] sebagai penerus dan penjaga risalah Nabi saw dan sebelas imam setelahnya. Dalam penjelasannya itu Ia menggunakan istilah “{{hadis|القائم بامر المسلمین}}” (orang yang memegang tanggung jawab urusan kaum muslimin). <ref>Syaikh Shaduq, ‘Uyun Akhbār al-Ridha, jld. 2, hlm. 122. </ref> | ||
==Karya-karya Yang Disandarkan kepada Imam Ridha As== | ==Karya-karya Yang Disandarkan kepada Imam Ridha As== |