Lompat ke isi

Peristiwa Saqifah Bani Sa'idah: Perbedaan antara revisi

imported>Ali al-Hadadi
imported>Ali al-Hadadi
Baris 93: Baris 93:


==Reaksi Ali==
==Reaksi Ali==
Pasca peristiwa [[Saqifah]] [[Ali as]] tidak berbaiat dengan Abu Bakar. Menurut keyakinan sebagian, Amirul Mukminin as tidak pernah berbaiat kepada Abu Bakar [46] dan sekelompok lain mengklaim bahwa Imam Ali as berbaiat kepada Abu Bakar setelah kesyahidan Sayidah Zahra sa. [47] Ali as di hari-hari pertama ketika para pembesar Saqifah mencoba memaksanya untuk berbaiat dengan Abu Bakar, beliau dalam ucapan-ucapannya berkata kepada mereka, "Aku pantas menjadi khalifah lebih daripada kalian, dan aku tidak akan pernah memberikan baiatku kepada kalian dan kalian lebih berhak untuk berbaiat denganku, kalian telah mengambil baiat dari golongan Anshar,  kalian berdalil kepada mereka dengan kekerabatan dan kedekatan kalian dengan [[Rasulullah saw]], dan kalian katakan kepada mereka: Karena kami dekat dengan Nabi saw dan kami dari kerabat beliau, maka kami lebih layak mendapatkan kekhalifahan daripada kalian.  Mereka juga berdasarkan hal ini, memberikan kepemimpinan dan Imamah kepada kalian. Aku juga berdalil dengan hak keistimewaan dan atribut yang sama yang telah kalian gunakan terhadap [[Anshar]] (yaitu kekerabatan dan kedekatan dengan Rasulullah saw) jadi jika kalian takut kepada [[Tuhan]], dengan kesadaran akuilah kami dan sebagaimana halnya Anshar telah menerima kalian maka kalian juga seharusnya menerima kami, dan jika kalian tidak melakukannya, jelaslah bahwa kalian telah bertindak lalim dan zalim. "<ref>Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balaghah'', jld.6, hlm.11.</ref>
Pasca peristiwa [[Saqifah]] [[Ali as]] tidak berbaiat kepada Abu Bakar. Menurut keyakinan sebagian, Amirul Mukminin as tidak pernah berbaiat kepada Abu Bakar [46] dan sekelompok lain mengklaim bahwa Imam Ali as berbaiat kepada Abu Bakar setelah kesyahidan Sayidah Zahra sa. [47] Ali as di hari-hari pertama ketika para pembesar Saqifah mencoba memaksanya untuk berbaiat dengan Abu Bakar, beliau dalam ucapan-ucapannya berkata kepada mereka, "Aku pantas menjadi khalifah lebih daripada kalian, dan aku tidak akan pernah memberikan baiatku kepada kalian dan kalian lebih berhak untuk berbaiat denganku, kalian telah mengambil baiat dari golongan Anshar,  kalian berdalil kepada mereka dengan kekerabatan dan kedekatan kalian dengan [[Rasulullah saw]], dan kalian katakan kepada mereka: Karena kami dekat dengan Nabi saw dan kami dari kerabat beliau, maka kami lebih layak mendapatkan kekhalifahan daripada kalian.  Mereka juga berdasarkan hal ini, memberikan kepemimpinan dan Imamah kepada kalian. Aku juga berdalil dengan hak keistimewaan dan atribut yang sama yang telah kalian gunakan terhadap [[Anshar]] (yaitu kekerabatan dan kedekatan dengan Rasulullah saw) jadi jika kalian takut kepada [[Tuhan]], dengan kesadaran akuilah kami dan sebagaimana halnya Anshar telah menerima kalian maka kalian juga seharusnya menerima kami, dan jika kalian tidak melakukannya, jelaslah bahwa kalian telah bertindak lalim dan zalim. "<ref>Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balaghah'', jld.6, hlm.11.</ref>


Menurut keterangan beberapa sumber, Ali as pernah berdiskusi ramah dan sopan namun terperinci dan eksplisit dengan Abu Bakar, di mana Abu Bakar di situ dihukumi atas pelanggarannya dalam peristiwa Saqifah karena tidak mengindahkan dan tidak memperhatikan atas hak [[keluarga Nabi]], Abu Bakar dengan menerima argumen-argumen yang disampaikan Amirul Mukminin dan hatinya terunggah dan sampai batas akan berbaiat kepada Ali as sebagai penerus Nabi yang pada dia akhirnya ia menolak untuk melakukannya setelah berkonsultasi dan musyawarah dengan beberapa rekannya. <ref>Rujuk: Thabrasi, ''al-Ihtijaj'', jld.1, hlm.115-130.</ref>
Menurut keterangan beberapa sumber, Ali as pernah berdiskusi ramah dan sopan namun terperinci dan eksplisit dengan Abu Bakar, di mana Abu Bakar di situ dihukumi atas pelanggarannya dalam peristiwa Saqifah karena tidak mengindahkan dan tidak memperhatikan atas hak [[keluarga Nabi]], Abu Bakar dengan menerima argumen-argumen yang disampaikan Amirul Mukminin dan hatinya terunggah dan sampai batas akan berbaiat kepada Ali as sebagai penerus Nabi yang pada akhirnya ia menolak untuk melakukannya setelah berkonsultasi dan musyawarah dengan beberapa rekannya. <ref>Rujuk: Thabrasi, ''al-Ihtijaj'', jld.1, hlm.115-130.</ref>


Ali as telah berkali-kali mengajukan protes dan keberatan-keberatannya atas apa yang terjadi pada kasus Saqifah dalam berbagai kesempatan dan senantiasa mengingatkan haknya akan suksesi setelah Nabi Muhammad saw. [[Khutbah Syiqsyiqiyyah]] adalah salah satu khotbahnya yang paling terkenal, yang mana beliau di dalamnya mengisyaratkan secara khusus pada kejadian ini. Beliau pada awal khutbahnya berkata: "Aku bersumpah demi [[Allah]], putra Abu Quhafah (Abu Bakar) telah menempatkan khalifah seperti sebuah kemeja. Meskipun dia tahu bahwa aku untuk kekhalifahan bagaikan sumbu penggilingan gandum, yang mana pengetahuan dan keutamaan dariku bagaikan air bah yang mengalir dan burung-burung di udara pun tidak akan sampai pada posisi puncakku. "<ref>Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balaghah'', jld.1, hlm.151.</ref> Berdasarkan sebagian sumber-sumber lainnya, pasca peristiwa Saqifah, Ali as di masa hidupnya [[Sayidah Zahra sa]], ketika di malam hari beliau menaikkan putri Nabi saw untuk duduk di atas sebuah tunggangan dan membawanya ke perumahan untuk menghadiri  acara-acara Anshar dan beliau diminta bantuan dan mendengarkan jawaban kaum Anshar: "Wahai putri Nabi, kami telah berbaiat dengan Abu Bakar, jika Ali as datang terlebih dahulu, kami tidak akan meninggalkannya, Ali as juga akan menjawabnya: Apakah Nabi saw tidak perlu dikuburkan sehingga aku harus berselisih konflik tentang kekhalifahan? <ref>Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa al-Siyāsah'', jld.1, hlm.29-30.</ref> <ref>Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balaghah'', jld.6, hlm.13.</ref>
Ali as telah berkali-kali mengajukan protes dan keberatan-keberatannya atas apa yang terjadi pada kasus Saqifah dalam berbagai kesempatan dan senantiasa mengingatkan haknya akan suksesi setelah Nabi Muhammad saw. [[Khutbah Syiqsyiqiyyah]] adalah salah satu khotbahnya yang paling terkenal, yang mana beliau di dalamnya mengisyaratkan secara khusus pada kejadian ini. Beliau pada awal khutbahnya berkata: "Aku bersumpah demi [[Allah]], putra Abu Quhafah (Abu Bakar) telah menempatkan khalifah seperti sebuah kemeja. Meskipun dia tahu bahwa aku untuk kekhalifahan bagaikan sumbu penggilingan gandum, yang mana pengetahuan dan keutamaan dariku bagaikan air bah yang mengalir dan burung-burung di udara pun tidak akan sampai pada posisi puncakku. "<ref>Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balaghah'', jld.1, hlm.151.</ref> Berdasarkan sebagian sumber-sumber lainnya, pasca peristiwa Saqifah, Ali as di masa hidupnya [[Sayidah Zahra sa]], ketika di malam hari beliau menaikkan putri Nabi saw untuk duduk di atas sebuah tunggangan dan membawanya ke perumahan untuk menghadiri  acara-acara Anshar dan beliau diminta bantuan dan mendengarkan jawaban kaum Anshar: "Wahai putri Nabi, kami telah berbaiat dengan Abu Bakar, jika Ali as datang terlebih dahulu, kami tidak akan meninggalkannya, Ali as juga akan menjawabnya: Apakah Nabi saw tidak perlu dikuburkan sehingga aku harus berselisih konflik tentang kekhalifahan? <ref>Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa al-Siyāsah'', jld.1, hlm.29-30.</ref> <ref>Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balaghah'', jld.6, hlm.13.</ref>
Pengguna anonim