Lompat ke isi

Peristiwa Saqifah Bani Sa'idah: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>Habrizen
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Habrizen
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 67: Baris 67:


==Motif Golongan Anshar dari Perkumpulan di Saqifah==
==Motif Golongan Anshar dari Perkumpulan di Saqifah==
Beberapa orang dari para analis meyakini bahwa pertemuan [[Anshar]] di [[Saqifah]] adalah muncul dari ketakutan mereka akan masa depan dan nasib mereka setelah wafatnya [[Nabi saw]], khususnya pasca  penaklukan kota [[Mekah]] sejak saat terbentuknya Front Persatuan [[Quraisy]] yang sedemikian rupa sehingga keseimbangan itu mengkhawatirkan akan dapat merugikan mereka di masa depan. Para pendukung teori ini mempertimbangkan akan sebuah kemungkinan bahwa Anshar telah mengetahui rencana yang telah dirancang oleh sekelompok dari Muhajirin untuk suksesi penggantian Nabi saw dan hal ini juga sangat berpengaruh <ref>Beidhun, ''Raftar Siyāsi Imam Ali as'', hlm.29-30.</ref>
Beberapa orang dari para analis meyakini bahwa pertemuan [[Anshar]] di [[Saqifah]] adalah muncul dari ketakutan mereka akan masa depan dan nasib mereka setelah wafatnya [[Nabi saw]], khususnya pasca  penaklukan kota [[Mekah]] sejak saat terbentuknya Front Persatuan [[Quraisy]] yang sedemikian rupa sehingga keseimbangan itu mengkhawatirkan akan dapat merugikan mereka di masa depan. Para pendukung teori ini mempertimbangkan akan sebuah kemungkinan bahwa Anshar telah mengetahui rencana yang telah dirancang oleh sekelompok dari Muhajirin untuk suksesi penggantian Nabi saw dan hal ini juga sangat berpengaruh terhadap keputusan mereka <ref>Beidhun, ''Raftar Siyāsi Imam Ali as'', hlm.29-30.</ref>


Sebagian dari para penulis lain meyakini bahwa perkumpulan Saqifah ini adalah hasil dari beberapa hal yang antara lain adalah sebagai berikut:
Sebagian dari para penulis lain meyakini bahwa perkumpulan Saqifah ini adalah hasil dari beberapa hal yang antara lain adalah sebagai berikut:
*Anshar dikarenakan pengorbanan-pengorbanan dan sumbangan hidup, jiwa, harta benda dan anak-anak mereka di jalan [[Islam]], agama ini dianggap sebagai anaknya dan untuk menjaganya tidak ada seorangpun yang lebih layak dan lebih berbelas kasih daripada dirinya sendiri.
*Anshar, dikarenakan pengorbanan-pengorbanan dan sumbangsih hidup, jiwa, harta benda dan anak-anak mereka di jalan [[Islam]], agama Islam dianggap mereka sebagai anaknya sendiri dan untuk menjaganya tidak ada seorangpun yang lebih layak dan lebih berbelas kasih daripada mereka sendiri.
*Ketakutan Ansar atas pembalasan dendam orang Quraisy, dikarenakan para pemimpin utama kaum ini terbunuh dalam peperangan bersama Nabi saw dengan pedang Anshar. Selain itu, Nabi juga telah mengabarkan kepada mereka bahwa tekanan, penindasan dan tirani para penguasa akan menimpa mereka setelah kepergiannya, dan mengajak Anshar dalam keadaan dan posisi semacam ini untuk  bersabar.
*Ketakutan Ansar atas pembalasan dendam orang Quraisy, dikarenakan para pemimpin utama kaum ini terbunuh dalam peperangan bersama Nabi saw dengan pedang Anshar. Selain itu, Nabi juga telah mengabarkan kepada mereka bahwa tekanan, penindasan dan tirani para penguasa akan menimpa mereka setelah kepergiannya, dan mengajak Anshar dalam keadaan dan posisi semacam ini untuk  bersabar.
*Perasaan Ansar adalah bahwa orang Quraisy tidak akan tunduk di bawah kata-kata Nabi tentang [[Ali as]]. <ref>Muzhaffar, ''al-Saqifah'', hlm.95-97.</ref>
*Perasaan Ansar adalah bahwa orang-orang Quraisy tidak akan tunduk di bawah kata-kata Nabi tentang [[Ali as]]. <ref>Muzhaffar, ''al-Saqifah'', hlm.95-97.</ref>


Dalam pandangan sebagian lainnya, Abu Bakar di [[masjid]] secara resmi memproklamasikan wafatnya Nabi saw dan sebuah kumpulan komunitas umum penduduk Madinah mengitari di sekelilingnya dan [[Baiat|berbaiat]] dengannya. Keadaan ini menyebabkan keraguan di benak kelompok Anshar yang berada di [[Madinah]] berdasarkan bahwa bolehnya penentuan seorang khalifah hanya dapat ditentukan dari kelompok Anshar dan Saqifah terjadi dalam proses pemikiran ini.<ref>Ibnu Katsir, ''al-Bidayah wa al-Nihayah'', jld.5, hlm.265.</ref>
Dalam pandangan sebagian lainnya, Abu Bakar di [[masjid]] secara resmi memproklamasikan wafatnya Nabi saw dan sebuah kumpulan komunitas umum penduduk Madinah mengitari di sekelilingnya dan [[Baiat|berbaiat]] dengannya. Keadaan ini menyebabkan keraguan di benak kelompok Anshar yang berada di [[Madinah]] berdasarkan bahwa bolehnya penentuan seorang khalifah hanya dapat ditentukan dari kelompok Anshar, oleh sebab itulah Saqifah diadakan.<ref>Ibnu Katsir, ''al-Bidayah wa al-Nihayah'', jld.5, hlm.265.</ref>


==Sikap Para Sahabat Nabi dan Para Pembesar Quraiys==
==Sikap Para Sahabat Nabi dan Para Pembesar Quraiys==
[[Ali as]], [[Ahlulbait Nabi]], bersama dengan sebagian dari Muhajirin dan [[Anshar]], menentang dan menolak baiat dengan Abu Bakar, yang mana menurut penukilan riwayat sejarah para sosok ternama dari mereka adalah: [[Abbas bin Abdul Muththalib]], Fadhil bin Abbas, Zubair bin Awwam, Khalid bin Said, [[Miqdad bin Amr]], [[Salman al-Farisi]], [[Abu Dzar al-Ghifari]], [[Ammar bin Yasir]], Burra' bin 'Azib, Ubay bin Ka'ab.<ref>Ya'qubi, ''Tārikh al-Ya'qubi'', jld.2, hlm.124.</ref>
[[Ali as]], [[Ahlulbait Nabi]], bersama dengan sebagian dari Muhajirin dan [[Anshar]], menentang dan menolak baiat kepada Abu Bakar, yang mana menurut penukilan riwayat sejarah, sosok ternama dari mereka adalah: [[Abbas bin Abdul Muththalib]], Fadhil bin Abbas, Zubair bin Awwam, Khalid bin Said, [[Miqdad bin Amr]], [[Salman al-Farisi]], [[Abu Dzar al-Ghifari]], [[Ammar bin Yasir]], Burra' bin 'Azib, Ubay bin Ka'ab.<ref>Ya'qubi, ''Tārikh al-Ya'qubi'', jld.2, hlm.124.</ref>


Sebagian dari para sahabat atau para pembesar [[Quraisy]], di berbagai kesempatan juga menampakkan isyarat mereka pada ketidaklayakan Abu Bakar untuk suksesi pengganti Nabi. Sebagian dari penampakan-penampakan tersebut adalah:
Sebagian dari para sahabat atau para pembesar [[Quraisy]], di berbagai kesempatan juga menampakkan isyarat mereka pada ketidaklayakan Abu Bakar untuk suksesi pengganti Nabi. Sebagian dari penampakan-penampakan tersebut adalah:
*Fadhil ibn Abbas, dalam sebagian ucapannya, menuduh Quraisy karena kelalaian dan tidak transparannya mereka sementara mereka mengumumkan bahwa Ahlulbait Nabi dan terutama Ali as lebih layak untuk suksesi [[Nabi Muhammad saw]]. <ref>Ya'qubi, ''Tārikh al-Ya'qubi'', jld.2, hlm.124.</ref>
*Fadhil ibn Abbas, dalam sebagian ucapannya, menuduh Quraisy karena kelalaian dan ketidaktransparannya mereka, sementara mereka mengumumkan bahwa Ahlulbait Nabi, terutama Ali as lebih layak untuk suksesi [[Nabi Muhammad saw]]. <ref>Ya'qubi, ''Tārikh al-Ya'qubi'', jld.2, hlm.124.</ref>
*Salman al-Farisi, dalam percakapannya dengan umat [[Islam]], memperkenalkan bahwa baiat Saqifah adalah sebuah kesalahan dan menyebutnya sebagai hak yang harus diberikan kepada Ahlulbait Nabi yang akan membawa masyarakat pada kebaikan. <ref>Jauhari Bashri, ''al-Saqifah wa Fadak'', hlm.42.</ref>
*Salman al-Farisi, dalam percakapannya dengan umat [[Islam]] pada saat itu, memperkenalkan bahwa baiat Saqifah adalah sebuah kesalahan dan menyebutnya sebagai hak yang harus diberikan kepada Ahlulbait Nabi as yang akan membawa masyarakat pada kebaikan. <ref>Jauhari Bashri, ''al-Saqifah wa Fadak'', hlm.42.</ref>
*Abu Dzar al-Ghifari pada hari kejadian ia tidak berada di Madinah dan ia diberitahu tentang kekhalifahan Abu Bakar setelah memasuki kota. Menurut beberapa sumber, dia secara khusus berbicara sekali di awal ketika mengetahui akan peristiwa<ref>Jauhari Bashri, ''al-Saqifah wa Fadak'', hlm.62.</ref> dan untuk kemudian ia berbicara pada periode Utsman, tentang kebenaran Ahlulbait sebagai penerus Nabi dan memperkenalkan bahwa pemerintahan mereka senantiasa bersama dengan kebaikan dan keberkahan. <ref>Ya'qubi, ''Tārikh al-Ya'qubi'', jld.2, hlm.171.</ref>
*Abu Dzar al-Ghifari pada hari kejadian ia tidak berada di Madinah dan ia diberitahu tentang kekhalifahan Abu Bakar setelah memasuki kota. Menurut beberapa sumber, dia secara khusus berbicara sekali di awal ketika mengetahui akan peristiwa tersebut<ref>Jauhari Bashri, ''al-Saqifah wa Fadak'', hlm.62.</ref> dan kemudian ia berbicara pada periode Utsman, tentang kebenaran Ahlulbait as sebagai penerus Nabi dan memperkenalkan bahwa pemerintahan mereka senantiasa bersama dengan kebaikan dan keberkahan. <ref>Ya'qubi, ''Tārikh al-Ya'qubi'', jld.2, hlm.171.</ref>
*Miqdad bin Amr menyebut tindakan umat Islam dalam mengikuti keputusan Saqifah sangat mengejutkan dan dia dengan jelas menyatakan kebenaran Amirul Mukminin. <ref>Askari, ''Saqifah: Barrasi Nahwe Syiklgiri Hukumat pas az Rehlate Payambar'', hlm.76.</ref>
*Miqdad bin Amr menyebut tindakan umat Islam dalam mengikuti keputusan Saqifah sangat mengejutkan dan dia dengan jelas menyatakan kebenaran hak Amirul Mukminin. <ref>Askari, ''Saqifah: Barrasi Nahwe Syiklgiri Hukumat pas az Rehlate Payambar'', hlm.76.</ref>
*[[Umar bin Khattab]], di tahun terakhir kehidupan, berkata dalam sebuah khotbah umum: "Baiat kepada Abu Bakar adalah sebuah kecelakaan dan kesalahan, yang telah selesai dan berlalu, ya, memang demikian, tapi Tuhan telah menjaga dan menyelamatkan masyarakat dari kejelekan dan kejahatannya." Setiap  orang yang memilih khalifah dengan cara ini, maka bunuhlah dia. <ref>Thabari, ''Tārikh al-Thabari: Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.205.</ref> <ref> Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld.1, hlm.581.</ref> <ref>Dzahabi, ''Tārikh al-Islam wa Wafayat al-Masyahir wa al-'Alam'', jld.3, hlm.8.</ref> <ref>Maqdisi, ''al-Bad'u wa al-Tārikh'', jld.5, hlm.190.</ref>
*[[Umar bin Khattab]], di tahun terakhir kehidupan, berkata dalam sebuah khotbah umum: "Baiat kepada Abu Bakar adalah sebuah kecelakaan dan kesalahan, yang telah selesai dan berlalu, ya, memang demikian, tapi Tuhan telah menjaga dan menyelamatkan masyarakat dari kejelekan dan kejahatannya." Setiap  orang yang memilih khalifah dengan cara ini, maka bunuhlah dia. <ref>Thabari, ''Tārikh al-Thabari: Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.205.</ref> <ref> Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld.1, hlm.581.</ref> <ref>Dzahabi, ''Tārikh al-Islam wa Wafayat al-Masyahir wa al-'Alam'', jld.3, hlm.8.</ref> <ref>Maqdisi, ''al-Bad'u wa al-Tārikh'', jld.5, hlm.190.</ref>
*[[Abu Sufyan]], yang sebelum kejadian ini dikirim oleh Nabi untuk melakukan sebuah pekerjaan di luar kota Madinah setelah memasuki kota Madinah dan mendapat berita tentang wafatnya Nabi dan pembaiatan di Saqifah, menayakan tentang reaksi [[Ali as]] dan Abbas bin Abdul Muththallib. Dengan mendapat info bahwa kedua orang tersebut tidak bertindak apa-apa dan diam di rumah ia berkata: "Aku bersumpah demi [[Allah]], jika aku hidup untuk mereka, akau akan membawa mereka ke dataran yang tinggi. Dia menambahkan: "Aku melihat tanah dan debu yang membumbung dimana hal itu tidak akan turun kecuali dengan hujan darah. <ref>Jauhari Bashri, ''al-Saqifah wa Fadak'', hlm.37.</ref> Menurut penjelasan sumber-sumber pustaka, Abu Sufyan ketika memasuki kota Madinah dia dengan melantunkan puisi dalam mendukung suksesi Nabi dan penerusnya Ali as, dan juga mencela Abu Bakar dan Umar <ref>Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balaghah'', jld.6, hlm.17.</ref> {{enote| Sebagian dari bait-bait puisi yang yang dilantunkan Abu Sufyan adalah sebagai berikut:  
*[[Abu Sufyan]], yang sebelum kejadian ini dikirim oleh Nabi saw untuk melakukan sebuah pekerjaan di luar kota Madinahsetelah memasuki kota Madinah, dan mendapat berita tentang wafatnya Nabi saw, serta pembaiatan di Saqifah, menayakan tentang reaksi [[Ali as]] dan Abbas bin Abdul Muththallib. Dengan mendapat info bahwa kedua orang tersebut tidak bertindak apa-apa dan diam di rumah ia berkata: "Aku bersumpah demi [[Allah]], jika aku hidup untuk mereka, akau akan membawa mereka ke dataran yang tinggi. Dia menambahkan: "Aku melihat tanah dan debu yang membumbung dimana hal itu tidak akan turun kecuali dengan hujan darah. <ref>Jauhari Bashri, ''al-Saqifah wa Fadak'', hlm.37.</ref> Menurut penjelasan sumber-sumber pustaka, Abu Sufyan ketika memasuki kota Madinah, dia dengan melantunkan puisi dalam mendukung suksesi Nabi saw dan penerusnya Ali as, dan juga mencela Abu Bakar dan Umar <ref>Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balaghah'', jld.6, hlm.17.</ref> {{enote| Sebagian dari bait-bait puisi yang yang dilantunkan Abu Sufyan adalah sebagai berikut:  
{{ia|بنی هاشم لا تطمعوا النّاس فیکم/ و لا سیما تیم بن مرّة او عدی/ فما الامر الاّ فیکم و الیکم/ و لیس لها الاّ ابو حسن علی}}
{{ia|بنی هاشم لا تطمعوا النّاس فیکم/ و لا سیما تیم بن مرّة او عدی/ فما الامر الاّ فیکم و الیکم/ و لیس لها الاّ ابو حسن علی}}
Wahai Bani Hasyim, tutuplah atas masyarakat jalan keserakahan memerintah, khususnya bagi dua kabilah Taim dan Ady (suku Abu Bakar dan Umar). Pemerintahan ini adalah hak kalian, sejak awal milik kalian dan tetap harus dikembalikan kepada kalian. Tidak ada seorangpun yang layak untuk memerintah kecuali Abu al-Hasan Ali as.  
Wahai Bani Hasyim, tutuplah atas masyarakat jalan keserakahan memerintah, khususnya bagi dua kabilah Taim dan Ady (suku Abu Bakar dan Umar). Pemerintahan ini adalah hak kalian, sejak awal milik kalian dan tetap harus dikembalikan kepada kalian. Tidak ada seorangpun yang layak untuk memerintah kecuali Abu al-Hasan Ali as.  
{{ia|ابا حسن فاشدد بها کفّ حازم/ فانّک بالامر الّذی یرتجی ملی/ و انّ امرءا یرمی قصی وراءه/ عزیز الحمی و النّاس من غالب قصی}}
{{ia|ابا حسن فاشدد بها کفّ حازم/ فانّک بالامر الّذی یرتجی ملی/ و انّ امرءا یرمی قصی وراءه/ عزیز الحمی و النّاس من غالب قصی}}
Wahai Abu al-hasan, genggamlah pemerintahan dengan tangan yang kuat; karena sesungguhnya engkau atas apa yang diharapkan kuat dan mampu. Tentunya seseorang yang pendukungnya adalah Qushay, haknya tidak akan dapat diinjak-injak dan hanya keturunan Qushay lah yang akan langgeng. Ibnu Abi al-Hadid, Syarh Nahjul Balaghah, jld.6, hlm17-18.}}   
Wahai Abu al-hasan, genggamlah pemerintahan dengan tangan yang kuat; karena sesungguhnya engkau atas apa yang diharapkan kuat dan mampu. Tentunya seseorang yang pendukungnya adalah Qushay, haknya tidak akan dapat diinjak-injak dan hanya keturunan Qushay lah yang akan langgeng. Ibnu Abi al-Hadid, Syarh Nahjul Balaghah, jld.6, hlm17-18.}}   
*[[Muawiyah bin Abu Sufyan]], dalam sebuah surat kepada [[Muhammad bin Abu Bakar]] (di tahun-tahun setelah kejadian [[Saqifah]]), berkata: "...Ayahmu dan Faruqnya, Umar adalah orang-orang pertama yang telah merebut dan mengambil hak Ali as. Keduanya saling bekerjasama, lalu mereka memanggil Ali as untuk membaiat mereka. Karena Ali as menolak dan menentangnya, lantas mereka membuat keputusan yang tidak terkendali dan merancang sebuah pikiran yang berbahaya tentangnya, hingga akhirnya Ali berbaiat dengan mereka. <ref>Nashr bin Muzahim, ''Wa'atu Shiffin'', hlm.119-120.</ref>
*[[Muawiyah bin Abu Sufyan]], dalam sebuah surat kepada [[Muhammad bin Abu Bakar]] (di tahun-tahun setelah kejadian [[Saqifah]]), berkata: "...Ayahmu dan Faruqnya, Umar adalah orang-orang pertama yang telah merebut dan mengambil hak Ali as. Keduanya saling bekerjasama, lalu mereka memanggil Ali as untuk membaiat mereka. Karena Ali as menolak dan menentangnya, lantas mereka membuat keputusan yang tidak terkendali dan merancang sebuah rencana yang berbahaya tentangnya, hingga akhirnya Ali berbaiat kepada mereka. <ref>Nashr bin Muzahim, ''Wa'atu Shiffin'', hlm.119-120.</ref>


==Reaksi Ali==
==Reaksi Ali==
Pengguna anonim