Lompat ke isi

Peristiwa Saqifah Bani Sa'idah: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>E.amini
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:
  | prioritas =aa
  | prioritas =aa
  | kualitas =c
  | kualitas =c
  | link =
  | link =sudah
  | foto =
  | foto =
  | kategori =
  | kategori =
Baris 14: Baris 14:
{{about|'''Peristiwa Saqifah Bani Sa'idah'''|'''tempat terjadinya peristiwa ini'''|Saqifah}}
{{about|'''Peristiwa Saqifah Bani Sa'idah'''|'''tempat terjadinya peristiwa ini'''|Saqifah}}
{{Sejarah Islam}}
{{Sejarah Islam}}
'''Peristiwa Saqifah Bani Sa'idah'''(Bahasa Arab: {{ia|واقعة سقيفة بني ساعدة}}) adalah peristiwa berkumpulnya beberapa gelintir kaum Muslimin disebuah tempat bernama [[Saqifah Bani Sa'idah]] untuk memusyawarahkan siapakah yang akan menjadi pemimpin setelah [[Nabi Muhammad Saw]] wafat. Musyawarah ini terjadi antara orang-orang Anshar dan Muhajirin dan memilih Abu Bakar bin Abi Qahafah sebagai khalifah dan pengganti Nabi Muhammad Saw. Umat Muslim [[Syiah]] mengecam kejadian ini dan dalam sebagian hal menilai kejadian ini sebagai fitnah.
'''Peristiwa Saqifah Bani Sa'idah''' (bahasa Arab: {{ia|واقعة سقيفة بني ساعدة}}) adalah peristiwa berkumpulnya beberapa gelintir kaum Muslimin disebuah tempat bernama [[Saqifah Bani Sa'idah]] untuk memusyawarahkan siapakah yang akan menjadi pemimpin setelah [[Nabi Muhammad saw]] wafat. Musyawarah ini terjadi antara orang-orang [[Anshar]] dan [[Muhajirin]] dan memilih [[Abu Bakar bin Abi Quhafah]] sebagai khalifah dan pengganti Nabi Muhammad saw. Umat Muslim [[Syiah]] mengecam kejadian ini dan dalam sebagian hal menilai kejadian ini sebagai fitnah.
Umat Muslim [[Syiah]] menganggap kejadian ini sebagai permulaan perebutan hak kekhalifahan [[Imam Ali As]] dan kegagalan kaum Muslimin dalam mengamalkan wasiat Nabi di [[Ghadir Khum|Ghadir Ghum]] serta merupakan bentuk penyimpangan dari ajaran Islam yang benar.
Umat Muslim [[Syiah]] menganggap kejadian ini sebagai permulaan perebutan hak kekhalifahan [[Imam Ali as]] dan kegagalan kaum Muslimin dalam mengamalkan wasiat Nabi di [[Ghadir Khum|Ghadir Ghum]] serta merupakan bentuk penyimpangan dari ajaran Islam yang benar.


==Lokasi Saqifah==
==Lokasi Saqifah==
{{main|Saqifah Bani Sa'idah}}
{{main|Saqifah Bani Sa'idah}}
Saqifah Bani Saidah merupakan teras milik suku Banu Saidah bin Ka'b bin Khazraj. Saqifah Bani Saadah berada di dekat Masjid Nabawi dan terkenal dalam sejarah. Letaknya berada di sebelah Barat Masjid Nabawi, di samping sumur Badza'ah. Sa'ad bin Ubadah yang merupakan calon khalifah dari suku Anshar tinggal di dekat Saqifah itu. <ref>Mu'jam al-Buldān, jil. 3, hal. 229. </ref>
Saqifah Bani Saidah merupakan teras milik suku Banu Saidah bin Ka'b bin Khazraj. Saqifah Bani Saidah berada di dekat Masjid Nabawi dan terkenal dalam sejarah. Letaknya berada di sebelah Barat Masjid Nabawi, di samping sumur Badza'ah. Sa'ad bin Ubadah yang merupakan calon khalifah dari suku Anshar tinggal di dekat Saqifah itu. <ref>Mu'jam al-Buldān, jil. 3, hal. 229. </ref>


==Wafatnya Nabi Muhammad Saw==
==Wafatnya Nabi Muhammad saw==
Berdasarkan literatur-literatur [[Ahlusunnah]], Nabi Muhammad Saw wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun ke-11 H, sedangkan menurut perawi hadis Syiah beliau wafat pada hari Senin, 28 Shafar. Kabar tentang wafatnya Nabi sangat cepat menyebar di seantero kota [[Madinah]] yang kecil itu dan hal itu nampaknya membuat sebagian orang tergiur untuk merebut kekuasaan, terlebih ketika mereka mengetahui semenjak Nabi menderita penyakit dan kemungkinan akan meninggalnya beliau karena penyakit itu. Mereka dengan segera mengambil tindakan setelah mendengar kabar wafatnya sang nabi padahal pada saat itu [[Ali As]], [[Abul Fadhl Abbas|Abu Fadhl bin Abbas]] dan beberapa sahabat yang lain sedang sibuk memandikan jasad suci Nabi Muhammad Saw.
Berdasarkan literatur-literatur [[Ahlusunnah]], Nabi Muhammad saw wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun ke-11 H, sedangkan menurut perawi hadis Syiah beliau wafat pada hari Senin, 28 Shafar. Kabar tentang wafatnya Nabi sangat cepat menyebar di seantero kota [[Madinah]] yang kecil itu dan hal itu nampaknya membuat sebagian orang tergiur untuk merebut kekuasaan, terlebih ketika mereka mengetahui semenjak Nabi menderita penyakit dan kemungkinan akan meninggalnya beliau karena penyakit itu. Mereka dengan segera mengambil tindakan setelah mendengar kabar wafatnya sang nabi padahal pada saat itu [[Ali As]], [[Abul Fadhl Abbas|Abu Fadhl bin Abbas]] dan beberapa sahabat yang lain sedang sibuk memandikan jasad suci Nabi Muhammad saw.


==Berkumpulnya kaum Anshar di Saqifah Bani Sa'idah==
==Berkumpulnya kaum Anshar di Saqifah Bani Sa'idah==
Baris 30: Baris 30:
Nampaknya, hal yang lebih logis dari pernyataan dari kaum Anshar pada waktu itu adalah reaksi terhadap tindakan kaum Muhajirin dan bukan penentuan sikap politik mereka atas wasiat Nabi (misalnya tentang [[Hadis Yaum al-Dār|hadis yaumu dar]], [[Hadis Manzilah|hadis manzilah]], [[Peristiwa Ghadir|ghadir khum]] dan lainnya). Boleh jadi karena penolakan dari sebagian pembesar Muhajirin untuk memberikan kertas dan tinta dengan cepat meskipun hal itu telah diperintahkan oleh Nabi Saw, <ref>Silahkan lihat: Ibnu Abil Hadid, jil. 1, hal. 159-162; Mufid, Ibid, 96-98. </ref> tidak membawakan kertas dan tinta untuk Nabi Saw, dirampasnya hak-hak sosial kaum Anshar dan terjadinya peristiwa pahit dalam waktu dekat<ref>Ibnu Sa'd, jil. 2, hal. 204; Bukhari, jil. 8, hal. 86 dst, Waqidi, jil. 2, hal. 1113; Ibnu Majah, jil. 2, hal. 1303-1307; Ibnu Hisyam, jil. 4, hal. 304-305; Mufid, Ibid, 96-97. </ref> merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kaum Anshar mengambil tindakan itu sehingga dengan harapan untuk mempertahankan posisi dan kepentingan pribadi, mereka datang ke Saqifah. <ref>Ja'fari, hal. 27 dst, Bahbudi, hal. 23-25. </ref> Namun dengan tindakan gegabah ini, sejatinya mereka telah menyiapkan bentuk fitnah dalam sejarah Islam dengan tangan mereka sendiri<ref>Silahkan lihat: Kulaini, hal. 58; Syahrestani, jil. 1, hal. 30. </ref> sehingga menurut kesaksian sejarah, sumber dari banyak kerusuhan yang telah diisyaratkan oleh Nabi Saw semenjak lama adalah tindakan mereka di Saqifah.
Nampaknya, hal yang lebih logis dari pernyataan dari kaum Anshar pada waktu itu adalah reaksi terhadap tindakan kaum Muhajirin dan bukan penentuan sikap politik mereka atas wasiat Nabi (misalnya tentang [[Hadis Yaum al-Dār|hadis yaumu dar]], [[Hadis Manzilah|hadis manzilah]], [[Peristiwa Ghadir|ghadir khum]] dan lainnya). Boleh jadi karena penolakan dari sebagian pembesar Muhajirin untuk memberikan kertas dan tinta dengan cepat meskipun hal itu telah diperintahkan oleh Nabi Saw, <ref>Silahkan lihat: Ibnu Abil Hadid, jil. 1, hal. 159-162; Mufid, Ibid, 96-98. </ref> tidak membawakan kertas dan tinta untuk Nabi Saw, dirampasnya hak-hak sosial kaum Anshar dan terjadinya peristiwa pahit dalam waktu dekat<ref>Ibnu Sa'd, jil. 2, hal. 204; Bukhari, jil. 8, hal. 86 dst, Waqidi, jil. 2, hal. 1113; Ibnu Majah, jil. 2, hal. 1303-1307; Ibnu Hisyam, jil. 4, hal. 304-305; Mufid, Ibid, 96-97. </ref> merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kaum Anshar mengambil tindakan itu sehingga dengan harapan untuk mempertahankan posisi dan kepentingan pribadi, mereka datang ke Saqifah. <ref>Ja'fari, hal. 27 dst, Bahbudi, hal. 23-25. </ref> Namun dengan tindakan gegabah ini, sejatinya mereka telah menyiapkan bentuk fitnah dalam sejarah Islam dengan tangan mereka sendiri<ref>Silahkan lihat: Kulaini, hal. 58; Syahrestani, jil. 1, hal. 30. </ref> sehingga menurut kesaksian sejarah, sumber dari banyak kerusuhan yang telah diisyaratkan oleh Nabi Saw semenjak lama adalah tindakan mereka di Saqifah.


==Abu Bakar dan Wafatnya Nabi Muhammad Saw==
==Abu Bakar dan Wafatnya Nabi Muhammad saw==
Terdapat perbedaan riwayat mengenai keberadaan Abu Bakar ketika Rasulullah wafat:
Terdapat perbedaan riwayat mengenai keberadaan Abu Bakar ketika Rasulullah wafat:
Sebagian riwayat memberitakan bahwa ia berada di samping Nabi Saw dan disebutkan bahwa ia menemui sekelompok masyarakat [[Madinah]]. Menurut riwayat yang lain, ia tidak berada di masjid atau di samping Nabi, dan tidak menjelaskan keberadaannya. <ref>Ibnu Sa'ad, jil. 2, hal. 265, 269, Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 200-202. </ref>
Sebagian riwayat memberitakan bahwa ia berada di samping Nabi Saw dan disebutkan bahwa ia menemui sekelompok masyarakat [[Madinah]]. Menurut riwayat yang lain, ia tidak berada di masjid atau di samping Nabi, dan tidak menjelaskan keberadaannya. <ref>Ibnu Sa'ad, jil. 2, hal. 265, 269, Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 200-202. </ref>
Baris 36: Baris 36:
Berdasarkan hadis ini, Abu Bakar ketika sampai di masjid, Umar sedang berdiri di antara masyarakat dan marah serta mengancam akan membunuhnya jika ada orang yang berbicara tentang wafatnya Nabi Saw dan menjulukinya dengan kaum munafik. Pada riwayat ini, diberitakan bahwa Abu Bakar tanpa mempedulikan kejadian yang tengah berlangsung pergi rumah Nabi. Ia mencium kening Rasulullah Saw dan setelah menyampaikan beberapa hal ia pergi ke masjid dan tanpa rasa takut berkata kepada Umar: “Tenanglah Umar, diamlah!” Kemudian dengan berdalil kepada sebuah ayat [[Al-Quran|al-Quran]]<ref>Ali Imran [3]:144 atau Zumar [39]: 30 atau kedua ayat itu. </ref> ia membenarkan kabar tentang wafatnya Nabi Saw. <ref>Ibnu Hisyam, jil. 4, hal. 305-306; Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 200-203; Ibnu Sa'ad, jil. 2, hal. 265-270. </ref>
Berdasarkan hadis ini, Abu Bakar ketika sampai di masjid, Umar sedang berdiri di antara masyarakat dan marah serta mengancam akan membunuhnya jika ada orang yang berbicara tentang wafatnya Nabi Saw dan menjulukinya dengan kaum munafik. Pada riwayat ini, diberitakan bahwa Abu Bakar tanpa mempedulikan kejadian yang tengah berlangsung pergi rumah Nabi. Ia mencium kening Rasulullah Saw dan setelah menyampaikan beberapa hal ia pergi ke masjid dan tanpa rasa takut berkata kepada Umar: “Tenanglah Umar, diamlah!” Kemudian dengan berdalil kepada sebuah ayat [[Al-Quran|al-Quran]]<ref>Ali Imran [3]:144 atau Zumar [39]: 30 atau kedua ayat itu. </ref> ia membenarkan kabar tentang wafatnya Nabi Saw. <ref>Ibnu Hisyam, jil. 4, hal. 305-306; Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 200-203; Ibnu Sa'ad, jil. 2, hal. 265-270. </ref>
Sebelum hadirnya Abu Bakar di masjid dan sebelum Abu Bakar menegur Umar tentang wafatnya Nabi, Abbas, paman Nabi juga melarang Umar tentang perkataan ini namun Umar tidak mendengarkan perkataannya. <ref>Ibid, jil. 2, hal. 26; Baladzuri, Ansab, jil. 1, hal. 567. </ref>
Sebelum hadirnya Abu Bakar di masjid dan sebelum Abu Bakar menegur Umar tentang wafatnya Nabi, Abbas, paman Nabi juga melarang Umar tentang perkataan ini namun Umar tidak mendengarkan perkataannya. <ref>Ibid, jil. 2, hal. 26; Baladzuri, Ansab, jil. 1, hal. 567. </ref>
Sebagian berkata kecil kemungkinan hal ini tidak terlintas dalam benak Umar bahwa Nabi Saw telah wafat dan tidak mengetahui adanya ayat-ayat yang dibacakan oleh Abu Bakar. Kemungkinan besar Umar telah tahu bahwa Nabi Saw telah wafat namun ia takut jangan-jangan orang-orang  tidak akan membaiat orang yang diinginkan oleh Umar, berdasarkan kemaslahatan, hingga tiba waktunya yang tepat dan orang yang diiginkan itu datang, Umar mengingkari wafatnya Nabi Saw. Pendapat ini berdasarkan adanya beberapa riwayat<ref>Ibnu Sa'ad, Ibid. </ref> menyatakan bahwa Umar tetap saja mengingkari wafatnya Nabi Muhammad Saw hingga ia tahu bahwa Abu Bakar berada di masjid dan tidak diam hingga Abu Bakar mengingatkannya. <ref>Silahkan lihat: Madkhal Abu Bakar dar Dāirah Ma;arif Buzurg Islāmi. </ref>
Sebagian berkata kecil kemungkinan hal ini tidak terlintas dalam benak Umar bahwa Nabi Saw telah wafat dan tidak mengetahui adanya ayat-ayat yang dibacakan oleh Abu Bakar. Kemungkinan besar Umar telah tahu bahwa Nabi Saw telah wafat namun ia takut jangan-jangan orang-orang  tidak akan membaiat orang yang diinginkan oleh Umar, berdasarkan kemaslahatan, hingga tiba waktunya yang tepat dan orang yang diiginkan itu datang, Umar mengingkari wafatnya Nabi Saw. Pendapat ini berdasarkan adanya beberapa riwayat<ref>Ibnu Sa'ad, Ibid. </ref> menyatakan bahwa Umar tetap saja mengingkari wafatnya Nabi Muhammad saw hingga ia tahu bahwa Abu Bakar berada di masjid dan tidak diam hingga Abu Bakar mengingatkannya. <ref>Silahkan lihat: Madkhal Abu Bakar dar Dāirah Ma;arif Buzurg Islāmi. </ref>


==Pengetahuan Tiga Orang Muhajirin tentang Saqifah==
==Pengetahuan Tiga Orang Muhajirin tentang Saqifah==
Baris 55: Baris 55:
#Persaingan antar suku pada suku Quraisy (Muhajirin khususnya antara Bani Hasyim dan Banu Mahzum), menjadikan menerima pemimpin seperti Abu Bakar yang berasal dari Bani Tayim dengan mudah. Karena Bani Tayim karena kurang diperhitungkan diantara kelompok penguasa Quraisy, tidak pernah ikut dalam peperangan dan ikut serta dalam percaturan perpolitikan dimana masyarakat lain terlibat kompetisi ketat. Oleh itu, dengan memperhatikan kepribadian dan reputasi Abu Bakar diantara orang-orang lain dalam masyarakat menjadikan Abu Bakar lebih mudah untuk terpilih.<ref>Ja'fari, hal. 47-49. </ref>
#Persaingan antar suku pada suku Quraisy (Muhajirin khususnya antara Bani Hasyim dan Banu Mahzum), menjadikan menerima pemimpin seperti Abu Bakar yang berasal dari Bani Tayim dengan mudah. Karena Bani Tayim karena kurang diperhitungkan diantara kelompok penguasa Quraisy, tidak pernah ikut dalam peperangan dan ikut serta dalam percaturan perpolitikan dimana masyarakat lain terlibat kompetisi ketat. Oleh itu, dengan memperhatikan kepribadian dan reputasi Abu Bakar diantara orang-orang lain dalam masyarakat menjadikan Abu Bakar lebih mudah untuk terpilih.<ref>Ja'fari, hal. 47-49. </ref>
#Permusuhan yang sudah memiliki akar sejak lama antara suku Aus dan Khazraj, dan juga adanya persaingan dan kecemburuan antara dua kabilah itu merupakan faktor utama yang menjadikan Abu Bakar menjadi pemenang dalam peristiwa Saqifah. Perkataan Hubab bin Mundzir kepada Basyir bin Sa'ad, anak laki-laki paman Sa'ad bin Ubadah dan orang pertama kali dari kalangan Anshar (Khazraj) yang pertama kali membaiat Abu Bakar setelah Umar dan Abu Ubaidah dan juga perkataan Usaid bin Hudhair, tokoh kabilah Aus ketika berkata-kata kepada orang-orang Aus dan ketakutan mereka dari kemungkinan berkuasanya  suku Khazraj<ref>Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 220-222; Ya'qubi, jil. 2, hal. 124; Al-Imāmah, jil. 1, hal. 8 dan 9. </ref>menjadi bukti atas kebenaran pendapat ini. <ref>Mufid, Ibid, 101; Ja'fari, Ibid, Bahbudi, 14-15; Shadra, 79.</ref>
#Permusuhan yang sudah memiliki akar sejak lama antara suku Aus dan Khazraj, dan juga adanya persaingan dan kecemburuan antara dua kabilah itu merupakan faktor utama yang menjadikan Abu Bakar menjadi pemenang dalam peristiwa Saqifah. Perkataan Hubab bin Mundzir kepada Basyir bin Sa'ad, anak laki-laki paman Sa'ad bin Ubadah dan orang pertama kali dari kalangan Anshar (Khazraj) yang pertama kali membaiat Abu Bakar setelah Umar dan Abu Ubaidah dan juga perkataan Usaid bin Hudhair, tokoh kabilah Aus ketika berkata-kata kepada orang-orang Aus dan ketakutan mereka dari kemungkinan berkuasanya  suku Khazraj<ref>Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 220-222; Ya'qubi, jil. 2, hal. 124; Al-Imāmah, jil. 1, hal. 8 dan 9. </ref>menjadi bukti atas kebenaran pendapat ini. <ref>Mufid, Ibid, 101; Ja'fari, Ibid, Bahbudi, 14-15; Shadra, 79.</ref>
#Kesibukan Imam Ali As, Abbas dan tokoh-tokoh Bani Hasyim lainnya dalam memandikan dan mengafani jasad suci Rasulullah Saw dan ketidakhadiran mereka di medan pemilihan dan pembaiatan <ref>Mufid, ibid, Thabarsi, Ahmad, jil. 1, hal. 94; Al-Imāmah, jil. 1, hal. 12. </ref> membuat Abu Bakar menjadi mudah untuk terpilih.
#Kesibukan Imam Ali as, Abbas dan tokoh-tokoh Bani Hasyim lainnya dalam memandikan dan mengafani jasad suci Rasulullah Saw dan ketidakhadiran mereka di medan pemilihan dan pembaiatan <ref>Mufid, ibid, Thabarsi, Ahmad, jil. 1, hal. 94; Al-Imāmah, jil. 1, hal. 12. </ref> membuat Abu Bakar menjadi mudah untuk terpilih.
Jawaban Mundzir bin Arqam (salah seorang dari suku Anshar) kepada Abdurrahman bin 'Auf “Apabila seseorang yang kau maksudkan yaitu Ali bin Abi Thalib menduduki kekhalifahan ini, maka tidak ada seorang pun yang akan menentangnya” <ref>Ya'qubi, jil. 12, hal. 123. </ref> menjadi keterangan akan hal itu.
Jawaban Mundzir bin Arqam (salah seorang dari suku Anshar) kepada Abdurrahman bin 'Auf “Apabila seseorang yang kau maksudkan yaitu Ali bin Abi Thalib menduduki kekhalifahan ini, maka tidak ada seorang pun yang akan menentangnya” <ref>Ya'qubi, jil. 12, hal. 123. </ref> menjadi keterangan akan hal itu.
[[Syaikh Mufid]] menilai sangat banyak hal-hal yang menjadi faktor akan kemenangan ini dan meringkasnya dalam beberapa kalimat: kesibukan [[Imam Ali As]] dalam mengurus jenazah Nabi Saw, jauhnya [[Bani Hasyim]] dari tempat terjadinya kejadian, karena sebab musibah yang sampai kepada mereka, perbedaan pendapat antara kaum Anshar, keterlambatan reaksi thalqan dan mualifih qulubuhum (orang-orang yang menerima bantuan dari Rasul supaya hati mereka terikat dengan Islam).<ref>Ibid, hal. 101. </ref>
[[Syaikh Mufid]] menilai sangat banyak hal-hal yang menjadi faktor akan kemenangan ini dan meringkasnya dalam beberapa kalimat: kesibukan [[Imam Ali as]] dalam mengurus jenazah Nabi Saw, jauhnya [[Bani Hasyim]] dari tempat terjadinya kejadian, karena sebab musibah yang sampai kepada mereka, perbedaan pendapat antara kaum Anshar, keterlambatan reaksi thalqan dan mualifih qulubuhum (orang-orang yang menerima bantuan dari Rasul supaya hati mereka terikat dengan Islam).<ref>Ibid, hal. 101. </ref>


==Meluasnya Baiat di Madinah==
==Meluasnya Baiat di Madinah==
Baris 63: Baris 63:
Syaikh Mufid meriwayatkan dari Abu Mihknaf bahwa Bani Aslam pergi ke Madinah dengan membawa bekal. Kepada mereka berkata: Apabila Anda menolong kami yaitu membaiat pengganti Nabi, maka kami akan membawakan bekal untuk kalian. Oleh itu, Bani Aslam dengan harapan memperoleh bekal, mereka membaiat Abu Bakar bahkan orang-orang yang tidak bersedia membaiat Abu Bakar dipukul dan dipaksa untuk membaiatnya. <ref>Al-Jaml, 59. </ref>
Syaikh Mufid meriwayatkan dari Abu Mihknaf bahwa Bani Aslam pergi ke Madinah dengan membawa bekal. Kepada mereka berkata: Apabila Anda menolong kami yaitu membaiat pengganti Nabi, maka kami akan membawakan bekal untuk kalian. Oleh itu, Bani Aslam dengan harapan memperoleh bekal, mereka membaiat Abu Bakar bahkan orang-orang yang tidak bersedia membaiat Abu Bakar dipukul dan dipaksa untuk membaiatnya. <ref>Al-Jaml, 59. </ref>


==Sebab Imam Ali As tidak melawan Pemerintah==
==Sebab Imam Ali as tidak melawan Pemerintah==
Imam Ali bersama dengan Abbas bin Abdul Muthalib dan juga sebagian kaum Muhajirin tengah sibuk menyiapkan prosesi penguburan jasad Nabi Saw ketika peristiwa Saqifah terjadi. <ref>Al-Tanbiyah wa al-Asyrāf, hal. 247. </ref>dalam Shahih Muslim dituliskan bahwa Imam Ali selama 6 bulan setelah wafatnya Nabi dan selama Sayyidah Fatimah Zahra hidup tidak pernah membaiat Abu Bakar. <ref>Sahih Bukhāri, jil. 5, hal. 82, Sahih Muslim, jil. 5, hal. 154. </ref>
Imam Ali bersama dengan Abbas bin Abdul Muthalib dan juga sebagian kaum Muhajirin tengah sibuk menyiapkan prosesi penguburan jasad Nabi Saw ketika peristiwa Saqifah terjadi. <ref>Al-Tanbiyah wa al-Asyrāf, hal. 247. </ref>dalam Shahih Muslim dituliskan bahwa Imam Ali selama 6 bulan setelah wafatnya Nabi dan selama Sayyidah Fatimah Zahra hidup tidak pernah membaiat Abu Bakar. <ref>Sahih Bukhāri, jil. 5, hal. 82, Sahih Muslim, jil. 5, hal. 154. </ref>
Abdul Razak, guru Bukhari juga berkata: Bukan Ali As saja yang tidak membaiat Abu Bakar, namun tidak ada seorang pun dari Bani Hasyim yang membaiatnya. <ref>Al-Mushnaf, jil. 5, hal. 472. </ref>
Abdul Razak, guru Bukhari juga berkata: Bukan Ali As saja yang tidak membaiat Abu Bakar, namun tidak ada seorang pun dari Bani Hasyim yang membaiatnya. <ref>Al-Mushnaf, jil. 5, hal. 472. </ref>
Baris 73: Baris 73:
Kaum Syiah tidak bisa menerima jawaban [[Ahlusunnah]] dan percaya bahwa jawaban-jawaban ini meragukan kebenaran baiat yang diberikan kepada Abu Bakar. Sebagian peneliti Syiah <ref>Silahkan lihat: Shadra, hal. 71-75. </ref>dengan menggunakan bukti-bukti dibawah ini berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan jelas:
Kaum Syiah tidak bisa menerima jawaban [[Ahlusunnah]] dan percaya bahwa jawaban-jawaban ini meragukan kebenaran baiat yang diberikan kepada Abu Bakar. Sebagian peneliti Syiah <ref>Silahkan lihat: Shadra, hal. 71-75. </ref>dengan menggunakan bukti-bukti dibawah ini berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan jelas:
#Pasukan Usamah meninggalkan tempat dan kembali ke Madinah.<ref>Ibnu Abil Hadid, jil. 1, hal. 159-160; Silahkan lihat juga: Ibid, jil. 3, hal. 200. </ref>
#Pasukan Usamah meninggalkan tempat dan kembali ke Madinah.<ref>Ibnu Abil Hadid, jil. 1, hal. 159-160; Silahkan lihat juga: Ibid, jil. 3, hal. 200. </ref>
#Penafian wafatnya Nabi Muhammad Saw oleh Umar. <ref>Muslim, jil. 2, hal. 1257-1259; Bukhari, jil. 1, hal. 37; Ibnu Sa'ad, jil. 2, hal. 242-245. </ref>
#Penafian wafatnya Nabi Muhammad saw oleh Umar. <ref>Muslim, jil. 2, hal. 1257-1259; Bukhari, jil. 1, hal. 37; Ibnu Sa'ad, jil. 2, hal. 242-245. </ref>
#Tidak membawakan kertas dan tinta untuk Nabi Saw. <ref>Ahmad bin Hanbal, Ibid, Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 190, Jam, Mufid, al-Irsyād, hal. 97-99.  </ref>
#Tidak membawakan kertas dan tinta untuk Nabi Saw. <ref>Ahmad bin Hanbal, Ibid, Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 190, Jam, Mufid, al-Irsyād, hal. 97-99.  </ref>
#Berusaha untuk menggantikan posisi Imam Jamaah Nabi Saw ketika beliau sedang menderita sakit. <ref>Ibnu Abil Hadid, jil. 6, hal. 11. </ref>
#Berusaha untuk menggantikan posisi Imam Jamaah Nabi Saw ketika beliau sedang menderita sakit. <ref>Ibnu Abil Hadid, jil. 6, hal. 11. </ref>
#Perkataan Imam Ali As kepada Umar: Peraslah susu khilafah yang akan menjadi bagian untukmu juga, kuatkan kekuasaan di tangan Abu Bakar sehingga pada masa yang akan datang kekuasaan itu akan berada di tanganmu. <ref>Mas'udi, Muruj, jil. 3, hal. 21-22. </ref>
#Perkataan Imam Ali as kepada Umar: Peraslah susu khilafah yang akan menjadi bagian untukmu juga, kuatkan kekuasaan di tangan Abu Bakar sehingga pada masa yang akan datang kekuasaan itu akan berada di tanganmu. <ref>Mas'udi, Muruj, jil. 3, hal. 21-22. </ref>
#Surat Muawiyah kepada Muhammad bin Abu Bakar dan isyarat terhadap pengkaderan Abu Bakar dan Umar untuk melawan Ali dan mengambil hak kekhalifahannya. <ref>Ibnu Sa'ad, jil. 3, hal. 21-22. </ref>
#Surat Muawiyah kepada Muhammad bin Abu Bakar dan isyarat terhadap pengkaderan Abu Bakar dan Umar untuk melawan Ali dan mengambil hak kekhalifahannya. <ref>Ibnu Sa'ad, jil. 3, hal. 21-22. </ref>
#Penyerahan kekhalifahan dari Abu Bakar kepada Umar. <ref>Ibnu Sa'ad, jil. 3, hal. 413. </ref>
#Penyerahan kekhalifahan dari Abu Bakar kepada Umar. <ref>Ibnu Sa'ad, jil. 3, hal. 413. </ref>
Pengguna anonim